Pernikahan yang baru saja berjalan selama 3 tahun harus kandas oleh perselingkuhan yang suami ku sembunyikan selama 2 tahun terakhir ini.
Akankah Shella memilih bertahan atau malah bercerai dari suami yang selalu memberikan dia kehidupan yang layak?
Dukung author untuk menyelesaikan cerita ini ya guys...Jangan lupa dukungan nya untuk kami para penulis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Seperti hari kemarin.karena kelelahan memadu kasih sampai dini hari.Adi pulang ke rumah istri nya dengan mata panda yang tidak bisa di hindari lagi.Shella yang sudah punya rencana meresmikan cabang usaha kue nya sudah berangkat pagi-pagi sekali dengan membawa serta Bi Evi sebagai pendamping nya.bagaimana pun juga Bi Evi harus ikut menyaksikan hari bahagia nya karena hubungan di antara mereka berdua selayaknya kerabat dekat bukan lagi antara majikan dan asisten rumah tangga.
" Assalamualaikum.....Tok...Tok.." Adi yang belum tahu kalau rumah sedang dalam kondisi kosong terus mengetuk pintu sambil memanggil nama Shella dan Bi Evi secara bergantian.namun sudah 10 menit dia berdiri menunggu di depan pintu yang tidak kunjung di buka juga.Adi kembali ke mobil mencari kunci cadangan yang tersimpan di mobil nya.
" Kemana mereka berdua pagi-pagi begini sudah menghilang? Mobil Shella juga nggak di garasi." gumam Adi baru menyadari kalau mobil sang istri tidak ada di tempat parkir nya.
Berkat bantuan kunci cadangan yang selalu dia simpan rapi.Adi akhir nya bisa masuk ke dalam rumah yang terlihat sudah rapi tapi sangat sepi kali.
Tidak ingin kembali telat datang ke kantor untuk yang kesekian kali nya.Adi mempersingkat acara mandi dan berusaha sendiri mencari baju di dalam lemari.biasa nya ada Shella yang selalu menyiapkan kebutuhan nya sedang kan dia selalu terima beres tanpa mau tahu sedikit pun.
" Duh jas sama dasi Aku di mana lagi?" Adi ngedumel sendiri kerepotan mencari pakaian kantor nya.akhir nya Adi hanya bisa pasrah ketika melihat jarum panjang jam sudah berada tepat di angka 08.00 dan itu arti nya dia kembali harus telat lebih lama dari biasa nya.
" Sial! Mana pagi ini Aku ada meeting dengan Pak Santoso lagi!" Adi mendesah masih tetap berusaha mencari kaos kaki ,dasi dan juga ikat pinggang nya.
Sejak tadi dia sudah berusaha menelpon Shella untuk meminta bala bantuan.memang nasib siap sedang menghampiri hidup nya ,entah sudah berapa kali dia mengirim pesan dan puluhan kali pula dia menelpon nomer Shella.tapi nyata nya wanita yang selalu sabar dan lemah lembut ini tidak menggubris panggilan telepon nya dan terakhir kali malah tidak bisa di hubungi lagi.
" Kemana Kamu Shella....Kenapa telepon ku nggak Kamu angkat!" geram Adi semakin murka karena sudah 2 jam lebih dia mengobrak-abrik isi semua lemari tapi masih saja tidak membuah kan hasil.dengan terpaksa dia memakai kembali dasi yang sudah kotor dan juga kaos kaki yang sudah bau ikan asin.
Adi berlari turun dari lantai atas meninggalkan kekacauan itu tanpa berniat untuk merapikan nya kembali.
" Shella! Kamu harus di kasih pelajaran karena pergi tanpa berpamitan kepada ku." gumam Adi tancap gas membiarkan pintu gerbang rumah nya terbuka lebar termasuk juga pintu utama yang hanya di sedikit di tutup tanpa di kunci kembali.
