NovelToon NovelToon
Talak Aku!

Talak Aku!

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:662.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Arion Alfattah

Ig : @ai.sah562

Bismillahirrahmanirrahim

Diana mendapati kenyataan jika suaminya membawa istri barunya di satu atap yang sama. Kehidupannya semakin pelik di saat perlakuan kasar ia dapatkan.

Alasan pun terkuak kenapa suaminya sampai tega menyakitinya. Namun, Diana masih berusaha bertahan berharap suaminya menyadari perasaannya. Hingga dimana ia tak bisa lagi bertahan membuat dirinya meminta.

"TALAK AKU!"

Akankah Diana kembali lagi dengan suaminya di saat keduanya sudah resmi bercerai? Ataukah Diana mendapatkan kebahagiaan baru bersama pria lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gelisah

Cinta, membuatku ingin terus bersama mu.

Cinta, satu kata yang ku miliki untuk terus menjeratmu dalam genggamanku.

Namun Cinta, hal yang justru membuatku terluka.

Aku, mempercayai dirimu lah sang pemilik cinta dan ku mencoba mengabdikan hidupku untukmu surgaku.

Tapi, cinta ini lah yang membuatku terluka begitu dalam surgaku lah yang membuatku jatuh kedalam jurang.

Di tengah pemakaman hijau, Diana menangis tersedu-sedu memeluk makam dua orang tuanya. Dia mengadukan setiap peristiwa yang ia alami, setiap kesedihan dimakam orang tuanya.

"Bu, Pak. Diana tidak sanggup lagi hidup sendirian di sini. Diana ingin ikut kalian saja. Diana ingin kumpul bareng kalian, bareng kembaran Diana Di surga. Diana merasa sendiri di sini, Pak, Bu."

"Sakit, hatiku sakit mendapatkan perlakuan seperti ini. Aku di khianati suamiku, Bu, Pak. Dia tidak membelaku. Kemana aku harus pergi. Aku tidak mau kembali ke rumah suamiku. Hatiku terlalu sakit, hiks.." Isak pilu Diana dalam kesendiriannya terasa menyayat hati.

"Aku juga tidak bisa mencapai keinginan ibu untuk terus bersekolah di sana. Maafkan aku, Bu."

Diana menegakkan badannya, ia mengusap setiap batu nisan bernama kedua orang tuanya dan bernama kembarannya Diandra.

Ya, Diandra Maheswari dan Diana Maheswari. Dua orang berbeda, mereka kembar identik dengan sifat sama-sama baik, lembut, pintar dan pekerja keras.

Dia kembali terisak menunduk dengan bahu terguncang. Dengan tubuh yang terasa lemas, Diana mencoba berdiri. Perlahan, kakinya melangkah meninggalkan pemakaman itu dengan pandangan kosong dan tujuan tak tentu arah.

Dia meninggalkan sahabatnya di dalam mobil yang sedang menelpon orangtuanya.

"Pah, Diana ke Bali saja, ya? Biar dia tinggal bareng Tante. Aku kasihan."

"Nanti Papa atur, sekarang kamu awasi Diana. Papa takutnya dia malah melakukan hal di luar dugaan."

"Baik, Pah. Kalau gitu Cici samperin Diana dulu." Cici pun mematikan sambungan teleponnya. Dia menyimpan ponselnya ke dalam tas, kemudian turun dari mobil, lalu berjalan ke tempat makam di mana Diana berada.

Tetapi saat sudah tiba di sana, Cici kaget Diana tidak ada. "Loh...! Kemana Diana? Kenapa tidak ada di sini? Seharusnya tadi kan di sini?"

Cici celingukan mencari keberadaan Diana. Matanya terus ia edarkan ke seluruh tempat berharap Diana belum jauh dari sana. Dan berharap matanya menemukan sosok orang yang ia cari. Tetapi, Cici tidak menemukannya.

"Diana, kamu dimana, Dee?" teriaknya berjalan ke arah jalan mencari Diana.

