NovelToon NovelToon
Pembalasan Anak Pungut

Pembalasan Anak Pungut

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:19.1k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Callista merupakan salah satu murid yang menjadi korban pem-bully-an. Ternyata dalang dari semua itu adalah Zanetha, adik kesayangannya sendiri. Sampai suatu hari Callista meninggal dibunuh oleh Zanetha. Keajaiban pun terjadi, dia hidup kembali ke satu tahun yang lalu.

Di kehidupan keduanya ini, Callista berubah menjadi orang yang kuat. Dia berjanji akan membalas semua kejahatan Zanetha dan antek-anteknya yang suka melakukan pem-bully-an kepada murid yang lemah.

Selain itu Callista juga akan mencari orang tua kandungnya karena keluarga Owen yang selama ini menjadi keluarganya ternyata bukan keluarga dia yang asli. Siapakah sebenarnya Callista? Kenapa Callista bisa menjadi anak keluarga Owen?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35. Ungkapan Isi Hati

Bab 35

Zanetha mendekati Henry, dia ingin mengajak laki-laki itu berdansa. Dengan gayanya yang dibuat anggun gadis itu berkata, "Halo, Henry. Apa kamu tidak tertarik untuk berdansa di sana?"

Henry menatap ke arah tengah aula yang ditunjuk oleh Zanetha. Dia melihat ada Callista bersama Bella dan Vanessa yang berdiri di dekat area orang-orang yang sedang berdansa. Kedua orang tuanya juga sedang menari di sana, sangat terlihat indah gerakannya.

"Aku tidak ingin berdansa di tengah-tengah banyak orang begitu," balas Henry.

"Ayo lah, banyak teman-teman kita yang berdansa di sana. Kita juga harus bersenang-senang bersama. Pasti Callista akan sangat senang jika semua tamu undangannya juga ikut menari dengan penuh kebahagiaan.

Alunan musik dansa yang slow kini berubah menjadi musik yang energik. Tentu saja tamu undangan dari generasi anak muda langsung bersorak gembira. Mereka pun turun ke arena dansa secara serempak.

Para generasi tua pun tidak mau kalah dengan anak-anak mereka. Mereka menari dengan lincah menggerakkan kedua kaki dan tubuhnya. Suara tawa pun mengiri gerakan mereka bersama pasangannya.

Henry merasa tertarik untuk ikut berdansa bersama mereka semua. Apalagi teman-temannya juga ikut bergabung dengan yang lainnya. Namun, ketika dia melihat Callista berjalan keluar balkon dia jadi penasaran apa yang mau dilakukannya di sana.

"Aku tidak mau menari. Pergi sana, jangan ganggu aku," balas Henry lalu menghabiskan minumannya.

Zanetha merasa kesal sekaligus marah kepada Henry. Dia tahu ketua klub anggar itu tipe orang yang cuek dan terkesan dingin, apalagi kepada orang yang tidak dekat dengan dirinya.

"Zanetha, ayo kita menari bersama! Lihat, mereka semua bergembira!" Seorang pemuda yang merupakan putra dari salah satu keluarga bangsawan kelas atas menarik tangan Zanetha untuk menari bersama.

Henry pun berjalan dengan cepat menuju balkon tempat Callista keluar tadi. Dia mencari keberadaan gadis itu di sana.

Sementara itu, Callista sedang memandangi langit malam yang dipenuhi oleh bintang dan bulan sabit. Angin malam yang dingin menerpa dirinya dan terasa menyejukkan.

"Kenapa orang yang punya pesta malah berada di sini tidak ikut bersenang-senang bersama yang lain di dalam?" Henry berdiri di samping Callista yang sedang memejamkan mata.

Gadis itu pun membuka mata lalu menoleh. Dia tersenyum kepada ketua di mana dia selalu ikut latihan anggar.

"Terlalu lama melihat banyak orang menari seperti itu membuat aku pusing," balas Callista dengan diiringi senyum manisnya.

