Anastasya menikah dengan Abimayu karena perjodohan orang tua mereka. Namun setelah menikah Abimayu bersikap acuh kepada Ana karena dia belum bisa menerima Ana dalam hidupnya. Sedangkan Ana telah lama jatuh cinta kepada Abimayu sejak pertama kali melihatnya. Ana terus berusaha untuk membuat Abimayu agar bisa menerima dirinya. Tapi Abimayu tetap tidak bisa menerimanya setelah mengetahui Ana adalah wanita yang suka pergi ke klub malam.
Mampukah Ana meluluhkan Abimayu sampai Abimayu menerimanya?
Mampukah Ana bertahan mencintai Abimayu disaat Abimayu selalu mengabaikannya?
jangan lupa lanjutkan baca kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adwiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 35
"Mas Abi, ayo kita pergi jalan hari ini," ajak Ana ketika Abimayu sedang duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya karena hari ini adalah akhir pekan, dia sudah berjanji dengan Risa untuk keluar bersama. Mereka berencana akan membawa suami mereka.
"Aku tidak ada waktu untuk menemanimu melakukan hal yang tidak berguna." Abimayu berkata.
Ana hanya melihat kesal ke arah Abimayu sejenak, lalu dia pergi meninggalkan Abimayu menuju kamarnya. Dia akan tetap pergi meskipun Abimayu tidak ingin pergi bersamanya. Saat dia berjanji dengan Risa, sebenarnya dia juga sudah tahu jika Abimayu tidak akan ingin pergi. Tapi dia hanya mencoba, mungkin kali ini Abimayu tidak menolak, dan ternyata hasilnya tetap sama.
"Apa tidak ada lagi pakaian yang lebih baik yang kamu punya?" tanya Abimayu ketika Ana kembali turun ke bawah dan sudah terlihat bersiap akan pergi.
"Jangan menanyakan itu! Mas Abi juga sudah tahu jawabannya!" jawab Ana.
"Ya, aku tahu. Seharusnya aku tidak bertanya. Kamu adalah wanita yang suka menjajakan tubuhmu untuk dilihat oleh orang lain, sehingga kamu berpenampilan begitu." Abimayu berkata dengan tajam karena yang dia lihat sekarang, pakaian yang dipakai Ana saat ini benar-benar terlihat terbuka melebihi dari biasanya.
"Bagus jika Mas Abi sudah memahami itu! Untuk apa juga Mas Abi marah, biarkan saja tubuh-ku dilihat oleh orang lain, biarkan orang lain menikmatinya. Jika aku menutupinya juga tidak berguna, Mas Abi saja sudah tahu bahwa tubuh-ku ini sudah sering dijamah oleh pria, tidak ada gunanya aku menutupinya lagi, aku akan lebih senang jika ada yang tergoda dan mungkin nanti aku akan bisa bersenang-senang dengannya."
"Ya, aku rasa penolakanku itu adalah hal yang sangat benar. Aku tidak ingin dianggap oleh orang lain bahwa aku adalah salah satu pria yang ingin menjamah tubuhmu."
"Hemmmm, bukannya Mas Abi akan malu, jika Mas Abi berjalan dengan-ku, maka Mas Abi akan merasa tersingkirkan karena banyak pria yang tertarik dengan-ku."
"Lebih baik aku merasa tersingkir dari pada harus bersaing dengan pria yang lapar mata melihatmu untuk dijadikan sebagai bahan pemuas mereka."
Ana sudah tidak tahan lagi mendengar perkataan Abimayu. Meskipun dia mencoba untuk melawan dengan cara membuat dirinya seolah seperti orang yang dituduhian Abimayu, tapi semakin lama, perkataan Abimayu semakin menyakitkan hatinya.
Ana berjalan mendekat ke arah Abimayu yang masih duduk di sofa. Lalu dengan berani Ana duduk di pangkuan Abimayu dan melungkarkan tangan dan kakinya di tubuh Abimayu.
"Apa yang kamu lakukan?" ucap Abimayu terkejut hingga ponsel di tangannya terlepas.
Saat ini Ana begitu erat memeluknya dan dada Ana sangat terasa menempel di tubuhnya. Dia mencoba melepaskan tangan Ana tapi dia tidak berhasil melepasnya.
"Ana! Apa kamu sudah gila, ha? Lepaskan Aku!"
Abimayu terus berusaha melepaskan tubuh Ana yang sekarang dia bisa merasakan bahwa Ana telah menciumi lehernya.
Ana tidak bicara sama sekali, dia terus melanjutkan aksinya.
"Jika kamu tidak melepasnya, jangan salahkan aku akan menyakitimu!"
