Menceritakan tentang gadis lugu yang kerap kali mendapat perlakuan buruk dari orang sekitarnya terutama keluarganya sendiri. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat berpulang yang nyaman justru bagaikan jeruji besi penjara bagi sang gadis. Dirinya diperlakukan bak tawanan di rumahnya sendiri.
Tiada baginya tempat bersandar walau hanya sejenak saja. Rasa letih kian menggebu dalam hatinya, rasa ingin membunuh dirinya begitu besar namun semua terhalang oleh impian serta besarnya dosa yang akan ia tanggung.
Hingga menginjak bangku sekolah menengah atas dirinya bertemu dengan lelaki dingin nan ketus yang menggedor pintu hatinya dan menjadikan dirinya seorang istri di usianya yang masih sangat muda.
🥀🥀🥀
Bagaimana kisahnya? Apakah lelaki itu akan membawanya keluar dari lubang penderitaan? Ataukah justru semakin membuatnya terpuruk ke dalam lubang yang sama?
Penasaran? Yuk, langsung baca. Jangan lupa vote dan comment-nya yaw. Happy reading^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhiya Andina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21. Iri Bilang Bos
...Mengapa dirimu hanya bertanya mengapa sikap seseorang berubah terhadapmu? Mengapa tidak kau tanyakan kepada dirimu apa saja yang sudah kamu lakukan terhadapnya? Terkadang seseorang berubah karena perlakukan yang ia dapatkan...
...-Most Wanted vs Nerd Girl-...
***
Ratu bergidik ngeri melihat senyum Audrey. "Maaf, Kak."
Audrey mendorong Ratu hingga tubuhnya terbentur dinding toilet yang keras dan dingin. Gadis itu terduduk dengan bajunya yang basah. Audrey menarik paksa Ratu agar kembali bangkit dengan menarik kerah seragam milik Ratu.
"Maaf doang gak cukup buat gue. Mulai hari ini gue mau lo jauhin Raja, Dylan, dan Liam! Kalau lo masih ngedeketin mereka lagi, lo harus berurusan panjang sama gue!" ancam Audrey kembali mendorong Ratu hingga tersungkur.
Senior yang berdiri di sebelah Kayla lantas mengisi seember kecil dengan air keran kemudian menyodorkannya pada Audrey. Audrey tertawa hambar kemudian menyiramkannya pada Ratu, membuat gadis itu menggigil kedinginan.
"Maafin Ratu, Kak. Ratu gak punya niat buat ambil hati Kak Raja, Kak Dylan, ataupun Kak Liam. Kalau kalian mau, ya, ambil aja, Ratu gak suka mereka," cicit Ratu sembari memeluk dirinya sendiri.
"Gue gak percaya sama omongan lo, dasar cewek belagu! Lo kira gue gak tahu apa yang ada di otak lo, hah!? Gak usah pura-pura polos, deh! Cewek buruk rupa kayak lo gak pantas sama mostwanted SMA Gold Garuda. Mending lo sadar diri, deh!" maki Audrey sembari menjambak Ratu.
"Ratu saranin Kakak ngaca juga, deh. Emangnya muka Kakak udah sebanding sama wajahnya Kak Raja apa? Dari sikap Kakak yang suka bully anak-anak lemah dengan cara kayak gini juga nunjukin kalau Kakak pecundang. Kakak cuma berani lawan bareng sama kedua teman Kakak, tapi Kakak gak berani lawan sendirian," balas Ratu menusuk hati Audrey sekaligus membuat gadis itu marah.
"Berani lo lawan gue, hah!? Berani-beraninya ngomong kayak gitu sama gue." Audrey kembali mendorong Ratu hingga kepala gadis itu sedikit terbentur dinding.
"Enaknya diapain, Bos? Baru kali ini ada junior kurang ajar kayak dia," sinis Alexa.
"Kasih pelajaran, Bos!" sahut Kayla.
Audrey menyunggingkan senyumnya kemudian memulai aksinya dengan mencoret-coret wajah Ratu. Bahkan gadis itu mengoleskan sesuatu di wajah Ratu hingga wajah gadis itu tampak semakin buruk.
