Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh
Seorang pria sedang duduk di kursi roda di dampingi oleh wanita paruh baya di sampingnya, dia menatap lurus ke depan seakan ia manusia tak bernyawa, sang ibu meneteskan airmatanya melihat nasib anak sulungnya yang malang.
" Nak, sampai kapan kamu harus menderita seperti ini?" Tanya sang ibu mengusap wajah pria yang duduk di kursi rodanya.
Tak ada jawaban dari pria di hadapannya, Indah kamalia ibu dari Albert satya wiguna menghela nafasnya berat air matanya sudah tak terbendung lagi.
"Nak, kau pasti sembuh nak hiks... Mommy tidak menyalahkanmu, ini semua sudah takdir dari yang maha kuasa hikss.." Isak tangis Indah.
Tok .. Tok .. Tok ..
Indah mengusap airmatanya, dia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu lalu membukanya.
Ceklek..
"Nyonya ada yang harus saya sampaikan kepada nyonya." Ucap Satria asisten pribadi Albert.
" Tunggu di ruang kerja, nanti aku akan menyusulmu." Titah Indah.
"Baik nyonya." ucap Satria berlalu dari hadapan Indah.
Indah menutup pintu kamar Albert, dia menghampiri anaknya kembali. setiap hari Indah mengurus Albert di bantu oleh kepala pelayan yang mengasuh Albert sedari kecil. tidak ada yang berani masuk selain Indah, kepala pelayan dan juga Satria. Para pelayan ketakutan saat melihat Albert yang mengamuk, bahkan sampai ada yang masuk ke rumah sakit maka dari itu Indah memutuskan hanya tiga orang yang bisa masuk ke dalam Kamar milik Albert.
"Nak Mommy ada urusan sebentar, kalau kau menginginkan sesuatu tekan remot ini nanti Mommy akan datang." Ucap Indah.
tak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut Albert, dia hanya diam dengan dunianya sendiri. Indah mengecup kepala Albert dengan sayang lalu mengusapnya, dia berjalan keluar dari kamar Albert menuju ruang kerja milik almarhum suaminya.
ceklek..
Satria berdiri lalu membungkukkan badannya kepada Indah.
"Kau itu sudah aku anggap anak sendiri, sudah berapa kali aku bilang jangan pernah membungkukkan badanmu padaku." Ucap Indah kesal.
"Sudah tugas saya nyonya." Jawab Satria.
"Yasudah, terserah kau saja, duduklah." Ucap Indah dengan mendudukkan tubuhnya.
Indah memijat pelipis dan pundaknya, sungguh dia sangat lelah menjalani rutinitasnya yang sibuk dan juga capek. Jika boleh dia ingin sekali berteriak memanggil suaminya untuk kembali, namun dia berusaha sabar menghadapi takdir demi anak sulungnya.
"Nyonya baik-baik saja?" Tanya Satria memastikan keadaan Indah.
"Aku baik, tadi kau bilang ada yang ingin kau sampaikan? Tentang apa? Apa kau sudah menemukan titik terang tentang kecelakan itu." Tanya Indah.
"Untuk penyelidikan itu sampai saat ini saya belum menemukan titik terang nyonya, saya datang kesini hanya ingin memberitahukan bahwa keluarga nona Sonia sudah kembali ke tanah air dan mereka mengirimi saya pesan singkat bahwa pernikahan antara nona sonia dan tuan Muda akan di majukan nyonya, satu hal yang saya takutkan kalau keluarga sonia tidak akan menerima kondisi Tuan Albert saat ini karena mereka belum tau kalau tuan muda lumpuh." Jelas Satria.
Indah semakin pusing mendengar apa yang Satria bicarakan, dia juga memikirkan hal yang sama dengan Satria tapi di sisi lain dia tak bisa membatalkan pernikahan antara Albert dan Sonia karena keduanya saling mencintai. Indah berharap Sonia mau menerima segala kekurangan yang dimiliki Albert dengan begitu kesempatan untuk anaknya sembuh akan terwujud.
"Kau siapkan saja segalanya, bilang pada keluarga Sonia kalau pernikahannya di lakukan secara tertutup tanpa adanya kamera." titah Indah.
"Apa nyonya yakin? Emmm, maksud saya... Apa mereka tidak akan keberatan?" Tanya Satria dengan ragu.
"Tidak, aku yakin mereka pasti tidak keberatan." ucap Indah yakin.
