NovelToon NovelToon
Diandra

Diandra

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Balas Dendam / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Tamat
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: AfkaRista

"Mari kita bercerai, Di" ucap Saka

Diandra menatap Saka tidak percaya. Akhirnya kata itu keluar juga dari mulut suaminya. Hanya demi perempuan lain, Saka rela menceraikan dirinya. Apa yang kurang dengan dirinya hingga Saka sekejam itu padanya?

"Kamu pasti sudah tidak sabar untuk menikahi perempuan itu, kan?"

Saka menatap Diandra lekat, Jujur dia masih mencintai Diandra. Tapi kesalahan yang dia lakukan bersama Vika terlanjur membuahkan hasil. Sebagai pria sejati, tentu Saka harus bertanggung jawab.

"Vika hamil anakku. Bagaimanapun aku harus menikahinya"

"Kalian bahkan sudah sejauh itu? Kamu hebat, Mas. Tidak hanya menorehkan luka di hatiku, kamu juga menaburinya dengan garam. Kamu sungguh pria yang kejam!"

"Aku minta maaf" lirih Saka

Tidak ada yang bisa menggambarkan sehancur dan sekecewa apa Dian pada suaminya.

"Baik. Mari kita bercerai. Aku harap kamu bahagia dengan perempuan pilihanmu itu!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

"Karena aku menunggu jandanya Diandra!"

Deg

Dian menatap Gama yang juga menatapnya. Entah kenapa, suara Gama terdengar tulus. Sorot matanya juga tidak menunjukkan kebohongan.

"Untuk masalah persiapan pernikahan, biar Mama dan Papa yang urus. Kalian terima beres saja, bagaimana?" tawar Clara

Gama mengangguk, sedangkan Diandra, dia terlihat canggung. "Apa tidak merepotkan? Kami bisa mengurusnya sendiri" sahut Dian

"Jangan dong. Kalian berdua kan sama - sama sibuk. Biar kami saja. Tapi sebelumnya, kita adakan pertemuan keluarga dulu. Kita bahas lebih lanjut masalah tanggal pernikahan dan persiapan lain. Oh ya, Di, kapan kami bisa menemui Mamamu, sayang?"

Pertanyaan Tante Clara membuat Dian kembali sendu. Seulas senyum tipis terbit dari bibirnya. "Kapanpun kalian bisa. Mama ada banyak waktu jika ada yang ingin menemuinya"

"Baiklah, bagaimana kalau lusa?"

"Apa tidak terlalu cepat, Ma?" tanya Gama

Clara menatap putranya, "Tentu saja tidak. Lebih cepat lebih baik. Kalau kelamaan, takutnya Dian malah berubah pikiran"

"Benar yang Mamamu katakan, Gam. Takutnya Dian bosan pada kelakuanmu yang membosankan itu!"

Gama berdecak berbeda dengan Dian yang malah terkekeh pelan.

"Kamu cantik kalau tersenyum"

Deg

Pujian dari Gama membuat Dian di tatap orang tua pria tersebut. Malu, tentu saja. Walau yang mereka perankan hanya drama di depan orang tua Gama, tetap saja Dian merasa malu.

"Kalian manis sekali. Kalau seperti ini, Mama jadi tidak sabar ingin kalian cepat menikah. Dian cantik dan Gama tampan, anak kalian nanti pasti akan sangat lucu - lucu"

"Sudah malam, Ma, Pa. Aku akan mengantar Dian pulang. Kalian tidak apa kan, pulang berdua saja?"

"Tidak masalah. Kalian pergilah. Hati - hati di jalan"

Dian berpamitan kepada Clara dan David. Setelah itu, dia pulang bersama Gama.

Keduanya masuk ke dalam mobil, Gama pun segera melajukan mobilnya karena kedua orang tuanya menatap ke arah mereka.

Mobil mulai membelah jalanan. Tapi bukan arah jalan pulang. Entah kemana pria itu akan membawanya. Dian tidak bertanya. Gama pun tidak mengucapkan sepatah kata pun. Perjalanan terasa hening. Hanya terdengar suara musik dari mobil Gama yang menemani perjalanan keduanya.

