NovelToon NovelToon
Ooh, HOT UNCLE

Ooh, HOT UNCLE

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO
Popularitas:19.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Clarissa icha

Arumi, gadis yang hampir berusia 18 tahun itu sangat tertarik ketika di jodohkan dengan pria dewasa berusia 32 tahun yang merupakan seorang duda tanpa anak.
Sungguh perbedaan usia yang sangat jauh, 14 tahun.

Kepribadian Arumi yang ceria, manja serta centil, membuat gadis itu terus menggoda calon suaminya hingga pria dewasa itu kewalahan menghadapi godaan bertubi-tubi setiap kali bertemu dengan Arumi.


"Om, kiss me pleaseee,,," Tanpa ragu Arumi mencondongkan tubuhnya ke hadapan pria tampan yang sedang duduk di kursi kemudi.
Bibir gadis berusia 18 tahun itu sengaja di majukan, kedua mata indahnya terpejam dengan bulu matanya yang lentik dan panjang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Agam merebahkan Arumi di ranjang kamar tamu. Pria itu menarik selimut untuk menutupi tubuh Arumi yang hanya di balut dress mini dengan da- da yang terekspos kemana-mana. Untungnya tidak ada yang menyembul keluar, jadi tak membuat pria dewasa itu tergoda sedikitpun.

Selesai menutupi tubuh Arumi dengan selimut hingga sebatas leher, pria yang masih menundukkan badan itu di buat terkejut saat tiba-tiba Arumi membuka mata dan langsung menahan leher Agam menggunakan kedua tangannya.

Gadis itu tersenyum miring, senyum yang penuh Arumi dengan tatapan sayu.

"Om,,? Akhirnya Om datang juga,," Ucapnya dengan suara khas orang mabuk. Arumi masih senyum-senyum tak jelas.

Agam menopang tubuhnya dengan kedua tangan bertumpu pada kasur agar tidak menimpa Arumi yang terus memberikan tekanan di bagian tengkuk.

"Om mau ci-um aku kan.?" Katanya seraya memajukan bibir tanpa malu. Gadis itu berusaha menempelkan bibirnya dengan bibir Agam.

"Ayo cium aku Om. Aku juga ingin tau seperti apa rasanya ci-uman." Racaunya yang tak kunjung berhasil menyatukan bibirnya dengan bibir Agam, karna pria itu berusaha untuk menarik diri.

Agam hanya bisa mendengus kesal, dia kesulitan melepas diri dari Arumi. Kedua tangan gadis itu terlalu erat di kalungkan pada lehernya. Agam lantas menarik paksa tangan Arumi menggunakan satu tangannya. Dia menghempaskan begitu saja hingga membuat Arumi teriak kesakitan, tapi setelah itu Arumi memejamkan mata dan kembali tertidur.

"Dasar gila.!" Dengusnya.

Agam bergegas keluar dari kamar itu sebelum Arumi kembali membuka mata dan membuatnya geram.

...*****...

Pagi itu Arumi terbangun dengan kedua tangan yang memegangi kepalanya. Dia merasakan pusing dan mual. Rupanya efek minuman alkohol yang dia minum semalam cukup membuatnya tersiksa. Entah berapa gelas Arumi meneguk alkohol semalam. Dia hanya ingat meminum 3 gelas sebelum kesadaran hilang.

Beberapa saat terdiam sembari menahan pusing di kepalanya, Arumi tersenyum tipis saat mengetahui jika dirinya sedang berada di rumah sederhana milik Agam. Itu artinya tadi malam pria itu datang ke club dan membawanya pulang ke rumah ini.

Arumi bergegas turun dari ranjang dan keluar kamar untuk mencari keberadaan Agam. Gadis itu mengedarkan seluruh pandangannya ke seluruh sudut ruangan. Tapi begitu melihat pintu rumah terbuka, Arumi langsung beranjak keluar. Dia bisa menebak kalau pria dewasa itu ada di teras rumah.

