Alexa, pewaris klan Black Dragon, hidup dalam bayang-bayang balas dendam. Ketika keluarganya dibantai, ia bersumpah untuk membalas dendam dan merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi miliknya. Dalam perjalanannya, ia bertemu Erick, seorang playboy yang perlahan mulai jatuh cinta padanya. Namun, cinta mereka terancam oleh ambisi dan dendam yang membara, Alexa harus memilih antara cinta, balas dendam, dan takdirnya sebagai pemimpin.
"Jauhi aku dan jangan pernah mengejar dan mengharapkan cintaku" Alexa Onyx Medici
"Aku telah jatuh cinta padamu sejak awal kita jumpa, jangan pernah pergi dari sisiku" Raj Erick Aditya Narayan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Kehancuran keluarga Anderson 3
"Dimana semua perhiasan yang kau beli ? Dan kemana semua emas batangan yang aku miliki yang aku simpan di brangkas? Jawab .... !!!" bentak Mark lagi. Nina memandang keheranan pada Mark, namun Mark bisa melihat jika Nina juga ketakutan mendengar pertanyaan itu.
Ting...
Ting..
Ting..
Belum sempat Nina menjawab pertanyaan Mark, handphone milik Mark berbunyi menandakan ada email masuk. Mark pun dengan cepat membuka email yang diterimanya dan matanya melotot, terbelalak membaca email yang diterimanya. Dengan geram dan penuh amarah Mark berdiri dan menghadap Nina
Plak.. Plak.. Plak.. Plak...
"Aaahhhh sakit Mark, apa yang kau lakukan? Mengapa kau menamparku ? Lepas Mark.. Lepaskan.. Lepaskan..!" rintih Nina sambil memegang tangan Mark yang menjambak rambutnya setelah menampar keras pipinya.
"Dasar kau jallangg murahan, menyesal aku telah menikahi mu bangsaaaatt.. Kukira aku telah berhasil membuatmu menjadi wanita terhormat ternyata..... Sekalinya jallangg tetaplah jallangg... Dan aku pun meragukan jika anak yang kau lahirkan adalah murni anak-anakku, dari benihku." teriak Mark sambil terus menjambak rambut Nina.
"Apa kurang semua yang telah aku berikan padamu hah ? Hingga kau berani bermain di belakang ku? Memelihara lelaki muda yang pantas menjadi anakmu ?" sambung Mark dengan tatapan terluka.
" Kau berkata seperti itu apakah sudah berkaca ? Kamu memiliki gundik dan simpan dimana-mana dan juga beberapa wanita muda yang kau tiduri dengan imbalan uang dan juga belanja baju tas juga yang lainnya. Apakah aku akan diam saja ketika kamu beralasan pergi ke luar kota untuk mengecek anak perusahaan tetapi pada kenyataannya kamu mengunjungi para gundik dan simpan mu ?" jerit Nina sambil memegangi kepalanya yang terasa panas karena jambakan keras Mark.
"Aku pun berhak untuk mendapatkan kesenangan seperti itu, jadi apa salahnya jika akupun mempunyai lelaki simpan yang lebih muda dan tentunya lebih bisa memuaskanku di ranjang dan bisa membuat ku melayang. Kamu suamiku ya memang kamu suamiku tetapi apakah setiap kali kita bertukar peluh dan melakukan hubungan suami-istri pernah sekali saja kamu menanyakan apakah aku puas dengan pelayanan mu ? Apakah aku bisa mencapai kepuasan? Tidak sekali pun kamu menanyakan hal itu padaku Mark. Yang kau lakukan hanyalah melampiaskan nafsu mu dan mencapai kepuasanmu sendiri. Selama pernikahan kita pernah kah kau berhasil membuatku puas di ranjang ?" ucap Nina dengan berapi-api dan memandang tajam pada Mark.
" Kau membayar mereka dengan uangku Nina ! Dan apakah kau lupa jika aku lah yang mengeluarkan mu dari rumah bordil tempatmu dulu bekerja. Mengangkat derajat mu dengan menikahi mu ... Sekali nya laccur tetap saja laccur.. Sekalinya jallangg tetaplah jallangg.. Dasar perempuan tak tau diri.. " seru Mark keras dan tangan Mark pun melayangkan kembali menampar pipi Nina.
Nina yang merasa kepalanya amat sakit dan panas karena jambakan Mark, belum lagi pipinya yang berdenyut karena berulang kali ditampar oleh Mark hanya bisa melengos dan menahan sakit. Belum lagi serangan gatal di daerah sekitar pahanya dan bagian depan tubuhnya yang makin terasa.
