Ariana, dibenci oleh suaminya dan mertua karena melahirkan anak yang buta, juga karena pekerjaan Ariana sebagai guru honorer yang dianggap tidak bisa membantu perekonomian keluarga.
Masalah semakin pelik di saat anak mereka terserang virus misterius yang menyebabkan kedua kaki nya lumpuh dan membutuhkan banyak biaya, pengobatan tidak ditanggung seratus persen oleh asuransi. Ariana pun dicerai oleh suaminya.
Ariana sangat mencintai puteri semata wayangnya meskipun cacat dan membutuhkan banyak biaya.. Ariana harus berjuang keras untuk mendapatkan uang agar anak nya sembuh dan tidak lumpuh permanen , Ariana terus berusaha agar punya banyak uang, Dia juga punya mimpi ada biaya untuk operasi mata puteri nya agar puteri nya bisa melihat indah nya dunia.. Dia pun iklas jika harus mendonorkan satu kornea mata nya...
Hmmmmm apa mungkin Ariana bisa mewujudkan mimpi nya dengan status nya sebagai guru honorer dengan gaji lima ratus ribu per bulan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28.
Ariana yang masih mendengar suara langkah kaki di ruang sebelah segera melangkahkan kakinya..
Saat melihat jam dinding di ruang sebelah Ariana sedikit lega..
“Masih jam tiga kurang aku masih ada waktu untuk mengerjakan tugas ku.” Gumam Ariana di dalam hati dan terus melangkah mengikuti langkah kaki Bu Hajjah Khasanah menuju ke pintu kamar.
Sesaat , bu Hajjah Khasanah yang akan membuka pintu kamar menoleh..
“Kamu terbangun lagi karena mendengar suara langkah kaki ku? Padahal aku sudah berusaha berjalan pelan pelan agar tidak mengganggu tidur kamu dan Arumi, kalau aku berjalan tidak memakai sandal dingin kaki ku bisa masuk angin aku...” ucap Bu Hajjah Khasanah lalu membuka pintu kamar.
“Tidak apa apa Bu, saya malah bersyukur karena terbangun tadi saya tertidur karena ngeloni Arumi..” ucap Ariana dan terus melangkah di belakang Bu Hajjah Khasanah.
“Itu tanda nya kamu memang sudah sangat mengantuk dan kecapekan kalau sampai tertidur cukup lama. Tetap jaga kesehatan kamu Mbak Ar, kalau kamu sakit semakin kasihan Arumi dan kedua orang tua kamu..” ucap Bu Hajjah Khasanah.
“Iya Bu...” ucap Ariana dan Bu Hajjah Khasanah segera masuk ke kamar mandi.
Setelah Bu Hajjah Khasanah keluar dari kamar mandi. Ariana yang bergantian masuk ke dalam kamar mandi. Dia mencuci muka nya agar kembali segar dan ia akan mengerjakan tugas tugas nya yang tertunda.
Di saat Ariana kembali masuk ke dalam kamar dilihatnya Bu Hajjah Khasanah sudah memakai mukena dan duduk di atas sajadah nya.. Ariana terus melangkah masuk ke ruangan nya, dia lihat Arumi masih tidur dengan pulas. Ariana lalu duduk di atas kursi nya dan mengerjakan tugas tugasnya hingga waktu subuh tiba.
“Alhamdullilah..” gumam Ariana di dalam hati karena pekerjaan telah selesai ..
“Ah aku lupa belum mengabari Bapak.” Gumam Ariana lagi lalu dia kirim pesan chat ke Bapak nya mengatakan kalau Arumi mau tinggal di rumah Bu Hajjah Khasanah , dan jika Bapak nya ada waktu bisa mengantar kursi roda Arumi. Kursi roda yang bisa dilipat itu bisa ditaruh di boncengan motor dengan diikat tali dari ban dalam bekas, yang biasa dipakai Ariana kalau mengikat barang dagangan yang banyak.
Setelah selesai kirim pesan chat Ariana bangkit berdiri akan melaksanakan kewajiban nya sholat subuh lalu berkemas kemas..
Akan tetapi dia melihat tangan Arumi bergerak gerak lalu kedua mata Arumi terbuka.. tangan Arumi meraba raba di kasur seperti nya mencari tubuh Bunda nya..
“Bun... “ suara lirih Arumi ..
“Selamat pagi Sayang.. Bunda sudah bangun.. Rumi mau sholat subuh bersama Bunda..” ucap Ariana sambil mendekati Arumi..
“Iya Bun.. mukena Arumi sudah dibawa kan Bun..” suara Arumi lagi.
“Sudah Sayang ayo kita mandi dan bersuci.. ” ucap Ariana sambil menggendong tubuh Arumi..
