AIR MATA ISTRIKU KARMAKU

Awan mendung yang sudah menaungi ibukota beberapa hari terakhir pada akhirnya menghilang dan digantikan oleh sinar sang mentari yang sangat cerah pagi ini.

Kondisi cerah ini seakan membawa kehangatan dan semangat tersendiri bagi sebagian orang yang sedang bergelung dalam permasalahan yang rumit yang ada.

Satu persatu permasalahan yang sedang dihadapai oleh Bimantara Group dan AH group pada akhirnya mulai  menemukan titik terang setelah tertangkapnya Rudolf.

Hal - hal yang selama ini tertutupi mulai terlihatsehingga semua kebusukan Hilman pun mulai terkuak.

Hilman yang  mendengar dari anak buahnya jika Rudolf  tertangkap terlihat sangat panik karena semua rahasia besar  miliknya dipegang oleh menantu sekaligus tangan kanannya itu.

“ Brengsek !!!....”

“ Bagaimana dia bisa tertangkap dengan begitu mudah jika tak ada mata – mata disana !!!…..”

“ Cepat cari dan bawa orang itu menghadap kedepanku secepatnya !!!…..”, ucap Hilman dengan nada tinggi.

Hilman pun berusaha untuk mencari tahu siapa orang yang bisa menangkap Rudolf yang terkenal licin seperti belut itu.

Tapi sayangnya, sekeras apapun usaha anak buahnya untuk mencari, tak satupun informasi yang bisa didapatkannya membuat Hilman semakin panik.

“ Tidak mungkin AH group yang melakukan ini karena mereka tak sekuat itu….”

“ Apa mungkin Bimantara group ?....”

“ Jika benar itu mereka, kenapa Ardan tak mendatangiku….”, batin Hilman penuh tanda tanya.

Hilman sangat tahu bagaimana Ardan, lelaki yang diincar menjadi menantunya tersebu terkenal memiliki emosi yang tidak stabil.

Emosi Ardan akan langsung meledak dan dia juga tak segan untuk bertindak jika tahu bahwa perusahaan yang telah dia kelola dicurangi oleh orang lain.

Tapi melihat Ardan masih adem ayem membuat Hilamn menghilangkan Bimantara Group dalam pikirannya.

Hilman terus memikirkan siapa kira – kira orang kuat dinegera ini yang bisa membuat Rudolf menghilang tanpa jejak seperti saat ini tanpa dia tahu jika yang menangkap menantunya tersebut adalah seseorang yang tak dia kenal dan tak akan mungkin bisa dia sentuh.

Jika Hilman sedang pusing lain halnya dengan Ardan. Saat ini laki – laki tersebut teramat bahagia karena selama sakit istrinya bersedia untuk mengurusnya.

Ardan lupa bahwa saat dirinya merasa menang dan berada diatas, justru keadaan sedang berbalik menyerangnya.

Dia tidak sadar bahwa karma tidak selalu datang dalam bentuk musibah, bisa jadi karma untuknya adalah jatuh cinta pada wanita yang sangat membencinya.

Terlihat sepele memang, tapi kelak Ardan akan merasakan kepedihan seribu kali lipat lebih hebat daripada apa yang selama ini Azkia rasakan.

Karena sejatinya Ardan adalah tipikal lelaki yang akan sangat mencintai seseorang dengan sangat dalam begitu dia telah memutuskan untuk menambatkan hatinya.

Hal itu jugalah yang dulu membuat Ardan sangat terpuruk ketika Meysa mengkhianati dan meninggalkannya.

Kali ini dapat dipastikan Ardan akan lebih terpuruk dibandingkan waktu kehilangan Meysa karena beban psikis yang dialaminya setelah melampiaskan pembalasan dendam pada orang yang salah.

“ Bagiaman kondisi suamimu….”

“ Apa sudah lebih baik ?.....”, tanya Jacob penasaran.

“ Alhamdulillah sudah….”

“ Salep yang kamu berikan padaku sangat berkhasiat….”

“ Luka – luka kecil disekitar telapak tangannya sudah mengering dan kini tinggal menunggu hasil diagnose dokter….”

“ Semoga saja besok kondisi jahitannya bagus sehingga dia tak perlu lagi aku bantu untuk beraktivitas….”, ucap Azkia sedikit tertekan.

“ Hey….”

“ Kenapa kamu terlihat tersiksa seperti itu….”, ucap Jacob mencairkan suasana.

“ Aku lebih suka menyakiti musuhku dengan cara sadis daripada cara halus seperti yang kamu ajarkan padaku ini...."

" Cara ini bagiku terlalu lama dan benar - benar memuakkan......", ucap Azkia mengadu.