Setelah berkendara hampir satu jam lamanya, Gama menghentikan mobilnya. Pria itu keluar lebih dulu dan berjalan ke arah bibir pantai.

Ya. Gama membawa Dian ke pantai. Entah apa tujuannya. Tapi jujur, Dian memang menyukai pantai. Tak lama, Dian pun menyusul Gama. Wanita cantik itu berjalan kemudian berdiri tepat disamping Gama. Keduanya sama - sama menatap hamparan air laut yang bergitu luas. Hingga beberapa menit, baik Gama maupun Dian belum ada yang memulai pembicaraan.

Angin malam terasa menyapa kulit. Pergantian musik membuat cuaca terasa dingin. Tidak ada cahaya bintang maupun bulan. Suasana juga terasa gelap.

"Jadi kamu memanfaatkan aku sebagai objek balas dendammu?" tanya Gama to the point

Dian mengusap kedua bahunya. Dress tanpa lengan yang ia kenakan tentu membuatnya kedinginan. Bukan seperti novel atau film romantis yang si pria membuka jas miliknya kemudian memakaikannya pada si wanita. Gama justru memeluk Dian dari belakang.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Dian keberatan

"Diamlah. Cuacanya begitu dingin. Aku tahu kamu kedinginan"

Dian memutar matanya malas, "Kamu bisa membuka jasmu lalu meminjamkannya padaku. Bukan dengan cara seperti ini!"

"Pelukan akan terasa lebih bangat. Lagipula, aku juga kedinginan. Kalau aku sakit, aku tidak bisa bekerja. Biaya pernikahan sekarang sangat mahal bukan?"

"Kamu pasti sengaja melakukan ini kan? Kamu mencari - cari kesempatan yang menguntungkan dirimu sendiri! Heh! Licik!"

Gama semakin mengeratkan pelukannya. "Bukankah yang licik itu kamu? Kita baru saja mengenal tapi kamu sudah memanfaatkan aku untuk kepentinganmu sendiri!"

Deg

Dian bungkam. Yang Gama katakan memang benar adanya.

"Bagaimana kamu akan mempertanggung jawabkan dramamu pada orang tuaku? Kamu tidak berpikir untuk mencari alasan membatalkan pernikahan kita setelah tujuanmu tercapai kan?"

Dian kembali bungkam, dia memang sempat berpikir ke arah sana. Tapi sepertinya, memerankan drama yang ia buat lebih dalam lagi pasti akan lebih seru. Cilla akan semakin menderita jika dia dan Gama benar - benar menikah.

"Kenapa diam? Apa yang aku katakan benar?"

Bisikan serta nafas Gama yang terasa di telinganya membuat Dian merasa geli. Jantungnya berdebar secara tiba - tiba. Namun Dian segera menepis semuanya.

Jangan sampai kamu tergoda, Di. Semua pria di dunia ini sama saja. Tidak ada pria yang mencintai dengan tulus. Lagipula, kamu hanya berdrama. Dan itu hanya sementara. Gumam Dian dalam hati

"Kamu berharap aku benar - benar ingin menikah denganmu?"

"Setidaknya aku harus mendapat kompensasi karena aku mendukung drama yang kamu mainkan!"

Dian berbalik kemudian menatap Gama lekat, "Kamu memang orang yang amat pamrih!"

Gama tertawa pelan, "Tidak ada yang gratis di dunia ini. Jika semua hal bisa menghasilkan uang, kenapa tidak?"

"Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?" tawar Dian

Gama menatap Dian lekat, dia membuka jas miliknya kemudian memakaikannya pada Dian

"Aku ingin menikah sekali seumur hidup. Memiliki banyak anak, hidup bahagia bersama istri dan anakku. Dan yang paling penting, aku akan hidup menua bersamanya. Jika kamu menawarkan pernikahan kontrak dengan imbalan uang. Maaf sekali, aku sudah punya banyak uang!"

"Katakan padaku apa yang kamu inginkan?"

