Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.
Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHB | 17. Perubahan Sikap.
Sebelum pelajaran olahraga dimulai, Mona sangat menghindari pelajaran itu. Benar saja yang di takutkan dirinya terjadi.
Dimana guru olahraga menyuruh murid untuk melakukan teknik smash. Shuttlecock yang dilambungkan guru tidak ada yang mengenai raket yang dipegangnya. Bahkan raket nya malah terjun bebas dari tangan nya hingga terjatuh ke datar lapangan.
Di atas sana, tepatnya di depan kelas XII IPS 3, ada Nurul bersama kedua temannya yang lagi menonton, mereka langsung tertawa terbahak-bahak saat memperhatikan kelas XII MIPA 2 sedang berolahraga.
"HUUUU, CUPU!!" Pekiknya meledek.
Mona sekilas menoleh ke sumber suara, namun dia tak peduli, Ia terus berusaha mengikuti pelajaran dari guru, Mona terus berharap kalau jam olahraga ini cepat selesai.
Lanjut ke gerakan footwork yang dimana ini hanya teknik langkah kaki yang optimal untuk menangkis bola shuttlecock dari lawan.
Mona terpeleset dan bola shuttlecock itu mengenai kepala nya, lagi-lagi Nurul tertawa puas melihat Mona, murid lain yang sudah mulai keluar kelas yang melihat ikut memeriahkan tertawa dari Nurul.
"Argh" Keluh Mona, dia ingin sekali berteriak.
Hanya saja ada Nando menghampiri Mona yang membuat keriuhan dari murid sekitar langsung hening, Nando berdiri tegak di saat Mona lagi berjongkok dengan kepala tertunduk menahan malu.
"Bangun, tidak apa-apa" Kata Nando sambil mengulurkan tangan ke arah tubuh Mona.
Mona mendongak kepala, dia langsung meraih telapak tangan Nando, dan tersenyum.
Diatas sana ada Nurul yang semakin panas, setelah ditolak Nando, kini dia melihat kedekatan Mona yang semakin nyata.
"Beda banget ya perlakuan Nando ke murid baru itu" Kata Salsa.
"Berisik sa" Kata Nurul, dia langsung minggat masuk ke dalam kelasnya.
"Lah pundungan anjir, haha" Kata Salsa ikut masuk kedalam kelas.
Balik lagi ke arah lapangan, sorakan yang tadi nya ketawa sekarang berubah menjadi kata Ciyeee, Sebab Nando sedang mempelajari Mona teknik bermain bulu tangis.
Pergelangan tangan Mona dan Nando saling bersentuhan, membuat Mona gugup beserta malu menjadi pusat perhatian di sana. Guru olahraga juga sampai melongo melihat tingkah laku laki-laki itu.
Karena Nando sangat terkenal di kalangan guru dengan segudang prestasi nya, bahkan sudah disegani kepala sekolah. Hal ini baru saja diketahui oleh Mona setelah dia merasa kalau dirinya perlahan semakin dekat dengan orang yang awalnya sangat menyebalkan.
Tak hanya itu, seorang Nando yang dikenal banyak murid di sekolah dengan sikapnya yang dingin, kini dia berani menggandeng tangan di depan umum, bahkan dia tak malu membantu Mona untuk menguasai bulu tangkis.
Bisikan para murid semakin kencang, mereka saling bertanya dengan apa yang terjadi dengan Nando dan murid baru itu.
Namun Mona dan Nando tidak peduli dengan cibiran dan tatapan curiga yang mengarah kepada mereka.
Mona menatap wajah Nando yang tetap tenang dan fokus ke depan, dalam hatinya dia seakan merasa bingung tentang perubahan sikap Nando yang begitu mendalam. Sisi lain Nando merasa ada perubahan pada diri nya yang tak bisa dijelaskan, andai bertemu Mona kenapa dia selalu ingin merasa di dekatnya terus.
PRITTT!!!
Peluit dari guru tiba-tiba berteriak. Mona dan Nando langsung menoleh setelah mereka sempat melamun.
"Nanti lagi kalau pacaran, cepat lanjutkan materi apa yang bapak ajarkan" Tegur Pak Edo.