“ Sabarlah sedikit….”

“ Dengan bermain cantik seperti ini maka hasil yang akan kamu dapatkan akan lebih besar dan memuaskan….”, ucap Jacob sambil memegang tangan Azkia dan menepuk punggung telapak tangannya dengan lembut

“ Huffft….”

“ Baiklah…..”

" Akan aku lanjutkan....", ucap Azkia pasrah.

Jacob langsung mengacak – acak rambut Azkia karena gemas dengan ekpresi yang ditunjukkan gadis itu kepadanya.

Tanpa keduanya ketahui, tak jauh dari tempat keduanya berada terlihat seorang wanita beberapa kali mengambil gambar mereka sambil tersenyum lebar penuh kemenangan.

“ Lihat saja….”

“ Dengan ini aku akan membuat Ardan secepatnya meninggalkanmu….”, batin Meysa puas setelah melihat hasil jepretan yang dibuatnya.

Setelah Meysa pergi, Jacob dan Azkia langsung tertawa bersama karena mereka memang merencanakan semua itu setelah mengetahui jika selingkuhan Ardan tersebut mengikuti mereka masuk kedalam restoran.

“ Menurutmu, apa Ardan akan langsung marah melihat foto – foto itu ?....”, tanya Azkia dengan tatapan penuh selidik.

“ Tentu saja….”, ucap Jacob santai.

“ Kenapa ?....”

“ Bukankah dia tak mencintaiku….”, tanya Azkia sedikit binggung.

“ Itu dulu….”

“ Tapi sekarang, kurasa Ardan sedikit demi sedikit sudah mulai membukan hatinya untukmu….”

“ Maka dari itu aku ingin kamu bermain cantik agar Ardan benar – benar jatuh dalam pesonamu….”, ucap Jacob menjelaskan.

“ Benarkah….”

“ Kurasa itu adalah hal yang mustahil….”

“ Dia sekarang sedikit lembut Cuma karena merasa bersalah atas kematian papa saja dan itu tak ada hubungannya dengan perasaannya terhadapku….”, ucap Azkia sinis.

Azkia masih belum bisa mempercayai jika suami yang membencinya setengah mati akan jatuh cinta kepadanya.

“ Lalu, bagaimana dengan perasaanmu terhadapnya ?....”, Jacob bertanya dengan hati was – was.

Meski takut, tapi dia sudah mempersiapkan mental jauh – jauh hari jika Azkia ternyata masih mencintai Ardan setelah semua hal buruk yang pernah lelaki itu perbuat terhadapnya.

“ Tidak ada ?....”, jawab Azkia singkat.

Melihat Jacob masih menatapnya penasaran, mau tak mau Azkiapun mulai menjelaskan semuanya agar lelaki itu tak salah paham terhadapnya.

“ Kenapa aku harus menjelaskan perasaanku terhadapnya ?….”

“ Apa aku sudah mulai ada rasa sama Jacob ?....”

“ Tidak…..”

“ Itu tidak mungkin terjadi….”

“ Aku masih ingin menikmati kebebasanku tanpa merasakan sakit karena jatuh cinta lagi dengan orang yang salah….”, batin Azkia berkecamuk.

Jacob yang mendengar semua penjelasan Azkia merasa sangat senang karena peluangnya untuk mendapatkan hati gadis itu semakin terbuka lebar.

“ Kenapa kamu senyum – senyum seperti itu….”

“ Mencurigakan…..”, Azkia menatap Jacob dengan dua matanya yang menyipit penuh selidik.

“ Eng….”

“ Bagaimana mengenai perceraianmu….”

“ Kapan gugatannya akan kamu masukkan ?.....”, tanya Jacob mengalihkan topic pembicaraan.

“ Setelah semua berkas Hilman masuk kepengadilan….”, ucap Azkia sambil menyeruput sisa jus strobery yang ada didalam gelasnya hingga tandas.

“ Baiklah kalau begitu….”

“ Serahkan semuanya pada Martin….”

“ Aku yakin, jika dia yang menangganinya Ardan tak akan berani berbuat ulah….. ”, ucap Jacob penuh keyakinan.

Siapa didalam negeri ini yang tak kenal dengan Martin. Pengacara berbadan hitam kekar tersebut terkenal tak pernah kalah dalam setiap kasus yang pernah ditangganinya.

Selain sikapnya yang berani mengambil resiko, dia juga termasuk dalam jajaran pengacara yang bersih dinegeri ini sehingga Ardan tak akan bisa menyuapnya sepeserpun untuk menggagalkan gugatan cerai yang diajukan  oleh Azkia terhadapnya.