Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.
Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.
Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.
Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.
Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sang Reinkarnasi Terakhir
Saat ini, Nathalia berada di ruangan Arumi. Ada Arumi di sana sedang memeriksa keadaannya.
"Apa yang kamu rasakan, Nathalia??" Tanya Arumi.
"Sangat sakit sekali. Tanganku seperti diremas dengan sangat kuat. Rasanya hampir menghancurkan tulangku sendiri. Hal itu terjadi berulang-ulang akhir-akhir ini," jelas Nathalia.
"Hmm, begitu. Sakitnya timbul saat kamu sedang apa??" Tanya Arumi lagi.
"Aku tidak tahu, Bu. Tidak menentu juga munculnya," jawab Nathalia.
"Hmm, baiklah. Sekarang sudah siang. Kamu pulang saja. Istirahat dulu selama dua hari. Setelah itu, kamu kembali bekerja," kata Arumi.
"Apa tidak masalah??"
"Tidak sama sekali. Oh iya, sepertinya kamu menjatuhkan kartu bibimu di mobilku. Aku mengisi kartu ini dengan saldomu dari gelang itu," kata Arumi seraya menyodorkan kartu milik bibinya. Nathalia sangat senang sekali.
Arumi berbohong kepada Nathalia. Sebenarnya, kartu itu diisi dengan saldo pribadinya. Saldo yang ada pada gelang Nathalia masih utuh.
"Terimakasih bu."
"Sama-sama."
"Apa aku boleh meminta izin??" Tanya Nathalia. Arumi menatapnya sejenak. Ia membaca pikiran Nathalia yang berencana mengambil libur minggu depan.
"Iya apa itu??"
"Hmm, minggu depan adalah hari ulang tahun bibiku. Aku ingin meminta izin untuk libur sehari saja. Aku ingin merayakannya di rumah," kata Nathalia. Arumi tersenyum tipis. Dugaannya tepat sekali.
"Tentu saja. Dan kartu ini sebagai hadiahnya??"
"Iya betul sekali."
"Baguslah."
Arumi mengamati luka di pergelangan tangan kiri Nathalia. Sudah terlihat sedikit jelas. Tinggal menunggu tiga bulan lagi, maka luka itu akan membentuk sebuah lambang yang sama seperti Mirage Marius. Kemudian, ia membalutnya kembali menggunakan perban yang baru.
Sekarang sedikit mirip dengan tanda yang dimiliki Mirage. Wajar saja. Tiga bulan lagi sudah waktunya dia menghadapi takdirnya dan tanda itu akan terbentuk sempurna. Bersamaan dengan jatuhnya reinkarnasi Maxwell.
"Ibu Arumi. Aku boleh bertanya sesuatu??" Tanya Nathalia membuyarkan lamunan Arumi.
"Oh iya. Apa itu??" Tanya Arumi sambil tersenyum.
"Di rumah itu, aku menemukan ruangan rahasia secara tidak sengaja. Di dalamnya aku melihat arena berlatih. Ada ruangan satu lagi yang berisi pakaian berjubah. Aku menduga itu adalah pakaian para Assassin. Apa ibu tau, siapa Assassin itu?? Dan kenapa pakaian mereka ada di rumah ibu??"
Pertanyaannya membuat Arumi tercengang. Terlalu cepat bagi Nathalia mengetahui ruangan itu. Padahal rencananya, Arumi akan memberitahu ruangan rahasia itu kepadanya saat berusia dua puluh tahun nanti. Namun ternyata, Nathalia sudah mengetahuinya lebih dulu.
"Hmm, entahlah. Aku tidak tau. Itu adalah legenda lama. Keberadaan mereka tidak pernah terbukti," jawab Arumi berbohong.
"Lalu, bagaimana dengan The Ghost itu, Bu?? Pakaian yang dikenakannya hampir sama seperti pakaian itu. Apa dia adalah Assassin??"
"Ah, dia hanya seseorang yang terobsesi dengan imajinasinya sendiri. Karena terpengaruh oleh legenda Assassin, ia berkostum seperti itu."
Nathalia mengangguk pelan.
Sebenarnya ia tidak puas dengan jawaban Arumi. Ada yang mengganjal di hatinya. Nathalia yakin bahwa Assassin itu bukanlah sekedar legenda. Mereka pernah hidup di masa lalu. Nathalia menduga pasti ada penerusnya atau setidaknya ada keturunannya.
