NovelToon NovelToon
Desa Terkutuk. Urban Legend

Desa Terkutuk. Urban Legend

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Rumahhantu / Kumpulan Cerita Horror / Desas-desus Villa / Tumbal
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Kumpulan Kisah horor komedi, kisah nyata yang aku alami sendiri dan dari beberapa narasumber orang-orang terdekatku, semuanya aku rangkum dalam sebuah novel.

selamat membaca. Kritik dan saran silahkan tuliskan di kolom komentar. 😘😘😘😘😘😘

Lawor di mulai!!! 😈😈😈😈😈

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Teror Untuk Siti

Desa Kresek itu ada di selatan dari Desa Mulyorejo. Di perbatasannya ada sebuah bangunan Belanda yang sangat besar, mungkin di masa penjajahan Belanda, tempat itu berfungsi sebagai penjara atau semacam. Untuk sampai ke arah sana, dari arah beringin kembar yang ada di depan kelurahan Mulyorejo, itu belok ke kiri.

   Rumahku ada di sebelah persis bangunan itu, walaupun katanya bangunan itu angker, aku sampai sekarang tidak pernah mengalami kejadian-kejadian aneh, ataupun kejadian mistis. Aku penasaran, seperti apa wujud sebenarnya sang pocong, kuntilanak, Genderuwo maupun yang lain. Karena sangking banyaknya versi dan latar belakang cerita mereka. Maka dari itulah aku tidak pernah adanya setan dan sebangsanya.

   Namaku Siti Nurhaliza. Usia dua belas tahun kurang satu bulan. Lahir di kota Malang dari keluarga yang cukup berada. Memiliki ratusan hektar sawah dan tanah. Memiliki puluhan bangunan megah. Tapi hanya sebatas di mimpiku saja. Karena di alam nyata, rumahku tak lebih tak bukan hanya sebuah gubuk kecil yanh ada di tengah-tengah persawahan Desa kresek.

  Setelah mendengar kisah horor dari Aditiya, Joni dan Ajeng. Aku semakin penasaran dengan yang namanya setan. Sumpah demi apapun, aku sangat penasaran dengan wujud mereka. Terlebih si Ajeng berkata kalau ibu kandungnya menjadi sosok kuntilanak. Dan dia bangga dengan hal tersebut. Kan sableng itu namanya.

   Hari ini, di hari yang sama dimana aku mendengar cerita mereka bertiga. Siang bolong, hari dimana hari sedang panas-panasnya. Walaupun Desa Mulyorejo dan Desa kresek masih tergolong Desa terpencil dan masih banyak hutang belantara nya. Tapi, kalau sudah berada di tengah-tengah persawahan, matahari akan langsung menyengat ubun-ubun kepala.

   Para murid pulang lebih karena sang guru-guru sedang ada rapat kerja. Entahlah, apa yang mereka rapatkan, kami para murid sama sekali tidak pernah mengetahui apa yang dirapatkan.

   Bangunan kuno bekas penjara itu berdiri kokoh di tengah-tengah persawahan, di sampingnya ada gubuk kecil terbuat dari bambu yang berperan sebagai rumahku istanaku. Kedua bangunan itu begitu kontras, satu menggambarkan kemegahan, dan yang satunya menggambarkan keterpurukan. Dunia ini tidak adil. Sangat tidak adil. Walaupun Indonesia sudah merdeka hampir dua puluh tahun yang lalu, masyarakat Indonesia masih banyak Hidup di bawah garis kemiskinan. Salah satunya adalah keluargaku.

   Kadang kala, aku bermain di bangunan kuno itu. Berharap suatu saat pemerintah memberikan rumah itu secara cuma-cuma kepada keluargaku. Tapi, itu mustahil, karena aku mendengar kalau bangunan itu akan di jadikan sebuah sekolahan. Entah kapan bisa terealisasikan.

   "Batu emak di ladang sana, mumpung kamu pulang lebih cepat." Kata bapakku ketika aku baru saja memasuki rumahku satu langkah.

   Sudah pusing dengan kemiskinan ini, di tambah panasnya hari ini. Lalu baru pulang sudah mendapatkan perintah dari bapakku yang pengangguran, aku langsung naik pitam. "Aku masih harus mengerjakan tugas sekolah!"

   "Kamu melawan ke orang tua?" Bentak bapakku. "Kita ini sudah miskin. Untuk makan saja susah, dan harus membiayai sekolahmu. Apa salahnya kamu membantu keluarga mu sedikit?"

