Niat hati ingin menolong kakak iparnya, justru kakak iparnya merebut suaminya
Kisah Ratna wanita cerdas yang dikhianati oleh suami dan iparnya.
"Na kamu hati-hati jangan sering ngebiarin suami kamu berduaan sama kakak ipar mu"
"Emangnya kenapa bi?"
"Takutnya mereka saling tergoda"
"Ya elah tenang aja, itu mah cuma ada di sinetron. Aku yakin kok Mas Jaka ga seperti itu."
Namun apa kenyataannya, Ratna benar-benar dikhianati oleh mereka.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Setibanya di rumah Amel keluar dari mobil terlebih dahulu sedangkan Jaka memasukkan mobilnya ke dalam garasi.
"Tumben masih gelap." Gumam Amel.
Saat Amel membuka gagang pintu dan hendak membukanya ternyata pintunya terkunci.
"Ratna belum pulang?" Tanya Amel pada Jaka yang baru saja menghampirinya.
"Belum, katanya pulang malam palingan kuenya belum habis." Jawab Jaka
Jaka mengambil kunci rumahnya yang ada di atas meteran kemudian membuka pintunya.
......................
"Ma pizzanya datang." Teriak Keenar.
"Iya bentar." Jawab Ratna yang tengah membuat adonan di belakang.
Ratna mematikan mixernya lalu menemui kurir yang mengantarkan pesanannya.
"Terima kasih ya pak tipnya sudah saya kasih lewat aplikasi." Ucap Ratna.
"Baik buk, terima kasih banyak." Ucap kurir itu.
Keenar berlari menghampiri mamanya dan mengambil satu kotak pizza dari tangan Ratna.
"Aku bagi sama Ana ya ma." Ucap Keenar.
"Iya, tapi makannya jangan berantakan ya." Pesan Ratna.
"Siap ma." Jawab Keenar.
Keenar membawa pizzanya ke dalam ruang bermainnya dan membaginya dengan Ana.
Sedangkan dua box yang lain Ratna bawa ke dapur dan memberikannya pada para karyawannya.
...----------------...
Setelah selesai mandi Jaka merasa tenggorokan kering. Ia berjalan keluar kamar berniat untuk membuat minuman di dapur.
Ia membuka kulkas dan mengeluarkan satu botol sirup berwarna hijau.
Saat Jaka tengah sibuk membuat minuman ia mendengar suara langkah kaki yang tak lain dan tak bukan adalah langkah kaki Amel.
"Ka lagi sibuk ga?" Tanya Amel.
"Engga cuma bikin es aja, emangnya kenapa mbak?" Tanya Jaka.
"Di kamar mandi aku ada kecoa, kamu berani ngusir ga?" Tanya Amel.
"Cuma kecoa mah kecil." Jawab Jaka.
Jaka berjalan ke dalam kamar Amel dan diikuti oleh Amel di belakangnya.
"Sebelah mana?" Tanya Jaka.
"Di dekat shower." Jawab Amel.
Jaka masuk ke dalam kamar mandi dan melihat ada tiga kecoa yang menempel di tembok.
Ia mengambil gagang shower dan menyemprot kecoa itu dengan air yang sangat kencang.
"Udah belum Ka?" Tanya Amel.
Jaka menoleh ke arah Amel dan tak sengaja shower yang ada di tangannya masih menyemprot dan mengenai tubuh Amel hingga bajunya basah kuyup.
Amel berteriak karena kaget.
"Ka......aww awww"
"Sorry mbak sorry." Ucap Jaka.
Jaka mematikan showernya namun belum mengembalikan ke tempatnya.
Melihat tubuh Jaka masih kering membuka Amel tidak terima, ia mengambil shower itu lalu menyemprotkan ke tubuh Jaka. Dan kini mereka berdua sama-sama basah.
"Yah basah mbak." Ucap Jaka.
"Biar adil haha." Jawab Amel.
"Ooo kamu mau ngajak main air ya." Ucap Jaka.
Jaka mengambil showernya dan menyemprotkan ke tubuh Amel.
"Haha ampun Ka ampun." Ucap Amel.
Ia berjalan mundur dan berlari keluar dari kamar mandi.
Jaka meletakkan showernya di lantai kemudian ia mengejar Amel.
"Hei jangan lari kamu, sini kalau berani." Ucap Jaka.
"Kejar aja kalau bisa." Jawab Amel.
Jaka dan Amel bermain kejar-kejaran di dalam kamar dalam kondisi baju yang sama-sama basah.
