AIR MATA ISTRIKU KARMAKU
Malam pertama pernikahan yang seharusnya penuh dengan cinta dan kehangatan berubah menjadi mencekam saat Ardan mengetahui jika wanita yang baru saja dia nikahi sudah tak perawan lagi.
“ Hahaha….”
“ Sudah l*****r ternyata….”,ucap Ardan mencemoh.
“ Mas….”
“ Dengarkan penjelasanku dulu…”
“ Ini tidak seperti yang kamu pik….”, belum juga Azkia bisa menyelesaikan kalimatnya, satu tamparan keras melayang dipipi mulus Azkia
PLAKKK !!!…..
“ Dasar j****g !!!....”
“ Aku tak butuh penjelasanmu....”
“ P*****r murahan !!!....”\, teriak Ardan penuh amarah.
PLAKKK !!!….
PLAKKK !!!….
Ardan yang sama sekali tak memiliki rasa cinta terhadap Azkia sangat murka waktu menyadari jika istrinya sudah tak perawan lagi.
Azkia yang tak terima dengan perlakuan kasar lelaki yang baru saja sah menjadi suaminya itu mencoba melawan dan berusaha untuk menjelaskan kesalah pahaman tersebut tapi tak berhasil karena semua ucapannya tak dihiraukan.
Tanpa perasaan Ardan langsung kembali memasuki inti sang istri dan melakukan penyatuan dengan kasar.
Suara jeritan dan rintihan terus menggema sepanjang malam hingga tubuh Azkia lemas namun Ardan masih belum juga melepaskannya.
Dia terus melakukan kekerasan seksual terhadap istrinya demi meluapkan amarah yang sudah berkobar dalam hatinya.
Setelah terpuaskan, Ardan menarik rambut panjang Azkia dengan kasar dan menyeretnya turun dari atas ranjang kemudian mendorongnya hingga tersungkur dilantai.
Ardan terus memukul dan menendang tubuh sang istri dengan membabi buta tanpa sedikitpun memberi celah Azka untuk melakukan perlawanan.
Meski Azkia sudah tersungkur dilantai dengan wajah bengkak dan rambut berantakan tak membuat lelaki itu merasa iba, justru kemarahannya semakin menjadi - jadi.
Dengan tatapan nyalang Ardan kembali memukuli tubuh lemah wanita yang baru saja sah menjadi istrinya itu tanpa ampun sampai Azkia pingsan tak sadarkan diri dalam kondisi telanjang dan meringkuk dilantai.
Impian Azka untuk membina rumah tangga dengan lelaki yang sangat dicintainya langsung padam seketika.
Bukan kehangatan penuh cinta yang dilalui oleh Azkia pada malam pertama pernikahannya, melainkan awal dari sebuah penderitaan yang menantinya dimasa depan.
Ardan yang memang sedari awal menikahi Azkia hanya untuk balas dendam semakin bertambah murka waktu mengetahui jika gadis yang sudah sah menjadi istrinya itu sudah tak perawan lagi.
Mungkin jika Azkia masih perawan itu bisa menjadi kompensasi awal bagi Ardan yang menikahinya bukan berdasarkan cinta.
Api dendam yang ada dalam hatinya semakin berkobar dan tatapan kebencian pun semakin dalam terhadap Azkia membuat Ardan menjadi gelap mata.
Setelah penyatuan yang sama sekali tak keduanya nikmati berakhir dengan kekerasan dan membuat Azkia pingsan dilantai setelah menerima penyiksaan dari sang suami.
Ardan hanya menutup bagian atas tubuh Azkia dengan selimut tanpa memperdulikan kondisi istrinya yang meringkuk dilantai dingin dengan darah mengalir dipelipis dan sudut bibir akibat pukulan dan tendangan yang dilakukannya.
“ Ini hanya permulaan…”
“ Aku pastikan sebentar lagi kamu akan hidup seperti dalam neraka….”, ucap Ardan sambil menendang tubuh Azkia yang tak sadarkan diri beberapa kali sebelum pergi menjauh.
Dengan santai, Ardan segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket akibat keringat dan cairan kenikmatan yang barusan dia keluarkan setelah menyetubui sang istri dengan kasar tadi.
