Ayla tak menyangka kalau pria yang sudah dengan mati matian dia lupakan malah serumah dengannya, bukan jadi suaminya tapi jadi adik iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airishna Alba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14 Berani menyentuhku?
Pagi itu, Ayla membuka mata dengan perasaan yang campur aduk. Ia merasakan kepala yang rasanya berat dan mulut yang kering sekali. Saat ia melirik ke samping, betapa terkejutnya ia melihat Reno tidur pulas di sebelahnya.
Ingatan akan apa yang terjadi semalam mulai terbersit di benaknya, dan rasa malu serta kecewa mulai menghantamnya.
“Apa yang sudah aku lakukan?”
bisik Ayla pelan pada dirinya sendiri. Ia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam, tetapi semuanya hanya sebatas kabut di dalam pikirannya.
Reno mulai terjaga dan melirik ke arah Ayla, “Kamu tidak ingat?”
“Aku… tidak ingat dengan jelas,” jawab Ayla sambil menutupi wajahnya dengan tangannya.
Tangisnya pecah, air mata mengalir deras membasahi pipinya.
“Aku tidak percaya aku melakukan hal itu, Reno. Aku tidak ingat sama sekali,” ucapnya di antara isak tangisnya.
Reno mendekati Ayla dan mencoba menenangkannya,
“Ayla, jangan menangis.
Namun ayla menepis tangan reno dan menggeser tubuh nya sedikit menjauh
"Aku tidak bermaksud membuatmu merasa tidak nyaman.”
Namun Ayla menarik dirinya dan membalikkan wajahnya, “Jangan sentuh aku, Reno! Aku tidak tahu apa yang terjadi semalam.”
“Ayla, kamu harus percaya padaku,” pinta Reno dengan nada penuh harapan.
Ayla tersedu "Kamu tidak peduli tentang perasaanku, kan? Kamu hanya memanfaatkan kesempatan!"
"Ayla, jangan salah paham. Aku tidak bermaksud seperti itu.. Kau sendiri yang bilang bahwa kau masih mencintaiku, lalu kau sendiri yang terus saja memaksa ku. Aku sudah ribuan kali menolak."
Ayla menatapnya tidak percaya "Cinta? Kamu tidak tahu apa itu cinta! Kamu hanya ingin memuaskan nafsu!"
"Aku tidak bisa menyangkal bahwa aku pun lelaki normal ayla, , tapi aku juga peduli tentang perasaanmu."
“Apa pun yang terjadi semalam, itu tidak seharusnya terjadi. Aku merasa seperti aku tidak mengenal diriku sendiri,” ujar Ayla penuh keputusasaan.
Reno mencoba menjelaskan, “Ayla, aku tahu ini sulit dipahami. Tapi aku merasa ada sesuatu yang kuat antara kita berdua.”
Namun, perkataan Reno justru membuat Ayla semakin marah dan kecewa.
“Kamu tidak peduli tentang perasaanku, kan? Kamu hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini!”
Reno berusaha memahami perasaan Ayla,
“Ayla, jangan salah paham. Aku masih tetap mencintaimu. Aku selalu ingin menjagamu.Apa pun yang kita lakukan semalam, itu tidak mengubah perasaan itu.”
“Aku tidak percaya itu! Aku tidak ingin merasa seperti ini,” jawab Ayla sambil menangis tersedu-sedu.
Ketidaksamaan perasaan dan pikiran di antara keduanya semakin memperumit percakapan mereka. Ayla merasa tersiksa dengan keadaan ini, sedangkan Reno mencoba keras meyakinkan Ayla.
“Ayla, dengarkanlah hatimu. Katakan padaku apa yang sebenarnya kamu rasakan,” pinta Reno dengan raut muka penuh harap.
Ayla menoleh ke arah Reno, matanya penuh keraguan. Dia merasakan adanya semacam tarikan emosional di antara mereka berdua, tetapi rasa malu dan kecewa masih begitu mendominasi pikirannya.
