💮Warning mengandung unsur 21+ jadi bijak dalam memilih bacaan ya💮
Di tinggalkan oleh orang yang kita cintai tentu sangat berat. Apa lagi dengan hadirnya sesosok makhluk kecil yang di sebut anak. Gerry Ardana seorang pengusaha properti harus menelan kenyataan pahit karena istrinya mendadak meninggalkan dirinya setelah melahirkan putra pertama mereka. Sang istri tak terima melahirkan bayi prematur yang di diagnosa dokter memiliki kekurangan itu. Di sisi lain bayi yang diberi nama Zafa Ardana itu memiliki alergi terhadap susu sapi. Lalu bagaimana nasib baby Zafa? ikuti kisah selengkapnya.
S2. Menceritakan tentang kehidupan percintaan Didi, Aldo dan Arsen. (S2 ini gado-gado kisahnya. Jika suka silahkan lanjut, jika tidak tinggalkan othor disini tanpa kata" yang menyakitkan)
Plagian harap menjauh, kisah ini pure dari hasil Meres otak. Jadi jangan sekali sekali mencontek
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
💮Selamat membaca💮
Burhan yang sudah lama tak mendapatkan kepuasan batinnya menjadi semakin lupa daratan. Ia menindih tubuh putrinya. Veni menggigil ketakutan, melihat mata kelaparan sang ayah. Bibir Burhan sudah melu*mat bibir Veni yang tebal seksi itu. Nuraninya sudah tertutup ia tak lagi memandang siapa yang ada dibawah tubuhnya.
Veni terus meronta, air matanya mengalir dengan deras. Kebenciannya pada Dian semakin besar.
Gadis itu terus memberontak, tangannya berusaha meraih sesuatu di atas nakas. Ia mendapati sebuah gelas ada dalam genggamannya tanpa pikir panjang Veni langsung memukul kepala sang ayah dengan keras, hingga gelas itu pecah terburai.
Darah segar mengalir dari kepala sang ayah. Hingga tubuh pria itu akhirnya limbung dan hilang kesadaran. Veni menarik nafas lega. Namun mata gadis itu sarat akan kebencian dan dendam. Ia segera bangkit. Meraih ransel dan mengisinya dengan beberapa potong pakaian. Dan surat² penting seperti ijasah Samanya karena ia harus putus kuliah karena tak ada biaya. Veni juga mengambil kalung emas milik ibunya, yang saat ini sedang pergi arisan dengan teman²nya.
Veni membulatkan tekat untuk meninggalkan rumah. Ia tak ingin lagi berurusan dengan keluarganya.
Veni sekilas melirik Burhan yang masih terkapar tak bergerak. Ia lantas segera berlari meninggalkan rumah sebelum ada yang melihatnya.
Veni masuk ke sebuah toko perhiasan ia hendak menjual kalung milik ibunya itu untuk modal ia berangkat ke Jakarta. Setelah bertransaksi Veni segera ke terminal untuk mencari bus yang akan menuju Jakarta.
.
.
.
Dian dan Gerry sudah duduk di hadapan seorang dokter yang akan menangani Baby Zafa. Menurut pengamatan dokter tersebut. Zafa belum bisa dikatakan mengidap autisme karena belum menunjukkan gejala yang signifikan. Namun dokter menyimpulkan jika Zafa memang masuk golongan anak Fetal alcohol syndrom (FAS). Dan untuk lebih lanjut gangguan yang akan timbul hanya bisa di pantau perkembangannya setelah Zafa tumbuh lebih besar.
Dokter juga mengatakan jika anak² yang terlahir dari seorang ibu yang kecanduan alkohol biasanya akan memiliki kecacatan dan kerusakan otak. Seketika air mata Dian luruh begitu saja. Gerry memeluk Dian dengan erat.
Melihat kekhawatiran Dian, Dokter berkata jika sejauh ini yang terlihat hanya kelahiran prematur, selebihnya dokter juga menjelaskan banyak hal terkait perkembangan Zafa yang sejauh ini baik² saja.
"Lalu apa yang harus kami lakukan dokter?" Tanya Dian cemas.
"Penuhi asupan nutrisinya, ASInya juga di perbanyak tapi saya sarankan jangan lagi konsumsi alkohol nyonya. Dan sebulan sekali kita pantau perkembangannya. Saya berharap semoga saja Zafa baik² saja." Mendengar perkataan dokter membuat Gerry merasa bersalah pada Dian. Karena dokter pikir Dian yang melahirkan Zafa.
Setelah keluar dari ruangan dokter itu. Gerry menarik pergelangan tangan Dian, hingga gadis itu berbalik dan kepalanya membentur dada bidang Gerry. Beruntung Zafa yang terlelap tak terganggu sama sekali.
"Apa kau marah? maafkan aku membuatmu menjadi tertuduh sebagai ibu Zafa yang buruk di mata dokter itu. Namun lagi² Dian justru malah tersenyum. Ternyata suaminya begitu perasa.
"Mas, untuk apa aku marah? Dokter mana tahu jika aku hanya ibu sambungnya? aku tidak apa-apa mas." Kata Dian meyakinkan Gerry.
Gerry tersenyum, beruntung sekali ia memiliki istri yang berhati lembut seperti Dian.