Cukup lama Ardan berada didalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh serta mendinginkan pikirannya.
Begitu keluar dan mendapati Azkia masih meringkuk diatas lantai berbalutkan selimut yang menutupi tubuh polosnya membuat Ardan menatapnya dengan sinis.
“ Cih…”
“ Belum sadar juga dia….”, ucap Ardan sambil menendang tubuh Azkia beberapa kali untuk membangunkan istrinya tersebut.
Melihat jika Azkia masih saja tak bergerak setelah dia tendang, dengan tanpa beban Ardan yang sudah letih setelah menjalani resepsi pernikahannya langsung merebahkan tubunya diatas ranjang setelah membuang selimut yang basah akibat cairan percintaannya dengan Azkia begitu saja kelantai.
Karena sangat kelelahan, tak butuh waktu lama bagi Ardan untuk terlelap dan mulai masuk kedalam alam mimpi.
Menjelang dini hari, perlahan Azkia membuka kedua matanya waktu merasakan seluruh badannya menggigil kedinginan dengan rasa nyeri hampir disekujur tubuhnya.
Air matanya kembali mengalir di pipi ketika dia mengingat kembali perlakuan dan perkataan kejam yang dilontarkan oleh Ardan kepadanya.
“ Aku sama sekali tak menyangka jika laki – laki yang aku anggap baik dan lembut ternyata mampu bersikap kasar seperti itu….”
“ Bukan hanya bersikap kasar, dia juga sama sekali tak membiarkanku menjelaskan semuanya….”, batin Azkia perih.
Tak ingin larut dalam kesedihan dan kekecewaan hatinya, dengan kasar Azkia mengusap air mata yang mulai deras mengalir dipipinya.
“ Azkia….”
“ Kamu gadis yang kuat dan aku yakin kamu bisa melewati semua ini…”, batin Azkia bermonolog.
Dengan menahan rasa nyeri yang mendera, Azkia membungkus tubuh polosnya dengan selimut dan berjalan tertatih – tatih menuju kamar mandi.
Meski Azkia bukan lagi perawan, tapi tindakan kasar Ardan waktu memasuki intinya nyatanya membuat bagian tubuhnya tersebut lecet dan perih.
Rasanya lebih sakit daripada waktu kehormatannya direngut paksa untuk pertama kalinya, meski waktu itu semua dilakukan dalam keadaan tak sadarkan diri akibat pengaruh obat perangsang yang tanpa sengaja mereka minum.
Guyuran air dingin dari shower perlahan mampu mengembalikan tenaga Azkia yang sebelumnya hilang tak bersisa.
Setelah selesai membersihkan diri dengan sabun, Azkia meringkuk dibawah shower dan membiarkan air dingin terus membasahi tubuhnya, menyamarkan suara tangisan yang kembali hadir.
Azkia sama sekali tak membayangkan jika menikah dengan lelaki yang sudah dia cintai selama tiga tahun dalam diam nyatanya tak membawa kebahagiaan seperti apa yang sudah dia bayangkan sebelumnya.
Malam pertama setelah resepsi pernikahan yang sudah dia impikan akan menjadi malam yang hangat dan diwarnai dengan penuh cinta nyatanya berakhir dengan penyiksaan yang tragis seperti ini.
Setelah puas menangis, Azkia pun membalut tubuh polosnya dengan handuk kimono sebelum keluar dari dalam kamar mandi.
Setelah berganti pakaian, Azkia menatap wajah tampan Ardan yang tertidur pulas diatas ranjang dengan hati pilu.
Karena posisi Ardan yang berada ditengah – tengah ranjang membuat Azkia memutuskan untuk tidur diatas sofa yang setidaknya disana masih empuk dan hangat daripada dia harus tidur dilantai yang dingin.
Karena terlalu lama menangis dan tubuhnya sangat lelah, kedua mata Azkia pun mulai menutup rapat begitu tubuh munggilnya menyentuh sofa.
.
.
.
Perlahan sinar sang surya yang masuk melalui celah jendela menyentuh kelopak mata Ardan, lelaki tersebut mulai menggeliat diatas ranjangnya untuk meregangkan badannya.
