Leona Sarasmitha tiba-tiba terbangun di dunia asing dan merasuki tubuh seorang bangsawan yang tak memiliki sihir?
Leona Arathena Castallio, di kenal sebagai sampah karena tidak memiliki sihir dan diabaikan keluarganya.
Bagaimana kehidupan nya setelah di dunia aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Carl kini diikat oleh rantai Leona dengan kepala menghadap ke bawah. Sementara Kei sang panther hitam melompat kegirangan sambil memainkan Carl yang kini sibuk memaki keempat muridnya.
Kaze yang berwujud tupai dengan tanpa dosa sibuk menggigit apel ranum tepat di depan Carl yang sukses membuat pria itu meraung marah.
"Aku tak menyangka jika pria kuat yang mampu membantai habis ribuan monster seorang diri sangat menyedihkan seperti ini." Cibir Leona face palm.
"Dia hanya lemah dengan sekeranjang apel ranum. Sangat memalukan." Timpal Wei Tao datar.
"Tapi tidak usah memperlihatkan kelemahan yang konyol seperti ini. Aku yakin harga dirinya seharga sekeranjang apel." Celetuk Iven.
"Siapa yang kalian bilang harga diriku cuma sekeranjang apel, hah?! Dasar kalian murid-murid kurang ajar!" Maki Carl yang langsung di sundul oleh Kei.
"Oh, ayolah Guru. Bukankah kau melepaskan kewaspadaan saat melihat Leona membawa sekeranjang apel? Jadi itu bukan salah kami!" Seru Eura berapi-api.
'Kheuungg~' Kei ikut mengaum mengiyakan dan kembali menyundul Carl.
"Itu tidak termasuk dalam sparing, dasar kurang ajar! Leona, hentikan peliharaan mu ini!"
"Kei lagi senang mendapatkan mainan baru, Guru. Ah, jangan-jangan Guru ingin berdandan pelayan dengan telinga kucing?" Tanya Leona jahil sambil mengeluarkan satu set pakaian maid berenda dan bandana kucing yang sukses membuat pria itu melotot ngeri.
"Aku mohon lepaskan aku~! Oh, Dewa kenapa nasibku seperti ini~! Aku hanya ingin memiliki murid-murid yang manis dan imut bukan iblis seperti mereka~" Tangis Carl nelangsa.
Keempat muridnya hanya bisa menatap pria itu sweatdrop.
"Astaga, dia merengek, tuh." Ucap Leona.
"Aku tak menyangka dia semenyedihkan seperti ini." Timpal Iven.
Kaze segera mengambil sebuah apel lalu melompat menghampiri Carl dan menyumpal mulut pria itu dengan apel sambil mencicit seakan dia mengejek pria itu.
"Ahaha! Bahkan tupai itu terganggu dengan rengekanmu!" Ejek Eura.
Sementara Duke dan yang lainnya hanya bisa menatap kejadian itu dengan tatapan tak percaya. Mereka anak-anak dari akademi mampu mengalahkan seorang pria yang terkenal paling sadis di Kekaisaran?
"Jangan sebarkan apa yang kalian lihat atau nyawa kalian taruhannya." Perintah Duke dengan hawa membunuh yang keluar dari tubuhnya membuat mereka merinding.
"Baik, Yang Mulia."
💠💠💠💠
"Hei, kalian!" Panggil Leona pada beberapa ksatria yang kini tengah beristirahat. Sontak mereka mengalihkan perhatian dan mendapati Leona dan seekor panther hitam berjalan ke arah mereka.
"Ah, Nona Leona. Ada apa?" Tanya salah satu diantara mereka.
"Aku ingin kau membawaku pergi ke kedai Midway." Tunjuk Leona pada salah satu ksatria yang sukses membuat mereka melongo tak percaya.
Kedai Midway, kedai yang akhir-akhir ini sering dikunjungi oleh beberapa bangsawan. Pada waktu tertentu banyak bangsawan datang ke sana saat malam tiba.
