Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
Dirga terdiam menunduk tidak berani menatap Rayyan dan Wildan yang menatap tajam dirinya. Rayyan dan Wildan duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya tanpa sepatah katapun. Mereka berdua hanya menatap Dirga sehingga membuat Dirga pucat ketakutan.
"A..aku sudah melakukan perintah, Tuan. Jadi kenapa tuan menatapku seperti itu?" ucap Dirga sambil menunduk ketakutan.
"Ini untukmu. Pastikan rahasia ini aman" ucap Rayyan memberikan sebuah cek kepada Dirga.
"Jika sampai kejadian semalam bocor maka siap siaplah untuk pindah alam" ucap Wildan sambil memperlihatkan tatapan membunuhnya.
"Baik, Tuan. Saya akan merahasiakan kejadian semalam. Aku yakin Klara dan Rania tidak bisa bertindak lebih jauh karna sama saja mereka membongkar kebusukan mereka sendiri" jelas Dirga.
"Baiklah! Aku percaya kepadamu. Lebih baik kau mencari wanita lain yang jauh lebih baik dari kekasihmu itu. Dia tidak mencintaimu dia hanya memanfaatkanmu" ucap Rayyan tersenyum sinis.
"Terima kasih, Tuan. Saya dan Rania sudah tidak ada hubungan lagi. Terima kasih karna tuan sudah menyadarkanku. Aku salah karna mendukung perbuatan Rania walaupun aku tau itu salah" ucap Dirga menyesali perbuatannya.
"Kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Lebih baik kamu berubah dan membangun kehidupanmu yang baru. Jangan pernah kau usik kehidupan orang lain lagi jika kau ingin hidup aman" ucap Rayyan menatap lekat Dirga.
"Baik, Tuan!"
"Kalau begitu kami permisi dulu" ucap Rayyan dan Wildan bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya keluar dari apartement Dirga.
"Kelihatannya saja sangat menakutkan tapi mereka berhati lembut dan bijaksana. Pantas saja semua orang memuji mereka" guman Dirga menatap kagum Wildan dan Rayyan.
...----------------...
Karna ulah nakalnya telah terbongkar oleh kecerobohan Wildan maka Kinan harus menerima hukuman dari Rissa. Rissa langsung membawa Kinan ke dalam kamar lalu menutup pintu agar Sania tidak mendengar keributan mereka. Kinan hanya mampu duduk di tepi ranjang sambil diam menunduk tidak berani menatap wajah Kinan.
"Katakan bagian mana yang telah di cium oleh Kania?" ucap Rissa menatap tajam Kinan.
"Ini" ucap Kinan menunjuk ke bibirnya.
"Selama seminggu aku tidak mau bibirmu itu menyentuk tubuhku sedikit saja" ucap Rissa tegas tanpa mau ada penolakan.
"Jadi selama seminggu aku harus berpuasa?" ucap Kinan membulatkan matanya terkejut.
"Benar!"
"Sayang! Kamu boleh hukum aku apa saja. Tapi jangan hukum aku dengan berpuasa. Apalagi kalau harus puasa selama seminggu" ucap Kinan penuh permohonan.
"Keputusanku sudah bulat. Jadi tidak bisa di ubah lagi" ucap Rissa naik ke atas ranjang lalu mengambil bantal dan juga selimut Kinan.
"Jadi selama seminggu ini Hubby tidur di bawah" ucap Rissa melemparkan selimut dan juga bantal ke wajah Kinan.
"Tapi, Sayang"
"Tidak ada tapi tapian! Tidur di bawah atau tidur di teras?" ucap Rissa melemparkan tatapan membunuhnya.
"Tidur di bawah." ucap Kinan memayunkan bibirnya.
"Kanapa bibir hubby seperti itu? Apa hubby ingin memperlihatkan bekas ciuman mesra hubby itu?" ucap Rissa menatap tajam Kinan.
"Tidak, Sayang. Aku hanya cemberut saja"
"Cemberut kenapa? Apa ciuman mesra kamu semalam kurang?"
"Tidak, Sayang. Aku juga tidak mau melakukan itu. Tapi, Kania yang main nyosor saja"
"Tapi, hubby senang'kan? Dapat ciuman gratis!"
"Tidak, Sayang. Aku sama sekali tidak mau menyentuh wanita lain selain dirimu. Karna kamu satu satunya wanita yang ada di dalam hatiku"
"Basi!" ucap Rissa membuang wajahnya lalu membaringkan tubuhnya.
"Sayang! Aku tidak berbohong" ucap Kinan berusaha naik ke atas ranjang.
