NovelToon NovelToon
Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:38.5k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja harus menjadi pengasuh 3 anak CEO nakal yang tiba-tiba sangat lengket padanya?

Rosetta, seorang gadis cantik yang berusia 19 tahun, adalah putri seorang bupati yang memiliki keinginan untuk menjalani hidupnya sendiri. Namun ayahnya telah membuat keputusan sepihak untuk menjodohkan Rosetta dengan seorang pria tuatua bernama tuan Bramasta, yang memiliki usia dan penampilan yang tidak menarik. Rosetta sangat enggan dengan keputusan ini dan merasa bahwa ayahnya hanya menggunakan dia sebagai alat untuk meningkatkan karir politiknya.

Hingga puncaknya Rosetta memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sisi lain ada Zein arga Mahatma, seorang bussiness man dan single parents yang memiliki tiga anak dengan kenakalan di atas rata-rata. Karena kebadungan anak- anaknya juga tak ada yang sanggup untuk menjadi pelayan di rumah nya.

Dalam pelarian nya, takdir mempertemukan Rosetta dan ketiga anak Zein yang nakal, bagaimana kah kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter : 34

Nyonya Sonia tertegun. Tidak dia sangka jika pengasuh ini yang menurut nya hanya memiliki pendidikan rendah akan menceramahi nya tentang cinta dan status sosial, seperti ini, yang dia anggap hanya seorang pekerja biasa, ternyata memiliki pandangan yang cukup tajam dan berani. Kedua tangannya mengepal, hatinya berdebar penuh rasa amarah. "Jangan sok bijak kau! " desisnya merasa harga dirinya tergores. Matanya menyalak- nyalak dengan nada tinggi dia kembali berucap. "Kau seharusnya tahu tempat mu. Ini bukan hanya soal cinta atau status sosial saja, ini soal kenyataan hidup yang harus kau terima. Zein memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari pada sekedar perasaan. Ia adalah seorang pemimpin perusahaan besar Mahatma grup, dan kau hanyalah seorang pengasuh tanpa latar belakang yang jelas. "

Rosetta justru terkekeh pelan. "Apa yang coba nyonya katakan ini? saya tidak mengerti. Saya hanya ingin meluruskan kata- kata anda. Hanya itu. "

"Jangan berpura-pura tidak tahu. Kau masih muda dan cantik, apa alasan terbesar mu hingga kau mau hanya menjadi seorang pengasuh untuk anak-anak Zein. Pasti kau memiliki tujuan lain kan? kau memang ingin menggoda Zein? iya! "

Rosetta terhenyak, tak habis fikir. Jadi ini alasan nyonya Sonia sebegininya padanya? apakah wanita setengah baya ini takut jika ia mencoba mencuri hati, Zein? "

"Nyonya dengar, saya tidak mengerti dengan maksud anda berucap seperti itu dan saya tidak pernah berniat melakukan hal yang seperti nyonya katakan. Saya memang berniat tulus menjadi pengasuh anak-anak ini dan apapun alasan di baliknya saya rasa anda pun tak perlu tahu. " jawab Rosetta dengan tenang, meski jantung nya agak berdebar karena ia sadar dirinya berhadapan bukan dengan orang sembarangan, ia tak boleh gegabah.

"Oma! " tiba-tiba dari arah belakang, Alvaro memanggil membuyarkan tatapan nyonya Sonia yang seperti ingin menerkam Rosetta hidup- hidup.

"Jangan terlalu keras dengan kak Rosetta, oma. Dia baik, tidak seperti pengasuh- pengasuh sebelum nya. "

Nyonya Sonia semakin di buat migren oleh ucapan anak itu. "Bocah ingusan tahu apa? sana pergi bermain saja?!" katanya dengan suara meninggi hingga membuat Alvaro terkesiap.

Tidak ingin anak-anak semakin mendengar kata- kata bernada bentakan lainnya, Rosetta segera menggiring mereka. "Ayo Alvaro, Alaska, Chiara kita pergi bermain di tempat lain. " lalu tatapannya mengarah pada nyonya Sonia dan wanita setengah baya itu mengartikan jika tatapan itu adalah tatapan permusuhan.

"Awas saja kau, aku akan menyingkirkanmu. " gumam nyonya Sonia di penuhi emosi.

Di ruang kerja, Zein merenungkan perdebatan antara dirinya dan bibinya barusan. Dia tidak habis pikir mengapa perjodohan yang hanya di rencakan oleh bibinya tanpa sepengetahuan nya itu terasa begitu mengikat dirinya. Ia hanya ingin bebas menentukan nasibnya sendiri tanpa ada campur tangan orang lain. Dan kedatangan Rosetta seolah menjadi angin segar untuk nya, mereka seperti dia orang yang memiliki tujuan yang sama. Sama-sama ingin bebas menentukan pilihan masing-masing. Dan kini pikiran Zein malah tertaut pada gadis sederhana itu.

"Tuan? " suara refal seketika menginterupsi lamunan Zein, mengembalikannya ke kenyataan. "Apakah anda baik- baik saja? anda terlihat kurang fokus?"

Zein mendengus kecil, berusaha untuk terlihat tidak terganggu. "Aku baik- baik saja. Hanya sedikit banyak yang di pikirkan. " ia membuka dokumen di atas meja dan membuka salah satu nya.

Refal lantas mengangguk, tidak menanyakan lebih sebab sadar diri itu bukan ranahnya. Mereka pun kembali fokus tentang pertemuan klien dan soal pekerjaan lainnya.

...----------------...

Malam nya, nyonya Sonia akhirnya pamit pulang karena sudah di tunggu keluarga nya di rumah. Alvaro, Alaska dan Chiara tampak biasa saja melepas kepergian oma mereka tersebut, Zein pun melakukan hal yang sama, cukup berpelukan dan mengantarkan bibinya tersebut sampai masuk ke dalam mobil dan menutup pintu mobilnya kembali lantas melambaikan tangan sekilas.