"Sudahlah. Jangan terlalu dipikirkan. Soal ruangan itu, jangan ke sana lagi. Aku takut itu akan mempengaruhi pikiranmu. Kamu akan berkhayal menjadi seorang Assassin," ucap Arumi.
Nathalia mengangguk lalu tersenyum.
Ia sudah menganggap Arumi seperti ibunya. Ada kasih sayang dan cinta yang ia rasakan saat bertemu dengannya.
Arumi memanggil salah satu pembantu di rumah untuk menjemput Nathalia. Arumi menyuruh Nathalia menunggu di bawah.
"Saya baru mendengarkan ada seseorang yang merendahkan dirinya sendiri. Terobsesi dengan sebuah legenda?? Andaikan dia tau bahwa The Ghost adalah Sensei itu sendiri. Apa reaksinya?? Saya berpikir dia akan terkejut bukan main," kata asistennya sesaat Nathalia meninggalkan ruangan.
"Aku lebih takut dia tak sadarkan diri lagi, seperti waktu perjumpaan pertamanya dengan The Ghost," kata Arumi. Asistennya tertawa terbahak-bahak mengingat kejadian itu. Ia berpikiran, bertemu The Ghost saja sudah pingsan bagaimana menghadapi takdir yang begitu besar dan berat?
"Hei, jangan meledeknya. Dia adalah reinkarnasi terakhir mastermu sendiri," kata Arumi memperingatkan. Asistennya langsung terdiam.
Di bawah, Nathalia menunggu jemputannya datang dengan sabar. Tak lama, datang sebuah mobil mendekat ke arahnya.
"Silakan."
Aku kira yang jemput robot. Syukurlah manusia. Aneh juga di rumahku itu. Dua pembantu manusia, satu pembantu robot. Walaupun cuma satu, tetapi robot itu menyebalkan.
Mobil mereka segera melesat pergi. Sepanjang perjalanan, pembantu tersebut berusaha mencairkan suasana dengan cara mengajak Nathalia berbincang. Ia menanyakan bagaimana kerjanya, sarapannya, kondisinya, suasana hatinya dan mencurahkan hatinya bekerja di rumah itu. Dari perbincangannya, Nathalia mengetahui bahwa hanya pembantu berwujud robot sajalah yang paling lama mendiami rumah itu. Ada kemungkinan robot itu mengetahui ruangan apa itu sekaligus pakaian milik siapakah itu.
Saat sampai di rumah, Nathalia mencari robot itu. Karena tak menemukannya, ia bertanya kepada pembantunya satu lagi.
"Dia sedang istirahat di ruangannya. Jangan diganggu jika tidak mau terkena amukannya," kata pembantu itu.
Bahkan robot saja butuh istirahat. Seperti manusia saja.
Nathalia sedikit kecewa. Alhasil, ia memutuskan untuk mencari tahu sendiri informasi tentang jubah itu milik siapa di ruangan tersebut saat malam hari. Nathalia merasa sepertinya banyak sekali hal yang tidak ia ketahui. Supaya tidak mengantuk saat malam hari, ia memilih tidur siang.
Malam hari tiba. Keadaan rumah sangat sepi. Kedua pembantunya sedang berada di kamar. Mereka sedang berbincang ria. Robot pembantu juga sedang berada di bawah membersihkan berbagai peralatan dapur.
Kondisi sudah aman. Nathalia bersiap berjalan ke pinggir jendela kamarnya untuk meloncat terjun. Ia berjalan ke sana tanpa melihat ke depan. Berjaga-jaga kalau ada yang mengetuk pintu kamarnya. Hal itu membuat Nathalia tidak tahu bahwa di bawah sudah tidak ada tumpukan daun kering lagi.
Bugghh...
"Aww. Kemana daun-daun itu?? Siapa yang membersihkannya??" Gumam Nathalia. Ia bangkit sembari memegangi betisnya. Beruntung tidak ada cedera serius. Dengan tertatih-tatih, ia menghampiri ruangan rahasia itu.