"Diana, jangan begini. Kamu jangan berbuat aneh, Dee." teriaknya kembali berharap di sana muncul.

Cici ke sana kemari terus mencarinya. Dia sampai berlari ke arah jalan mencoba menyusurinya. Akan tetapi, tidak ada jejak yang ia dapat.

"Diana kemana kamu," lirih Cici sangat khawatir. Diapun berlari masuk ke dalam mobilnya.

Diana berjalan tak tentu arah dalam keadaan melamun tak bergairah. Jiwanya hancur berkeping-keping, hatinya teramat sakit, pikirannya kacau. Entah kemana ia akan pergi, hanya kaki yang menuntunnya saat ini.

Semilir angin kian mengencang menerpa tubuh ringkihnya. Awan putih pun perlahan semakin melekat hitam. Semua terasa mendung. Langit pun seakan merasakan kesedihan Diana seakan terlihat adanya turun hujan. Suara gemuruh kilat kecil keluar menambah kesedihan yang Diana rasakan.

Perlahan, rintik-rintik hujan membasahi bumi, menerpa kulit wajah Diana. Air mata yang sudah mulai mengering tergantikan dengan air hujan membasahi pipi.

*********

Sepanjang Belajar di kelas, Danu tidak bisa berfokus pada pelajarannya. Pikirannya terus berkelana ke tempat lain. Hatinya semakin memberontak ingin menemui Diana.

Bayangan istrinya menangis, memohon, menatap dalam penuh kecewa dan luka, berteriak, meminta mengklarifikasi semuanya terus terbayang-bayang di bedaknya.

Danu melepaskan kacamatanya. Dia mengusap kasar wajahnya, mengacak rambut saking kesal bayangan Diana terus menghampirinya.

"Kenapa aku tidak bisa melihat dia menangis seperti tadi? Hatiku seakan sakit melihatnya. Kenapa perasaanku terus gelisah ingin bertemu dengan dia sebelum memastikan dirinya baik-baik saja. Apa yang terjadi padaku, Ya Allah?" lirihnya dalam hati berdiri membereskan buku-buku pelajaran.

"Hari ini pelajaran saya cukup sekian. Kalian boleh langsung pulang. Saya permisi dulu," ujarnya berpamitan kepada murid-muridnya. Lalu pergi secara tergesa.

Danu segera bergegas menyimpan buku-buku di atas tempat meja ruangan dia. Lalu kembali berlari mengambil motor kesayangannya si merah delima. Kemudian meluncur meninggalkan kampus.

Entahlah, perasaan yang saat ini ia rasakan begitu dalam ingin cepat-cepat bertemu dengan Diana. Apakah ingin kembali menertawakan dan menyakitinya? Atau ada hal lain yang dadu rasakan setelah melakukan tuduhan seperti ini.

Semua ini memang ulahnya, dia mengambil gambar ketika Diana sudah tertidur pulas habis melayani birahinya. Lalu dia memposting gambar tersebut di tambah captionnya.

Dia juga menyuruh seseorang untuk mengompori Diana setiba di kampus. Siapa lagi kalau bukan Bu Wulan yang ia perintahkan untuk mengeluarkan Diana dengan jaminan uang sebesar 100 juta jika berhasil mengeluarkan Diana secara terhormat.

Danu memperhatikan langit mulai gerimis. Hatinya semakin bimbang dan semakin bergejolak dalam keadaan penuh khawatiran terhadap istrinya. Istri yang ia sakiti, batinnya.

*******

Gerimis semakin deras. Tumbuh Diana sudah basah kuyup. Dia tidak memperdulikan lagi keadaannya. Kekecewaannya terhadap sang suami membuat ia begitu bodoh sampai rela kehujanan.

Di tengah kesendirian jalanan sepi, Diana sudah punya suami jalan berbulu-puluh meter dalam keadaan berjalan kaki. Dia sampai tidak merasakan apa-apa di bagian kakinya padahal kakinya sudah sakit dan lecet. Namun, hati jauh lebih terluka dibandingkan fisik.