Di tempat yang berbeda saat ini Shella malah sedang tersenyum bahagia melihat banyak pembeli setia yang datang memberikan dukungan nya atas peresmian cabang kedua.
Shella sangat bersyukur sekali masih di kelilingi oleh orang-orang baik meskipun tidak memiliki ikatan darah yang kental dengan nya.tapi ketulusan mereka bisa Shella rasakan sendiri tanpa bisa ditutupi lagi.
" Selamat ya Bu! Semoga saja usaha yang kedua ini semakin sukses seperti yang pertama." ucap Bi Evi memberikan selamat kepada Shella.
" Terimakasih Bi! Aku juga berharap begitu.akan ku tunjukkan kepada dia kalau Aku mampu berdiri sendiri meskipun tanpa bantuan dan nafkah dari nya." jawab Shella terlihat tegar dan tidak pernah mau perduli lagi dengan pria yang masih berstatus suami nya.Adi masih tetap memberi nafkah seperti biasa untuk Shella bahkan jumlah nya pun sama sama seperti dulu.hanya beda nya dia tidak pernah lagi melibatkan Shella dalam pembagian bonus melainkan seutuhnya milik Nina.
" Selamat ya Bu! Semoga sukses."
" Semoga usaha nya lancar Ya Bu Shella dan semakin laris manis."
" Kue Bu Shella sangat enak sekali.pantas saja laku keras dan sering kali tidak kebagian."
Masih banyak lagi antrian tamu yang mengucapkan kata selamat kepada Shella.wanita ini hanya bisa membalas dengan tersenyum manis dan tidak lupa mempersilahkan tamu nya untuk menyantap hidangan yang sudah mereka siapkan.
" Nin! Aku titip Toko ini ya,mungkin untuk satu Minggu yang akan mendatang Aku nggak bisa datang mengontrol karena ada urusan yang harus Aku selesaikan." ujar Shella ketika duduk bersebelahan dengan Nindi yang baru sempat mengisi perut nya setelah sibuk mengurus acara supaya berjalan lancar.
" Iya nggak papa Shel,nanti Aku akan mengirim laporan toko kue ini lewat email.Kamu selesai kan dulu urusan mu setelah itu kita kembangkan usaha kue ini sampai melahirkan cabang berikut nya." celetuk Nindi menoleh sebentar lalu kembali memasukkan makanan ke dalam mulut nya.
" Terimakasih Nin." ucap Shella tulus.
" Untuk?" tanya Nindi bingung.
" Ya untuk semua nya ." potong Shella yang hampir menetes kan air mata lara nya.
" Kita ini keluarga,Aku juga berterima kasih berkat bantuan Kamu Aku bisa menghasilkan uang untuk biaya sekolah adik-adik ku yang masih kecil.ya mutualisme lah." goda Nindi yang tahu ujung-ujung nya mereka berdua pasti akan mengeluarkan air mata haru.
" Bisa aja Kamu ini! Aku pamit pulang dulu ya,kasihan Bi Evi kelelahan menemani Aku." pamit Shella meninggalkan Nindi yang sejak awal memang selalu menginap di toko milik Shella.selain bisa mengirit uang kos-kosan dia juga bisa mengirit untuk uang bensin.anak management bisnis memang memperhitungkan segala nya sampai memiliki dua usaha yang begitu besar.
" Iya sobat ku! Hati-hati ya bawa mobil nya." jawab Nindi lagi.
Sebenar sejak tadi Nindi melihat gelagat aneh dari sahabat nya, berhubung ini acara penting Nindi memutuskan untuk bertanya lain hari.selain itu ketidakhadiran Suami Shella dalam peresmian cabang kedua ini semakin menguatkan prasangka buruk Nindi.sangat kentara sekali dengan dulu saat itu Adi atau lebih lengkap nya Irwadi Dinata selalu datang memberikan dukungan nya dan menampilkan keromantisan di depan dia yang betah menjomblo.
