apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keseharianku episode 13
Aku hanya bisa tersenyum yang kupaksakan dan menahan mataku yang sudah mulai mengembun. Untungnya bel sekolah segera berbunyi, hingga bisa meredam semua kegelisahanku yang sekuat mungkin kutahan.
Bel sekolah berbunyi menandakan jam pembelajaran disekolah sudah selesai. Aku berkemas, dan beranjak untuk segera pulang. Tapi diperjalanan saat aku menuju rumah, terbesit ide untuk membangkang sehari ini. Yaa, aku berniat sepulang sekolah ini aku ingin langsung tiduran dikamar tanpa mempedulikan mau makan apa saudara-saudara ku saat pulang setelah aktivitasnya. Aku akan berpura-pura tidak enak badan jika ada yang protes kenapa belum ada masakan yang siap disantap seperti biasanya.
Sampai dirumah, kondisi rumah sepi, sepertinya ayah hari ini tidak bisa menyempatkan untuk makan siang dirumah, sedangkan ibu sepertinya sudah berada ditoko material untuk menggantikan pakdeku biar bisa sholat dhuhur di rumah. Sedangkan adekku sepertinya diajak ibu untuk berjaga ditoko material, mas Levi dan mbak Diaz biasanya baru sampai rumah sore hari.
Sesuai dengan niatku tadi, aku segera masuk kekamar, ganti pakaian, lanjut mengambil air wudhu dan langsung menunaikan sholat dhuhur. Saat selesai dari kamar mandi, aku sempat melirik ke area dapur yang ternyata seperti biasa, ibu sudah menyiapkan bahan-bahan masakan yang siap aku olah menjadi masakan sesuai dengan apa yang ibu siapkan. Sepertinya ibu hari ini berencana dengan menu masakan sayur asem kangkung, ayam dan tahu tempe goreng juga sambal terasi. Tapi karena aku sudah berniat untuk tidak mengerjakan tugasku hari ini, aku berlalu menuju kamarku. Setelah sholat, dengan rasa was-was aku mencoba membaringkan tubuhku ditempat tidur. Yaa Allah, ternyata rasanya nuikmat sekali rebahan disiang hari selepas berjibaku dengan buku-buku pelajaran disekolah. Dan tanpa sadar aku pun terlelap.
Entah berapa lama aku tertidur, tetiba aku terlonjak kaget langsung duduk setelah mendengar ibuku berteriak dengan kencangnya. "Yayaaaaaaaang, Yayaaaaaaang. dimana kamu? Kok bisa jam segini masakan belum matang?" Teriak ibuku. Aku yang baru mengumpulkan kembali nyawaku setelah tertidur, menjawab "iya buk, aku dikamar". Pintu kamar tetiba dibuka dengan keras hingga daun pintunya membentur tembok, braaaaakk!!! Segera ibu meluapkan emosinya, "kamu ini apa-apaan? Mau jadi ratu? Kenapa belum masak? Sebentar lagi mas dan mbakmu pulang!!!!" teriak ibu. "Maaf Bu, aku agak kurang enak badan, tadi sepulang sekolah kepalaku pusing sekali" ujarku berbohong dan memberikan raut muka seperti orang yang sedang sakit. "Alaaaaaaaah, alasan aja, mau enak-enakan kan? Ga bisa, cepetan masak semua bahan yang sudah ibu siapkan!!!" perintah ibu, "tapi buk, beneran ini aku pusing banget. Untuk hari ini mbak Diaz aja ya yang masak, aku beneran ga sanggup Bu" rengekku. Ibu makin marah, dan menyeretku untuk segera kedapur. "Kamu tetep masak, hari ini ibu bantuin biar cepet selesai, ga usah alasan. Jangan manja" ujar ibuku. Setengah hati dan diiringi rasa kesal dalam hatiku akhirnya aku tetap melakukan pekerjaan memasak ini. Tepat setelah masakan matang, ibu berkata "segera cuci semua peralatan yang habis dipakai masak, setelah itu bersih-bersih rumah dan baru kamu bisa mandi terus makan dan minum obat" titah ibuku. "Haaaahhh, tetep masih dengan tugas yang sama????!!!" batinku. Walau ada perhatian sedikit dengan menyuruh meminum obat, tapi kenapa tugas rumah lainnya tidak bisa dialihkan ke mas Levi atau mbak Diaz. Kenapa tetap aku yang harus mengerjakannya sedangkan ibu tahu kalau aku tidak enak badan. Aaaaarrrggggggghhh, rasanya hatiku dongkol sekali...ingin banget berteriak sekencang mungkin untuk menunjukkan bahwa aku protes dan berkeberatan.
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi