Yunan dilahirkan dari seorang wanita miskin. Ia dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Namun, keadaan yang serba kekurangan tak mampu membuatnya bahagia. Diusianya yang sudah menginjak dewasa, Yunan merantau ke kota. Ia bekerja sebagai asisten dari gadis cantik yang bernama Casandra.
Siang malam ia selalu mendampingi wanita itu hingga kesalah pahaman terjadi. Mereka dinikahkan karena dianggap melakukan asusila. Casandra pun terpaksa menerima pernikahan itu. Meski tidak ada cinta ia tak bisa menghindar.
Yunan tinggal di rumah mertuanya karena mereka tak memiliki tempat tinggal. Ia diperlakukan layaknya seorang pelayan. Pun istrinya yang tak mencintainya juga ikut menyudutkan dan menyalahkan kehadirannya. Meski begitu, Yunan tak ambil pusing karena ia sangat mencintai Casandra.
Hingga suatu saat, seseorang datang dan mengatakan bahwa Yunan adalah putra dari keluarga ternama di belahan dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari keberadaan Yunan
Kepergian Yunan memang masih misteri. Tidak hanya bagi Cassandra, namun bagi mereka yang mengenal pria itu. Termasuk para penggemar instagramnya. Meski bukan seorang aktor, followersnya pun sangat banyak dari berbagai kalangan. Mereka mengikuti akun Yunan karena merasa nyaman dengan postingannya. Selain tentang baju gamis yang dijual juga motivasi-motivasi kehidupan untuk membangkitkan jiwa yang terpuruk.
Sangat ramah, tidak pernah mengabaikan DM dari mereka. Selalu melayani siapa saja yang ingin curhat, termasuk para remaja. Tak sedikit yang ingin bertemu dengannya secara langsung. Namun sayang, ia memang tidak melakukan itu karena takut mereka berharap lebih.
Seperti saat ini, banyak yang mengeluh pada Syima tentang hilangnya pria tersebut. Wanita cantik pemilik butik itu tak bisa menjelaskan apa-apa.
''Kita tunggu Cassandra, ya. Mungkin dia tahu.'' Menghentikan aksi mereka yang hampir memaksa masuk.
Tak berapa lama, Cassandra datang dan menerobos masuk menghampiri Syima yang tampak bingung.
''Di luar ada apa, Mbak? Kenapa ramai banget?'' tanya Cassandra penasaran.
Syima menarik tangan Cassandra dan mengajaknya ke salah satu ruangan. Kini hanya ada mereka berdua dan bisa leluasa berbicara.
''Orang-orang di depan mencari Yunan. Memangnya dia ke mana sih?'' tanya Syima buru-buru.
Tak sabar mendengar jawaban dari Cassandra. Berharap wanita itu memberikan penjelasan seperti yang dikatakan Erlan. Namun ternyata tak sesuai ekspektasinya, karena jawaban Cassandra pun menggeleng tanda tak tahu.
''Tapi semalam dia bilang padaku, katanya ada kontrak kerja di luar negeri selama dua tahun. Aku juga tidak tahu pastinya, sepertinya hari ini dia berangkat.'' mata Cassandra mengembun. Ia tak sanggup menjelaskan pada Syima tentang apa yang sebenarnya terjadi.
''Kenapa dia gak bilang padaku?Seharusnya dia konfirmasi dulu dengan dagangannya.''
Cassandra mengerutkan alis. ''Dagangan? Maksud Mbak apa?''
''Jadi kamu belum tahu kalau dia itu seller baju gamis di butikku?'' tanya Syima balik.
Kebodohan macam ini, bahkan pekerjaan suaminya sendiri gak tahu. Merutuki dirinya sendiri.
Selama ini Cassandra memang tak pernah peduli dengan pekerjaan Yunan. Menurutnya mengetahui tentang sang suami hanya buang-buang waktu saja. Namun sejarang, ia ingin tahu semua tentangnya, termasuk kepribadiannya yang terpendam.
Cassandra menggeleng tanpa suara. Lebih mendekat ke arah wanita cantik yang memakai hijab itu. Lalu memintanya untuk menceritakan semua yang diketahui tentang Yunan. Mendesaknya untuk tidak menutupi apapun tentang sang suami.
''Yunan itu sangat baik, Ndra. Dia bekerja menjadi seller demi bisa memberi nafkah padamu. Alasan dia tidak bekerja di kantoran, karena ingin selalu bisa menjemput dan mengantarmu. Menurutku dia adalah suami yang sempurna. Selain masih mencari uang, dia juga terus bersama menjagamu,'' terang Syima panjang lebar.
''Apa dia pernah curhat padamu, Mbak? Mungkin membahas tentang aku gitu?'' tanya Cassandra memastikan.
''Dia pernah bilang, meskipun belum mendapatkan cinta kamu dan restu dari nyonya Margareth, dia akan tetap mempertahankan pernikahannya. Berharap suatu saat dia akan menemukan titik terang tentang cintanya.''
Cassandra tersenyum bahagia.
