Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Bekerja
Sesampainya Dwi di perusahaan, ia menemui HRD untuk menandatangani kontrak. Untuk masa percobaan, ia di kontrak selama 6 bulan. Bila pekerjannya baik, tentu perusahaan akan memperpanjang kontrak dan menjadikan Dwi menjadi karyawan tetap.
"Jadi namamu Claire Dwi" Dwi hanya mengangguk, dengan wajah tanpa ekspresinya.
"Baiklah, kamu bisa mulai bekerja hari ini. Kamu langsung ke lantai 12 saja, di ujung merupakan ruangan arsip dan ini kartu tanda pengenal mu. Hanya kamu yang bisa masuk ke ruangan tersebut, dengan menggunakan ini dan beberapa orang penting tentunya. Kamu satu lantai dengan pemilik perusahaan, di lantai tersebut hanya ada 4 ruangan. Apapun yang ada di sana, usahakan tidak sampai bocor keluar. Jangan sampai kamu kehilangan tanda pengenal ini, mengerti?"
"Baik, terima kasih" Dwi mengambil tanda pengenalnya dan segera keluar dari ruangan tersebut.
"Kukira hanya atasan perusahaan ini saja yang minim ekspresi, ternyata ada juga perempuan dingin sepertinya. Di antara banyaknya loker yang di buka, kenapa ia lebih tertarik dengan bagian arsip? Padahal kan kalo mau, dia bisa menjadi sekertaris atau bagian lainnya. Biarlah, itu menjadi urusannya. Mungkin dia memiliki alasan lain, selama alasannya tidak merugikan perusahaan. Biarkan saja!!" gumam Sinta, HRD di perusahaan tersebut
.
.
ting
Pintu lift terbuka, Dwi sudah sampai di lantai 12. Di sana ad beberapa ruangan, dan ruangan tempatnya bekerja adalah ruangan paling ujung. Saat keluar, ia berpapasan dengan seorang pria yang tak kalah dingin dengannya. Di belakangnya ada seorang pria dan satu perempuan, yang berpenampilan sexy.
Dwi hanya melihatnya sekilas dan sedikit mengangguk, lalu melanjutkan langkahnya. Ia tau siapa mereka, CEO, Asisten dan Sekertaris. Namun tak terlalu peduli, di sini ia hanya bekerja untuk mengisi hari-harinya.
"Siapa dia?" tanya CEO perusahaan tersebut, asisten melihat ke belakang. Kemana Dwi masuk, ternyata ia masuk ke ruangan paling ujung.
"Dia karyawan baru bagian arsip" jawab sang asisten, CEO itu pun mengangguk.
Pintu lift terbuka, mereka pun masuk ke dalam kotak besi tersebut. Karena hari ini ada pertemuan, dengan klien nya di luar perusahaan.
.
Saat masuk ke ruangan arsip, Dwi menghembuskan nafasnya pelan. Untung ruangan ber AC, sehingga tidak ada debu di sini. Untuk mempermudah pekerjannya, Dwi mulai menyusun file sesuai abjad dan juga tahun. Dari rak satu, ke rak lain.
"Waahhh... banyak juga raknya, tentu saja inikan perusahaan besar." gumam Dwi, ia melanjutkan pekerjaannya dengan bersenandung mengikuti musik yang terputar di telinganya.
Yups, ia bekerja dengan memasang headset di kedua telinganya. Terkadang kepalanya bergerak, sesuai nada yang ia dengarkan. Dwi mulai menikmati pekerjannya, lebih tepatnya karena tidak ada yang mengganggu pekerjaannya.
Tugasnya tidak terlalu berat, namun memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Menjaga dan memelihara arsip fisik dan digital agar tetap teratur, mudah diakses, dan terjaga keamanannya. Mengklasifikasikan, mengindeks, dan memberi label pada dokumen dan data perusahaan. Memastikan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan, dan prosedur pengarsipan yang relevan.
Tak terasa waktu istirahat telah tiba, ia meregangkan tubuhnya.
"Waktunya makan siang, ayo kita mencari makanan. Masih ada 3/4 lagi, tapi ini menyenangkan. Sebaiknya aku mengisi perutku terlebih dahulu, sebelum aku di demo oleh para penghuni lambung."