Indah memang tidak memberitahukan keadaan yang sebenarnya pada keluarga Sonia, Albert melarangnya karena Sonia sedang sibuk dengan karirnya, ia tak mau Sonia sampai terbebani pikirannya dan menghambat impiannya yang sudah lama ia nantikan. Albert dan Sonia berjanji akan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing, maka dari itu Indah akan tetap menikahkan mereka.
Satria tak bisa membantah perintah dari Indah, dia pamit melaksanakan tugasnya. Setiap hari Satria memberi laporan kepada Indah, sebagai Asisten pribadi Albert dia yang mengurus perusahaan bersama Indah setelah kejadian yang menimpa Albert.
Albert adalah seorang CEO di perusahaan miliknya sendiri, sedangkan perusahaan ayahnya di pegang oleh adik laki-lakinya. Albert adalah anak sulung dari tiga bersaudara dua laki-laki dan satu perempuan, di umurnya yang menginjak ke 29 tahun dia ingin melepas masa lajangnya bersama wanita yang sangat di cintainya yaitu Sonia seorang penyanyi papan atas, namun setelah kecelakaan yang merenggut nyawa sang ayah dan juga membuatnya lumpuh dia sudah tak bisa beraktifitas kembali di perusahaannya, para awak media pun tak ada satupun yang mengetahui tentang kondisinya. Sang ibu yaitu Indah dengan sabar dia merawat Albert dengan segala kekurangannya, dia mengambil alih kepemimpinan perusahaan di bantu oleh Satria selagi anak sulungnya belum sembuh dan anak keduanya kembali dari luar negeri mengerjakan proyek yang sedang di garapnya.
***************
Adelia seorang wanita barbar berusia 23 tahun, berwajah manis, memiliki tubuh putih alami, tinggi dan juga pekerja keras. Saat ini dia sedang bersiap-siap untuk pergi melamar pekerjaan, dengan memakai seragam putih dan membawa map coklat Adelia berpamitan kepada ayah dan ibunya untuk pergi mencari pekerjaan.
"Ibu.. Ayah .. Yuhuuu adelia mau otewew bu..." Teriak adelia.
Fatimah ibu dari adelia menghentikan aktifitas memasaknya saat mendengar suara anak gadisnya, begitupun dengan ayahnya yaitu Yusuf ia masuk ke dalam rumah sederhana miliknya menghampiri anak kesayangannya.
"Del, udah rapih aja, mau berangkat sama siapa?" Tanya Fatimah.
"Sama si Sugeng bu." Jawab Adel asal.
"Huusss.. Kamu ini kebiasaan deh! ngerubah nama orang sembarangan." Tegur Fatimah.
"Hiihi iya bu maaf, becanda." Ucap Adel cengengesan.
"Nak, mau ayah anterin apa mau sama Farid?" Tanya Yusuf.
"Sama si Farid aja yah, katanya dia bawa motor." Jawab Adel.
tit .. Tit.. Tit ..
"Tuh, manusia nya udah dateng Yah, Bu, Adel pamit dulu doain Adel keterima kerja ya bu." Ucap Adel begitu mendengar suara klakson dari arah luar.
Fatimah dan Yusuf menganggukkan kepalanya, Adel mencium tangan kedua orangtuanya lalu pergi menaiki motor milik teman semasa kecilnya yaitu Farid, keduanya melamar pekerjaan di tempat yang sama.
Sampai di perusahaan PT.Angkasa food keduanya mengantri berjamjam untuk melakukan sesi wawancara, di perusahaan tersebut sedang membuka lowongan dan juga membutuhkan banyak karyawan.
Beberapa jam kemudian Adel dan Farid di panggil ke ruang interview, keduanya langsung lolos interview dan mulai bekerja lusa.
Satu minggu kemudian...
Persiapan pernikahan Albert sudah hampir sempurna karena hanya di lakukan dengan sederhana dan juga tertutup, keluarga Sonia menyetujui keinginan Indah. Satria dan juga kepala pelayan yang bernama Ahmad dengan perlahan mereka memberitahukan kepada Albert bahwa ia akan menikah dengan Sonia, sebelum memberitahunya Pak Ahmad memberikan obat dengan dosis yang tinggi kepada Albert agar ia bisa diajak komunikasi dan juga tenang. Mendengar ia akan menikah Albert begitu senang, dia tidak sabar ingin bertemu dengan kekasihnya yang sudah menjalin hubungan selama bertahun-tahun dengannya.
