NovelToon NovelToon
MISTERI SANG PEWARIS

MISTERI SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Balas dendam pengganti
Popularitas:431
Nilai: 5
Nama Author: YNFitria

Hana dan Kinan dinyatakan meninggal dalam kebakaran rumah yang dasyat. Daud sebagai suami terpaksa menerima kenyataan tersebut setelah jenazah keduanya ditemukan kosong di dapur rumah mereka. Lalu bagiaman dengan aset yang ditinggalkan Hana yang diwariskan dari almarhum orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YNFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Nani

Hari ini Mela janjian untuk berlatih dengan Nani. Sejak pertemuan pertama nya mereka ternyata cukup akrab dan cocok. Dan sejak hari itu sudah beberapa kali mereka memutuskan untuk latihan bersama. Seperti hari ini

"Mau ikut kita nongkrong gak Coach" tanya Nani pada Tita.

Rencananya usai latihan Nani dan Mela akan mengisi malam menjelang long weekend ini dengan nongkrong di salah satu cafe sambil ngobrol dan menghabiskan waktu saja. keduanya tak memiliki pasangan, bahkan Nani hidup di kost sendirian. Kalau tidak sedang pulang ke Bogor ke rumah bibi dan mamangnya dia lebih banyak menghabiskan waktu di kasur, istirahat sambil nonton drakor. Sesekali ke supermarket belanja dan jarang ke mall karena malas.

Sementara Mela merasa bebas karena hari ini kedua adiknya ada di rumah bersama ibunya, jadi dia punya waktu untuk nongkrong bareng Nani.

"Kalian mau nongkrong dimana" tanya Tita

"Rencana cuma di cafe Depan komplek saja Ta, biar gak kejauhan" sahut Mela

"Woh gaslah, izin Bapak dulu daripada bengong" ucap Tita

"Sip kita nebeng mandi juga sebelum ganti ya Coach" ujar Nani minta izin

"ok.. eh ngapain kamu tiba-tiba manggil coach. Panggil nama sajalah. Kita semua beda tipis umurnya" ucap Tita yang diacungi jempol Nani sebelum menjawabnya " Siap"

"Nan, aku duluan ya, kebelet pipis juga" ujar Mela tanpa menunggu jawaban Nani dan masuk ke kamar mandi.

Satu jam kemudian ketiga gadis tersebut sudah duduk di cafe dengan minuman dan makanan ringan yang terhidang cukup banyak. Karena ketiganya hampir seumuran dan cukup sering bertemu serta berinteraksi, mereka langsung klop seperti sahabat lama. Hal yang sebetulnya jarang terjadi pada ketiganya karena sejatinya mereka cukup tertutup. Sementara Tita susah berteman dengan cewek karena sikapnya yang tomboy dan sering musuhan dengan siapapun yang menyinggungnya. Untungnya sejak bekerja sedikit berubah tidak segarang dulu.

"Dipikir lucu juga kita, asal dan kerjaan beda semua, ketemu di tempatku sampai bisa cukup akrab. Kesamaan yang cukup random kita semua kenal Bang Hanif" ujar Tita tiba-tiba

Mela terdiam meskipun mengiyakan, dia sedikit malas berkomentar karena berbeda dengan kedua orang di depannya, dia dan Hanif punya urusan tak biasa.

"Ya juga ya Ta, ternyata dunia itu selebar daun kelor saja. Kebetulan sih aku memang kerja di perusahaan dia, beda sama kamu yang ternyata sodaraan sama mas Domo" ujar Nani

"Ya, sudah sering sih denger Mas Mo ngomongin bang Hanif, tapi baru bertemu ya belum lama ini. Sebelumnya kan dia Mondok terus kuliah di Mesir dan London, kalau mas Firzan aku pernah ketemu zaman sekolah malah" Tita menjelaskan

"Wah, berarti mas Domo itu beneran temen sekolahnya?" tanya Nani

"Iya, budaya pondok juga mungkin ya, mereka sampai lulus dan pisah kuliah saja masih akrab dan setia kawan" tambah Tita

"Iya katanya Pak Firzan adik kelasnya juga. Gak heran sih Pak Hanif itu baik dan loyal, soalnya keluarga beliau juga baik banget, dulu sering diceritain sama bu Hana, tapi belum pernah ketemu" ucap Nani yang berhasil membuat Mela menaruh perhatian

"Kamu kenal bu Hana, sepupunya Pak Hanif? Tanya Mela penasaran. Nani melihat ke arahnya lalu mengangguk

"Iya, paman dan bibiku itu kan kerja sama bu Hana dan keluarganya dari lama banget. Pas kemarin kuliah aku dikasih kerjaan paruh waktu sama Bu Hana, jadi ya lumayanlah sering ketemu" jawab Nani sedikit menjawab tanpa menjelaskan terlalu banyak. Dia masih belum mengenal kedua orang teman barunya jadi merasa harus hati-hati bicara soal Hana

"Baik banget ya dia Nan, mana kalau lihat fotonya cantik banget. Sayang nasibnya..." ujar Tita tak meneruskan ucapannya

"Iya, cantik baik " ucap Nani dengan mata menerawang seolah mengingat sosok dan kenangannya dengan Hana. Tiba-tiba Nani tersadar dan langsung menatap Mela

"Kamu gimana Mel, kok sepertinya kenal Bu Hana. Pak Hanif juga kok bisa kenal kamu. Apa dulu pernah satu kampus?" tanya Nani tiba-tiba penasaran.

