Follow ig : Rahma_ar77
Sean Ronald Javindra, putra ketiga Eriel dan Edna ditugaskan daddynya ke Surabaya. Tas kecil satu satunya yang dia bawa tertinggal di toilet bandara. Untung dia sudah melewati bagian imigrasi.
"Sial," makinya kesal. Dia jadi ngga bisa menghubungi keluarga dan teman temannya, kaena ponselnya berada di dalam tas kecil itu.
Dia dengan sombong sudah menolak semua fasilitas daddynya karena ingin jadi orang biasa sebentar saja.
"Emang lo udah siap nerima hinaan?" cela Quin saat mengantarkannya ke bandara beberapa jam yang lalu.
"Yakin naek pesawat ekonomi?" ejek Theo mencibir.
"Jangan banyak protes ntar," sambung Deva dengan wajah mencelanya.
Sean malah terkekeh, menganggap enteng semua perkataan mereka.
Sekarang dia baru rasakan apesnya. Kaki panjangnya terasa pegal karena terpaksa di tekuk. Duduknya yang ngga bisa bebas karena kursinya berderet untuk tiga orang. Belum lagi tangis bocil yang ngga berhenti di depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerangan part 2
"Berhasil, nyonya," lapor salah satu orang yang berada di dalam mobil di rest area via telpon. Dia memperhatikan orang orang yang sedang mengangkat tubuh dari mobil yang ditembaki temannya tadi.
"Rasakan!" Kemudian terdengar suara tawa senang.
Tapi suara tawa itu lenyap saat mendengar suara dingin yang masih dia kenal.
Nathan.
Dia masih bisa membayangkan wajah tampan itu.
"Tunggu pembalasan, Ele!"
Pengawalnya ngga berkutik saat sebuah pistol ditodongkan padanya dan ponselnya di rampas.
"Bilang sama Eriel, itu baru permulaan. Katakan juga pada Fazza , giliran anak tunggalnya akan tiba Termasuk anak kembarmu dan Cleora!" Kemudian telpon pun diputus
"Bang sat!" seru Nathan marah.
Nathan yang bersama si kembar Shaka dan Shakti, awalnya akan segera pergi membawa Sean ke rumah sakit.
Tapi ada satu mobil yang mencurigakan. Memang banyak mobil mobil yang selamat dari tabrakan beruntun yang juga ikutan berhenti di rest area itu
Tapi penumpangnya langsung keluar untuk melihat apa yang sudah terjadi. Sedangkan penumpang mobil sedan lama ini malah langsung menelpon sambil mengawasi keadaan di sekitarnya.
Tingkahnya seperti orang yang sedang melaporkan apa yang sudah terjadi di rest area ini.
"Kalian jalan duluan aja"
"Oke." Devin tau apa yang akan dilakukan Nathan. Dia sempat memperhatikan apa yang Nathan lihat dengan serius tadi
Nathan langsung mendekati mobil yang dia curigai. Dan benar saja. Dia mata mata Eleanor!
Sekarang orang itu sudah diamankan pengawalnya.
Nathan memeriksa foto foto yang dikirimkan ke nomer yang dia telpon.
Semua tentang kejadian di rest area.
"Bangsat!" makinya lagi.
Nathan kemudian memperhatikan kaca dan kap depan mobil yang dikendarai Sean yang sudah ditembusi beberapa peluru.
Yang dia takutkan ada peluru yang bersarang di kepala Sean.
Semoga tidak, batinnya penuh harap. Saat ini dia cemas memikirkan keadaan Sean.
Dari banyaknya tembakan, orang itu terlihat berniat sekali ingin membu nuh Sean.
Tadi Nathan dan Devin sudah berusaha menyalib mobil mobil di depan mereka. Bahkan mereka juga sudah bantu menembak.
Tapi mobil mobil dan truk lainnya malah menambah kecepatan karena mendengar suara tembakan tiada henti.
Mereka takut jadi korban salah sasaran hingga hal itu menyebabkan mereka gagal untuk menyalib.
Selain itu saat ini adalah jam sibuk orang orang yang mencari nafkah. Orang orang memanfaatkan jalan tol untuk mencegah kemacetan.
Bukan hanya kemarahan Eriel yang wanita gila itu pancing, tapi mereka semua.
*
*
*
Sementara itu di tempat lain jeep jeep yang mengejar mulai brutal menghajar mobil mobil pengawal Giri.
Suara tembakan makin lebih sering terdengar
Hingga kemudian dari arah depan ada dua buah jeep yang mendekat, siap menabrakkan ke mobil Giri. Dengan nekat Giri mengeluarkan senjata laras panjangnya.
Mengokangnya dan rentetan peluru menghajar jeep jeep itu.
Sebuah mobil turut mendekat di samping mobil Giri memberikan bantuan.
Tapi jeep jeep itu terus mendekat, siap menabrakkan ke mobil Giri dan mobil di sebelahnya. Tapi mobil mobil di belakangnya merangsek maju membuat mobil Giri sedikit memelankan laju mobilnya.
Dan tabrakan hebat terjadi begitu kilat dan menggelegar.
Mobil mobil pengawalnya dan mobil pengawal yang tidak dia kenal membentengi mobil Giri dari benturan keras yang menggetarkan tanah, hingga terasa di mobil Giri.
Ngga lama kemudian para pengawalnya dan pengawal asing yang selaku membantunya keluar dan mulai mengamankan para penyerang.