" Kau bersenang-senang dengan para pria muda simpanan mu , memberikan mereka fasilitas dan juga uang saku yang fantastis dengan menjual emas batangan milikku. Imbalan yang mereka berikan dengan membuat mu mendesah dan puas dibawah kungkungan tubuh mereka. Sudah berapa banyak uang ku yang kau habiskan untuk mereka hah ?" ucap Mark geram mengguncang tubuh Nina dengan kasar.
" Apa salahnya aku mencari kepuasan dengan lelaki muda ? Aku tidak pernah dipuaskan oleh mu. Milikmu yang sebesar cabe rawit keriting tentu saja tidak akan bisa memuaskan ku. Jauh beda dengan para pria tampan dan gagah juga muda simpanan ku. Milik mereka sebesar tongkat baseball yang panjang dan keras tentu saja merupakan pilihan terbaik untukku." ucap Nina lantang dengan sisa air mata mengalir di pipinya.
Serentetan makian dan kata-kata kasar keluar dari mulut Mark. Dengan suaranya yang lantang tentu saja mengundang seluruh penghuni kediaman Anderson datang melihat apa yang telah terjadi pada kepala keluarga mereka. Tak ketinggalan Daniel dan Helga juga Ella, mereka masuk ke kamar orang tua mereka dan mendengar seluruh pertengkaran Mark dan Nina.
Daniel hanya menggelengkan kepalanya menatap datar ke arah ayah dan ibunya. Lalu tanpa berbicara dia meninggalkan kamar ayah dan ibunya setelah mengetahui penyebab pertengkaran mereka.
Daniel tak menghiraukan pertengkaran ayah dan ibunya, kembali ke kamarnya. Kemudian memeriksa email yang masuk, matanya terbelalak ketika membaca berita mengenai beredar nya foto dan video adiknya yang tengah melakukan adegan panas dengan beberapa pria dan wanita. Daniel bertambah kaget dengan berita mengenai kondisi perusahaan milik keluarga nya yang berada di ujung tanduk.
Hancur sudah harapannya untuk bisa bersanding dengan Rose, dan juga dia tidak bisa lagi pamer kekayaan dan hidup mewah dan enak. Semua aset milik keluarga nya sudah dapat dipastikan akan disita oleh bank untuk melunasi hutang-hutangnya perusahaan dan juga untuk mengembalikan uang para investor.
Beberapa hari berlalu, Alexa menjalani harinya dengan tenang seperti biasanya. Namun di benaknya telah tersusun rencana untuk menghabisi semua anggota keluarga Anderson secara perlahan namun pasti hingga Mark menginginkan lebih baik mati daripada hidup.
Seminggu berlalu, kini tiba saatnya untuk Alexa menjalankan rencananya, malam ini setelah menyelesaikan semua pekerjaannya dan juga telah mendiskusikan rencana nya dengan Mike, maka malam ini Alexa yang telah menggenakan pakaian ringkas serba hitam dan terselip beberapa senjata api dan senjata tajam ditubuhnya tampak tengah meneliti keadaan sekitarnya dari atap kediaman Anderson.
Perlahan Alexa turun dan masuk ke dalam kediaman Anderson. Alexa menyelinap setelah dia memberitahu pada Mike yang telah mematikan alarm rumah dan juga cctv kediaman Anderson. Keluarga Anderson telah bangkrut, para pelayan yang biasanya wara wiri kini tak lagi nampak. Beberapa aset milik Mark telah disita oleh bank termasuk peternakan dan juga mobil mewah mereka. Namun tak cukup untuk menutupi seluruh utang dan pengembalian uang para investor.
Mengendap-endap Alexa memasuki kamar Daniel dan menemukan jika Daniel sebelum tidur telah mengeluarkan pistolnya tanpa menyimpan kembali ke tempatnya, mengambil pistol itu yang sudah dipasangi peredam suara, tanpa suara Alexa menuju ke samping tempat tidur Daniel, tanpa banyak bicara dia menembakkan pistolnya yang telah dipasangi peredam suara ke kepala Daniel yang tengah tertidur pulas, pistol milik Daniel kemudian digenggamkan Alexa ke tangan Daniel. Tampak seperti Daniel sendiri yang menembakkan pistolnya ke arah kepalanya. Cairan putih bercampur darah keluar dari lubang bekas tembakan di kepalanya.
Setelah memastikan Daniel telah pindah ke alam tetangga, hal serupa di lakukan oleh Alexa pada anak perempuan Anderson. Malam ini anak dari Mark Anderson pergi ke alam tetangga hampir bersamaan. Setelah beres, Alexa meninggalkan kediaman Anderson dengan tersenyum tipis. "Selamat menjadi gila Mark, kau kehilangan anak lelaki mu yang kau paling sayangi dan cintai juga paling kau banggakan." ucap Alexa lirih. " selanjutnya tunggu giliran mu" sambungnya.