Saat di dalam, ia kembali memasuki ruangan dimana pakaian kesembilan Assassin itu disimpan. Nathalia mengamati setiap pakaian itu yang berbeda-beda warna dan modelnya. Ada yang berjubah panjang sampai semata kaki, ada juga yang hanya sepanjang paha orang dewasa. Nathalia mengamati dengan seksama setiap pakaian itu. Hanya ada satu ciri yang sama dari setiap pakaian itu, yaitu selalu dilengkapi dengan sarung tangan yang ada pisau kecil tersembunyi. Mungkin lebih tepat disebut belati. Kemudian ia menatap pakaian yang terakhir. Ia mencoba menyentuhnya lagi. Nathalia berpikir mungkin sekarang akan baik-baik saja. Didukung saat ia memegang sembilan jubah itu, tidak ada reaksi apa-apa.
Perlahan-lahan, Nathalia menyodorkan tangannya hendak memegang pakaian itu.
Eh, tidak ada reaksi apa-apa?? Apakah aku bisa memakainya??
Tidak ada reaksi yang terjadi saat Nathalia memegang jaket itu. Nathalia terlihat senang. Kemudian, ia mencoba mengenakannya.
Saat melepas jaket itu, ada secarik kertas yang terjatuh. Nathalia mengambil kertas itu lalu membacanya.
Jaket ini adalah armor. Huh, kukira ini informasi siapa yang memakainya. Hmm... Jaket ini dibuat tebal tetapi ringan sehingga memudahkan pemakainya bergerak dengan lincah dan gesit. Ada berbagai macam senjata pelengkapnya terdiri dari pedang, belati tersembunyi di kedua sarung tangan, beberapa pisau kecil untuk dilempar, masker yang dapat menghalau segala zat udara bahkan racun sekalipun. Wah wah. Mantap juga. Siapa orang yang memakai pakaian ini?? Hmm... Ada lagi. Pakaian ini akan memilih tuannya kepada yang berhak yaitu seorang gadis berusia 20 tahun. Pakaian ini memiliki kekuatan luar biasa.
Lalu kekuatan apa yang mendiami pakaian ini?? Seberapa besar kekuatan itu?? Apakah pakaian yang lain juga sama??
Nathalia memeriksa kesembilan jubah itu. Mungkin ada secarik kertas yang bisa ia baca. Nathalia menemukan secarik kertas itu yang tergantung di balik setiap jubah. Ada sembilan kertas. Semuanya ia baca dengan teliti.
Begitu. Sembilan jubah ini sudah ada yang punya dan mereka telah meninggal dunia. Dengan meninggalnya sang pemakai jubah itu, kekuatan yang ada di jubah ini menghilang. Pantas saja aku pegang tidak ada apa-apa. Lalu pakaian ini, mengapa sekarang aku pegang tidak ada reaksi apa-apa?? Sedangkan kemarin saja aku sampai terpental.
Nathalia menaruh kembali pakaian yang terakhir itu. Ia memeriksa tempat saat ia membentur dinding kemarin. Ada retakan di sana. Nathalia mengamati retakan tersebut, ada sebuah pintu di sana. Nathalia mencari-cari alat untuk menghancurkannya. Akan tetapi ia tidak menemukannya. Karena kesal, ia memukul retakan itu.
Ajaib! Dinding yang menutupi pintu itu langsung runtuh setelah dipukul olehnya. Nathalia berpikir secara logika. Mungkin dinding itu mudah runtuh karena ada retakan.
Argh!! Teka-teki lagi!
Teka-teki kali ini berbeda. Nathalia berpikir sejenak. Ia menduga bahwa itu adalah sebuah lambang. Lama sekali ia berpikir sampai akhirnya ia tidak menemukan solusinya.
Dengan acak, Nathalia mengutak-atik potongan itu. Tiba-tiba, pintu itu terbuka.
Nathalia menghafal lambang itu. Tampak seperti huruf A kapital tanpa garis tengahnya. Nathalia mengambil kesimpulan sederhana. Lambang itu seperti orang yang memakai jubah itu dan memakai tudungnya.
Sebuah perpustakaan.
Nathalia berjalan dengan perlahan-lahan. Ada sebuah bangku di sana dan sepertinya ada seseorang yang sedang duduk.