Beberapa orang telah melaporkan hal itu, namun tidak ada tanggapan sama sekali. Menurut rumor yang beredar, tempat itu merupakan tempat pelelangan.
"Untuk apa, Nona?" Tanya salah satu diantara mereka dengan tatapan tak percaya.
"Apalagi selain untuk menjualku." Tukasnya cuek membuat mereka menatap gadis itu dengan horor.
"Astaga, Nona?! Untuk apa kami melakukan hal gila seperti itu?! Kami tidak mau kepala kami terpisah karena menjual Anda!" Seru mereka panik.
"Cukup lakukan saja. Kenapa kau berteriak seperti itu, sih? Memangnya kau tidak ingin mendapatkan uang banyak?" Leona mencoba menawar.
"Tetap tidak, Nona! Meskipun bisa menghasilkan banyak uang, kami tidak mungkin menjual Nona kami meskipun banyak rumor yang beredar buruk tentangnya." Sahut salah satu diantara mereka tegas disusul anggukan lainnya.
Setelah berdebat, bujuk rayu bahkan mengeluarkan jurus andalannya, akhirnya salah satu prajurit mau menuruti keinginan Leona yang sukses membuat gadis itu memekik senang.
Dan disinilah mereka berada. Leona dan ksatria yang bernama Ribbel memasuki sebuah ruangan. Di sana terlihat beberapa orang yang di rantai dengan keadaan yang mengenaskan. Beberapa perempuan juga di rias sedemikian rupa.
"Hiks...hiks.. Ku mohon biarkan aku pulang..." Tangis seorang gadis yang tengah di rias oleh seorang penata rias.
"Nona, apa Anda yakin dengan ini?" Bisik Ribbel khawatir. Sebenarnya Ribbel enggak melakukan hal gila itu mengingat Leona dan ketiga rekannya mengancam pria itu. Kini dia hanya bisa pasrah di hukum oleh Duke karena telah melelang gadis itu.
"Sir, jangan khawatir. Malam ini kita akan makan besar setelah misiku selesai." Sahut Leona santai sambil mengamati sekitar. Terlihat beberapa gadis yang tengah menangis sesegukan dan beberapa pemuda yang berpenampilan menyedihkan.
Kaze yang berwujud manusia kini datang untuk meriasnya. Beruntung gadis itu menyamar sehingga tidak di curigai oleh siapapun.
"Sir Ribbel, tawar aku dengan harga tertinggi, ya?" Punya Leona sambil mengedipkan sebelah matanya yang sukses membuat ksatria itu ingin bunuh diri sekarang juga.
"Ah, tolong rias aku secantik mungkin." Pintanya pada Kaze yang dibalas dengan anggukkan.
"Jangan lupa, ya, Sir. Tawar dengan harga setinggi mungkin. Setelah itu pergi dan beri tau yang lainnya." Titah Leona galak yang berhasil membuat ksatria itu menurut dan pergi dari sana.
"Nona, sebentar lagi pelelangannya akan di mulai. Mohon bersiap." Ujar Kei yang dibalas dengan senyum iblis dari Leona.
💠💠💠
"Apa kalian yakin nona Leona baik-baik saja?" Tanya Arthur cemas dan menatap ketiga pemuda itu dengan tatapan membunuh.
"Tentu saja. Dia sering bertindak di luar nalar. Bahkan kami sering kali terkena masalah karenanya." Sahut Eura berapi-api tanpa mengalihkan perhatiannya dari teropong yang dia bawa.
"Iven, pergi ke dalam kedai Midway dan beri sinyal jika Leona mulai bertindak." Perintah Wei Tao. Iven segera pergi ke dalam kedai itu.
Sementara di tempat Leona...
Suara gaduh terdengar di luar tempatnya berada. Kini acara lelang telah di mulai dan beberapa orang serta barang telah berhasil di jual.