Barulah setelah mobil yang membawa nyonya Sonia benar-benar pergi, Alvaro, Alaska dan Chiara baru bisa mengeluarkan uneg- uneg mereka.

"Kau tahu kak Sissy, sejak dulu kami tidak pernah benar- benar menyukai oma. Oma tuh sebelas duabelas seperti si nenek sihir tante Victoria, Sama-sama garang menyeramkan. " dengus Alvaro lalu di angguki oleh Alaska.

"Iya. Kalau kesini pun tidak pernah mau bermain dengan kami, selalu membahas tante Victoria dan mengatakan pada kami jika kami harus menerima tante Victoria sebagai ibu kita. "

"Iya, padahal chia tidak setuju! "

Karena tidak ingin terlalu awkward Rosetta lantas menanggapi celotehan anak-anak itu sambil tertawa dan mengusap lembut wajah- wajah mereka.

"Astaga kalian ini. Tidak boleh begitu, bagaimanapun nyonya Sonia adalah nenek kalian, " ucap Rosetta di selingi nasihat.

Zein hanya memperhatikan mereka sambil mendengus geli. "Dengar kan apa yang di katakan kak Sissy kalian. "

Anak-anak lantas mengangguk.

"Tapi kami tidak ingin tante Victoria yang akan menjadi ibu kami. " Seru Alvaro.

"Iya! " sahut Alaska dan Chiara sambil mengangguk bersamaan.

"Daripada tante Victoria, kak Sissy saja yang menjadi ibu kami. "

Deg!

Seketika semua diam setelah mendengar celetukan Alvaro. Rosetta pun langsung mengalihkan wajah dengan pipi memerah.

Alaska dan Chiara saling melirik dengan mata melebar lalu menutup mulut mereka, Alvaro sendiri seperti menyesal telah mengucapkan itu namun setelah nya Chiara malah berdiri di tengah-tengah Rosetta dan Zein.

"Papa, atee Sissy! bagaimana kalau kalian saja yang menikah. "

Zein terkejut, kecanggungan langsung terlihat di wajahnya. Ia gegas membawa Chiara dalam gendongan.

"Chiara dari mana kamu tahu soal menikah ini? itu urusan orang dewasa, dan kau masih kecil. "

"Meskipun Chia masih kecil, jangan lagukan pengetahuan chia papa. Chia tau kok menikah itu artinya dua olang dewasa, pelempuan dan laki-laki yang saling belkomitmen. "

"Chiara! " Zein menegaskan anak bungsu nya itu agar tidak berucap macam- macam lagi.

"Papa suka kan sama atee sissy? "

Skakmat! pertanyaan Chiara benar-benar langsung ke intinya membuat Zein tidak bisa berkutik. Di tambah Alvaro dan Alaska juga seolah mendukung aksi adik bungsu mereka tersebut.

Untuk pertama kali mendadak jantung berdebar, tidak seperti saat ia harus menghadapi sebuah rapat penting, debarannya sangat berbeda.

Zein lalu menatap Rosetta, di saksikan oleh amel, lia dan nia juga mendadak ada mbok iyem yang baru datang langsung di cegat oleh pak bayu.

"Heh memangnya ada apa toh ? saya mau bertemu tuan Zein? " tanya mbok iyem yang tentu tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

"Ssst, ini bukan waktu yang tepat mbok iyem. Sekarang kita saksikan saja, mansion kita akhirnya akan ada seorang nyonya. " jawab pak bayu yang akhirnya membuat mbok iyem sedikit mengerti meski tidak mengerti sepenuhnya.

Zein mulai mendekati Rosetta, ia kemudian menurunkan Chiara. Lalu perlahan ia memegang lembut kedua tangan mungil yang halus itu yang tampak membuat si empunya terkejut hingga menegang.

"Rosetta, aku tidak akan membohongi hati ku lagi kali ini.

Deg!

Deg!

Deg!

Jangan tanyakan keadaan Rosetta saat ini, yang pasti jantung nya tidak baik- baik saja.

" Apa yang baru saja Chiara katakan, itu adalah sebuah kebenaran. Aku mencintaimu. Rosetta... maukah kau.... menjadi istri ku?! "

Rosetta lantas mengangkat dagu. Dia tidak salah dengar? bukan lagi di tembak menjadi seorang pacar tapi dia langsung di lamar untuk menjadi seorang istri?

*****

1
Fajar Alfiyanshah
Luar biasa
Retno Palupi
ayo hajar .,
Retno Palupi
Victoria mengganggu
Retno Palupi
semoga g merusak dapur ya ssy
Retno Palupi
Victoria mengerikan
Retno Palupi
anggap aja nambah satu. anak Zein 😅😅
biby
si Rosetta pecicilan bnget ga mikir perasaan zein
Retno Palupi
anakmu nyari suami tampan Pak
Retno Palupi
😅😅😅😅 gimana perasaan Sissy ya
Adinda
jodohkan saja si jalang peliharaanmu yang engkau banggakan dengan suamimu nyonya
Adinda
Rosetta /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
mampus yassalam
Aiyaa writer
👍👍👍👍👍
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
emaknya gelo
Kadek Bella
lanjut thoor
Iqlima Al Jazira
zein harus tegas
Dancingpoem: betul👍👍
total 1 replies
Kadek Bella
lanjut thoor
beybi T.Halim
mampus..,50 jetong gak tuh...😅😅 duit apa daun yah
Dancingpoem
🥰🥰🥰🥰🥰
beybi T.Halim
awal yang memacu adrenalin ..,dengan anak2 yg luar biasa pintar 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!