Rasa amarah yang dalam dirinya sempat reda kembali tersulut waktu Ardan melihat wajah damai Azkia yang terlelap diatas sofa.
“ Dasar tak tahu diri…”
“ Bisa – bisanya dia tertidur nyenyak setelah semua hal yang terjadi…”, decak Ardan sinis.
Ardan yang selesai membersihkan diri segera turun kebawah untuk sarapan bersama keluarganya dan tak lupa dia mengunci kamar hotel miliknya serta membawanya turun.
Dia tak akan membiarkan Azkia turun kebawah dalam kondisi wajah lebam seperti saat ini dan membuat kekacauan disana
“ Wah…”
“ Pengantin baru....
" Jam segini baru turun….”
“ Pasti kecapean ya setelah pertempuran semalam…”
“ Dasar anak muda, langsung tancap gas saja begitu ada kata sah….”
Itulah ucapan demi ucapan yang mengiringi langkah Ardan memasuki restoran untuk mengambil sarapan hari ini.
Ardan hanya tersenyum menanggapi semua ucapan yang dilontarkan kepadanya dengan wajah berseri – seri seolah semalam keduanya telah melewati malam panas yang membahagiakan.
Mungkin bagi Ardan semalam adalah hal yang cukup membahagiakan setelah dia bisa mendengar suara jerit tangis gadis yang sangat dia benci.
Dan suara jerit tangis Azkia mungkin sebentar lagi akan selalu mengisi hari –harinya selama api dendam dalam hatinya belum padam.
Melati, ibunda Ardan terlihat menautkan kedua alisnya heran setelah tak menemukan sosok Azkia bersama Ardan begitu dia mengedarkan pandangan menyapu seluruh area restoran.
“ Azkia mana nak ?....”, tanya Melati lembut.
“ Azkia masih tidur bun….”
“ Kelelahan dia….”
“ Nanti sarapannya aku bawa kedalam kamar saja….”, ucap Ardan beralibi.
Semua orang tersenyum penuh arti dan saling lirik waktu Ardan mengatakan jika Azkia saat ini masih tertidur karena kelelahan.
Semua orang memaklumi jika pasangan pengantin baru tersebut pasti sangat capek setelah semua acara padat yang mereka lakukan kemarin.
Merasa jika semua orang tampaknya percaya dengan ucapannya, Ardan pun sarapan dengan lahap melupakan jika saat ini ada seorang gadis yang terbangun dalam keadaan lapar.
Azkia yang sudah terbangun hanya bisa duduk kembali diatas sofa setelah mandi dan berganti pakaian sambil menunggu suaminya itu kembali.
“ Tega sekali kamu mengunciku didalam kamar sendirian dalam keadaan lapar seperti ini mas….”, guman Azkia sedih.
Melihat ada beberapa bungkus coklat diatas nakas yang tak jauh dari tempatnya duduk, Azkia pun langsung mengambil dan memakannya.
“ Lumayanlah untuk menganjal perut pagi ini….”, guman Azkia tersenyum lebar.
Setelah mengunyah dua bungkus coklat dan mengguyurnya dengan beberapa gelas air putih yang ada dalam kamar hotel, Azkiapun kembali duduk diatas sofa sambil memainkan ponsel ditangannya.
Sebenarnya Azkia bisa saja menghubungi pihak hotel untuk mengirimkan makanan kedalam kamarnya sekarang.Tapi mengingat kemarahan Ardan semalam, hal tersebut Azkia urungkan.
Dia tak ingin menambah kemarahan lelaki yang sudah menjadi suaminya itu dan lebih memilih menunggu Ardan kembali.
“ Sabar ya….”
“ Sebentar lagi aku akan mengisimu dengan banyak makanan…. ”, ucap Azkia menghibur diri waktu perutnya kembali berbunyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
YuWie
rasane kok wis malezz ngadepin bojo sadis2 trus ntar nyesel..trus ntar balikan...iuhhh
2023-11-30
2
Kendarsih Keken
aq mampir thor
bab pertama syudah nyesek baca nya
2023-10-13
0
itin
oalahhh... ya patit lah ardan ga ada dikasih kesempatan sama sekali untuk memperbaiki hubungan dgn azkia.
pantes dibuang sih nih lakik
2023-10-09
1