"Mas, apa kita akan menetap disini?" tanya Dian ragu, Gerry mengusap puncak kepala Dian.
Kita kemari hanya untuk mengetahui kondisi Zafa, dan untuk menyelesaikan urusanku dengan Selena. Lusa kita kembali ke Indonesia. Lagipula di musim seperti ini aku takut akan membuat Zafa atau Zafrina sakit." Jawab Gerry, ia pun mulai melajukan mobilnya meninggalkan parkiran rumah sakit.
.
.
.
Nino memicingkan mata menatap penampilan Sasa pagi ini, Nino mengamati dari atas sampai bawah penampilan Sasa. Nino berpikir Sasa sepertinya bukan gadis biasa dari cara berpakaiannya.
"Apa ada yang aneh tuan?" tanya Sasa sembari menatap dirinya sendiri.
"Eh .. tidak! aku hanya kaget kau datang sepagi ini." Nino menggaruk tengkuknya.
"Bukankah tuan bilang untuk datang pukul 9?" tanya Sasa bingung ia bahkan nampak menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.
"Oh .. begitu. Kalau begitu silahkan masuk." Nino segera membuka pintu apartemennya lebar².
Sasa berjalan mengikuti Nino, namun karena matanya asik memandangi apartemen mewah milik Nino, Sasa tak melihat jika Nino sudah berhenti, sehingga tubuh Sasa membentur Nino dengan keras.
"Ouch .. !" pekik Sasa. Nino membalikkan badan dan tersenyum, melihat Sasa menggosok keningnya.
"Jangan melamun nona, kau harus selalu mawas diri," ejek Nino, Sasa hanya cemberut mendengar ocehan Nino.
"Tuan, kapan kita berangkat ke Indonesia?" tanya Sasa bersemangat. Namun Nino memberi tatapan, yang Sasa tak bisa mengartikannya.
"Maafkan aku, sepertinya keberangkatan kita harus di tunda, pilot memberitahuku, akan ada hujan badai 2 hari kedepan. Jadi bandara ditutup." Sasa tampak kecewa. Ia harus bersabar lebih lama lagi untuk bisa sampai ke Indonesia.
"Aku harus bagaimana? aku terlanjur keluar dari rumah sewaku. Aku tidak mungkin kembali kesana lagi." Keluh Sasa, Nino tersenyum smirk.
"Kau bisa tinggal disini. Aku ada kamar kosong di sebelah kamarku."
Sasa tampak berpikir, ia ragu menerima tawaran Nino, apalagi ia tak mengenal baik siapa pria yang ada di hadapannya itu.
"Aku janji tidak akan mengusikmu nona. Aku hanya ingin bertanggung jawab atas apa yang telah aku janjikan kepada istri temanku." Kata Nino yang dapat melihat keraguan dari tatapan mata Sasa.
"Baiklah, terimakasih tuan."
"Jangan panggil aku Tuan, aku bukan majikanmu." Ujar Nino ketus.
.
.
Dian menatap baby Zafa yang tertidur di dekatnya, tangannya membelai lembut rambut tipis bayi itu. Matanya menyimpan kesedihan.
"Sayang, ibu akan lakukan apapun demi kalian." Gumam Dian ia kemudian menatap Zafrina yang juga terlelap dalam dekapannya.
Memiliki dua anak di usianya yang masih sangat muda, tak pernah Dian bayangkan sebelumnya. Mimpinya terlalu tinggi untuk dia gapai. Sungguh Dian merasa pernikahan dengan Gerry menjadi titik balik dalam hidupnya.
Gerry sedang sibuk diruang kerjanya bersama Sigit. Sigit menunjukkan sesuatu di laptopnya. Gerry tampak serius memandangi informasi yang Sigit dapatkan.
"Apa semuanya benar?" tanya Gerry ragu.
"Iya tuan. Bahkan mereka mengira jika nyonya Dian sudah meninggal." Kata Sigit meyakinkan informasi yang ia dapat benar adanya.
"Bilang pada Arya untuk terus memantau keluarga itu." Perintah Gerry, Sigit mengangguk patuh.
💮💮💮💮💮💮💮💮
Terimakasih kalian sudah mampir.
author cm mau kasih info aja sekarang author cm bisa up sehari 1x aja. Tapi kalo nanti ada benar² waktu luang bakalan othor up 2x.
RL othor tu bener² ngeri ala emak² rempong gitu, yang habis beberes kamar, trus belum kering keringetnya eh ma bocil udah diobrak Abrik lagi. Kadang hidup sepedih itu. Tapi yang namanya anugrah ya kita tetep mesti jaga dan syukuri.. See you 😘😘
ijin baca ulang Marathon mbak Author
❤🙏
dengan perjanjian yg dibuat itu dimna apabila anaknya dian cewe dia tak mau mengakui dan kontrak berakhir itu sama aja udah talak,tapi talaknya berlaku pas dian sdh melahirkan... memang kadang banyak yg salah sangka dengan ini.. sama halnya nikah kontrak yg memiliki masa berlaku,apabila sampai masanya dan kedua pihak ingin melanjutkan pernikahan tersebut sebaiknya dilakukan akad nikah kembali... wallahi