Abimayu mencoba berdiri dengan Ana yang masih menempel di tubuhnya, lalu dengan kuat dia menghemoaskan tubuh Ana di atas sofa.
"Auuuuuhh." Ana mengeluh karena tubuhnya terasa sakit ketika dihempaskan oleh Abimayu di atas sofa.
Abimayu melihat Ana yang mengeluh karena rasa sakit itu dengan tajam. Saat ini penampilan Ana juga terlihat sudah berantakan.
"Kamu benar-benar wanita yang.... "
Abimayu mendapatkan sebuah ciuman dari Ana. Sehingga membuat perkataan terputus.
"Auuhhhh." Ana kembali terdengar mengeluh karena dia didorong oleh Abimayu dan kepalanya terbentur di kepala sofa.
Sebelumnya dia sempat berdiri lagi kembali melanjutkan aksinya karena dia tidak ingin mendengar perkataan Abimayu yang menyakitkan lagi.
"Sakit Mas." Ana mengadu sakit kepada Abimayu sambil memegang kepalanya bagian belakang.
"Itulah salah satu cara yang bisa menghentikan perlakuanmu yang rendahan itu."
"Mas Abi hanya tinggal nikmati saja apa susahnya?"
"Disentuhmu saja aku menolak, apalagi untuk menikmatinya, aku tidak pernah tergoda."
"Pembohong sekali," ucap Ana pelan dan masih bisa di dengar oleh Abimayu.
"Siapa yang ..."
"Jangan bicara lagi! Jika tidak aku akan melakukannya lagi!"
Ana terlihat sangat marah hingga dadanya terlihat naik turun menahannya.
Melihat Ana yang sangat keras kepala, Abimayu akhirnya pergi dari hadapan Ana dengan rasa marah di hatinya. Dia ingin mengakhiri perdebatan mereka dengan cepat.
Di tempat duduk ya, Ana mencoba untuk menenangkan dirinya. Di saat itu ponselnya berbunyi.
"Ana! dimana kamu sekarang? " terdengar suara Risa dari seberang ponsel.
"Aku masih di rumah! Sebentar lagi aku akan ke sana!" jawab Ana kepada Risa.
"*Sejak tadi kau menghubingimu, tapi kamu tidak mengangkatnya."
"Maaf, sebentar lagi aku akan ke sana."
"Apa suamimu juga ikut?"
"Tidak*!" Ana menjawab dengan cepat.
"Baguslah, karena Viko juga tidak jadi pergi karena mengurus pekerjaannya."
"Ya, tunggu aku, aku akan tiba sebentar lagi."
Ana mengakhiri panggilannya. Setelah itu dia merapikan kembali penampilannya yangsudah berantakan dan pergi meninggalkan rumah tanpa izin kepada Abimayu.
...----------------...
"Kenapa harus hari ini?" Abimayu di kamarnya terlihat sedang menjawab panggilan seseorang dari ponselnya.
"*Mereka ingin langsung melihatnya, karena besok mereka akan pergi ke luar kota lagi".
"Apa tidak bisa hanya kamu yang mengatasinya?"
"Aku bukannya tidak ingin, Abi. Tapi katanya mereka ingin bertemu langsung denganmu."
"Viko, aku sedang tidak ingin ke mana-mana hari sebenarnya."
"Mau bagaimana lagi, mereka juga sangat berharap kita bisa menyelesaikannya hari ini."
"Ya sudah, kalau begitu kalian tunggu saja! Aku akan ke sana secepatnya*."
Abimayu dihubungi oleh Viko karena proyek kerjasama mereka kedatangan klien dari jauh meskipun hari libur. Mereka ingin melihat proyek itu dan ingin bertemu langsung dengan Abimayu, karena perusahaan Abimayu yang menangani semuanya.
...----------------...
Pukul lima sore Ana dan Risa memutuskan untuk singgah di sebuah restoran karena mereka merasa lapar. Sejak tiga jam yang lalu mereka berada di sebuah salon langganan mereka untuk mengganti warna rambut mereka.
"Hai!" seorang pria datang mendekati Ana dan Risa.
"Ya ampun, kebetulan sekali. Kenapa kamu bisa ada di sini, Justin?" tanya Ana karena pria itu adalah Justin.
"Aku ingin menghampiri kalian saja, karena aku melihat kalian masuk ke sini."
"Hemmmm kamu selalu suka mengikuti kami." Kata Risa sambil tersenyum.
"Ayo, karena kamu sudah di sini, mari kita makan bersama, aku rasa sudah lama juga kita tidak berkumpul seperti ini," ucap Ana dengan senang.
Sedang mereka memutuskan untuk bergabung, dari pintu restoran terlihat dua orang wanita memakai baju tertutup dan hijab besar mereka sedang berjalan masuk juga datang ke restoran ini.