kisah tentang kehidupan Kanaya yang terpaksa menjadi single mom ketika masih belia. Dia menjadi korban ambisi karyawan ibunya yang ingin menjebak ayah tirinya.
Kanaya terpaksa hidup terpisah dari orang tuanya, untuk menyembunyikan ketiga anak kembarnya. Ia berhasil hingga akhirnya menjadi istri seorang pengusaha sukses dan kaya raya.
Cobaan seakan tiada henti menerpanya, ketika ia sudah bahagia, hantaman terberat dalam hidupnya adalah ketika ia harus kehilangan salah satu putra tercintanya.
Bagaiamanakah Kanaya menjalani hidupnya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arnesh Yadha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesan Pertama Yang Kau Tinggalkan
Pagi ini kay sangat buru-buru berangkat karena tadi dia bangun sedikit terlambat. Semalam Senja demam dan merengek tak mau tidur di tempatnya, dia mau tidur dalam gendongan aminya. Kay pun akhirnya begadang hingga jam tiga dini hari tadi. Diapun tertidur sambil duduk memangku putrinya di sofa yang ada dikamarnya. Ia terbangun ketika senja mengecup pipinya.
" Mi... Ngun... Mi.. imik..." Ucap bayi itu sambil mengecupi pipi aminya.
Kay segera membuka matanya, lalu memeriksa kondisi Senja.
" Alhamdulillah sayang... Demamnya udah reda, senja haus ya nak, tunggu sebentar ya, ami cuci muka dulu.. "
" No.. Mi.. Ni.. " Ucapnya sambil menunjuk dada aminya. Kay pun membuka dua kancing bajunya lalu mengeluarkan satu dadanya yang langsung dilahap oleh Senja. Tak berapa lama Langit menyusul nya dan mengambil bagian satunya. Kedua anak itu dengan lahapnya menyedot asupan bergizi dari aminya. Setelah merasa puas keduanya turun dari pangkuan aminya dan bermain bersama.
Kay menengok Bintang yang belum menyusul kedua adiknya, ternyata dia sedang berbaring diranjangnya sambil menikmati susu dalam botolnya yang tadi disiapkan oleh suster Nancy. Kay mengecup pipi gembul putranya , bintang langsung meletakkan botol susunya lalu mengulurkan tangannya. Kay pun memangkunya dan memberikan asinya langsung kepada Bintang. Selesai dengan ketiga buah hatinya diapun bergegas membersihkan diri dan bersiap berangkat sekolah. Melihat jam ditangannya kay langsung menyambar tasnya dan mengambil sepotong sandwich serta meminum susunya lalu bergegas pamitan kepada ketiga anaknya. Tak lupa juga pamitan kepada Sus Nancy.
Keluar dari lift dia langsung berlari dan tanpa sengaja menabrak seseorang hingga dia hampir terjatuh. Orang yang ditabraknya tadi menarik tangannya dan menahannya sehingga dia tak sampai terjatuh.
" Ma'af... Ma'afkan saya... Saya buru-buru jadi ..... "
" Tak apa, tak masalah kok, silahkan..,! " Ucap seorang pria muda
" Terimakasih.... " Ucap kay lalu kembali berlari keluar dan langsung masuk kedalam taxi yang sudah dipesannya tadi.
" Hemm... Cantik.. " Gumam pria itu sambil menatap punggung sempit gadis yang kian menjauh. Diapun kemudian masuk kedalam lift menekan tombol lantai yang dituju. Tak lama denting lift berbunyi dan pintu terbuka, dengan langkah lebarnya pria muda jangkung itu menuju ke unit amak nya. Pria ini adalah Zulfan, pria tampan dengan wajah indo Jerman bermata hazel dengan rambut model Mandarin, seorang dokter bedah dan merupakan keponakan dari ummi Fatimah . Dialah yang mengadzani ketiga bayi kembar kay saat baru dilahirkan.
" Assalamu'alaikum.... Amak...! ,lha kok sepi,kemana nih orang,sepertinya dia tak ada diresto hari ini?!" Tanyanya sambil mengelilingi ruangan itu. Ketika dia mau keluar beberapa orang masuk membawa tiga orang balita berusia satu tahunan, salah satu dari orang itu adalah wanita yang tengah dicari-cari oleh Zulfan.
" Lho fan... Sudah lama kamu? "
" Baru saja amak..., amak dari mana?! "
" Ini jemput triplets disebelah karena ami nya harus ujian hari ini... "
" Oohh... Ini.. "
" Maaf tuan, tuan mau minum apa? " Tanya Monthy memotong ucapan Zulfan.
" Tidak perlu, nanti saya ambil sendiri saja.. "Jawab Zulfan
Diapun menghampiri ketiga anak itu. Dia disambut ramah oleh ketiganya, bahkan si cantik Senja langsung duduk dipangkuannya. Sepertinya suara merdu Zulfan membuat ikatan batin tersendiri bagi mereka. Zulfan pun tampak bahagia bermain bersama mereka. Hingga tak terasa mereka sudah bermain hampir setengah hari, kini keempatnya tertidur bersama dikarpet tebal ruang tamu ummi.
Terdengar sayup-sayup suara merdu seseorang, membuat Zulfan terbangun dari tidur nya, dia melihat ketiga balita itu masih terlelap dengan posisi yang sudah berubah. Awalnya Bintang dan Langit berjajar sedangkan Senja berada tepat disampingnya, kini ketiganya malah jadi mengelilingi Zulfan.