Senyum Arumi merekah, dia berdiri di samping Agam yang tengah duduk di teras dengan kedua tangan bergerak di atas keyboard laptopnya. Secangkir kopi dan rokok ada di atas meja.

"Selamat pagi Om,," Sapa Arumi dengan senyum yang merekah sempurna. Agam sedikit terperanjat, pria itu menoleh dan namun hanya melirik dingin pada Arumi, setelah itu kembali fokus pada laptopnya.

Tentu saja sikap dingin Agam membuat Arumi mencebik kesal, tapi gadis itu tidak menyerah.

"Ini kan hari libur Om, kenapa masih sibuk kerja.?" Arumi berpindah ke kursi kosong dan duduk di sana. Hanya ada meja kecil di tengah-tengah yang menjadi pembatas dengan Agam.

Agam tak merespon, lagi-lagi membuat bibir Arumi mencebik.

"Om,,!" Arumi sedikit tegas memanggil Agam, pria itu akhirnya menatap Arumi.

"Makasih udah dateng ke club dan bawa aku ke rumah ini." Ucapnya dengan senyum lebar. Arumi tidak tau kalau perbuatannya itu sudah menyusahkan Agam. Pria itu sampai harus berbohong pada Andrew.

"Sampai kapan kamu mau seperti ini Arumi.?!! Kamu pikir aku akan tertarik denganmu.?!!" Sentak Agam yang sudah geram dengan tingkah kekanakan Arumi. Selama 2 bulan menjalani proses pengenalan dan pendekatan dengan Arumi, dia merasa kalau Arumi semakin bertingkat konyol. Sikapnya bukan lagi seperti gadis 18 tahun, tapi lebih mirip seperti anak TK.

"Kamu sangat kekanakan dan membuatku muak.!!" Desisnya geram. Agam mematikan dan menutup laptopnya dengan kasar. Dia tidak tau lagi harus dengan cara apa untuk membatalkan perjodohan mereka.

"Kamu hanya bisa menyusahkan dan membuatku dalam masalah, kamu,,!!"

Agam menghentikan ucapannya saat melihat mata Arumi berkaca-kaca menahan tangis.

"Maaf,," Lirih Arumi dengan suara tercekat. Gadis itu beranjak dari kursi dan masuk ke dalam rumah dengan buru-buru.

Agam membuang nafas sembari mengusap kasar wajahnya.

Tak berselang lama, Arumi keluar dengan membawa tas miliknya dan membalut tubuhnya menggunakan coat miliknya yang dia pakai semalam. Gadis itu berdiri di depan Agam, membuat pria itu lantas berdiri.

Agam bisa melihat mata gadis itu yang memerah, sudut matanya bahkan sedikit basah. Arumi mungkin menangis saat masuk ke dalam rumah.

"Makasih udah bawa aku pulang. Aku janji ini terakhir kalinya aku melakukan hal konyol dan bersikap kekanak-kanakan." Arumi menatap datar. Meski begitu, sorot matanya menyimpan kekecewaan.

"Harusnya sejak awal aku nggak memaksakan kehendak, karna mencintai orang yang nggak mencintai kita ternyata sulit." Arumi tersenyum samar, senyum yang di balut luka.

"Aku akan meminta Papa untuk membatalkan perjodohan kita." Ucap Arumi tanpa berani menatap Agam. Bisa berada di samping Agam dan memiliki pria itu adalah impiannya, tapi Arumi sadar bahwa untuk menjalin hubungan harus menyatukan dua orang yang saling mencintai. Sedangkan Agam tidak memiliki perasaan apapun padanya. Bahkan pria itu terang-terangan mengatakan muak di depan wajahnya. Perkataan itu cukup membuat Arumi tertampar. Dia di sadarkan oleh kenyataan bahwa Agam sulit untuk di gapai.