Pagi harinya suara jerit memilukan terdengar dari kediaman Anderson. Mark yang melihat putra kesayangannya tak bernyawa lagi hanya bisa menangis, dia mengira jika kematian Daniel dikarenakan Daniel telah menyerahkan menghadapi hidupnya. Penyakitnya yang tidak dapat disembuhkan dan juga penolakan cintanya oleh Rose, pujaan hatinya membuatnya bertekad untuk mengakhiri hidupnya.
Belum usai Mark meratapi kematian Daniel, dia juga menemukan anak perempuan nya Helga juga mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama. Entah bagaimana Helga, anaknya mendapatkan pistol miliknya yang dia simpan di berangkas digunakan untuk mengakhiri hidupnya.
Berita tentang kematian anak lelaki satu-satunya dan perempuan keluarga Anderson langsung menjadi bahan pembicaraan masyarakat di kota tempat tinggal mereka. Juga tentang kebangkrutan dan akuisisi perusahaan milik keluarga Anderson oleh seorang pebisnis yang namanya tak diketahui melengkapi pemberitaan di media-media. Dan entah mendapat sumber dari mana berita tentang perselingkuhan Nina dengan pria-pria muda terendus media. Juga berita tentang para gundik dan simpanan juga para sugar baby Mark juga ikut terekspos.
Mark merasa kepalanya pusing dan amat tertekan dengan segala pemberitaan dan juga kejadian yang menimpanya belakang ini. Nina telah melarikan diri dengan membawa sisa perhiasan yang sengaja Mark sembunyikan untuk dia jual dan uang hasil penjualannya akan dia gunakan untuk menghidupi dirinya. Namun ternyata Nina mengetahui tempat dia menyembunyikan perhiasan itu dan mengambil nya.
Kini Mark tinggal di sebuah gubuk reyot di pinggir kota di perkampungan kumuh tempat dulu dia berasal. Teman-temannya dan para sahabatnya yang dulu sering dia bantu kini memalingkan muka dan tak ingin kenal dan membantunya. Anak perempuan satu-satunya yang tersisa kini bekerja sebagai pelayan di bar kumuh merangkap sebagai wanita penghangat ranjang para lelaki yang membayarnya.
Alexa yang mengawasi Mark dari jauh sore ini sesudah pulang bekerja, tersenyum tipis melihat Mark yang sedang mengais tong sampah dengan sebuah karung plastik kumal yang ada di punggungnya, mencari botol plastik yang akan dikumpulkan lalu dijualnya. "Belum waktunya untuk mu meninggalkan dunia ini. Tunggulah... Akan tiba waktunya untuk mu merasakan sakitnya kematian menjemput mu." ucap Alexa pelan.
Alexa pun keluar dari mobilnya dengan menenteng sebuah kantung plastik berisi makanan yang didalamnya telah dia bubuhi racun yang tak berbau dan tidak terdeteksi yang bekerja dengan cukup cepat menghentikan kinerja jantung dan juga beberapa organ vital. Kantung plastik itu Alexa buang di tong sampah dan sesudah nya Alexa kembali ke mobilnya dan melajukan mobilnya, sejenak memberhentikan mobilnya di tempat yang agak tersembunyi dan aman. Alexa kembali keluar dari mobilnya dan melihat Mark mengambil kantung plastik yang dia buang dengan wajah sumringah.
Mark memakan makanan yang ada didalamnya tanpa mencurigai jika makanan itu ada racun. Mark memakan makanan itu dengan cepat seolah-olah ia tidak makan selama berhari-hari. "Hahahaha, alangkah bodohnya orang yang membuang makanan ini. Makanan seenak ini dibuangnya. Untung saja aku menemukannya, lumayan untuk mengisi perut ku malam ini. Hahahaha.... !" ucap Mark senang.
Setelah habis Mark berjalan santai sambil bersiul riang mengais-ngais tong sampah kembali. Namun tak seberapa lama tiba-tiba dia merasakan dadanya sakit luar biasa. Mark pun tersungkur di tepi selokan yang airnya hitam dan bau, kejang-kejang dan akhirnya tak bergerak. Matanya melotot seolah-olah menahan rasa sakit yang luar biasa.
Alexa yang menyaksikan itu semua hanya tersenyum dan akhirnya masuk kembali ke mobil tuanya dan meninggalkan tempat itu. Diiringi alunan musik yang terdengar dari perkampungan kumuh itu, Alexa meninggalkan tempat itu setelah menyaksikan kematian salah satu dari mereka yang telah membunuh keluarga nya.
" Pa, ma, kakak twins.... Satu lagi telah tumbang tinggal mereka yang tersisa akan mendapatkan balasannya. " ucap Alexa lirih sambil memegang kemudi.
Angin malam berhembus menerpa wajahnya dari jendela mobil yang terbuka. Alexa pun kembali ke rumahnya tanpa menoleh ke belakang.