Sekarang adalah hari yang di tunggu oleh Albert, dia sudah di dandani oleh pak Ahmad dengan memakai baju yang sudah di siapkan untuk pengantin pria yaitu tuxedo berwarna putih lengkap dengan dasi kupu berwarna hitam di lehernya. Indah dan kedua adik Albert terharu melihat Albert keluar dari kamarnya di dorong oleh pak Ahmad, Rasya menggantikan pak Ahmad mendorong kursi roda kakaknya keluar menuju mobil yang telah di siapkan.
Pernikahan Albert di laksanakan di villa milik keluarga Wiguna Ayah Albert. Tak butuh waktu lama mobil yang di tumpangi oleh Indah dan yang lainnya sudah sampai di villa, di luar sana mereka di sambut oleh beberapa penjaga yang bertugas di villa. Pak Ahmad menurunkan Albert dari mobil dan mendudukannya di kursi roda lalu mendorongnya masuk ke dalam villa dimana keluarga Sonia sudah menunggu, keluarga Sonia tersenyum mendengar keluarga Albert sudah sampai namun senyuman itu perlahan memudar tatkala melihat pengantin pria duduk di kursi roda.
"Apa-apaan ini? Kenapa Albert duduk di kursi roda?" Cecar ayah Sonia.
"Tenang dulu, nanti saya akan menjelaskan semuanya." Ucap Indah.
Ayah Sonia kembali duduk, Sonia menatap tak percaya melihat kondisi Albert yang sedang duduk di kursi roda, dia langsung ilfil melihatnya.
' Jadi sekarang Albert lumpuh? Mana mungkin aku menikah dengan pria cacat sepertinya? Iiyyuuhhh menjijikkan' batin Sonia.
"Pak Lucas anakku Albert beberapa bulan yang lalu dia mengalami kecelakaan yang mana membuat kakinya tidak bisa di gerakkan, aku harap kau bisa memakluminya dia dan Sonia saling mencintai maka dari itu aku ingin mereka segera menikah." Ucap Indah.
"Dengan kondisinya yang cacat seperti ini? Cuihh, aku gak sudi memiliki menantu cacat sepertinya lebih baik aku mencarikan pria yang lebih baik darinya, anakku cantik banyak lelaki di luaran sana yang mau dengannya." Berang Lucas.
"Lagian aku juga mana mau sama dia pah? kalau aku nikah sama dia yang ada aku malah di jadiin pembantu sekaligus baby sitternya, enak aja udah cantik kayak gini nikahnya sama cowok cacat." Timpal Sonia.
"Pokoknya aku gak terima, kalian sudah menghina keluarga saya. Pantas saja kalian mau pernikahannya di lakukan secara tertutup ternyata ini yang kalian sembunyikan?!" Hardik Lucas.
Albert mengepalkan tangannya mendengar hinaan yang keluar dari mulut Lucas dan Sonia, dia tak menyangka Sonia tega kepadanya setelah apa yang telah dia berikan kepada kekasihnya itu.
"Sonia kenapa kau bicara seperti itu?! Kalian saling mencintai, apa kau tidak punya hati dengan mengatai putraku? Seharusnya kau menerima segala kekurangannya."Pekik Indah tak terima.
"Siapa yang mau sama cowok cacat gak berguna kayak dia hah?! Lihat juga wajahnya yang jelek begitu menjijikkan" Sewot Sonia.
PLAKK..
Indah menampar wajah Sonia, dia tak terima putra sulungnya di hina seperti itu. Lucas dan istrinya memelototkan matanya melihat tindakan Indah, keduanya langsung menghampiri Sonia.
" Beraninya kau menampar anakku?!!" Geram Lucas.
PLAKK..
Lucas menampar indah, Rasya menghajar wajah Lucas karena telah berani menampar ibunya. Albert semakin emosi melihat perlakuan Lucas, dia mengepalkan tangannya semakin kuat keringat dingin mulai bercucuran dari wajahnya.
Bughhh
"Anak dan ayah sama saja, mulutnya tidak pernah sekolah kalian lihat saja apa yang akan kami lakukan untuk membalas semua perkataan buruk kalian, jangan lupa siapa kami di negara ini." Ucap Indah dengan menunjuk ke arah Lucas.
Aaaarrrgghhh...
Albert berteriak memegangi kepalanya, Pak Ahmad segera mengambil suntikan yang sudah ia sediakan sebelumnya.
"Pak Ahmad cepat pak, cepat kakak kesakitan." Desak cindy adik perempuan Albert.