''Tapi… terakhir kali dia bilang akan melepasmu karena terlalu berat diperjuangkan, apa kalian benar-benar akan bercerai?'' imbuhnya lagi penasaran.
Cassandra memejamkan mata. Menahan dadanya yang terlalu bergejolak. Menceritakan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan Yunan. Dengan begitu, ia lega dan bisa meminta solusi pada Syima tentang kelanjutan rumah tangganya.
''Tapi sekarang aku bingung mau bertanya pada siapa, Mbak. Ibu juga sudah gak tinggal di rumahnya lagi. Aku gak tahu keberadaannya,'' ucap Cassandra cemas.
Ia seperti seseorang yang kehilangan arah di tengah malam yang penuh dengan kegelapan. Tiada jalan yang bisa dituju. Penerangan satu-satunya seakan memang sengaja bersembunyi darinya. Mungkin kah ini adalah ujian pernikahan bagi Cassandra? Atau justru akhir dari segalanya?
''Tapi aku heran, kenapa tadi yang ganti rugi adalah pak Erlan? Apa kontrak kerja itu ada hubungannya dengan dia?'' Syima mengungkap kecurigaan.
''Pak Erlan pemilik perusahaan otomotif terbesar itu?'' tanya Cassandra memastikan.
Syima mengangguk cepat, yakin bahwa orang yang dimaksud adalah orang yang sama dengan yang diucapkan Cassandra.
''Aku akan bertanya sama dia.'' Cassandra buru-buru berdiri dari duduknya dan keluar. Tidak ingin mengulur waktu pagi, semua harus jelas seorang juga.
Meminta Jeki melajukan mobilnya menuju perusahaan milik Erlan. Mungkin ia akan mendapat jawaban dari sana. Setidaknya tahu di mana Yunan berada. Meski tidak mudah, berbicara dengan orang penting itu, setidaknya ia sudah berusaha semaksimal mungkin.
''Semoga pak Erlan mau membuka suara tentang Yunan.'' Memejamkan matanya. Bersandar di jok belakang, bahkan seharian ini tak memperdulikan dirinya demi mencari informasi tentang sang suami yang entah ada di berantah mana.
'Kita sudah sampai, Nona.'' Jeki membukakan pintu untuk Cassandra.
Baru saja beberapa langkah masuk, ia dikejutkan dengan keberadaan Laurent di tempat itu. Dilihat dari penampilannya, sepertinya wanita itu memang memiliki posisi penting di perusahaan.
Mendekati salah satu resepsionis yang bertugas lalu menanyakan tentang jabatan Laurent di tempat itu.
''Ibu Laurent adalah putri pak Erlan. Beliau menjadi direktur di perusahaan ini. Ada yang bisa saya bantu selain itu?'' tanya resepsionis menawarkan.
Cassandra menggeleng. Itu saja sudah cukup menguak satu fakta tentang jati diri wanita yang dekat dengan suaminya. Ternyata bukan orang sembarangan. Bahkan, jauh lebih tinggi darinya.
Otak Cassandra berkelana mengingat kedekatan Yunan dan Laurent. Tidak mungkin ini sebuah kebetulan belaka. Disaat mereka akan berpisah, justru ada pak Erlan dan Laurent yang memiliki hubungan dengan sang suami. Sangat aneh, bukan?
Mungkinkah mereka memang sudah berhubungan sejak lama dan didukung oleh pak Erlan. Jika tidak, mana mungkin pak Erlan mau membayar kerugian Yunan.
Hati dan pikirannya mulai dipenuhi dengan pertanyaan. Ingin tahu lebih dalam dan sejauh mana Yunan dan Laurent berhubungan. Mungkin, dengan ini ia bisa memberi keputusan yang tepat. Dengan keberaniannya, ia menghampiri Laurent yang tampak sibuk berbicara dengan salah satu karyawan.
''Kak Cassandra? Ngapain ke sini?'' Laurent mempersilakan kakak iparnya untuk duduk.
''Aku tidak tahu apa hubungan kamu dengan Yunan. Tapi aku mohon kasih tahu aku di mana keberadaan dia?'' tanya Cassandra penuh harap.
Laurent tersenyum. ''Maaf, Kak. Aku tidak tahu keberadaan kak Yunan. Dia cuma pamit pergi dan akan kembali setelah waktunya, itu saja. Dia juga tidak menitipkan apapun padaku." Terpaksa Laurent menyulam kata demi mengelabui Cassandra. Tidak mungkin ia jujur, itu hanya akan memperkeruh keadaan.
Cassandra mengangkat dagu. Menatap Laurent dengan lekat. ''Apa hubungan kamu dengan dia?'' tanyanya serius.
Gimana ini? Apa aku harus mengikuti perintah kak Yunan, tapi kasihan juga kak Cassandra. Sepertinya dia sangat kacau.
pintar tp dungu
ya sdh ego saja yg kau gunakan mentang2 kaya trs bgtu bertindak yg katanya sesuai nalar, poligami itu berlaku kl manusia benar 2 adil, lhah km memilih utk emosi? bkn kata hati hrs bisa bedakan ya