“Bunda sudah ngabari Kakek kalau Rumi di sini.. Rumi tidak nakal Bun.. kalau harga pampers mahal, pakai kantong plastik saja Bun.. Rumi bisa kok ngepasi naruh kencing di plastik, dulu pernah di suruh Simbok begitu waktu simbok sedang sibuk.. plastik nya kalau sudah berisi air kencing Rumi ikat ujung plastik nya Bun.. ga tumpah ga ngotori kasur dan lantai kok kata Si mbok, kalau plastik nya besar Bun.. “ suara lirih Arumi yang masih digendong oleh Ariana..
“Iya Sayang ... “ ucap Ariana lirih dan kedua mata Ariana berkaca kaca mendengar ucapan Arumi, Ariana terus melangkah ke kamar mandi.
Arumi di dudukkan di dalam ember lalu dia lepas bajunya dan dia mandiin dengan pelan pelan penuh kasih sayang.. setelah memandikan Arumi dan membungkus tubuh Arumi dengan handuk.. Arumi didudukkan di ember yang kosong dia letakkan di pojok kamar mandi agar tidak terciprat air saat nanti dia mandi. Lalu Ariana pun cepat cepat mandi dan setelah nya Ariana melakukan wudu, dengan air mengalir dari kran yang ada di dalam kamar mandi itu. Selanjutnya Ariana menggendong Arumi untuk menyucikan Arumi, sebelum Arumi lumpuh, Arumi sudah bisa melakukan nya sendiri kalau sudah di bawa ke dekat kran air.
Saat mereka berdua keluar dari kamar mandi. Terlihat Bu Supri sudah datang dari arah depan.
“Wah Arumi rajin sekali sudah mandi ya..” ucap Bu Supri sambil terus melangkah untuk mengambil alat alat kerja nya.
“Iya Bu Supri, nanti aku tinggal di sini Bu Supri maaf kalau aku merepotkan ya, aku mau bertemu dengan pemilik piano itu aku ingin belajar main piano Bu Supri meskipun sebentar saja..” suara imut Arumi yang masih digendong oleh Ariana.
“Tidak merepotkan anak cantik.. nanti main piano dengan Bu Supri ya kalau hanya sebentar Bu Supri bisa.. ha... ha... ha.. tapi hanya 12345 31 61 765...” ucap Bu Supri sambil tertawa.
“Benarkah Bu Supri?” tanya Arumi
“Benar, sekarang Arumi pakai baju dulu nanti ikut Bu Supri. “ ucap Bu Supri karena melihat tubuh Arumi masih terbalut handuk saja.
“Iya Bu, ini mau sholat dulu..” ucap Ariana lalu cepat cepat melangkah masuk..
Setelah memakai baju mereka berdua sembahyang. Arumi sudah memakai mukena imut nya, dia duduk di samping Bunda nya.. meskipun hanya duduk tetapi tangan Arumi tetap melakukan gerakan seperti Bunda nya, saat Bunda bersujud dia pun bersujud semampu nya.. Meskipun buta dan lumpuh kaki Arumi, tapi Ariana dan orang tua nya mengajari Arumi untuk sembahyang.
"Ya Allah berikan Bunda ku tubuh yang sehat agar bisa bekerja mencari rejeki buat makan dan berobat untuk ku.. ampun i segala kesalahan ku dan bunda ku ya Allah... Amminnn.. ” doa sederhana Arumi di dalam hati, kedua tangan mungil Arumi mengusap wajah imut nya.. dan sembahyang subuh Ariana dan Arumi pun telah usai.
Dan benar beberapa menit kemudian Bu Supri sudah masuk ke dalam kamar untuk menjemput Arumi. Arumi pun digendong nya dan diajak ke ruang depan.
Ariana yang berkemas kemas tersenyum bibir nya saat telinga nya mendengar suara tawa Arumi dan Bu Supri dan tidak lama kemudian dentingan suara piano pun terdengar dan masih dengan nada yang sama seperti kemarin..
Do re mi fa sol mi do la do si la sol
Berkali kali nada lagu itu berkumandang di rumah Bu Hajjah Khasanah. Dan kini disertai suara imut Arumi yang melantunkan lirik
Ibu kita kartini putri sejati..
Putri indonesia harum nama nya
“Bu Supri kok tidak cocok..” suara imut Arumi proses karena dentingan suara piano tidak cocok.
“Ha... ha... ha.. dianggap cocok dulu ya..” ucap Bu Supri sambil tertawa.
Bu Hajjah Khasanah yang sedang jalan jalan di pendopo juga mendengar suara denting piano itu tidak marah, dia bahkan tersenyum senang.