Pak Ahmad menyuntikkan cairan yang di gunakan jikalau Albert kambuh, perlahan Albert mulai tenang tidak berontak. Satria, Rasya dan juga Indah kewalahan memegangi tubuh Albert yang memiliki tenaga kuat. Semua itu tak lepas dari pandangan keluarga Sonia, setelah memastikan kakaknya tenang Rasya membalikkan badannya dia menatap nyalang ke arah Lucas yang sudah babak belur akibat serangan dari Rasya.
"Ingat baik-baik, jika sampai terjadi sesuatu kepada kakakku? Maka orang pertama yang aku cari adalah kau.!!" Tekan Rasya menunjuk wajah Lucas.
Albert di gotong oleh penjaga dan juga pak Ahmad masuk ke dalam mobil, tubuh Indah lemas seketika melihat kondisi putranya dia berdiri di bantu oleh Rasya dan Cindy. Albert di bawa pergi ke rumah sakit milik ayahnya, di sepanjang perjalanan indah hanya menatap nanar ke arah putranya.
****
Tak terasa sudah satu minggu bekerja Adel di perusahaan PT. Angkasa food, sekarang Adel sedang bersiap untuk pulang bersama Farid namun sebelum pulang dia mengangkat telpon dari ibunya yang membuat jantungnya seakan berhenti berdetak.
Degg ..
"Ehhh nyet, lu kenapa?" Tanya Farid.
"Diem loe! Gue lagi kaget." Ketus Adel.
"Udah kagetnya?" tanya Farid kembali.
"Udah, ayo buruan kita pulang babeh gue kecelakaan." Ucap Adel menarik tangan Farid.
Sampai di parkiran Adel mengambil kunci motor Farid, dia menyalakan mesin lalu menancapkan gas dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit.
"Eh buset dasar g*****k lu ya, loe mau kita mati hah?!" Teriak Farid dari belakang.
"Diem loe, bapak gue lagi kritis bego." pekik Adel.
Adel melajukan motornya layaknya pembalap, sehingga tak butuh waktu lama dia sampai di rumah sakit dimana ayahnya sedang di rawat.
"huueeekkk..."
Farid berlari ke arah wastafel, di memuntahkan isi perutnya rasanya seperti naik roller coaster saat Adel membawa motornya. Adel langsung masuk tanpa memperdulikan kondisi Farid, dia mencari kamar dimana ayahnya di rawat.
" Ibu..." panggil Adel.
Adel berlari dan memeluk ibunya, Fatimah menangis di pelukan Adel.
"Ayah gimana bu? Kenapa bisa kecelakaan?" Cecar Adel.
"Ayah jatuh saat kerja nak hikss.. Kepalanya mengeluarkan banyak darah, sekarang ayah harus segera di operasi sedangkan tabungan kita gak cukup hikss.." ucap Fatimah menangis sesenggukkan.
Sebuah kebetulan Indah mendengar percakapan antara Adel dan ibunya, dia menyuruh Pak Ahmad untuk membawa putranya masuk terlebih dahulu. Indah menghampiri Adel dan ibunya.
" Kamu bukannya karyawan baru di perusahaan saya?sedang apa kamu di sini?" tanya Indah begitu melihat Adel memakai seragam khas perusahaan.
"Eh nyonya, ayah saya kecelakaan jadi saya kesini." ucap Adel dengan sopan.
"Saya tidak sengaja mendengar percakapan kalian, kalau kamu mau saya bisa membantu kalian." Indah memberi penawaran pada Adel.
"Tidak usah nyonya, daya tidak mau merepotkan orang lain."Tolak Adel.
ceklek ..
"Pasien harus segera melakukan operasi jika tidak nyawanya tidak akan tertolong." Ucap Dokter.
"Nyonya, saya berubah pikiran." Ucap Adel menatap Indah dengan tatapan sendunya.
" Burhan lakukan segera operasinya, biar saya yang mengurus semua biayanya." jawab Indah.
"Baik." ucap Burhan.
Fatimah memeluk tubuh Adel, mereka mengucapkan terima kasih kepada Indah yang sudah membantunya meskipun tanpa menunggu persetujuan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
gmianvishid
petinggi perusahaan besar bisa ngenalin karyawan baru? pemilik rumah sakit juga kalau berobat harusnya di area vvip ga sih, masa bisa ketemu sama keluarga pasien lain wkwk
2024-11-09
13
setetes tinta
mau kasian Ama Sonia tapi dia bakalan jadi konglomerat kalau nikah sama Albert , emang paling benar kasihan Ama diri sendiri😂😂
2024-11-23
0
Lala Sulasmi
jalan ceritanya belum ngerti ke arah mana masih bingung sy🙏
2024-12-04
0