Kay terkesiap melihat posisi ketiga anaknya. Rencananya dia akan mengambil mereka bertiga, namun ternyata mereka sedang tidur. Yang membuatnya lebih tercengang adalah posisi kaki Senja yang nangkring diatas perut seorang pria yang dia ingat adalah orang yang tadi pagi sempat ia tabrak.
Zulfan membuka matanya dan mengerjapkannya. Pandangannya jatuh pada sosok wanita muda yang tengah mengangkat senja.
" Sus... Tolong bantu saya membawa anak-anak pulang...! " Ucap Kay, dia belum sadar bahwa dirinya tengah diperhatikan.
" Sini.. biar Senja sama ummi, kamu angkat bintang saja.. " Pinta ummi lembut
Saat kay hendak mengambil Bintang tatapan matanya bersirobok dengan Zulfan. Zulfan tersenyum, dia mengagumi paras ayu dihadapannya.
" Eh.. Ma'af, saya telah mengganggu tidur anda.. " Ucap Kay sambil memeluk Bintang dalam gendongannya.
" Oh.. Tak apa, saya juga sudah waktunya bangun... Amak.. Kenapa tadi tak bangunkan saya.. "
" Aku lihat kamu nampak lelah, jadi ya sudah kubiarkan saja kau tidur bersama mereka. Lagian lucu juga melihat kalian, seperti.. Ah sudahlah lupakan.... Oh iya, fan.. Ini kay,ami dari ketiga anak yang telah menghiburmu tadi.. " Ucap ummi sambil membenarkan posisi senja dalam gendongannya.
Kay dan Zulfan saling berkenalan. Kay nampak canggung dan terlihat membatasi dirinya. Sepertinya trauma masa lalunya masih membekas dalam ingatannya. Dia nampak tak ingin berhubungan dengan orang asing. Namun bukan Zulfan namanya jika dia tak bisa meluluhkan dinding es yang coba di pasang oleh Kay. Dia tersenyum memandang punggung tiga orang wanita yang melenggang meninggalkan kediaman ummi menuju hunian Kay.
Keesokan paginya, kembali Zulfan datang kesana. Sesuai prediksinya , dia melihat wanita muda tengah memasuki taksi yang terparkir didepan lobi apartement. Zulfan pun turun dari mobilnya sambil menenteng tas belanjaan yang berisi mainan untuk babby triplets. Dia pun kini telah tiba didepan unit apartemen milik amak nya.
" Assalamu'alaikum... cantik dan ganteng.. "
Ketiga balita yang tengah disuapi itu sontak menoleh mendengar suara bariton namun merdu menyapa telinga mereka. Senja langsung berjalan menghampiri pria tampan itu.
" Wa'alaikummussallam.. Eh fan, tumben sepagi ini sudah sampai..? " Tanya ummi
" Hehehehe.. Memangnya tak boleh ya aku kunjungi amak? " Tanyanya sambil mengangkat Senja ke dalam gendongannya.
" Ada yang tertinggal amak.. Makanya aku balik lagi.. Hehehe... Amak ada tak unit yang disewakan atau dijual gitu...? "
" Hem.. Amak paham, pasti hati kau yang tertinggal kan..? " Ucap ummi sambil tersenyum.
Ummi Fatimah tau bahwa keponakannya itu sangat sulit untuk dekat dengan wanita. Dia memang tengil tapi sangat menjaga batasan nya. Banyak teman wanitanya baik seprofesi maupun teman sekampus dulu, namun tak satupun yang mampu menyentuh hatinya.
*
*
*
Hari-hari pun telah berlalu, usaha Zlulfan pun mulai memperlihatkan hasilnya. Kedekatannya dengan ketiga anak Kay, akhirnya membawa dia dekat pula dengan aminya, meskipun Kay tetap memberi batasan hanya teman setidaknya dia tidak dingin lagi seperti sebelumnya. Kay juga sering bertukar pikiran tentang kelanjutan pendidikannya. Zulfan pun mulai tinggal disana, karena unit yang ada hanya tinggal di lantai paling atas yang dekat dengan Penthouse, mau tidak mau Zulfan pun mengambilnya.
Setiap hari ditengah waktu senggang nya Zulfan akan bermain dengan ketiganya, tak jarang pula mereka dibawa ketempatnya, ketika Kay tengah sibuk dengan kuliahnya.
Setelah dulu sempat meminta pendapat untuk mengambil jurusan apa, Kay pun kini mengambil jurusan manajemen bisnis , terkadang Kay akan mengambil kelas online, terkadang dia juga mengambil kelas off-line. Disela kesibukannya dia juga membantu ummi diresto.
" Kay.. Aku mau ajak anak-anak jalan-jalan, apa kamu mengijinkan..? Kalau mau kau juga boleh ikut kok" Ucap Zulfan
" Oh.. Boleh saja tapi kayaknya aku ga bisa ikut kak, hari ini aku mulai magang di perusahaan properti kak.. " Balas Kay
" O.. Begitu ya, baiklah aku akan bawa Sus Nancy saja kalau begitu, kebetulan sih aku lagi senggang, tak ada jadwal operasi juga, aku ingin bersenang-senang dengan mereka.. "
Ketiga anak itupun disiapkan, semua keperluannya pun telah siap. Universal studio Singapura, merupakan tujuan zulfan kali ini. Dia tidak canggung bahkan dengan senang hati memperkenalkan ketiga kembar itu sebagai keponakannya. Dia pun memberikan kasih sayang seorang ayah kepada mereka. Itu pula yang membuat Kay menerima kehadiran zulfan meskipun hanya dianggapnya sebagai kakak.