Pemahaman yang salah mengenai seorang anak, pada akhirnya akan membuat hati anak terluka, dan memilih jalannya sendiri untuk bahagia.
Bahkan parahnya, seorang anak harus merasa jika rumah yang ia tinggali, lama kelamaan berubah menjadi neraka baginya.
Seorang gadis bernama Mirelia, hidup di keluarga yang semuanya adalah seorang pengusaha meski bukan pengusaha yang sukses. Ayahnya memiliki beberapa toko bangunan yang lumayan terkenal, juga selalu mendapatkan omset yang jauh dari cukup. Ibunya adalah penjual kue kering online yamg juga sudah banyak memiliki langganan, bahkan ada beberapa selebriti yang memesan kue darinya. Kakaknya juga seorang gadis yang cantik, juga sangat membantu perkembangan toko sang Ayah.
Mirelia? Gadis itu hanya mengisi peran sebagai anak yang manja. Bahagiakah? Tidak! Dia ingin melakukan banyak hal yang bisa membuat orang tuanya bangga, tapi sialnya dia selalu saja gagal dalam meraih usahanya.
Suatu ketika, seorang pria datang dengan tujuan untuk dijodohkan dengan Mirelia, tapi masalahnya adalah, sang kakak nampak jatuh hati tanpa bisa disadari Mirelia lebih cepat.
Akankah laki-laki itu mengubah hidup Mirelia? Ataukah dia akan menjadi pasangan kakaknya?
Lalu, bagaimana Mirelia menemukan kebahagiannya? Bagaimana Mirelia bisa menunjukkan sesuatu yang mampu membuat orang tak lagi menganggapnya manja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Who im?
" Sudah seperti ini, apa kau masih tidak ingin bertanggung jawab? " Ayah Luan menatap tajam Drago yang duduk di samping Ibu Rina. Hari ini, tepat di jam delapan malam Ayah Luan beserta keluarga memutuskan untuk mendatangi Drago dan Ibu Rina demi menuntut keadilan bagi Derel.
" Apa Derel hamil karena tanganku sedikit menahan tubuhnya yang berusaha mencium ku? " Drago menatap dingin Ayah Luan yang masih saja terus menajamkan matanya saat menatap.
Ibu Rina, dia sedari tadi sudah menahan diri untuk tidak terpancing, tapi kalau melihat Luan yang masih saja se-enaknya menuduh, dia jadi semakin kesulitan untuk tidak terpancing emosinya.
" Ini bukan masalah hamil atau bukan, tapi ini tentang harga diri seorang gadis, juga seorang Ayah yang tidak tega melihat putrinya hampir menjadi korban lelaki brengsek sepertimu. "
" Dia bukan putrimu! Kenapa kau bertingkah seolah dia adalah putri kandungmu, dan kenapa kau begitu memojokkan putraku? Kau sadar atau tidak Luan? Putri yang kau anggap baik belum tentu selamanya baik, kau akan menyesalinya nanti. " Ibu Rina tidak tahan lagi hingga memutuskan untuk menyuarakan isi hatinya yang semakin penat.
Ayah Luan menatap Ibu Rina dengan tatapan Marah, sedangkan Derel mencengkram jemarinya gang sedari tadi salisng mengait dengan perasaan takut, marah, kecewa, dan juga sedih bercampur menjadi satu. Jika saja dia bisa menjebak Drago untuk datang ke hotel dan memberikan obat untuk membangkitkan keinginannya, mungkin semua akan jadi lebih mudah. Tapi Derel juga tahu benar jika cara itu tidak akan mungkin bisa dilakukan karena Drago sudah pasti tidak akan mungkin mau menemuinya di hotel kan? Jadilah dia melakukan hal nekat itu, maki sudah tahu kalau akan berbuntut panjang dan berbelit, tapi dia harus bertahan dan mengandalkan Ayah Luan juga Ibunya untuk maju mendesak Drago hingga dia setuju untuk menikah dengannya sebelum nanti Mire kembali.
" Rina, meskipun Derel bukan putri kandungku, dia tetaplah anakku juga, jadi apapun itu aku akan tetap membelanya. "
Ibu Rina tertawa, tapi air matanya luruh tak tertahankan. Dia menggeleng dengan tatapan tidak percaya meski bibirnya tengah tersenyum.
" Luan, seberapa hebat lagi sandiwara yang bisa kau lakukan? Sudah puluhan tahun, dan kau masih saja bersandiwara, dan menganggap aku bodoh. Aku tahu semuanya, semuanya aku tahu, Luan. Kau tahu kenapa aku memilih diam dan mengikuti saja sandiwara mu? Karena aku memiliki janji dengan Bernika untuk tidak membenci mu demi anaknya. Tapi apa yang kau lakukan? Kau semakin merajalela dengan semua kebohongan mu! "
" Rina! Berhenti untuk mengalihkan pembicaraan, masalahnya adalah tentang anakmu dan anakku! " Tegas Ayah Luan.
" Turunkan nada bicara anda, paman. " Drago menatap tak suka begitu Ayah Luan membentak Ibunya. Jelas, Ibunya adalah satu-satunya yang dia punya tentu dia tidak akan membiarkan Ibunya dibentak, bahkan Ayah kandungnya saja hampir tidak pernah berbicara se-keras itu dengan Ibunya, batin Drago.