Giri bernafas lega.
Syukurlah.
Tapi saat dia menoleh dan melihat keadaan papa sahabatnya, dia sangat terkejut dan panik. Laki laki tua itu terkulai tidak sadarkan diri di kursinya
"Om..... Om......" Giri mendekatkan telinganya di dada Luthfi Muhsin. Masih terdengar detak jantungnya walau cukup lemah.
Dia segera keluar dan meminta pertolongan.
*
*
*
Dengan kaki masih gemetar, Ariella melangkah memasuki perusahaannya.
"Nona muda, anda duduklah dulu. Saya akan pesankan coklat panas agar anda lebih tenang."
Ariella ngga menyahut, tapi menurut.
Para staf menatapnya bingung. Ngga biasanya nonanya berpenampilan berantakan seperti ini.
Salah satu dari dua orang pengawal omnya segera menemui resepsionis untuk memintanya memesankan coklat panas buat bos mereka.
"Ariella.... Kamu kenapa?" Salah satu sepupunya mendekat. Putra tantenya yang paling menyebalkan.
Tedy.
"Kamu habis lihat hantu?" candanya berusaha menurunkan ketegangan di wajah sepupunya.
Ariella ngga menjawab. Di pikirannya saat ini hanya Javin. Dia takut memikirkan keadaan Javin yang belum dia tau sampai sekarang bagaimana.
Apakah doa baik baik saja? Atau?
Ariella ngga berani memikirkan kemungkinan terburuknya
Ponsel nya masih terus dia genggam.
"Coklat panas, nona," ulur pengawal itu.
Tedy meraih ponsel di tangan Ariella agar sepupunya bisa memegang cangkir coklat panas yang diberikan pengawalnya.
Dia dan Ariella atau pun dengan sepupunya yang lain ngga ada masalah. Karena mereka memilki sikap yang hampir sama, cuek. Hanya Calinda yang agak menyebalkan, karena suka sok bosy.
Kening Tedy mengerut saat melihat Ariella memegang cangkir dengan tangan yang masih gemetaran.
"Kamu kenapa?" Tedy duduk di sampingnya, menatapnya khawatir. Seingatnya sepupunya ini bermental baja. Om Idrus yang mengerikan saja bisa dia tundukkan.
Ariella masih belum bisa menjawab. Perlahan dia minum coklat panas itu. Getaran di tangannya mulai berkurang.
Karena ngga mendapat jawaban juga, Tedy menatap salah satu pengawalnya.
"Memangnya ada apa?' bisiknya.
Benaknya dipenuhi rasa penasaran.
"Tadi ada yang menyerang mobil nona, tuan muda," jawabnya pelan.
"Menyerang bagaimana?"
Pengawal itu menghembuskan nafas pelan.
"Beberapa hari ini ada yang ingin mencelakakan nona muda."
Tedy terkejut
Gara gara dia ngga mau memberikan jabatan CEO pada Om Idrus? batinnya bergidik.
Karena itu dia tidak terlalu berambisi. Yang penting bisa selamat dan bisa foya foya, sudah cukup baginya.
"Bukannya dia punya supir?" bisik Tedy lagi. Semakin heran karena supirnya ngga terlihat. Walaupun Tedy belum pernah bertemu.
"Terluka, tuan muda. Sudah di bawa ke rumah sakit. Nona sedang menunggu kabarnya," lirih pengawalnya menjawab.
Ooo.... Dia pasti mengkhawatirkannya.
Tedy menyerahkan ponsel Ariella ketika ada getaran panggilan telpon.
Ariella buru buru mengangkatnya. Dia ngga sempat melihat nama penelponnya.
"Ba bagaimana keadaannya?" tanyanya dengan jantung berdebar keras.
"Ariella, opamu sekarang berada di ICU." Suara Om Giri terdengar seperti pekikan halilintar di gendang telinganya.
"O om... Kenapa?"
"Nanti, om jelaskan. Sekarang kamu segera ke sini, ya. Om sudah mengirim banyak pengawal untuk melindungi kamu dan supirmu."
Kerongkongan Ariella tercekat. Dia sulit untuk mengungkapkan apa yang sudah terjadi pada Javin.
"Aku segera ke sana, Om."
"Oke."
"Ada apa?" tanya Tedy ikutan berdiri ketika melihat sepupunya bangkit dari duduknya.
"Opa masuk ICU."
Tedy tercengang.
Kenapa kejadian buruk terjadi beruntun?
"Aku ikut."
"Jangan. Berbahaya pergi denganku," larang Ariella sambil menjauh.
Dia harus mengcancel semua pertemuan dengan klien kliennya.
yuk.... ke novel Malik.....
makan kerupuk 🍥 makan bubur 🥣
Ayuk... meluncur....🏃🏃🏃
pasti seru....🥰🥰🥰😍
kalo aq sih aliran realistis, cinta boleh logika hrs tetap jalan.. ketika aq menikah, 2 klrga jg mau ga mau terikat menjadi klrga, jauh seblm ketemu pasangan klrgalah yg sll ada dgn seluruh support systemnya, ada mantan suami, mantan istri tp tdk ada mantan orgtua dan saudara. klrgalah tempatku pulang.
thx u semua ceritamu lmyn menghibur disela2 deadline pekerjaan.. 👍
typo lgi thour??/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/