"Berhenti!" sahut seseorang dengan suara berat khas yang sangat familiar di telinga keempat gadis itu. Ya, siapa lagi jika bukan Raja.
"Jadi ini cara lo bersikap sama junior? Memalukan, cih!" cibir Raja menarik tubuh Ratu untuk mendekat kepadanya.
"Gak, lo salah paham, Ja. Gue ... gue bisa jelasin apa yang sebenarnya terjadi," kilah Audrey berusaha untuk mengelak.
Akan tetapi percuma saja, Raja sudah mengetahui semua dan dirinya bahkan sudah merekam aksi Audrey bersama dengan kedua temannya. "Ini apa!?" ketusnya.
Manik mata Audrey membulat sempurna mengetahui Raja diam-diam merekam aksinya. Audrey dengan cekatan berusaha merebus paksa ponsel milik Raja, namun tentu kalah kuat dengan tenaga cowok itu. "Bagus, lanjutkan aksi kalian. Memalukan!"
Raja melepas almamater miliknya kemudian menutupi kepala Ratu hingga punggung dengan almamaternya. Raja merangkul gadis dengan coretan di wajahnya. "Jangan berani macam-macam sama cewek gua atau video kalian gua upload!" ancamnya dengan tegas.
"Kok lo belain dia sih, Ja? Pakai pelet apa lo sampai-sampai Raja suka sama lo, hah!? Ngaku lo! Sadar diri lo kayak apa!" maki Audrey hendak menampar Ratu, namun tentu Raja menepisnya.
Raja menarik paksa lengan Ratu membuat gadis itu bertabrakan dengan dada bidangnya. Kini posisi keduanya seolah tengah berpelukan, Raja kemudian menatap Audrey tajam. "Cewek ini pacar gua dan jangan ada yang berani macam-macam sama dia atau kalian harus berurusan sama gua!" tegasnya.
"Dia pacar lo? Hah? Gue gak salah dengar? Cewek belagu, gak tahu diri, dan ... burik kayak dia jadi pacar lo?" sinis Audrey merendahkan Ratu, padahal dirinya pun jauh lebih rendah.
Raja meraih sesuatu dari dalam saku celananya kemudian melemparkannya pada Audrey. Audrey dengan cekatan menangkapnya yang rupanya adalah sebuah cermin berukuran sedang. "Lo gak punya kaca? Tuh, silakan berkaca Nona sok cantik!"
"Lo cantik tapi kelakuan lo benar-benar busuk!" maki Raja dengan nada ketusnya.
"Lo kenapa, sih? Semenjak lo kenal cewek itu lo berubah, dulu lo gak kayak gini. Gue kangen lo yang dulu, Ja," lirih Audrey sendu.
"Sebelum lo tanya sama gua kenapa alasan gua berubah, lebih baik lo tanya sama diri lo sendiri. Gimana cara lo memperlakukan gua selama ini, hah!?" teriak Raja dengan suara beratnya membuat Audrey hendak menangis.
Jadi mereka pernah ada hubungan, ya? pikir Ratu.
Ratu kemudian menarik lengan Raja mencegah cowok itu agar tidak lagi memperpanjang masalah. "Kak, udah. Kasian Kak Audrey dia sampai mau nangis, lagian Ratu gak pa-pa kok cuma basah dikit. Udah jangan marah-marah lagi, ya?" pinta Ratu.
"Oke, gua ampuni kalian bertiga. Tapi kalau kalian ngulang kesalahan ini lagi, gua pastiin kalian angkat kaki dari sekolah ini!" ancam Raja sebelum dirinya berlalu sembari merangkul Ratu, menutupinya agar tidak menjadi pusat perhatian.
Audrey melemparkan kaca yang Raja lemparkan padanya beberapa saat yang lalu ke lantai hingga hancur menjadi kepingan layaknya hati. "Gak! Gue gak akan biarin lo ambil Raja dari gue! Apa pun akan gue lakuin termasuk ... habisi nyawa lo!"