Mela berusaha tenang mendengar pertanyaan Nani, apalagi dilihatnya Nani bahkan Tita menatapnya kekat menunggu jawaban.

"hmm bukan, bu Hana dulu klient di kantor tempat kerjaku. Pak Hanif juga akhirnya jadi klient kantor kami, jadinya ya cukup sering ketemu. Kenal gitu saja" Mela menjawab secara umum

"Oh pantesan kamu tanya Bu Hana juga" ujar Nani setelah mendengar penjelasan Hana

"kamu dulu kerja apaan sama bu Hana" Tita rupanya masih penasaran, dan Mela bersyukur Tita bertanya jadi bisa tahu tanpa dia tanya langsung.

"ya bantu apa aaja yang Bu Hana butuhkan, dan bibi mamangku gak bisa kerjakan. Misal belikan kado buat temannya, ambilkan pesanan dia di butik gitu, atau cuma cariin makanan" jawab Nani seperti ucapannya di kantor Hanif, dan memang itu salah satu pekerjaannya dulu.

"Wah kaya di drama-drama itu ya" ucap Tita membayangkan adegan drama korea yang pernah ditontonnya dan diiyakan Nani.

"Berarti kamu cukup dekat dong dengan bu Hana" tanya Mela masih penasaran

"Ya lumayan Mel, sayangnya sekarang dia tak ada" jawan Nani beribah sedih

"Eh sudah, jangan sudah. Kita bahas gosip artis sajakah biar seru" ucap Tita mengalihkan. Dan akhirnya mereka kembali melanjutkan pembicaraan random mereka

...****************...

Sepulang dari nongkrong bersama Tita dan Nani Mela tidak bisa tidur meskipun jam sudah menunjukan hampir tengah malam. Kembali Mela duduk di depan laptopnya di kasur dan membuka folder yang sejak beberapa hari lalu kembali membuatnya kembali penasaran. Kali ini pemicunya adalah obrolan dengan Nani. Mela tak menduga sama sekali jika Nani pernah mengenal dekat Hana. Mendengar ucapan Nani dan mengingat raut muka sedihnya saat membicarakan Hana membuat Mela yakin Nani punya kedekatan dengan Hana.

Mela mendesah dan kali ini rasa keponya membuatnya meluncur membuka social media Nani dan stalking menggunakan akun keduanya. Di salah satu platform Nani terlihat cukup aktif dan sering post foto, kebanyakan foto pemandangan, langit dan makanan. Sedikit sekali yang menunjukkan foto dia bersama temannya selain saat acara di kampus. Beberapa foto wisudanya yang didampingi Sepasang suami istri yang terlihat bangga dengan Nani. Entah bagaimana Mela yakin itu adalah foto Paman dan bibinya Nani yang juga bekerja dengan Hana. Tak ada satupun foto keluarga Nani yang lain, bahkan tak ada satupun foto selfi Nani. Tapi yang menarik perhatian Mela adalah banyaknya post foto makanan dengan plating yang menarik dan mewah. Mela yakin makanan tersebut adalah makanan di cafe dan resto mahal yang gak mungkin didatangi Nani sesering itu. jadi kemungkinannya Nani cukup sering diajak Hana makan di tempat-tempat tersebut. Itu artinya mereka memang dekat dan Hana memang sebaik dan seroyal itu terutama ke pekerjanya. Satu hal lain yang jadi pertanyaan Mela, jika mereka dekat kenapa Nani bahkan tak satupun post tentang Hana bahkan di saat tragedi itu terjadi. Hmmm.. pikiran Mela mulai berkelana dan membuat berbagai skenarionya sendiri.

"Duh... bener-bener ya" Mela menjitak kepalanya sendiri, sadar dengan dirinya yang terlalu jauh masuk tanpa dia sadari. Dan apa yang dia temukan ini justru membuatnya makin penasaran. Seberapa dekat Nani dengan majikannya alias Hana. Seberapa loyal juga dia dan Kedua paman bibinya yang sudah lama bekerja dengan Hana. Mengetahui Hana bahkan sampai memberikan rumah yang kini ditempati sepasang suami istri ini membuat Mela yakin pengabdian dan loyalitas mereka tak perlu ditanyakan.