Ariana yang sudah membuat nasi goreng untuk diri nya dan Arumi lalu melangkah ke depan.. dia melihat tubuh mungil Arumi duduk di kursi di depan piano.. dan Bu Supri berdiri di dekat Arumi. Jari nya masih menuntun jari mungil Arumi menekan tuts tuts piano.
“Rumi maem dulu ya.. nanti lagi main piano nya..” ucap Ariana..
“Bun.. ini lanjutnya gimana ya.. kok tidak cocok ..” suara imut Arumi sambil menoleh ke arah suara Sang Bunda..
“Rumi tadi kan bilangnya sebentar ya begitu dulu, nanti atau besok dilanjut lagi.. sudah piano nya, biar ditutup Bu Supri, kalau rusak kita tidak punya uang buat ganti..” ucap Ariana sambil meraih tubuh mungil Arumi..
“Iya Bun... “ ucap Arumi nurut pada Bunda nya.
Waktu pun terus berlalu, Ariana sudah berada di sekolah. Dari jam pertama hingga jam ke empat kegiatan belajar mengajar yang Ariana kerjakan bisa berjalan dengan lancar. Saat jam istirahat pertama pun Ariana sudah kirim chat ke group orang tua murid les nya. Kalau tarif les akan dikembalikan seperti semula jika murid les mau datang ke rumah Bu Hajjah Khasanah.
Akan tetapi menjelang mendekati jam istirahat ke dua rasa kantuk menyerang kedua mata Ariana. Mulut Ariana pun sudah berkali kali menguap dia tutup mulut dengan telapak tangan nya. Ariana duduk di kursi guru yang ada di pojok depan ruang kelas.
“Ngantuk banget... padahal tadi pagi sudah minum kopi.” Gumam Ariana di dalam hati, berusaha agar kedua mata nya tidak terpejam saat dia duduk.
Murid murid masih sibuk mengerjakan soal soal untuk evaluasi pelajaran yang baru saja dia berikan.
Dan di saat terdengar bunyi bel tanda pelajaran usai Ariana begitu sangat lega..
Setelah menerima semua kertas evaluasi dari siswa. Ariana mengucapkan salam dan segera melangkah menuju ke ruang guru..
“Ar, gimana les nya jadi ke rumah Bu Hajjah Khasanah kapan? Semua kan sudah oke, kita okey tarif seperti semula orang tua oke anak anak juga oke?” tanya Shelly saat Ariana sudah berada di dekat meja kerja nya. Shelly pun juga ikut group chat orang tua murid les, dia sudah membuka komentar para anggota group.
“Senin mulai Shel, besok hari sabtu dan minggu kita persiapkan.. kamu ikut bantu aku ya kita ambil karpet di gudang rumah Hajjah dan kita bersihkan katanya juga ada papan tulis di gudang itu.” Ucap Ariana lalu dia duduk di kursi.
“Iya iya kok punya papan tulis segala Ar, memang buat apa mereka? mengajar anak anak juga?” tanya Shelly lagi.
“Entahlah.. aku ngantuk banget Shel.. mau tidur sebentar.” Ucap Ariana lalu menaruh kepalanya di atas meja berbantal kedua tangannya..
“Lembur kamu ya?” tanya Shelly lalu tapi Ariana sudah tidak menjawab nya.. Bagi Ariana tidur sepuluh menit pun cukup untuk menyegarkan lagi tubuh dan otak nya.
Akan tetapi baru lima menit Ariana terlelap terdengar bunyi dering hand phone milik nya di dalam tas kerjanya..
Sebelum Shelly membangunkan , Ariana sudah terlonjak kaget.. dia tegakkan kepalanya, dan segera dia ambil hand phone nya yang berdering.. dan Ariana terlonjak kaget dua kali saat melihat nama kontak Pak Kepala Sekolah melakukan panggilan suara.
“Ada apa ya?” gumam Ariana dalam hati dan cepat cepat menggeser tombol hijau..
“Selamat siang Pak.” Ucap Ariana.
“Setelah pelajaran terakhir selesai Bu Ar temui saya di ruang kerja saya ya.” Suara Pak Kepala Sekolah di balik hand phone milik Ariana dan panggilan suara pun berakhir.
“Shel, aku dipanggil Pak Kepsek lagi.” Ucap Ariana sambil menaruh lagi hand phone ke dalam tas nya..
Shelly tidak langsung menjawab tetapi tatapan matanya tertuju ke meja kerja Pak Anton, Pak Anton terlihat baru saja memasukkan hand phone ke dalam saku kemejanya dan bibir nya tersungging senyuman puas.
“Paling ada yang lapor Ar, kalau kamu baru saja tidur.” Ucap Shelly kemudian.
hatinya tenang adem ayem gk tertekan kayak waktu hidup bareng loe..