"Lah, aku gak pacaran pak" Elak Mona.
"Kamu juga!, lagi ngapain sih pegang-pegang tangan saya" Protes Mona kepada Nando, Ia langsung menyingkirkan pergelangan tangan Nando.
Mona akhirnya melanjutkan materi pelajaran olahraga, sampai waktu sudah berada di jam istirahat. Kali ini Nando tidak mengikuti Mona ingin berganti pakaian di toilet.
Mona tak sengaja bertemu dengan Nurul di toilet itu, dia sedang merias wajah nya di depan kaca besar bersama Salsa.
Salsa menoel pinggang Nurul untuk melihat apa yang dia lihat
"Lihat deh, ada orang miskin datang" Kata Salsa berwajah tengil.
Nurul menoleh dan dia mengembangkan senyuman iblis "Sudah Sa ayo pergi, kita lihat saja nanti" Kata Nurul memberi komando sambil mengancam.
Nurul tidak mau melawan karena sudah takut bertengkar dengan Mona, sifat barbarnya kemarin adalah pemicunya. Ia memutuskan menyingkirkan Mona dengan cara yang lebih halus seperti yang tadi dia lakukan.
Mona terus menatapi punggung gadis itu yang sudah keluar toilet, disusul melihat Novia yang barusan datang ke toilet itu.
"Kok gak nungguin" Kata Novia.
"Kamu ngilang dodol, di lapangan panas banget, ogah banget panas-panasan" Keluh Mona.
Habis berganti pakaian, Mona dan Novia melanjutkan langkah kaki nya untuk kembali ke kelas.
Sampai kelas mereka melihat Nando yang sudah duduk tenang di meja belajar nya.
Alih-alih dia lagi menunggu Mona untuk masuk ke dalam kelas. Nando sadar kalau sehabis gadis itu berganti pakaian, dia akan menyimpan kaos olahraga nya ke dalam tas.
"Buset, baju sampai di dobel segala, gak panas apa?" Tanya Mona sambil melangkah ke meja belajar nya, lalu dia duduk dengan tenang.
"Gak" Jawab Nando singkat, sambil melepas earphone bluetooth yang terpasang di telinga nya. Dia langsung bangkit dari tempat duduk untuk menghampiri kedua gadis itu.
"Ayo ke kantin" Ajak Nando memberi uluran tangan yang penuh arti.
Mona menutup resleting tas nya, setelah baru saja menaruh seragam olahraga dia pun langsung bangkit dari tempat duduk.
"Mon, aku mau nyamperin Arip dulu ya" Kata Novia tiba-tiba saja dia berlari kecil meninggalkan Mona dan Nando berduaan di dalam kelas.
"Eh kok Nov, saya ditinggal lagi sih?" Keluh Mona.
"Aku lagi ada urusan sebentar, sorry ya Mon" Kata Novia memberi gestur melambai tangan saat dia sudah ada di depan pintu kelas.
Sadar dengan suara berdehem dari Nando, Mona langsung menoleh dengan kerutan kening "Ayo" Ajaknya tanpa ragu.
Nando dan Mona kini sedang jalan berdampingan, mereka terlihat sudah menjadi pusat perhatian para murid sekolah.
Selain Mona yang berhasil menjinakkan Nando, dia juga tidak sadar kalau jarak tubuhnya sangat dekat dengan tubuh Nando.
"Sial, hari ini kenapa manusia satu ini buat saya malu di sekolah? dan aneh nya kenapa saya berhenti marah-marah?" Batin Mona sambil bertanya pada diri sendiri, netra nya terus menyorot wajah pria itu yang lagi tenang melihat ke depan.
"Ada apa dengan diri saya?" Sambung nya berkat dalam hati.
Sampai di kantin, disana teman-teman Nando terlihat terkejut, ketika melihat salah satu teman nya mengajak seorang wanita ke kantin.
"Do" Panggil Nabil.
Nando menatap Nabil, Nabil melambai tangan dan itu dicuekin oleh Nando, dia tetap fokus pada tujuan nya membawa Mona ke kantin, yaitu mentraktir nya dia makan.