Dwi merapihkan beberapa arsip yang ada di atas meja, lalu keluar. Pintu yang akan terkunci secara otomatis, namun Dwi tetap memastikan pintu itu benar-benar terkunci. Setelah yakin, ia pun melangkahkan kakinya untuk masuk lift dan turun.
ting
Pintu lift terbuka di lantai 1, dimana ada kantin. Dwi melihat ke segala penjuru, penuh. Ia tak suka, ia pun melihat ke pergelangan tangannya yang terpasang petunjuk waktu.
"Masih ada 50 menit, sebaiknya aku cari makan di luar saja." Dwi memilih untuk keluar perusahaan, tak jauh dari sana ada rumah makan sederhana. Ia masuk dan menempati tempat duduk paling belakang, ia pun memesan makanan dan minuman.
"Murah banget harga makanan di sini, semoga rasanya cocok dengan lidahku." ucapnya
Sembari menunggu, Dwi memilih untuk membuka ponsel khusus dirinya bermain saham. Mengecek perkembangan hari ini, ia pun tersenyum puas.
Isi rekeningnya kembali terisi dengan uang uang uang, menyenangkan.
Tak lama, makanan yang ia pesan pun datang.
"Terima kasih" ucap Dwi tanpa ekspresi, setelah membaca doa. Ia pun menyantap makan siangnya, Dwi menganggukkan kepalanya.
"Enak, aku suka." ia terus memakan makanan tersebut, sampai tak bersisa. Setelahnya, ia membayar makanannya dan keluar dari tempat tersebut.
Tak terasa sudah satu bulan ia bekerja, tak ada yang istimewa. Semua berjalan seperti biasanya, hari ini Dwi meminta ijin tidak masuk kerja. Karena akan mendaftarkan Aca ke sekolah pilihannya, yang pasti bukan sekolah elit. Tapi bagaimana pun, tetap ada murid dari kalangan atas bukan?
Setelah memberikan berkas daftar ulang, mereka berdua memilih untuk keluar dari ruangan kepsek. Aca juag langsung mendapatkan seragam, kelas dan juga jadwal pelajaran. Lusa, ia sudah bisa masuk sekolah.
"Bagaimana? Kamu menyukai sekolah ini?" tanya Dwi
"Emmm... semoga aku mendapatkan teman yang baik di sini." jawab Aca mengangguk, Dwi tersenyum dan mengusap sayang kepala sang adik.
"Kak, bagaimana kalo kita mampir ke kantin. Aku ingin tau seperti apa makanan di sana?" Dwi mengangguk, mereka pun berjalan dengan tangan saling bertautan. Tawa renyah terdengar dari mulut kecil sang adik, Dwi hanya tersenyum tipis dan sesekali menanggapi ucapan Aca.
"Jadi seperti ini kantin itu kak?" tanya Aca riang, Dwi hanya mengangguk
"Kamu mau pesan makan?" tanya Dwi, seraya melangkahkan kakinya ke bangku yang kosong
Mmmm... lebih tepatnya memang kosong, karena masih jam pelajaran. Tapi ada beberapa murid tentunya, yang... kalian taulah.
"Mmm... ba ta gor, mi a yam, ba so." ucap Aca membaca tulisan di setiap etalase, Dwi menggelengkan kepalanya dan menghembuskan nafas pelan.
"Kakak pesankan mi ayam, kamu pasti menyukainya" Aca tersenyum dan mengangguk, Dwi meninggalkan Aca yang mulai sibuk dengan ponselnya.
Saat sedang asyik berselancar di layar ponsel, tiba-tiba ada kelompok pria yang mendekatinya.
"Sedang apa kamu duduk di sini?" tanya salah satu orang yang bernama Angga, Aca menengadah melihat siapa orang-orang tersebut
Keempat pria itu terkesima dengan kecantikan Aca, mata coklat yang di miliki Aca. Rambut panjang hitam dan wajah bulenya, membuat mereka terdiam. Tapi ada satu di antara empat pria itu, yang hanya diam. Tetapi, bisa di lihat bila ia juga terkesima.
"Menurutmu kalo orang duduk di sini, mau apa?" tanya Aca balik, tanpa ada senyuman. Bila seperti ini, dia mirip dengan kedua kakaknya. Tidak terlalu suka dengan orang yang SKSD, apalagi bila ia pria.
"I-itu.. itu tempat kami." ucap salah satu pria, seraya menunjuk meja yang di tempati Aca. Di bajunya ada nama Mario
"Apa di sini ada tulisannya?
...****************...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all🥰🥰...