Diandra
"Mari kita bercerai, Di" ucap Saka pelan
Diandra menatap suaminya tidak percaya. Wanita cantik itu tersenyum kecut, akhirnya kalimat itu keluar dari mulut Saka. Hanya demi perempuan lain, Saka rela menceraikan dirinya. Apa yang kurang darinya sampai Saka sekejam ini?
"Kamu pasti sudah tidak sabar ingin menikahi perempuan itu kan?" ucap Diandra lirih
Saka menatap Diandra lekat, jujur dia masih mencintai istrinya. Tapi kesalahan yang dirinya dan Vika lakukan terlanjur membuahkan hasil. Sebagai pria sejati, tentu Saka harus bertanggung jawab. Dan Vika menolak untuk di madu. Dengan terpaksa Saka harus menceraikan Diandra.
"Vika hamil anakku. Bagaimanapun aku harus menikahinya"
"Kalian bahkan sudah sejauh itu?" tanya Dian tak percaya, "Kamu hebat, Mas. Tidak hanya menorehkan luka di hatiku, tapi kamu juga menaburinya dengan garam. Kamu sungguh pria yang kejam!!"
"Aku minta maaf" lirih Saka
Tidak bisa tergambar sehancur apa perasaan Diandra saat ini. Saking seringnya mengalami pengkhianatan, kini hati Dian benar - benar mati rasa. Tidak ada tangisan menyedihkan. Tidak ada drama memelas karena Dian sudah sangat muak dan lelah. Hanya satu yang dia pertanyakan, kenapa suaminya begitu tega menduakan dirinya? Apa yang kurang darinya hingga Saka terpikat dengan perempuan lain. Awalnya Dian berusaha menyangkal semuanya. Tapi sekarang, semua semakin nyata saat pria yang dia cintai telah menentukan pilihan. Ya ... Saka telah memilih Vika, mantan kekasih SMA nya yang berstatus janda. Suami Diandra itu rela menjandakan istrinya demi mengistrikan seorang janda. Dan yang lebih menyakitkan lagi, mereka akan segera memiliki anak. Bukankah ini sangat keterlaluan?
Selama tiga tahun pernikahan mereka, hubungan keduanya berjalan baik dan harmonis. Saka selalu pulang tepat waktu. Tidak pernah sekalipun Saka menunjukkan gelagat mencurigakan. Lalu kapan perselingkuhan itu di mulai? Dan sejak kapan mereka bermain api di belakangnya? Jika Vika kini hamil anak Saka, artinya perselingkuhan itu sudah terjadi sejak lama. Sedangkan Dian baru mengetahui perselingkuhan suaminya tiga minggu yang lalu. Hebat!
Kenapa aku harus merasakan ini lagi, Ya Allah? Kenapa semua lelaki yang dekat denganku tidak pernah ada yang tulus? Dulu Papa ... setelah itu Kak Reynald dan sekarang suamiku, Saka. Apa aku memang tidak pantas bahagia? Kenapa semua selalu berakhir seperti ini. Aku lelah! Aku benci semuanya!. Bathin Diandra menjerit
Dian menatap Saka lekat, bohong jika dia bilang sudah tidak mencintai suaminya itu. Meski Saka sudah membuatnya hancur hingga lebur, nyatanya Dian masih mencintai Saka. Tapi apa mau dikata, Saka sudah menentukan pilihan meski pilihan itu menghancurkan dirinya. "Baiklah, Mas. Mari kita bercerai. Semoga kamu bahagia bersama perempuan pilihanmu itu!"
"Di ... jujur aku masih mencintai kamu. Awalnya aku hanya ingin membantu Vika. Tapi kami-"
"Aku tahu semuanya, Mas. Tidak perlu kamu perjelas lagi. Intinya, aku yang harus mengalah di sini! Dan aku setuju. Aku akan melepaskanmu untuk perempuan itu!"
Rasa bersalah yang Saka rasakan semakin besar. Melihat keikhlasan Dian, Saka semakin berat untuk melepas istrinya. Namun ia juga harus menentukan pilihan. Anak dalam kandungan Vika lebih membutuhkannya. Katakanlah Saka memang kejam pada Diandra. Tapi dia tidak mau di cap lebih kejam lagi oleh anaknya kelak.
"Aku sungguh minta maaf. Setelah kita bercerai, kamu bisa menempati rumah ini. Aku juga akan memberikanmu uang bulanan sebagai ganti atas-"
"Tidak perlu! Bukankah tidak ada anak di antara kita? Ah ... Bukan tidak ada, tapi kamu memang tidak pernah menginginkan anak dariku!"
"Di ... Bukan begitu, kamu tahu betul apa alasannya aku belum menginginkan seorang anak"
Dian tersenyum sinis, "Itulah kenyataan yang sebenarnya, Mas. Sekarang aku mengerti kenapa kamu selalu memintaku menunda kehamilan, rupanya kamu sudah merencanakan semua ini kan? Kamu hanya menginginkan anak dari perempuan itu!" ucap Dian menggebu, ia seolah melampiaskan kekecewaannya pada Saka.
"Kamu tidak perlu susah - susah memikirkan nasibku setelah kita bercerai. Kamu juga tidak perlu memberiku uang bulanan. Lagipula, apa kamu pikir istrimu akan membiarkan hal itu terjadi? Pakai uangmu untuk memenuhi kebutuhan istrimu yang hamil itu! Aku masih bisa menghidupi diriku sendiri dengan sangat baik!!"