"Halo. Maaf aku tidak bermaksud masuk dengan tidak sopan. Aku hanya tidak sengaja membukanya," kata Nathalia. Tidak ada jawaban apapun. Nathalia menghampiri orang itu lebih dekat.
Tiba-tiba, Nathalia menginjak sesuatu. Hal itu mengakibatkan ruangan perpustakaan terang benderang. Di bagian belakang dinding, ada patung berwujud kesembilan Assassin. Letaknya terbagi menjadi dua. Lima berada di kanan pintu, empat di kiri pintu.
Saat Nathalia berada persis di hadapan bangku itu, ia melihat seseorang yang sudah menjadi tengkorak tengah duduk bersandar. Nathalia mengamati tengkorak itu. Kemudian ia mengamati letak kesembilan Assassin lainnya.
Perlahan, ia berjalan mundur. Lalu, terlihat susunan yang sesungguhnya.
Lima di kanan pintu, lima di kiri pintu. Nathalia berpikir sejenak, mengapa susunannya seperti itu. Kebingungannya bertambah saat melihat pintu itu tampak bercahaya dari posisi ia berdiri.
Nathalia melupakan hal itu sejenak. Ia mencoba menelusuri perpustakaan itu. Sampai akhirnya, ia menemukan sebuah meja besar di sana. Ada beberapa kertas berserakan di atas meja tersebut. Nathalia membaca satu per satu. Kemudian, Nathalia terkejut setelah membaca semua isinya.
*Tengkorak itu, yang sedang duduk adalah seorang Assassin hebat pada tahun 1770-1790. Ia lahir pada tahun 1730. Masa kejayaannya ada di tahun 1770. Ia adalah Assassin yang sangat dihormati pada masanya, bernama Mirage Marius. Kematiannya di tahun 1790 diakibatkan karena terkena racun saat menggagalkan rencana pembunuhan putra mahkota.*
Kesembilan Assassin itu adalah reinkarnasinya. Ia bereinkarnasi dengan tujuan mengentikan lawannya yang bereinkarnasi juga. Tujuannya untuk menguasai dunia. Kesembilan reinkarnasi itu mengambil tindakan mati bersama reinkarnasi lawannya. Sampai akhirnya, reinkarnasi terakhir tiba. Gadis berusia 20 tahun, mempunyai keahlian yang setara bahkan melampaui pendahulunya. Ia menanggung takdir yang besar untuk menyelamatkan dunia.
Rumah yang ada di atas perpustakaan ini adalah kediaman kesembilan reinkarnasi itu. Di ruangan ini, mereka berlatih dan mengasah kemampuan bertarungnya sampai menjadi yang terbaik. Dibantu oleh mentor yang akan selalu mengawasinya. Siapa nama mentor itu?? Rumah ini menjadi markas rahasia mereka. Tidak ada yang tau lokasi ini selain mentor dan beberapa orang kepercayaannya. Apakah ibu Arumi termasuk orang kepercayaan si mentor?? Mengingat dia dulu juga tinggal di sini.
Susunan tengkorak tersebut disusun sedemikian rupa. Lima reinkarnasi di sisi kanan, empat reinkarnasi ditambah Assassin aslinya berada di kiri. Di tengah-tengahnya terdapat sebuah pintu yang jika dilihat dari depan, maka pintu itu akan bersinar. Harapan dari Master Assassin Mirage Marius dan kesembilan reinkarnasinya akan terwujud oleh reinkarnasi terakhir yang dilambangkan sebagai pintu. Artinya, dia adalah jalan menuju dunia yang damai dan tentram, seperti pintu itu jika dibuka memancarkan sinar yang cerah. Gadis itu adalah harapan baru bagi dunianya dan pendahulunya.
Ciri-ciri yang menunjukkan bahwa gadis itu adalah reinkarnasi terakhir dapat dilihat dari lambang yang sama seperti Mirage di pergelangan tangan kirinya. Saat usianya genap 20 tahun, ia siap menjadi penerusnya. Sebelumnya ia harus melewati masa-masa yang sulit. Bahkan menyayat hati.
Di lembaran kertas terakhir, ada sebuah lambang yang dimaksud. Nathalia memperhatikan lambang itu dan membandingkannya dengan pergelangan tangan kirinya. Ternyata sama persis.
Akulah sang reinkarnasi terakhirnya??!