"Makanya kamu memilih ke sini?" tanya Henry yang kini menghadap Callista dan gadis itu mengangguk.

"Sebagai tamu undangan, aku belum berdansa. Maukah kamu menjadi partner dansa ku?" Henry mengulurkan tangan kanannya kepada Callista.

Uluran tangan itu diterima oleh Callista dan mereka pun berdansa. Gadis itu tidak menyangka kalau Henry begitu lihai dan hebat dalam berdansa. Jika melihat tampang dan karakter pemuda itu seperti orang yang tidak bisa menari.

Tubuh Callista terasa ringan dan bersayap. Dia sendiri tidak mengerti bisa seperti ini. Henry adalah yang memimpin pergerakan tarian mereka, dia hanya mengikuti saja tanpa disadari.

Sedang asyik-asyiknya bergerak kesana-kemari, tiba-tiba saja musik berubah menjadi slow dan Henry pun mendekap tubuh Callista. Sebelah tangan di pinggang dan sebelahnya lagi memegang tangan sang gadis.

Callista juga langsung meletakan sebelah tangannya di bahu Henry dan sebelahnya lagi memegang tangan pemuda itu. Keduanya saling menatap dalam jarak yang sangat dekat.

Callista berdansa dengan gerakan slow. Ini pertama kali baginya melakukan dansa seperti ini. Biasanya anak muda lebih suka dengan jenis tarian yang banyak bergerak dan menghentakkan kaki.

Tubuh kedua remaja itu saling menempel karena Henry mengalungkan kedua tangan Callista pada lehernya dan dia sendiri melingkarkan kedua tangannya di pinggang sang gadis.

"Kamu cantik sekali malam ini," puji Henry sambil tersenyum dan menatap Callista dengan penuh damba.

"Terima kasih. Kamu juga terlihat gagah dan tampan dengan memakai tuxedo berwarna hitam dan dasi merah ini," balas Callista yang tersenyum juga kepada laki-laki di depannya ini.

Mendengar ucapan Callista ini membuat Henry sangat senang. Sampai membuat jantung dia bertalu-talu dan merasa banyak sekali kupu-kupu berterbangan di dalam tubuhnya.

"Callista," panggil Henry berbisik merdu dan membuat tubuh gadis itu berdesir lembut mendengar suaranya.

Callista menatap manik berwarna biru cerah itu. Dia seperti terhipnotis akan keindahan pancaran mata Henry. Sampai dia tidak sadar kalau wajah mereka saling mendekat dan bibir pemuda itu mengecup pipi mulus sang gadis.

"Aku menyukaimu," bisik Henry di telinga kiri Callista.

Otak putri pasangan Felix dan Margareth itu sedang memproses apa yang sudah terjadi kepadanya. Pikiran Callista tidak sejalan dengan apa yang tubuhnya lakukan.

Dengan menahan rasa malu Henry kembali menatap wajah Callista. Dia ingin mengetahui bagaimana perasaan gadis itu kepadanya.

"Maaf jika aku sudah berbuat lancang kepadamu," kata Henry merasa bersalah. Dia melihat kalau Callista tidak suka dengan yang barusan dilakukan olehnya.

Henry melepaskan kedua tangannya di pinggang Callista. Namun, kedua tangan gadis itu masih berada di leher sang pemuda. Keduanya pun saling beradu pandang.

"Apa kamu yakin dengan apa yang sudah kamu katakan barusan?" tanya Callista.

"Ya. Sudah sejak lama aku menyukaimu. Bukannya aku sudah menunjukkan dengan begitu jelas rasa suka aku kepadamu sejak lama," jawab Henry.

Di balkon hanya ada mereka berdua. Suara alunan musik klasik mengalun dari dalam dan terdengar sampai keluar. Embusan angin malam yang tidak begitu dingin, terasa sejuk di tubuh kedua remaja itu.

