Rebirth Of Queen

Aurelie berdiri mematung, ia tidak menyangka bertemu secepat ini dengan Rico. Aurelie terus menatap Rico hingga setengah jam lamanya, Finn menatap heran ke arah Aurelie dan Rico.

"Apakah mereka saling kenal?" ucap Finn dalam hati

Meskipun begitu, ia tidak beranjak atau mengatakan sesuatu pada Aurelie. Hingga Rico terlihat mencium batu nisan itu lalu berdiri dan melangkah pergi dari sana.

Melihat Rico pergi Aurelie melangkah menuju makam dirinya sendiri di kehidupannya yang lalu. Air matanya tak sengaja keluar, ia menangis.

Ia tak menyangka jika ada saatnya seperti hari ini, di mana dia mengunjungi makamnya sendiri setelah di berikan kesempatan kedua oleh Tuhan untuk hidup.

Finn menepuk pelan tubuh Aurelie yang bergetar itu, meskipun ia tidak mengerti sama sekali tentang ini. Yang jelas ia merasa gadis yang ia cintai tengah bersedih dan ia harus menghiburnya.

Namun ia juga terkejut saat melihat nama yang tertera di di batu nisan, hampir mirip dengan nama Aurelie.

Dari jauh, seseorang kembali lagi ke area pemakaman karena ada sesuatu yang tertinggal di sana. Namun ia terkejut menyaksikan orang yang tidak ia kenal tengah menangis di samping pusara istrinya.

"Kau sudah tenang sekarang?" tanya Finn yang masih menepuk pundak Aurelie dengan pelan.

"Hmm" jawab Aurelie menghapus air matanya.

"Ini makam siapa? Kenapa kau begitu sedih?" tanya Finn

"Guruku, sahabatku, sodaraku, dia adalah sebagian dari hidupku" ucap Aurelie.

Meskipun bingung dan tidak mengerti, Finn menganggap di depannya ini adalah makam orang terdekatnya Aurelie.

"Sepertinya dia sangat penting bagimu" ucap Finn

"Hmm, sangat... Kau tahu? Di dunia ini tidak ada satupun orang yang mengenali dia seperti diriku mengenalnya. Dan tidak ada orang lain yang mengenaliku seperti dirinya mengenalku. Hanya aku yang tahu bagaimana perasaan seorang Airani, bagaimana rasanya di khianati oleh orang yang paling ia sayangi, betapa hancurnya hatinya saat itu hingga ia dan bayi di dalam perutnya meregang nyawa" ucap Aurelie

Rico yang mendengarnya terkejut dan tertegun, ia bertanya-tanya siapa gadis itu. Jika dia adalah sahabat istrinya, kenapa ia tidak pernah melihatnya. Ataupun sang istri mengenakannya saat ia masih hidup.

Apalagi, sepertinya gadis di depannya sangat tahu tentang mendiang istrinya. Apalagi masalah kematiannya dan juga anak yang ia kandung.

"Ayo kita pergi" ucap Aurelie berdiri dan berbalik.

la terkejut saat melihat Rico berdiri di sana tengah menatapnya, namun ia mengabaikannya dan berjalan seperti tidak melihat apapun.

Deg! Deg! Deg!

Jantung Rico berdetak dengan kencang saat bertemu mata dengan Aurelie, ia tidak pernah berdetak seperti ini selain kepada istrinya, Airani.

"Nona tunggu!" ucap Rico memanggil Aurelie

Namun Aurelie mengabaikan panggilan itu dan menjauh. Finn mengikutinya dari belakang dalam diam.

Rico yang mengejarnya berhenti setelah Aurelie masuk ke dalam mobil dan melaju meninggalkan dirinya yang terpaku dengan tatapan penuh tanya di sana.

...

Sean saat ini tengah berada di D.G Mall, untuk mengecek lapangan. Ya, Mall terbesar yang tersebar di negara ini adalah milik Demetri Group.

Ia berkeliling di temani William dan juga manager Mall. Di belakangnya juga ada beberapa bodyguard yang memantau dari jauh.

Namun tiba-tiba ia berhenti berjalan saat netranya menangkap sesuatu, ia melihat gadisnya masuk ke bioskop bersama seorang pria di sampingnya.

Tentu saja Sean tahu siapa pria itu, karena pria itu adalah sepupunya sendiri. Tangan Sean mengepal, ada rasa panas menjalar di hatinya melihat Aurelie berjalan dengan pria lain, meskipun itu adalah Finn adik sepupunya sendiri.

William mengikuti arah pandang Sean, ia terkejut melihat Aurelie dan Finn masuk ke bioskop, yang pastinya akan menonton film.