" Apa yang sedang Kamu sembunyikan dari Aku, Shel? Dan kenapa suami mu tidak hadir di acara bahagia ini?" batin Nindi menerka-nerka penyebab utama nya.
Shella dan Bi Evi memutuskan untuk mampir ke supermarket karena sejak tadi Bi Evi mengeluh kalau bahan makanan di rumah sudah banyak yang habis dan harus segera di beli.untuk itu di sini lah mereka berdua berada saat ini.sebuah supermarket besar dan terlengkap di ibu kota.
Ting...Shella membuka ponsel nya begitu terdengar notifikasi pesan yang masuk.sedangkan untuk semua pesan suami nya dia hapus tanpa membaca nya terlebih dahulu.
" Besok kita harus ketemuan Shel,ada hal penting yang ingin Aku sampaikan kepada Kamu." pesan ini ternyata datang dari Reni si Dokter muda segudang prestasi.
" Baiklah Ren! Mau dimana dan jam berapa?" balas Shella lagi.
" Jam 9 pagi ya,soal nya siang dan sorenya Aku ada jadwal operasi mungkin sampai malam."
" Boleh,Aku tunggu kamu di cafe terlarang ya Ren." balas Shella lagi
" Oke sip." balas Reni yang mulai sibuk memeriksa pasien nya.
Shella yang tidak merasa curiga sedikitpun kembali melanjutkan kegiatan nya membantu Bi Evi memilih sayuran dan buah-buahan segar.
" Banyak juga ya Bu! Belanjaan kita,padahal tadi niat nya mau beli sedikit saja dan besok pagi baru ke pasar tradisional.eh tau nya si Ibu malah kalap." ujar Bibi Evi membantu Shella memindahkan semua belanjaan ke bagasi mobil.
" Iya juga sih Bi! Tapi nggak papa lah buat stok bulan depan nya lagi aja kalau memang ada sisa nya." Ola kembali menutup pintu bagasi dan melajukan mobilnya menuju rumah yang semakin hari terlihat suram.
Mata Shella di buat membola besar melihat keadaan rumah seperti habis di masuki maling.pagar dan pintu masih terbuka lebar sama persis seperti yang Adi tinggal kan tadi pagi.
" Kenapa pintu nya bisa kebuka begini ya Bi? Apa jangan-jangan tadi pagi Mas Adi pulang ke sini ya?" tanya Shella membantu menutup pintu gerbang sampai rapat dan mengunci nya.sedangkan Bi Evi sudah terlebih dahulu mengecek suasana yang di dalam.
" Seperti nya nggak ada maling yang masuk Bu! Rumah nya terlihat rapi tanpa ada jejak kemalingan.mungkin tadi Bapak lupa mengunci kembali pintu ini karena biasa nya kan ada kita yang membantu menutup pintu pagar."ujar Bi Evi setelah selesai menyelidiki setiap ruangan yang ada.
" Kalau memang dia sih nggak papa Bi! Aku takut nya ada orang jahat yang menyelusup masuk menunggu kedatangan kita." Shella bergidik ngeri karena di dalam rumah ini hanya ada mereka berdua saja tanpa ada sosok lelaki.
" Nggak ada Non,tadi Bibi udah ngecek dan nggak ada siapa- siapa." Ucap Bi Evi yakin.
" Iya semoga saja seperti itu Bi! Malam nanti kalau Mas Adi nggak pulang juga.izinkan Shella tidur bareng Bibi ya." pinta Shella memohon.
" Tapi Bu! Jangan di kamar Bibi ya soal nya sempit dan cuman pakai kipas doang."
" Kita tidur di kamar tamu aja nanti Bi,ayok kita istirahat dulu Bi,nanti saja di rapikan lagi." ajak Shella membawa paksa Bi Evi untuk beristirahat di kamar tamu.
Jangan lupa Like,Vote dan Komen ya guys 😍🥰🥰
nyesal pasti
sumpah