"Turun gak? Aku tidak mau noda Kania yang ada di tubuhmu mengenai ranjang empukku" ucap Rissa menatap tajam Kinan.
"Ia, aku turun. Tapi cium sekali saja ya" ucap Kinan memajukan bibirnya dan mendekatkannya ke wajah Rissa.
Melihat Kinan yang ingin menciumnya Rissa dengan cepat mengambil bantal dan menutup wajah Kinan.
"Ini cium peluk. Aku tidak mau noda wanita itu mengenai tubuhku" ucap Rissa dengab geram.
"Sayang!" ucap Kinan dengan manjanya.
"Turun gak? Jika hubby tidak turun maka aku akan menambah hukumannya menjadi dua minggu"
"Tidak! Ia aku turun" ucap Kinan ketakutan lalu turun dari ranjang.
"Satu minggu saja aku bisa gila apalagi dua minggu, bisa bisa milikku akan lumutan" guman Kinan mengacak acak rambutnya frustasi.
"Jika sampai hubby naik ke atas ranjang maka, bersiaplah tidak akan dapat jatah malam selama dua minggu" ancam Rissa tegas lalu membaringkan tubuhnya.
"Kamu tega banget sih, Sayang. Kinan kecil kamu sabar ya, kamu harus puasa selama satu minggu penuh" ucap Kinan lirih sambil menggelus juniornya.
Melihat Kinan yang berbicara sendiri Rissa hanya mampu menahan tawanya. Dia melirik Kinan yang tidur di bawah dengan perasaan kasihan. Tapi, dia juga harus memberi pelajaran kepada Kinan karna telah membiarkan wanita lain menciumnya.
...----------------...
Rafi duduk di sofa sambil memainkan leptopnya untuk memeriksa beberapa dokument yang di kirim Bisma ke emailnya. Tiba tiba matanya teralih ke Clara yang baru keluar dari kamar mandi dengan mengunakan baju tidur selutut. Rambut Clara yang masih basah di biarkan begitu saja, di tambah lagi dengan wajah polosnya tanpa ada hiasan make up sedikitpun membuat aura kecantikan Clara semakin terpancar.
"Kenapa tuan melihatku seperti itu? Apa ada yang aneh?" ucap Clara menatap penampilannya.
"Bukan ada yang aneh tapi kamunya yang aneh" ucap Rafi ketus lalu kembali menatap layar leptopnya.
"Aneh aneh seperti ini istri sahnya Rafi Alexander" ucap Clara santai lalu mengambil handuk untuk mengeringkan rambutnya.
"Rafi Alexander mengalami nasib terburuknya karna memiliki istri somplak sepertimu"
"Biarin somplak yang penting heppy. Dari pada kulkas dua pintu yang wajahnya terus datar tanpa ekspresi" ucap Clara meniru wajah datar Rafi.
"Huff! Apa dosaku sehingga kau menyiksaku seperti ini ya Allah" ucap Rafi frustasi melihat Clara yang terus mencari masalah dengannya.
"Tuan bukan hanya menjengkelkan tapi juga gini" ucap Clara memiringkan jari telunjuknya di dahinya.
"Kau bilang aku gila?" ucap Rafi menatap tajam Clara.
"Tidak!"
"Jadi?"
"Aku hanya bilang tuan gini. Tapi tuan sendiri yang bilang tuan gila. Jadi jangan marah kepadaku" ucap Clara cuek.
"Kau" ucap Kinan menahan amarahnya.
"Aku Clara" ucap Clara tersenyum.
"Aku tau kau Clara. Clara yang paling menyebalkan" ucap Rafi menahan emosinya lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Melihat Rafi yang telah masuk kedalam kamar mandi Clara memayunkan bibirnya lalu kembali mengeringkan rambutnya. Setelah selesai mengeringkan rambunnya Clara membaringkan tubuhnya di atas ranjam sambil memainkan ponselnya.
Saat keluar dari kamar mandi Rafi membulatkan matanya ketika melihat Clara sedang berbaring santai di atas ranjangnya. Jujur saja dia merasa bahagia karna akhirnya dia bisa menghabiskan malam bersama Clara. Tapi, dia tidak bisa menurunkan harga dirinya. Dia harus terlihat cuek kepada Clara agar Clara tidak meremehkannya.
"Siapa suruh kau tidur di atas ranjangku?"
Bersambung.....
apa kata maaf itu, menurunkan derajat kaum adam..
otak kerdil..
subhanallah.. apa susahnya mengakui.. takut dibully
sebelum di ip dak diteliti dulu