"Pak Hermawan, sepertinya cukup untuk hari ini" ucap William

"Eh, tapi kita be... " ucap Hermawan manager D.G Mall

"Saya dan Tuan muda memiliki kepentingan lain yang lebih mendesak" ucap William lagi

"Ah, baiklah" ucap Hermawan bingung tapi tetap mengiyakan.

Meskipun Terkadang sedikit kesal karena hari ini merupakan hari liburnya, dan dia merelakan waktu bersama keluarganya terbuang karena harus menyambut bos besar.

Namun ternyata bos besarnya justru meninggalkan dirinya setelah berkeliling beberapa saat.

"Nasib-nasib. Tapi baguslah, aku bisa pulang lebih awal dan berkumpul bersama istri dan anaku" ucap Hermawan dalam hati

"Mari tuan muda" ucap William.

Sean pun melangkah pergi di ikuti William. Bukan menuju pintu keluar, melainkan masuk ke dalam bioskop.

Di sana ia melihat Finn tengah mengantri membeli tiket, sedangkan Aurelie tengah duduk di bangku. William ingin menyapa Aurelie namun sebuah suara mendahuluinya.

"Nona Aurelie" sapa Sean

"Tuan muda Demetri" ucap Aurelie terkejut melihat Sean ada di bioskop.

"Tidak perlu terlalu sopan, panggil saja Sean" ucap Sean dengan nada lembut, membuat William memutar matanya.

Tidak sia-sia ia bekerja lembur, mencari novel dan buku tentang cinta untuk tuan mudanya itu.

"Hm, baiklah. Panggil aku Elie saja, tidak perlu ada embel-embel nona" ucap Aurelie

"Baiklah, Elie" ucap Sean dengan senyum menawan di wajahnya, membuat Aurelie dan William tertegun sejenak.

"Kau ingin menonton juga?" tanya Aurelie mengalihkan perhatiannya

"Awalnya tidak" ucap Sean membuat Aurelie mengernyitkan kening.

Sean menatap William sejenak, setelahnya William mengangguk dan pergi.

"Aku tadi mengecek laporan di Mall ini. Tapi tidak sengaja melihat mu, boleh aku ikut gabung menonton film juga? Aku belum pernah menonton film di bioskop" ucap Sean lagi

"Ah, tentu. Tapi aku bersama temanku juga saat ini" ucap Aurelie

"Tidak masalah, kita bisa menontonnya bersama" ucap Sean

Hatinya merasa tenang dan lega, mendengar Finn ternyata hanyalah teman Aurelie.

"Bagaimana dengan tiketnya? kau tidak beli? Aku akan menonton film horor, apa kau tidak masalah dengan itu" tanya Aurelie

"Tidak masalah, William sedang mengurusnya" ucap Sean tersenyum, sedangkan Aurelie mengangguk.

Yang tidak di sadari Aurelie, dirinya saat ini melepaskan kewaspadaannya saat bersama dengan Sean. Seakan ia merasa aman jika berada di dekatnya.

"El, aku Udah dapat tiketnya" ucap Finn dengan semangat.

"Loh Kak Sean, kok ada di sini" ucap Finn lagi yang terkejut melihat sepupunya duduk bersama Aurelie.

Keningnya mengerut, ia sangat mengenal siapa itu Rava Sean Demetri, sepupu laki-laki dari pihak ibunya.

Sean terkenal anti dekat dengan orang lain yang tidak di kenalnya, terutama wanita. Finn tahu jika Sean punya OCD, bahkan dirinya yang adik sepupunya pun, tidak bisa menyentuhnya.

"Hmm, ada masalah?" ucap Sean dingin dan datar.

Aurelie tidak terlalu terkejut melihat sikap Sean yang datar dan dingin. Bagaimanapun, pertemuan dengannya pertama kali. Sean juga berkata dengan dingin dan datar padanya.

"Ah tidak, hanya saja heran kenapa kak Sean ada di sini" ucap Finn, matanya menyipit ketika sadar Sean duduk sangat dekat dengan Aurelie.

"Tuan muda, saya sudah mendapatkan tiketnya" ucap William yang baru saja datang.

Membuat semuanya menoleh ke arahnya, terlebih saat mengetahui tiket yang di dapat William ternyata bangku satu baris dengan yang di beli Finn.

"Tuan muda Lance, bisa ikut aku beli minuman dan makanan ringan?" tanya William pada Finn

"Ah, ya sebentar. El, kau mau minum apa?" tanya Finn lembut ke pada Aurelie.

Sean mengangkat sebelah alisnya, ia tahu jika keponakannya itu sangat dingin kepada wanita. Tapi saat ini ia berlaku lembut dan memandang Aurelie penuh dengan kasih sayang.

Alarm bahaya berbunyi di hati Sean, ia tidak ingin kalah start apalagi kedahuluan saat finish, saat bersaing dengan adik sepupunya itu.

...