   "Kalau begitu, kenapa bapak sendiri tidak mau bekerja? Itu tanggung jawab mu sebagai seorang Bapak!"

   Pukulan rotan bertubi-tubi menghujam di paha putihku. Bapakku selain pengangguran, dia seorang penjudi, suka minum tuak dan mabuk-mabukan bersama teman-temannya. Dia contoh bapak yang tidak perlu di hormati.

Nex

   Aku menangis sejadi-jadinya. Berlari ke kamar, melempar tas ku yang terbuat dari kain goni. Berganti pakaian, lalu keluar dari rumah tanpa mengucapkan salam sambil merasakan sakit di hatiku.

   Setidaknya, kalau tidak bisa menafkahi keluarga, jadilah orang tua yang peduli dengan anak-anak nya!! Dasar Percil Bodoh!

   Percil adalah nama bapakku. Namanya emang konyol, bikin ngakak setengah mati. Tapi, hatinya sebuas binatang malam. Yang akan tega memukul istri dan anaknya ketika hobi nya tidak tersalurkan. Hobinya main judi dan mabuk. Dasar bapak tidak berguna! Kasihan ibukku!!

   Aku berlari ke arah Desa Mulyorejo lewat pematang sawah. Berlari tanpa tujuan, pikiranku benar-benar kacau. Tidak bisa berfikir dengan.

   Saat berada di tengah persawahan, ada sebuah tanggul sungai yang sangat besar. Aku naik ke sana, dan melihat ke arah airnya. Airnya tidak terlalu jernih dan tidak terlalu kotor. Tapi, menurutku sangat menyenangkan kalau bisa mandi dan berenang di sana.

   Aku duduk di dekat pintu air. Merenungi nasibku ini. Berharap, berandai-andai kalau saja bapakku lebih baik mati saja.

   'Blam!!' Terdengar gemuruh petir dari kejauhan. Aku melihat ke segala arah, dan mendapati ada awan hitam yang sudah tertata rapi di arah selatan. Sesaat setelah terdengar gemuruh petir, ada hembusan angin yang sangat dingin dari arah selatan. Angin itu membawa air, sudah bisa di pastikan akan segera datang hujan.

   Tapi, aku tidak peduli. Aku tidak mau beranjak dari tempatku duduk saat ini. Tidak mau pulang dan bertemu dengan bapakku lagi. Tidak!! Aku tidak sudi!!

   Aku merebahkan tubuh di atas tanggul sungai. Gemuruh hujan sudah terdengar mendekat. Kilatan petir datang silih berganti. Auman angin kencang berhembus menerpaku. Namun, aku sama sekali tidak peduli.

   Awan hitam datang dua menit kemudian. Hari yang beberapa waktu lalu masih panas tak tertahankan, kini berubah menjadi dingin dan gelap. Awan hitam menelan sang matahari.

    Hujan deras menderu, sangat dekat, sangat terasa gelombangnya. Angin semakin dingin dan beberapa detik kemudian hujan sudah sampai di tempatku berada sekarang.

   Hujaman air hujan begitu menyakitkan, menusuk-nusuk tubuhku bagaikan paku-paku yang menancap di kulit. Tapi, rasa sakit dihatiku terasa jauh lebih menyakitkan daripada hujaman air hujan ini. Aku memejamkan mataku, menikmati rasa sakit yang di timbulkan oleh air hujan itu.

   Saat aku membuka mataku, tak jauh dari tempatku berada. Ada sosok gadis seumuran denganku. Dia memakai baju terusan berwarna putih yang sudah usang dan penuh lumpur. Dia membelakangi ku. Dari gerakan bahunya, aku mengetahui bahwa dia sedang menangis.

   Oh, dia meratapi nasibnya seperti halnya dengan diriku. Ternyata, ada orang yang sedang bersedih hati di luar sana selain diriku. Aku memejamkan mataku lagi. Ikutan menangis dan meratapi kemiskinan ini.

   Tuhan. Kenapa kau tidak adil?

   'Blar!!!' Suara guntur terdengar memekakkan telinga. Aku terperanjat dan bangun dari tidur ayam ku. Gadis tadi sudah hilang entah kemana. Aneh, sejauh mata memandang adalah persawahan, harusnya, mestinya, kalau dia beranjak dari tempatnya berdiri tadi, kemanapun dia berjalan, dia seharusnya terlihat. Tapi dia tidak terlihat di manapun. Apakah dia melompat ke sungai? Bunuh diri? Tidak, airnya tidak sedang banjir. Airnya masih seperti tadi. Kemana dia pergi?