"Haha ampun Ka aku cepek." Ucap Amel.
"Ga ada ampun-ampun." Jawab Jaka.
Amel keluar dari kamar dan tak sengaja ia menabrak sofa hingga tubuhnya tergeletak di atas sofa dan membuat Jaka bisa menangkapnya.
"Nahh kena kamu." Ucap Jaka.
Kedua tangan Jaka memegang lengan Amel dan pandangan mata mereka bertemu.
Pandangan Jaka kini berpindah pada bibir tipis berwarna pink yang sangat menggoda itu.
Namun tidak ia sangka, tiba-tiba Amel menekan leher belakang Jaka dan membuat bibir Jaka menempel di bibirnya.
Awalnya hanya kecupan singkat saja namun lama kelamaan ciuman itu semakin panas.
Sudah lama Jaka mendambakan bibir manis itu dan kini ia bisa merasakannya secara langsung.
'Hosh..hosh.....'
Jaka melepas ciumannya dan mereka saling berebutan oksigen.
"Sorry." Ucap Jaka.
Amel hanya tersenyum lalu ia merapikan kemejanya yang basah dan membuat putt**g payuda*anya terlihat lebih menonjol.
Jaka sampai melongo melihat pemandangan indah di depannya itu.
Ia memberanikan diri menyentuh gunung kembar itu dan Amel sama sekali tidak melakukan perlawanan.
Jaka memre*as-remas gunung kembar itu dari luar kemeja sambil memainkan puncak gunungnya.
"Boleh di buka?" Tanya Jaka.
Amel menganggukkan kepalanya.
Setelah mendapatkan izin dari sang empu, Jaka langsung melepas tiga kancing yang paling atas dan langsung melahap gunung itu dengan rakus dan tangannya juga memainkan yang sebelahnya.
Kegiatan itu berlangsung selama lima belas menit saja, karena tiba-tiba terdengar suara motor berhenti di depan rumah.
Jaka dan Amel langsung berlari masuk ke dalam kamarnya masing-masing supaya tidak ketahuan.
"Huh.....gila banget Jaka." Ucap Amel.
Amel berjalan ke depan cermin dan melihat dadanya penuh dengan warna merah jejak peninggalan Jaka.
Amel menyentuh bekas gigitan itu sambil tersenyum.
"Dia sudah mulai masuk perangkap gue." Ucap Amel.
Ratna masuk ke dalam kamarnya dan mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.
"Tumben jam segini baru mandi mas?" Tanya Ratna saat Jaka baru keluar dari kamar mandi.
"Iya tadi habis olahraga." Jawab Jaka.
Jaka mengambil bajunya dan lemari dan melihat ada satu gelas es di atas meja.
"Kamu yang bawa esnya ke sini?" Tanya Jaka.
"Iya, punya kamu kan?" Tanya Ratna.
"Iya tadi lupa belum aku minum." Jawab Jaka.
Jaka meneguk minuman itu hingga habis kemudian ia keluar dari kamar hendak mengembalikan gelas kosongnya.
Saat ia tiba di dapur ia bertemu dengan Amel yang tengah menyiapkan makan malam yang dibeli oleh Ratna.
Tatapan mereka bertemu namun mereka tidak saling ngobrol.
Tak lama kemudian Ratna keluar dari kamar dan menghampiri Amel di dapur.
"Mbak aku udah makan tadi di toko, kamu makan sama Mas Jaka aja ya soalnya aku mau ngelonin Keenar dulu." Ucap Ratna.
"Iya Na." Jawab Amel.
Amel membawa dua mangkok capcay ke atas meja makan dan tak lama kemudian Jaka datang.
Mereka menghabiskan makanannya tanpa ada obrolan apapun karena mereka sama-sama masih canggung.
Setelah selesai makan Jaka dan Amel masuk ke dalam kamarnya masing-masing. Jaka merebahkan tubuhnya di atas ranjang kemudian menyalakan ponselnya.
"Mbak Amel marah ga ya sama gue." Gumam Jaka.
Jaka membuka aplikasi chatting kemudian mengirim pesan singkat kepada Amel untuk meminta maaf atas perbuatannya tadi.
Jaka mengira Amel bakal marah dengannya namun ternyata Amel malah mengirimkan foto dadanya yang penuh dengan bercak merah karena ulahnya.
Bukannya kapok, justru Jaka semakin berani.
Tbc
Jangan lupa LIKE dan tambahkan Favorit ❤️❤️
Dukung author terus gaiss biar author semangat nulisnya xixi
tencuuuu❤️❤️