Gadis itu berlalu dari hadapan Agam, tapi baru beberapa langkah sudah di tahan oleh tangan besar milik Agam.

"Aku antar kamu pulang. Papamu bisa mencurigaimu kalau pulang sendiri." Ujar Agam. Dia tidak lagi membentak Arumi seperti sebelumnya. Agam tampak merasa kasihan pada gadis itu. Dia sadar kalau ucapannya mungkin sudah melukai hati Arumi.

"Tunggu disini, aku ganti baju dulu." Ucapnya tegas agar Arumi tidak pulang sendiri.

Arumi mengangguk pelan, dia diam di tempat dan memperhatikan Agam yang membereskan laptop dan kopi di atas meja untuk di bawa masuk.

Gadis cantik itu menarik nafas dalam. Wajahnya sangat sendu, tidak lagi memancarkan keceriaan yang biasa di tunjukkan oleh Arumi setiap saat.

Perkataan dan penolakan Agam cukup membuatnya terluka. Tapi dia juga tidak bisa menyalahkan Agam, apalagi membencinya.

Cinta memang tidak bisa di paksakan. Arumi cukup sadar diri kalau memang semuanya harus di relakan.

"Maaf karna aku sudah memaksakan kehendak." Lirih Arumi. Mobil yang dia tumpangi sudah setengah jalan meninggalkan rumah Agam.

"Aku pikir cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu, tapi bagaimana itu bisa terjadi kalau tingkahku saja membuat Om jadi muak." Arumi tersenyum tipis dengan kepala yang tertunduk.

"Aku nggak akan maksa Om untuk cinta sama aku. Begitu juga sebaliknya, aku nggak mau menjadi orang lain agar bisa di cintai oleh Om."

"Aku hanya perlu menunggu cinta dari seseorang yang mau menerimaku apa adanya." Arumi tersenyum lebar, dia merasa lebih baik setelah memikirkan hal itu.

"Kita mulai dari awal." Ucap Agam datar. Arumi tampak bingung dengan dahi berkerut.

1
Linna Ross
/Heart//Heart/
Heri Setiawan
Luar biasa
Ais NSP
arumi agam semangat pejuang cinta happy ending
Miyagi Mitsui
kesian Arumi..
Christy Ling
bagus
hafifah maharani
good
Nur Andi Baharuddin
keren
Khairul Azam
di novel ini banyak manusia menjijikan 🤭🤭
Khairul Azam
menurutku gea ini perempuan bego
Khairul Azam
apa pun alasannya selingkuh itu kesalhan besar tak bisa dimaafkan, sama aja seperti binatang. entah aku klo ada pelakor perselingkuhan aku jg greget
Khairul Azam
aneh dinikahin gak mau di baikin cuek, klo gak mau ya pergi dr glen
Ida Zubedd
Luar biasa
sharvik
q sdh bc 4 x crta in . .sru x crta y . .tp lupa jdul novel yg agam dg bianca it
Diedie
wah kacauu nih si andrew🤬
Diedie
Luar biasa
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
orang tua Arumi? siapa? bukan si penghianat itu kan?
gw gak baca berurutan..malas gw sama ayahnya😒
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
tapi tindakan Amira juga justru membuat pelakor menang bukan? kecuali jika Sofia dan Andrew memang tidak dipersatukan meski sudah bercerai dengan Amira..dan Andrew melihat kebahagiaan Amira dengan pria lain. baru itu balasan yang memuaskan.

tapi kalau ujung"nya Sofia bersatu dengan Andrew...apa gunanya memaafkan, apa gunanya selama ini Amira marah, kecewa dan ujung"nya bercerai kalau pd akhirnya oengehianta bersatu?

gak guna!
Mei Prw
luar biasa
Liana Noviyanti
🤣🥲
Liana Noviyanti
😅😅 mana bisa menang klo lawannya cewek apalagi cewek labil kyk Arumi 🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!