Mela yang tak mampu menahan rasa penasarannya berakhir dengan mengirimkan pesan pada adiknya Hardian yang saat ini berada si salah satu kamar rumahnya. Mela malas keluar kamar jadi memilih berkomunikasi dengan ponsel. Tapi pesannya tak juga dibalas. Mungkin saat ini Hardian sudah tidur. Akhirnya Mela hanya mengirimkan pesan utamanya seblum dia lupa dan ikut tidur .

"Tolong selidiki dia" lalu Mela membuka foto dia dan Nani tadi menyematkannya pada pesan yang langsung dikirim ke nomor ponsel adeknya, dan tanpa menunggu balasan Mela merebahkan badannya bersiap istirahat.

Sementara itu Hardian yang masih sibuk dengan laptop di kamar lain memang tak segera membuka pesannya. Saat dia lihat kakaknya yang mengirimkan pesan, dia melirik sekilas dan memilih melanjutkan kembali keasyikannya bermain game. Tapi saat kemudian akhirnya membca pesan sang kakak, Hardian geleng-geleng kepala. Kakaknya dengan segala keingintahuannya kembali membuatnya berselancar ke dunia maya, mencari informasi yang dibutuhkan.

...****************...

Mela dan kedua adiknya menikmati sarapan nasi goreng yang dibuat ibunya. Ini adalah momen langka karena Hardian yang tidak tinggal dengan mereka. Selain itu Ibunya juga jarang memasak karena dilarang anaknya takut terlalu capek dan kondisinya drop. Tapi jika Hardian di rumah tentu saja ibunya takan bisa dilarang. Karena ini adalah hal yang jarang terjadi, dan akhirnya Mela pun membiarkannya asal tidak telalu capek.

"Kak, gue dah kirim data yang lo minta tuh barusan" ujar Hardian setelah selesai makan

"Ohya, gue belum cek hp dari bangun" jawab Mela" Thank "tambahnya

"Jangan lupa transfer" ujar Hardian nyengir yang dijawab cibiran Mela.

"Kamu jangan minta uang terus kakakmu, kasihan dia" ujar Ibunya pada Hardian tapi cuma ditanggapi cengiran yang makin melebar.

Sementara Mela langsung pamit ke kantarnya untuk mengecek apa yang Hardian dapatkan. Biar saja kedua adiknya dan Ibunya menikmati kebersamaan yang jarang terjadi karena sampai detik ini Hardian tak mau tinggal bersama. Bedanya sekarang dia lebih sering datang karena tahu ayahnya tak lagi tinggal bersama mereka.

Mela membuka kiriman dari Hardian. Sebetulnya tak ada satupun yang membuatnya harus waspada terhadap Nani. Dari sekolah sampai kuliah dan kerja sekarang Nani tak pernah bermasalah. Cukup pintar untuk masuk sekolah favorit tapi bukan jenis yang banyak prestasi mengagumkan. Hardian menemukan silsilah keluarga Nani. Ayahnya meninggal dan ditelantarkan ibunya yang menikah kembali dan memiliki adik tiri yang belum lama lulus SMA. Rupanya ayah tiri Nani sama brengseknya dengan ayahnya. Nani dirawat paman dan bibinya sejak Sd. Fakta yang cukup menarik adalah Nani ternyata mengirimkan ibunya ke sebuah panti jompo di Solo. Jauh sekali. Apa yang terjadi? Mela tak mendapati Hardian menemukan alasan ibunya dikirim.

Hal lain yang disapat Hardian adalah Nani memiliki keanggotan gym mahal sejak beberapa tahun lalu. Wow sekali, namanya tercatat sebagai VIP customer di beberapa butik. Oh apakah Hana yang membawanya dan membuatnya jadi member untuk memudahkan Hana membantunya. Ini lebih masuk akal dan Kalau iya berarti Hana memang sebaik itu. Yang menjadi pertanyaan Mela apakah Nani juga seloyal itu pada Hana. Dan sejauh mana Hana menaruh kepercayaannya pada Nani dan mungkin kedua orang pengganti orang tuanya itu. Apakah Nani tahu apa yang saat ini Mela ketahui? Lalu sejauh mana Hanif dan Nani saling mengetahui posisinya.

Mela dengan segala rasa penasarannya dan apa yang dimilikinya tak bisa diam. Entah setan mana yang membuatnya merasa ingin terseret dan tahu lebih jauh. Kalau tidak tak mungkin saat ini dia mengirimkan pesan pada Nani dan mengajaknya bertemu. Kali ini tanpa Tita

1
Heru Ardi
mkn pnasaran/Determined/
Heru Ardi
lanjooot
Tsuyuri
Menakjubkan!
Heru Ardi
wow pasti pada mau warisan ..ribut nanti. lanjut thor
Heru Ardi
ceritanya bikin penasaran/Grimace/ lanjutannya dooong
Heru Ardi
mantap, lanjuuut tor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!