EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Hari ulang tahunnya dan juga saudari kembarnya yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka, justru berakhir duka. Berliana mengalami kecelakaan. Dan sebelum meninggal dunia, Berliana memberikan wasiat agar sang suami, Dion Ananta, menikahi kembarannya yakni Binar. Demi kedua buah hati mereka yang belum genap berumur satu tahun yakni Devina dan Disya.
Binar Mentari Mahendra terpaksa menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang sangat membutuhkan figur seorang ibu. Pernikahan yang membawa nestapa baginya karena hanya dianggap sebatas istri bayangan oleh suaminya.
Padahal di luar sana ada lelaki yang begitu mencintai Binar walaupun usianya lebih muda dua tahun darinya yakni Langit Gemintang Laksono. Satu-satunya orang yang mengetahui rahasia penyakit Binar.
Simak kisah mereka yang penuh intrik di dalamnya💋
Update Chapter : Setiap hari.
🍁Merupakan bagian dari Novel Bening☘️ONE YEAR
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 - Pelita Cinta Kami
Saat Dion sudah dekat di hadapannya, jantung Binar mendadak bergemuruh kencang. Ia terus memberanikan diri menatap Dion agar bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak ia inginkan.
Tiba-tiba Dion mendekat ke telinganya dan membisikkan sesuatu dengan nada lirih. Namun Binar dapat mendengarnya dengan jelas.
"Jangan berisik. Ada Papa dan Mama di luar."
"Hah," ucap Binar dengan mimik wajah terkejut.
"Ssttt...."
Dion memberi kode kembali pada Binar. Sebab kamar Binar tidak seperti kamar tidurnya yang kedap suara. Alhasil Dion khawatir terdengar mertuanya dari luar.
"Kok bisa Papa dan Mama ke sini, Kak? Ada apa?" tanya Binar lirih.
"Anak-anak sudah berangkat sekolah diurus sama Mama dan Papa tadi. Kita akan pergi liburan ke Lembang sekeluarga. Ke vila kakekmu. Papa nyuruh kita segera bersiap. Keperluan si kembar sudah disiapkan Mama. Tapi..." ucapan Dion menggantung. Ia tengah kebingungan akan sesuatu hal yang krusial. Dan Binar menangkap dengan baik sinyal keresahan Dion tersebut.
"Tapi kenapa, Kak?"
"Aku takut Papa dan Mama memergoki jalanmu yang saat ini seperti itu. Mereka bukan anak kemarin sore. Pasti nanti kita berdua disidang atau dicurigai," ucap Dion terlihat resah.
Langkah kaki Binar memang berbeda karena ia masih merasakan sedikit kram sehingga tak bisa berjalan dengan cepat.
"Kakak santai saja. Nanti aku bisa kasih alasan lain ke mereka kok. Ya sudah, sekarang kakak segera ke kamar lewat pintu penghubung buat ambil koper dan barang-barang kakak. Nanti kita berdua keluar setelah siap semua agar Papa dan Mama enggak curiga," ucap Binar memberi saran.
"Ah iya hampir saja aku lupa mau keluar lewat depan lagi. Bisa-bisa disidang lagi sama Papa. Huft !!" keluh Dion.
Binar hanya bisa tersenyum tipis melihat tingkah suaminya yang cukup aneh tapi lucu. Sebab Dion hari ini lebih banyak bicara dan terkesan tidak dingin. Padahal sebelumnya Dion selalu dingin dan ketus serta irit bicara padanya.
"Ya sudah aku ke kamar dulu," ucap Dion seraya berjalan masuk ke kamarnya lewat pintu penghubung.
"Iya, Kak."
Dion memang membuat sebuah pintu penghubung antara kamarnya dengan kamar Binar. Sebab jika mertuanya atau keluarga yang lainnya datang berkunjung, fakta bahwa ia dan Binar tidur pisah kamar tidak akan terbongkar.
☘️☘️
Akhirnya kini semua sudah berada di dalam mobil menuju vila di Lembang.
Sebelumnya saat masih di rumah, Arjuna sempat menatap horor pada sang menantu karena Binar berjalan dengan sedikit pincang dan memegang pundak Dion seperti orang yang dipapah untuk berjalan.
Arjuna pikir Dion melakukan K D R T pada Binar. Seperti yang dahulu Dion lakukan pada Berliana. Namun Binar berusaha menyangkal tuduhan sang Papa dan memberi pengertian pada kedua orang tuanya bahwa ia tak sengaja terpeleset di kamar mandi karena terlalu asyik bercinta dengan suaminya saat mandi bersama.
"Ckck..."
"Bercinta di kamar mandi sampai istri terpeleset. Seakan basoka milikmu punya tembakan jitu dengan kecepatan tinggi saja membuat Binar sampai tak berdaya. Pasti masih kalah sama megalodonku yang tangguh. Tapi aku tipe suami sayang istri. Enggak sampai karena terlena bercinta, istri jatuh di kamar mandi. Huft!!" gerutu Arjuna seraya menyindir pedas menantunya.
"Maaf Pa, Ma." Dion hanya tertunduk lesu di hadapan Arjuna dan Bening seraya meminta maaf.
"Ngapain kamu minta maaf sama kami! Kan Binar di sini yang kakinya sakit bukan kami," ujar Arjuna.
Jlebb...
Seketika ucapan menohok dari Ayah mertuanya itu semakin membuatnya terpojok.
"Kak Dion enggak salah kok Pa, Ma. Binar yang kurang hati-hati saja," ucap Binar berusaha membela suaminya.
"Sudah-sudah jangan bertengkar seperti Devina dan Disya saja yang lagi rebutan permen. Yang terpenting ke depan, hati-hati jika ke kamar mandi. Jaga Binar baik-baik ya Nak Dion karena tinggal dia satu-satunya anak perempuan kami yang ada. Binar itu pelita cinta kami saat ini. Jangan pernah sakitin Binar. Karena jika Binar sakit dan sedih, sama saja Nak Dion menyakiti hati Mama dan Papa. Jika memang dirasa sudah tidak ada kecocokan di antara kalian dalam pernikahan ini, Mama ikhlas jika Nak Dion mengembalikan Binar pada kami secara baik-baik. Bukankah kalian sudah menjalankan amanah mendiang Berliana walaupun tidak harus bersama pada akhirnya seumur hidup. Mungkin jika memang harus berpisah, kalian berdua tidak akan saling menyakiti dan bisa menemukan kebahagiaan masing-masing," tutur Bening yang mendadak melow.
"Ma," ucap Binar lirih seraya matanya ikut berkaca-kaca mendengar untaian kalimat dari ibunya.
Sedangkan mata Bening saat ini sudah tertutupi kristal-kristal yang siap menetes di pipi menjadi buliran air mata.
Seketika suasana sendu menyelimuti area ruang keluarga, kediaman Dion.
"Selamanya Binar akan tetap menjadi istriku, Ma. Sampai maut memisahkan kami. Papa dan Mama tak perlu khawatir. Dion akan berusaha menjaga pelita cinta kalian baik-baik, semampunya."
Bersambung...
🍁🍁🍁
Bantu Like💋