Di sisi lain Raja membawa Ratu menuju ruang UKS, di sanalah Ratu bisa mengganti pakaiannya yang basah. Beruntunglah di sekolah Ratu selalu menyediakan seragam cadangan di UKS dengan bermacam ukuran.
Di sepanjang koridor banyak yang menatap Ratu sembari berbisik-bisik tentangnya, membuat Ratu semakin tidak nyaman berada di dekat Raja. Ratu kemudian mendongakkan kepalanya menatap Raja. "Kak, Ratu bisa jalan sendirian kok. Kakak lanjutin aja tugas Kakak yang lain, kayaknya banyak yang gak suka sama kedekatan Kakak sama Ratu," cicitnya.
"Lo juga tugas gua, diam sekarang dan terus jalan. Gua gak suka cewek hobi protes kayak lo, dasar gak tahu rasa berterima kasih!" ketus Raja sembari memasang wajah datar.
Keduanya kembali melangkah menuju ruang UKS, keduanya sempat berpapasan dengan Liam yang kebetulan berlalu di koridor yang sama. Liam hanya menatap kedua sejoli dengan perasaan sesak di dadanya.
Cemburu rasanya, tapi sayangnya gue gak ada hak. Woilah, sejak kapan gue yang bobrok jadi bucin gini? batin Liam.
Sesekali Ratu melirik ke wajah Raja sembari terus mengomel dalam hatinya, melepas keluh kesalnya tentang cowok yang sangat sulit ia pahami jalan pikirnya itu.
Kak Raja tuh sebenarnya berkepribadian ganda atau apa? Tadi nolongin, sekarang ketus kayak biasanya. Bodoamatlah, bisa-bisa nanti Ratu masuk rumah sakit jiwa karena mikirin Kak Raja, pikir Ratu.
Tidak lama keduanya sampai di depan pintu UKS. Raja mencoba membuka dan rupanya pintu UKS sama sekali tidak terkunci. Raja memerintahkan Ratu untuk masuk dan segera mengganti dan membasuh wajahnya yang mana di dalam UKS juga ada wastafel berukuran kecil.
"Buruan ganti gua tunggu luar. Jangan lelet, lima menit selesai!" perintah Raja dengan tegas.
Mendengar itu Ratu lantas memasuki UKS dan meraih seragam dari dalam lemari dengan tergesa-gesa. Sekitar lima menit kemudian dirinya sudah rapi dengan seragam pinjamannya.
"Udah, Kak. Besok Ratu kembaliin seragamnya dengan kondisi bersih, rapi, dan wangi!" seru Ratu berusaha memecahkan kecanggungan.
"Gak lucu, lo kira laundry?" sahut Raja. "Buruan balik gua duluan, kalau ada yang macam-macam lo harus lawan! Kalau emang gak bisa hubungin gua!"
"Tapi Ratu gak punya nomor Kak Raja. Hmm ... gimana, dong?" celetuk Ratu polos.
"Hahaha ... dasar bodoh! Cuma lo cewek paling aneh yang gua temuin," ejek Raja sembari merampas ponsel Ratu dari dalam saku rok gadis itu. "Nih!"
Bisa-bisanya dia gak punya nomor gua, padahal gua cowok paling populer di sini, pikir Raja dengan sedikit menyombongkan diri.
Raja kemudian meninggalkan Ratu seolah diri, Ratu lantas mengecek apa yang dilakukan cowok itu. Rupanya Raja menyimpan nomor miliknya ke dalam daftar kontak Ratu, gadis itu menggelangkan kepalanya kecil. "Raja Singa Jantan? Hahaha ... ternyata Kak Raja sadar diri, ya, kalau nama itu cocok sama kegalakannya."
Raja Singa Jantan🦁
|Jgn ganti nama gua.
|Gua suka sebutan gagah itu.
|Jga jgn baper sama gua.
|Gua gak akan suka lo!
^^^Ih, siapa yang mikir kayak gitu?|^^^
^^^Justru Ratu lebih gak suka sama Kakak!|^^^
Read.
semangat...
ayo mampir juga dikaryaku /Smile/