"Kamu yakin ingin tahu?" Tangan besar Gama mengusap lengan Dian, "Aku ingin pernikahan yang sesungguhnya. Kalau kamu hanya berniat mempermainkan sebuah pernikahan hanya untuk membalas dendam. Carilah pria lain yang mau kamu bayar!"

Dian menatap Gama tajam. Satu - satunya pria yang tepat hanyalah dia. Tapi syarat yang Gama berikan sangatlah mustahil untuk dia wujudkan. Tiga kali di khianati pria yang dia percaya, membuat Dian trauma. Menjalin hubungan baru apalagi dengan pria yang baru dikenalnya, jelas tidak akan berjalan baik. Mau di bawa ke mana rumah tangganya kelak? Lagipula, Dian sudah tidak mau lagi berumah tangga. Ia tak mau berhubungan dengan pria manapun. Yang mengenal bertahun - tahun saja bisa melukai, apalagi yang baru kenal.

"Bagaimana?"

Dian masih belum memberikan jawaban.

"Sepertinya kamu tidak punya pilihan lain, bukan? Pilihanmu hanya satu Nona Diandra! Bertanggung jawab atas kekacauan yang kamu ciptakan sendiri dengan menjadi istriku!" Gama mendekatkan wajahnya ke telinga Dian. "Dan menjadi istriku yang sesungguhnya!"

"Beri aku waktu!" putus Dian cepat

"Oke. Waktumu, dua kali dua puluh empat jam!"

Dian nampak terkejut,

Gama menyeringai dalam hati, "Kamu yang memulai permainan ini, Sayang. Dan aku pastikan akulah pemenangnya!"

🍀🍀🍀

Tok Tok Tok

"Sebentar!"

Siapa yang bertamu malam - malam begini? Tanyanya dalam hati

Hastari bergegas membuka pintu, betapa terkejutnya dia saat melihat dua orang polisi di depan rumahnya.

"A-ada apa ya Pak?"

"Selamat malam, Bu. Kami mencari Saudari Avika Saraswati. Apa beliau ada di rumah?"

"D-dia ada di dalam. Ada apa dengan menantu saya, Pak?"

"Kami membawa surat penangkapan untuk Saudari Vika atas penusukan terhadap Saudari Diandra!"

Deg

1
Siti Nurbaidah
tak seru..menggantung
Lita
mau lanjut baca
Siti Nurbaidah
👍
Noer Hayati
lanjut
Els Noya
lanjut thor
Lita Pujiastuti
lanjut di sini saja, thor .....
Lita Pujiastuti
Siap² kerjasama bisnis diputus....dan dimulailah keterpurukan kamu, Saka.
Lita Pujiastuti
Nah looio...
Lita Pujiastuti
Wah....ini kaya kisah nyata. pulang dr TKW tryt suami nikah dg wanita lain. Lansung rumah dirobohkan....
Lita Pujiastuti
Cinta kok tega menkhianati ...omong apa kamu, Ka....bulsit.....
Lita Pujiastuti
Baru pertama baca, penasaran ceritanya...
E H Mukti
🤣🤣🤣🤣🤩👌
Marina Tarigan
oooooooʻoooo gitu ya bagus dan terima kasih semoga berhasil livia dan cilla cantek
Marina Tarigan
tak usah diulang karma terus inu sdh terjafi pulang saja kedsa bertani
Marina Tarigan
imi si Saka ini bego amat perikda ke Pustu saja kenapa kok hancur kali hidupmu
Marina Tarigan
ditenfang dan smav dawn pak Aditama jd gembel ya
mimief
dah Kris
menjauh aja sebelum dimulai semuanya
cowok plin plan begini mah ga ada kelar nya
dia akan selalu nyari pembenaran apapun itu
mimief
begini nih bibit bibit perselingkuhan
ga enakan
kasihan
jadi perhatian
cape Ama cowok plin plan
PHP in sana sini
mimief
hiks..hiks
harapan di sama readers cuman sama kamu ya ma
jangan ngecewain lagi
mimief
pastilah..
lukanya terlalu dalam😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!