" Biarkan saja, Drago. Ibu sudah lelah memendam semua ini sendirian, Ibu lelah berpura-pura baik-baik saja, sudah cukup. Ibu tidak akan lagi bersandiwara di hadapan siapapun lagi. "
Ibu Rina menatap Ayah Luan dan Ibu Ana bergantian dengan tatapan marah, lalu menatap Derel dengan mimik kecewanya.
" Luan, sama sepertimu yang mempercayai putrimu, aku juga mempercayai putraku. Drago ku, anak yang aku didik dengan sangat baik, tidak akan mungkin memaksa wanita untuk dia tiduri. Drago, dia sangat blak-blakkan dalam berbicara dan kadang juga ketus, tapi dia tidak akan pernah kurang ajar dengan wanita yang tidak dia minati. "
" Rina, tolong jangan bicara begitu. Kata-katamu seolah memojokkan Derel, dan juga menghinanya. Masalah ini biar kita bicarakan baik-baik saja ya? " Pinta Ibu Ana yang tidak ingin sebenarnya kalau harus ribut-ribut untuk hal seperti ini.
" Tutup mulutmu, Ana! Berhentilah sok bijak dan sok kasihan. Aku muak melihatnya! Kau benar-benar sama dengan Luan, kalian berdua sama-sama jago sekali bersandiwara. "
Ibu Ana sontak terdiam dengan mata menggenang di pelupuk matanya. Ternyata, selama ini kebencian Rina terhadap dirinya sama sekali tidak pernah berkurang, bahkan mungkin malah semakin besar.
" Jaga bicaramu, Rina! Kita sudah kenal sejak lama, setidaknya hargai saja pertemanan mu dengan Ana, dan jangan sampai bermusuhan. "
Ibu Rina menyeka air matanya.
" Bagaimana? Bagaimana bisa aku menghargai pertemanan palsu itu? Bagiku, Bernika adalah satu-satunya sahabat ku, dan aku membiarkan Ana berada di antara kami karena permintaan Bernika. Gadis bodoh itu terlalu baik, sampai-sampai dia tidak tahu kalau seseorang yang dia bawa masuk ke dalam pertemanan kami, memberinya makan, tempat tinggal, persahabatan yang baik, ternyata adalah biang dari hancurnya kehidupan juga ajal untuknya. " Ibu Rina menatap Ibu Ana dan Ayah Luan dengan kemarahan yang nampak membara dari matanya.
" Bukan begitu, Rina. Aku sungguh tidak bermaksud seperti itu, demi Tuhan aku menyayangi Bernika, juga menyayangimu. Sungguh aku tidak berbohong. "
" Diam! Diam kau Ana! Bagaimana bisa? Bagaimana bisa kau mengandung anak Luan meskipun kau tahu Luan adalah suami Bernika?! Bagaimana bisa, kau tetap bersandiwara selama tujuh tahun bersama kami hingga anakmu Derel lahir, bahkan Bernika juga sangat mencintai dan menyayangi Derel. Bernika sangat hancur ketika mengetahui semua itu di ujung ajalnya menjemput, Ana. Dia terluka! Tapi dia juga tidak bisa menyalahkan mu karena kau juga bersedia menjadi ibu pengganti untuk putrinya bersama Luan yang akan segera lahir beberapa bulan lagi. Kau mengancurkan hidupnya, Ana. Kalian menghancurkannya, kalian menyakitinya hingga kematian tragis terjadi kepadanya. Dia bahkan tidak bisa melihat putrinya barang sekalipun." Ibu Rina menangis tak karuan di pelukan Drago yang kini memeluknya erat dengan tatapan tak percaya.
Ibu ana juga terus menangis, begitu juga dengan Ayah Luan yang tak bisa lagi berkata-kata.
" Aku, aku anak kandung Ayah? " Derel menatap Ayahnya yang terdiam tak bicara. Dadanya berdenyut sakit juga sesak. Tidak tahu harus bagaimana dia menanggapi hal ini, meskipun dulu dia sangat berharap dia adalah anak kandung Ayah Luan, tapi kenapa saat itu benar-benar terjadi malah dia tidak senang sama sekali?
" Sungguh aku tidak heran Luan, aku tidak heran karena kau selalu membanggakan Derel dan melabelkan Mire sebagai anak manja. Kau juga terus membujukku untuk mengubah perjodohan dengan Derel, aku tahu kau ingin Derel bahagia karena kau menyadari Derel tertarik dengan Drago. Tapi, kenapa kau begitu kejam kepada Mire meskipun kau menutupinya dengan memanjakannya selama ini? Apa karena Mire adalah anak kandung Bernika denganmu jadi kau lebih mengutamakan Derel yang adalah anak mu dengan Ana? "
Bruk!
Semua orang menoleh ke arah pintu yang kini sudah ada seorang gadis berdiri di sana.
" Mire? " Mire terdiam dengan tatapan kosong, matanya juga sudah tak tahu lagi seberapa banyak air mata yang membasahi pipinya.
Bersambung
Knp kurang yah peminatnya?
Sedang bnyk novel murahan di NT justru dpt lebih?
Di saat spt ini msh blm sadar juga dia
Apa yg mo di beban Kan oleh bapaknya yg edan itu?
Lain lg klo mere itu laki2...
Bukankah anak perempuan itu deketnya ke bapaknya?
Ini bapak kyk ibu tiri jadinya
Krn psikologi anak akan goyah
Sy bertahun2 mengalami itu tp krn rasa cinta sy kpd ortu shg dampak negatif nya tdk begitu merusak saya, meski merusak mental saya
jahat sekali yaaa pikiranku ini🙏🙏