“Aku tidak tahu apa yang harus aku percayakan, Reno. Aku merasa begitu kacau di dalam hatiku,” ucap Ayla dengan suara gemetar.
"Lalu apa beda nya kau dengan kakak mu, aku seperti keluar dari kandang macan lalu masuk ke kandang buaya sepertimu " Ucap ayla benci dengan menaikkan nada bicara nya
"Jangan sama kan aku dengan aldy, kita memang terlahir dari keluarga dan rahim yang sama. Tapi kau tidak bisa begitu saja bicara "
"Lalu apa namanya kalau bukan buaya, yang berani meny3ntuh saat aku sedang tidak sad4r, kau sama saja seperti bajingan di luar sana yang tanpa iba mem_perk*sa wanita saat lemah... Pasti kau juga yang sengaja membuat ku m4buk kan hu..hu..hu.." Ucap ayla tidak dapat lagi membendung emosinya sehingga bbrnya mengeluarkan kata kata yang tidak pernah ia katakan sebelum nya
Reno tersentak, mata nya membulat sempurna. Betapa sampai hati Ayla berfikir sejauh itu. Se bej4d bej4d nya kelakuan reno di luar sana. Ia tidak mungkin men0dai ayla.
"Apa kau bilang? Mem p3r k4os mu? Ayla pikiran mu terlalu jauh. Bahkan di benak ku tidak pernah terbesit untuk melakukan itu kepadamu, se jahat itu kah aku di matamu ayla? Hah? "
Reno membingkai wajah ayla dengan kedua tangan kekarnya.
"Hey, dengar.. Jika aku berniat seperti itu pada mu, mengapa tidak aku lakukan saat masih pacaran dulu? Mengapa aku melakukannya sekarang setelah kau di s3ntuh oleh kakak ku? Apa kau tidak memikirkannya? Aku tidak seburuk yang kau pikirkan ayla" Sekuat tenaga reno menjelaskannya.
Dadanya mulai sesak, tidak menyangka untuk kedua kali nya wanita itu menusuk kembali hati nya. Yang kali ini lebih sakit, ia dituduh melakukan hal yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Jelas jelas ayla menatapnya dengan ketidak percayaan.
"Karena kau masih sakit hati kan karena dulu aku meninggalkanmu, aku sudah tahu akal licik mu. Tapi bodoh nya aku yang malah diam saja disini menjadi mangsa mu, harus nya beberapa hari lalu aku melarikan diri saja. Lagi pula Mana ada maling ngaku, jika seandainya semua laki laki sepertimu mengaku, tidak mungkin ada bayi lahir tanpa jelas siapa ayah nya"
Reno sudah tidak mampu menimpalinya lagi, matanya memanas. Hati nya perih... Padahal niat nya sejak awal menolong ayla saat ia pingsan dan membawa nya ke apartemen itu adalah untuk melindunginya. Reno tau bagaimana keras nya dunia luar.
Entah bagaimana nasib ayla jika saat itu tidak ia temukan, mungkin ayla sudah menjadi tawanan lelaki hidung belang yang hanya mau gratisan saja di luar sana.
Tapi sudah lah, percuma ia jelaskan bagaimana kepedulian nya pada ayla. Wanita itu sedang di liputi emosi.
Padahal reno sudah dengan susah payah melupakan luka nya yang dulu. Dia sudah mulai melunakkan hati nya. Dia mencoba mengerti mungkin ayla tidak mau jika punya kekasih tapi berjauhan. Luka itu sudah memudar.
Namun sekarang di timpa lagi dengan luka baru.
Seakan akan luka nya di sirami dengan air garam.. Perihh sekali...
"Maafkan laki laki yang tidak tahu diri ini ayla, yang berpikir kau mau kembali mengulang kisah kita yang sempat tertunda saat ku lihat kau bermasalah dengan kakak ku. Tapi aku salah besar"
Lalu reno melenggang meninggalkan ruangan itu, ada setitik bulir bening keluar dari netra nya, berjalan mengitari pipi menuju dagu dan menetes ke lantai.