   "Waaaahhhhh!!!" Sayup-sayup terdengar suara jeritan di tengah-tengah suara deru hujan ini. Suara itu begitu menyayat hati. Aku mengenalnya, aku mengenal suara itu. Itu suara ibukku!!

   Aku berlari meninggalkan tanggul sungai. Menuju ke rumahku yang ada di tengah-tengah persawahan yang ada di seberang jalan sana. Panik, karena berpikir ada apa-apa dengan ibukku. Semoga dia baik-baik saja.

   Aku terpeleset, dan terjatuh ke sawah. Beruntung tidak terbuka parah, walaupun ada rasa nyeri pada kaki kananku. Saat aku berusaha untuk berdiri, aku sempat menoleh sesaat ke arah tanggul sungai tadi. Ada sosok gadis yang tadi!! Tapi, saat sadar dan menoleh ke arah sana lagi, sosok itu sudah hilang lagi.

   "Tidaaaakkkkk!!!" Jeritan ibukku kembali terdengar. Pikiranku langsung beralih ke ibukku.

   "Maak!!" tanpa sadar aku berteriak kencang. Tapi, ibukku tidak menyahut. Mungkin dia tidak mendengar teriakkan ku.

    Pokoknya, aku harus menemui ibukku walaupun harus pulang dan bertemu dengan bapakku yang brengsek itu!

Nex

   Saat aku sudah dekat dengan bangunan kuno tadi. Suara tangisan ibukku semakin terdengar jelas. Dia menyebut nama bapakku. "Paakkkk!!! Paaakkk Paaakkk Perrciiilll!! Bangun Paakkkk!!!"

   Tenggorokanku langsung terasa kering. Ada apa dengan bapakku?

    Ada apa?

   Ada apa?

   Bapakku terkapar di tengah persawahan dengan kondisi gosong. Asap mengepul dari tubuhnya. Ibukku meronta-ronta di dekatnya sambil menangis histeris.

   Jangan-jangan, suara guntur yang memekakkan telinga tadi adalah petir yang menyambar tubuh bapakku?

    Mustahil!!

1
Rani_28
Tumben update lebih dari satu bab?
Rani_28
Seru sih. tapi ga ada line cerita seperti di buku pertamanya. Kasih donk, biar lebih seru.
Ady Irawan: akan di usahakan supaya ada villain nya lagi. 🥲🥲🥲
total 1 replies
Emma Shania
ganti judul
Rani_28
awalan 'su' semua ya namanya? sampe mumett
Ady Irawan: 😅😅wkwkwk
total 1 replies
Hamzink
makanya apa ya?
Hamzink
/Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger/
Hamzink
/Speechless//Speechless//Speechless/
Hamzink
seru dan lucu. ga nyangka ada novel yang menarik dari penulis pemula. semangat Thor. 💪💪💪
Hamzink
di samperin orgil. kisah masa kecilku ini bang. /Sob//Sob//Sob/
Hamzink
memberi kodok?/Shy/
Hamzink
astaga. menyumpahi ibunya sendiri. 🥲
Hamzink
wah seru.
Hamzink
ketiak. 🙈
Green Force
sumbermanjing iku wes kecamatan. dudu wilayah seng melok kecamatan.
Ady Irawan: wes tak kek i keterangan boss. 😁
total 1 replies
NiaNii
😐😐
Emma Shania
Ceritanya lucu, ga membosankan. author nya beneran terbuka dengan semua kritikan. semangat Thor. semoga sukses dan menjadi novelis profesional.
Eko Wahyulianto
yang kemrin di hapus. pdahal bgus lho. kenapa bang?
Ady Irawan: ya bang, dapat kritikan. ceritanya terlalu membosankan. jadi aku tulis ulang. 🥲🥲🥲
total 1 replies
Green Force
Woh, arek kuontol, di kongkon moco novel e, sek tas di nikmati malah di hapus. taek koen, awas lek mbok hapus mane.
Ady Irawan: wkwwkkw. woles cak. woles..😂😂😂
total 1 replies
Rani_28
oh. jadi maling obornya Riyono di buku pertama itu si Aditiya ini tah? Aditiya ga pernah sekalipun muncul di buku pertama. apa emang sudah di siapkan dari dulu?
Ady Irawan: wwkwkwk. masih ingat alur ceritanya yak? 😁😁😁
total 1 replies
NiaNii
Duh. bisa bisanya. 🥲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!