Kini tiba giliran Leona. Gadis itu melangkah penuh percaya diri menuju tengah panggung.
"Baiklah hadirin sekalian. Inilah barang terakhir yang kita tunggu. Seorang gadis yang sangat cantik dengan mata seindah rubby, kulit putih dengan tinggi seratus enam puluh delapan sentimeter dengan berat lima puluh kilogram. Dia anak buangan dari Castallio." Ucap pembawa acara bertepatan dengan Leona yang mulai memasuki ruangan.
Sontak semua yang berada di sana menatapnya kagum, bahkan ada yang sampai meneteskan air liur. Leona menatap mereka dan mendapati Ribbel dan Carl yang menatapnya paling ujung. Leona menyeringai.
"Harga penawaran mulai dua ribu keping emas!" Ucap pembawa acara.
Seketika semua saling berlomba menawar Leona.
"30 ribu keping emas!"
"40 ribu keping emas!'
"100 ribu keping emas!" Leona menatap Ribbel yang kini menawarnya dengan senyum licik. Niat untuk menguras uang bangsawan kini berjalan dengan mulus.
"120 ribu keping emas!" Seru yang lainnya tak mau kalah.
"150 ribu keping emas!" Carl menawar Leona dengan harga fantastis.
"150 ribu koin emas! Harga yang sangat fantastis! Ada yang menawar lagi?!"
"Dua ratus ribu koin emas!"
"Dua ratus ribu koin emas! Ada lagi?" Seru pembawa acara itu. Setelah itu tidak ada yang menawarkan lagi.
"Baiklah, terjual harga Dua ratus ribu koin emas!" Ucapnya sambil mengetuk palu. Leona segera mengangkat tangannya lalu menggumamkan sesuatu.
Seketika kabur mulai memenuhi ruangan itu membuat mereka panik. Dalam sekejap Leona melesat cepat dan terdengar suara tebasan dan teriakan memilukan memenuhi ruangan itu.
Beberapa pengawal dan penjaga memasuki area itu, namun di hentikan oleh Kei dan Kaze dengan memukul salah satu diantara mereka hingga tewas.
"Jangan ada yang bergerak atau kami akan menghabisi kalian." Ancam Kei dingin.
Mereka segera menodongkan pedang kearah Kei dan Kaze, sontak kedua siluman itu segera bertarung melawan mereka.
"Kalian cepat pergi dari sini!" Perintah Kaze yang sibuk melawan beberapa prajurit itu sambil menyerahkan kunci yang berhasil dia rampas. Mereka segera pergi dari sana setelah mengucapkan terimakasih dan membuka borgol yang membelenggu mereka. Tak lama kemudian muncul Iven dan melancarkan serangannya.
Dalam waktu singkat area itu di penuhi dengan genangan darah dan tubuh yang tergeletak tak bernyawa.
Sementara suara teriakan dan jeritan terdengar begitu memilukan di ruangan tempat Leona berdiri. Begitu kabut menghilang, terlihat Leona dengan santai mengibaskan sebuah tombak kristal yang berlumuran darah bertepatan masuknya beberapa pasukan Castallio yang dipimpin langsung oleh Calvian.
Calvian menatap Leona tak percaya. Gadis itu terlihat seperti malaikat maut dalam genangan darah, bahkan tubuhnya terkena cipratan darah. Cantik namun berbahaya dengan mata merah yang menyala. Bahkan beberapa prajurit menatapnya ngeri.
"Guru, misi kita selesai." Suara merdu Leona berhasil mengembalikan kesadaran mereka.
Sementara Carl dan Ribbel yang telah selesai membunuh beberapa bangsawan menatap Leona yang kini berdiri di tengah genangan darah dan tumpukan mayat.
'Prankk'
Tombak kristal Leona seketika hancur menjadi serpihan kristal. Dan Leona meninggalkan tempat itu begitu saja.