Saka bungkam saat Diandra lagi - lagi memotong ucapannya. Hatinya merasa tertohok mendengar apa yang Dian ucapkan. Mereka memang sepakat untuk menunda kehamilan karena masih berjuang mencari kesejahteraan hidup. Tapi lihat, setelah kesuksesan itu bisa Saka raih, bukannya membahagiakan Dian, dia malah membuang istrinya itu bak sampah. Padahal Saka tahu jelas, Dian lah yang mendukung dan membantu dirinya hingga seperti sekarang.
"Aku sungguh minta maaf, Di. Aku menyesal"
Diandra menatap suaminya sinis, "Jangan membual, Mas. Kenapa kata itu tidak kamu renungkan saat kamu akan tidur dengan Vika?! Percuma kamu mengatakan apapun sekarang! Semua kata yang keluar dari mulutmu hanya seperti angin lalu untukku! Tidak penting dan tidak berguna!"
Diandra mengambil koper miliknya lalu menyeretnya ke arah pintu.
"Di ... Kamu sudah menyiapkan semua ini?" tanya Saka saat melihat Diandra sudah siap pergi dengan kopernya. Bahkan Saka baru menyadari jika di kamar mereka, barang - barang Diandra sudah tidak ada lagi.
Tentu saja Dian sudah mempersiapkan semuanya. Dia bukan wanita bodoh yang menunggu di usir baru pergi. Setelah mengetahui perselingkuhan Saka dan Vika, Dian segera bertindak. Dia tidak mau di cap sebagai wanita lemah. Lebih baik kehilangan pria pecundang seperti Saka daripada menahan sesak dan sakit berkepanjangan. Toh dia tidak akan mati hanya karena di campakkan Saka. Suaminya itu bahkan tidak tahu siapa Dian sebenarnya.
"Kamu berharap aku seperti istri di sinetron ikan terbang? Menangis meraung - raung lalu maratapi nasibku yang menyedihkan karena suamiku lebih memilih selingkuhannya di banding istri sah?" tanya Dian sinis, "Oh ayolah, Mas. Hidupku tidak harus semenyedihkan itu setelah kamu campakkan. Aku masih bisa berdiri di atas kakiku sendiri bahkan lebih kuat di banding saat bersamamu!"
Saka akui apa yang di katakan Diandra memang benar. Selain cantik, istrinya itu memang wanita yang mandiri. Bahkan Dian juga banyak membantunya merintis usaha mereka.
"Satu lagi ... Kamu tidak perlu repot - repot mengajukan perceraian kita karena aku sudah mengajukannya ke pengadilan agama"
Deg
Saka menatap Diandra dengan wajah terkejutnya.
"Di ... Kamu?"
"Berbahagialah, Mas. Aku harap kita tidak akan pernah bertemu lagi. Sekalipun kita bertemu, anggap saja kita tidak pernah saling mengenal!" Diandra mulai menggeret kopernya keluar kamar.
Dengan langkah lebar, Saka menyusul Dian. "Di ... Jangan pergi dari rumah ini. Aku sudah memberikan rumah ini untukmu. Kalau kamu pergi, kamu akan tinggal dimana? Aku yang akan pergi bukan kamu"
Dian berhenti melangkah, dia menatap Saka lalu tersenyum. "Tentu saja tinggal di rumahku. Kamu lupa kalau aku masih punya rumah? Jangan repot - repot memberikan rumah ini padaku. Jual saja untuk keperluan anakmu nanti! Kebutuhan bayi itu tidak sedikit! Ah ... Aku lupa, kamu mana tahu hal seperti itu. Kita kan tidak punya anak! Tapi ada untungnya juga. Aku malah bersyukur, setidaknya aku tidak perlu mengotori rahimku dengan mengandung benih pria pecundang sepertimu!"
Perasaan Saka terasa sesak. Perkataan Dian seperti pedang tajam yang menghunus jantungnya. Namun itu tidak sebanding dengan sakit hati yang Diandra rasakan. Pria yang masih berstatus sebagai suami Diandra itu membiarkan Dian melampiaskan semua rasa kecewanya.
"Aku tidak akan menjual rumah ini. Aku tetap memberikannya padamu. Disini terlalu banyak kenangan kita berdua" lagi - lagi Saka berkata dengan lirih
Dian bersedekap dada, dia menatap Saka dengan tatapan dinginnya. "Kalau kamu tidak mau menjualnya, biar aku saja"
"Kamu akan membuang kenangan tentang kita begitu saja?"
"Tentu saja! Tidak berguna juga untuk di kenang kan? Semua sudah tidak berarti lagi. Lagipula, aku juga tidak mau mengingat kenangan apapun yang ada di rumah ini!"
Diandra kembali menggeret koper miliknya keluar dari rumah yang pernah memberinya banyak kenangan tersebut. Perempuan cantik itu mengambil ponsel lalu menelpon seseorang.
[Hallo, Ran. Aku sudah siap untuk kembali. Tolong persiapkan semuanya]
🍀🍀🍀
Hai kakak, ini novel terbaru aku loh. Jangan lupa yang suka ceritanya untuk like, komen dan subscribe. Makasih 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Marianti Purba
langsung cus ni yg thor
2023-08-16
0
Siti Nurjanah
bagus ceritanya tp baru awal cerita udah bikin nyesek
2023-08-08
0
Mamahe 3E
sama kyk aq,mantan suamiku balik lg sama mantan pacarnya pas sma yg berstatus janda anak 2 dan menjadakan aq yg pnya anak 2 jg..
hebat kan...
dgn alasan kasian sm anak2nya,sementara dia ga kasian sm anak2 darah dagingnya sendiri...
2022-12-02
1