Tiiiiddd... Tiiiiddd...

Bunyi klakson pun tidak membuat Diana bergeming. Pandangannya tetap kosong. Di saat tubuhnya ada yang narik barulah Diana tersadar.

"Wow, ini dia ayam kampus kita. Ternyata tubuhnya sexy sekali," ujar pria yang tadi sempat bertanya, 'dibayar berapa dalam semalam?'

Diana terhentak kaget. Dia langsung refleks mendorong tubuh pria yang tengah mencekal tangannya.

"Pergi kamu! Aku tidak mau dekat denganmu," pekik Diana mengusir tempat kampusnya lalu ia kembali melanjutkan langkahnya.

Tetapi dia di hadang kembali dengan cara di peluk dari belakang membuat Diana melotot terkejut dan takut.

"Ayolah, Diana. Jangan sok nolak sedangkan kamu sendiri suka menjual tubuhmu. Padaku kau suka jual mahal tapi pada orang lain kamu malah suka rela. Mending kita bermain saja, yuk?" ajaknya memeluk erat pinggang Diana dari belakang.

Diana memberontak tidak mau di sentuh pria lain. "Lepaskan saya brengsek! Saya tidak sudi di sentuh olehmu. Saya bukan wanita murahan," pekiknya mencoba menjauhkan kepalanya di saat bibir pria itu menyusuri lehernya.

Diana menyikut perutnya dengan kuat kemudian menginjak kakinya sangat kencang.

"Aaw... Sakit, Diana."

Di bawah langit hitam akibat hujan deras yang mendung. Diana mencoba melepaskan diri dari pria yang selalu mendekatinya.

Pria itu mengejarnya lalu kembali menarik Diana dalam dekapannya. "Hahaha tidak akan ada orang yang menolongmu, Diana. Mending kau menjadi kekasihku saja."

Diana menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau...!" tolaknya ingin melepaskan cekalan pria itu.

"Lepaskan dia...!"

1
Norhayati Yusoff
sudah jadi bayi BKN titik lagi
Safa Almira
haha
Dyah Oktina
makanana kali d panaskan baik2 saja... 🤭✌️🤪
Dyah Oktina
kenapa ngak bayar orang u melindungi diana... duit banyak...hais...
Dyah Oktina
lah ...mau pergi..kan masih wajib lapor seminggu 1x... gemana tuh thor
Dyah Oktina
kla.sdh 5 bln ....sdh tdk berupa titik lagi thor.. tp sdh berupa bayi mungil yg lengkap walaupun masih sangat kecil
Dyah Oktina
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Dyah Oktina
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
boleh pula nikah paksa.. pertama kali tau.. mcm2😂😂😂
Dasiyah Arie
mereka kembar ya
Anthy Fahrul
awalnya ceritanya saya suka Tpi setelah sampai di bab ini saya jadi jengkel kenapa bisa langsung nikah paksa, langsung tutup dan pindah dijudul yg lain
Ani Maryani Naryani
dasar laki gak tau malu istri sendiri di tuduh selingkuh padahal tidur sama dia sendiri sabar diana bls lah suami kamu supaya menyesal sebera berat nya buang saja masih banyak yg menyukai mu pasti
Ani Maryani Naryani
diana kamu yg sabar mungkin ini cobaan masa depan akan menanti kebahagiaan buat diana dan ada yg lebih menyayanimu melebihi suamimu yg jahat lanjut thor
Ibu negara
Luar biasa
Rizma
visual pemeran memang tidak ada ya
Rizma
visual dari mereka mana
MakBarudakh
bagus ceritanya
MakBarudakh
laaahana orng suruhan rio?
MakBarudakh
mewek bacanya...
Heni Yuhaeni
aku g rela diana balikan sama danu, biarin si danu jdi gila
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!