Meski suasana suhu di luar ruangan itu cukup dingin, tetapi tidak bisa menghilangkan rasa panas di pipi Callista. Gadis itu merasa sangat malu sekaligus terharu juga tidak percaya. Laki-laki yang terkenal dingin dan tidak begitu dekat dengan perempuan, ternyata menaruh hati kepadanya.

"Kamu yakin dengan perasaanmu ini? Bisa saja itu hanya rasa suka sebagai teman biasa atau sesama manusia. Bukan perasaan spesial bagi orang yang bertahta di hati kamu," tanya Callista untuk menyakinkan Henry.

"Beri tahu aku bagaimana caranya untuk membuktikan perasaan aku ini benar-benar tulus kepadamu?" Henry masih menatap wajah Callista.

Kembaran Charlie ini sendiri bingung bagaimana caranya menguji perasaan. Apakah itu benar cinta atau hanya rasa semu karena merasa kasihan atau perasaan sungkan saja.

"Aku sendiri tidak tahu bagaimana caranya," balas Callista.

Henry pun menarik kepala Callista ke dadanya. Detak jantung pemuda itu memang sering menggila jika dekat dengan gadis ini.

"Kamu bisa mendengar detak jantungku ini. Dia selalu menggila jika aku sedang bersama dirimu," ujar Henry dan pipi Callista semakin merah padam

"Kalau bukan cinta, apa lagi yang bisa membuatnya berdetak kencang dan terasa bahagia?" lanjut pemuda itu.

Callista pun terdiam. Dia merasa bingung mau bicara apa atau harus bagaimana sekarang bersikap kepada Henry.

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Callista dengan perasaan gugup.

"Menjadi kekasihmu," jawab Henry dan ini membuat Callista tercengang saking terkejutnya dia.

***

1
Star Ir
saya juga meles bayar pajak ujung2nya di korup sama pejabat tp mau gimana tetep bayar pajak 🤣🤣🤣
Gencya
seru thor lanjut
Sugiharti Rusli
benar" jahat sekali yah si Zanetha
Sugiharti Rusli
lho berarti dia tetap putri keluarga Owen dunk, walo anak di luar nikah
Sugiharti Rusli
wah siapa yah yang menyapa Callista tuh
Sugiharti Rusli
si Zanetha bisa dibilang Psyco gasih nih orang yah,,
Sugiharti Rusli
miris sekali yah tingkah si Zanetha, masih anak sekolah lho dia tapi otak kriminalnya uda berbahaya sekali
Sugiharti Rusli
parah sekali yah pembullyan yang dilakukan mereka uda main fisik hingga korbannya bisa tewas sekalipun
Sugiharti Rusli
masa sih itu ulah si Henry sendiri, apa motifnya yah dan dia kasih petunjuk juga ke Callista
Sugiharti Rusli
lho dulu si Calista ga mengalami hal ini yah
Sugiharti Rusli
seandainya yah bisa seperti Calista, kejahatan pasti bisa segera terungkap dan dulu kenapa kasus Bella ga terungkap
Rina Yuli
Luar biasa
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
makin seru... si zanet kenpa anda tdak sdar diri....
Sugiharti Rusli
menarik sih,,,
Sugiharti Rusli
setting kisahnya di luar yah ini, semoga menarik yah kisahnya
😚Pejuang Tangguh😚: iya, Kak
total 1 replies
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
sedia payung sebelum hujan...
jngan lengah ya callista... karena boom wktu menunggumu... apalgi dngan perbhan si zanet nntinya yg hbis oprasi...
R@3f@d lov3😘
menarik
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
apa callista menerima henry ya ..
semoga saja...
watini
wah,di luar prediksi BMKG inih.moga semua baik2 aja
watini
ternyata kelakuan zanetha emang turunan dari kakek moyangnya yg gak beres.pantau terus thoor,Jan Ampe pestanya kacau.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!