Eldric Hugo
Seorang pria penderita myshopobia. Dalam ketakutan akan hidup sebatang kara sebagai jomblo karatan.
Tanpa sengaja ia meniduri seorang pria yang berkerja di club, dan tubuhnya tidak menunjukkan reaksi alergi.
Karina seorang gadis yang memilih untuk menyamar menjadi laki-laki, setelah dia kabur dari orang yang hendak membelinya. Karina di jual oleh ibu yang mengasuhnya selama ini.
Akankan El mengetahui siapa sebenarnya sosok yang bersamanya. Keppoin yuk
Ada dua kisah di sini semua punya porsinya masing-masing.
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cari gaya
Malam pun tiba, cahaya bulan sabit meremang tertutup awan tipis. Bintang- bintang pun enggan menemaninya.
Karina. Gadis yang baru saja resmi menjadi nyonya di rumah menikmati makan malamnya dengan sangat tidak nyaman. Pria yang jadi suami sahnya itu tidak melepaskan pandangannya pada Karina. Ia seperti singa kelaparan yang siap menerkam mangsanya kapan saja.
Karina dibuat panas dingin dengan tatapan Eldric. Ia sampai kesulitan untuk menelan makanannya.
"Apa kau sudah selesai?" tanya eldric.
"Su-sudah Tuan, eh ... Suamiku."
Mulut sialan, mulut sialan. runtuk Karina.
"Sepertinya kau sangat suka hukuman yang aku berikan. Kemari dan lakukan," ujar Eldric sambil mengeratkan jari telunjuknya agar Karina mendekat.
Karina meremas ujung tangannya di bawah meja. Tidak semudah itu ia dapat merubah panggilan kita pada seseorang. Dengan sumpah serapah pada sang suami yang terus ia gumamkan dalam hatinya, Karina perlahan bangkit dari duduknya. Ia beranjak mendekati Eldric dengan senyum kaku yang tersungging di bibirnya, eldric menepuk pahanya mengisyaratkan agar Karina duduk di sana.
Karina hanya tersenyum kaku berdiri di sampingnya. Namun, ia tak bergeming sama sekali hingga Eldric menarik tangannya dan membuat wanita itu terduduk di pangkuannya.
"Lakukan," titahnya.
Karina mendekatkan wajahnya, perlahan menempel bibirnya pada bibir tebal eldric.
"Lakukan dengan benar istriku." eldric berucap saat bibir Karina masih menempel di bibirnya.
Gemas, karina berusaha melu*at bibir tebal suaminya dengan kasar. Ia seperti singa kelaparan yang memakan daging segar. Eldric tersenyum dalam hatinya, Karina bukan mel*mat bibirnya, ia lebih seperti memakannya. Untungnya tidak ada siapapun selain mereka di ruang makan, bahkan berto juga tidak melayani sang tuan seperti biasanya.
"Puas!" ucap Karina setelah melepaskan bibirnya.
"Kau masih harus belajar." Eldric mengusap bibirnya yang sudah belepotan dengan saliva istrinya.
Hap.
Eldric membopong tubuh sang istri dalam. Karina memekik kecil, ia mengalungkan tangannya pada leher eldric agar tidak jatuh.
"Suamiku, aku bisa jalan sendiri. Tolong turunkan aku," ucap Karina dengan memasang wajah memelas.
"Kakimu terlalu pendek, langkahmu sangat lambat."
"Aku normal, tinggi tubuhku normal untuk ukuran wanita asia," protes Karina, gadis itu mencebikan bibirnya.
"Beberapa tinggimu?"
"Seratus lima puluh tujuh centi meter," ketus Karina.
"Cebol."
"Tiang listrik," balasnya pada sang suami dengan bergumam seperti tawon.
"Kau mengatakan sesuatu?" tanya eldric, ia merasa mendengar karina mengumamkan sesuatu. Namun, ia tidak bisa mendengarnya dengan jelas.
"Malam ini sangat dingin, saya hanya mengucapkan itu," kilah Karina cepat.
"Suhu yang tepat untuk mulai olahraga ranjang."
"Apa?!"
Eldric tersenyum miring, ia menurunkan Karina di depan pintu kamar mereka.
"Tidak usah terlalu terkejut seperti itu. Bukankah ini adalah malam pertama kita," ucap Eldric dengan menatap wajah Karina.
Gadis itu menelan salivanya, ia merasa gugup dengan tatapan eldric yang terus menatapnya dengan intens.
"Saya akan mengambil piyama anda." karina buru-buru melangkahkan kakinya menuju ruang khusus.
Namun, langkah Karina terhenti karena eldric memegangi tangannya.
"Mau kemana? semua sudah ada di dalam. Kau tidak perlu repot-repot lagi untuk pergi ke ruangan itu."
Eldric menarik tangan karina masuk kedalam kamar mereka, ia tidak perduli ia meskipun Karina mengikuti langkahnya dengan tertatih. Ia mengajak Karina melihat perubahan di kamarnya. Ia membuka pintu lain yang ada di sebelah kamar mandi, pintu yang belum pernah Karina buka selama ia di sana. Meskipun ia selalu ada di kamar eldric. Namun, suaminya itu melarangnya untuk membuka pintu itu tanpa izinnya.
"Semuanya sudah ada disini. Bukalah!" titahnya pada sang istri.
Karina menatap Eldric sesaat. Eldric yang mengerti maksud tatapan itu, menganggukkan kepalanya. Karina menoleh menatap pada pintu di hadapannya, perlahan tangannya terulur untuk menggeser pintu itu.
Karina melangkah kakinya masuk, ia sungguh terpesona dengan ruangan itu, baju-baju miliknya dan sang suami tertata rapi di sana. Tas, sepatu dan aksesoris lainnya tersedia lengkap, bahkan ada sebuah meja rias dengan sofa yang nyaman untuk duduk.
"Cepat ganti bajumu!" titahnya pada sang istri. Ia kemudian melangkah keluar meninggalkan Karina di walking closed sendirian.
Karina mengangguk kecil, dengan bersemangat karina mencari gaun tidur di antara semua gantungan bajunya. Senyum di bibirnya mulai memudar saat ia hanya menemukan baju kurang bahan yang tergantung di sana.
"Astaga, apa ini? baju bolong bolong begini untuk apa dibeli. Bikin masuk angin, menjijikkan. Siapa juga yang mau pake baju kayak gini." Karina menaruh kembali baju haram yang ada baru saja diambilnya.
Ia tidak bisa menemukan gaun tidur yang normal. Ia akhirnya memutuskan untuk kembali memakai baju suaminya, sebuah kaos polos yang tentu saja masih baru.
Kaos itu menenggelamkan tubuhnya. Mungkin benar kata eldric, dia memang seorang cebol. Karina menghela nafasnya, ia pun kemudian berjalan keluar dari ruangan itu.
"Lama sekali, ayo kemari. Puaskan aku," ucap eldric sambil menepuk Dadanya, pria tidur terlentang di atas ranjang dengan hanya menggunakan boxer.
Pemandangan yang sangat aneh bagi Karina. Gadis itu melangkah perlahan mendekati suaminya yang seolah menyajikan dirinya untuk di santap.
"Suamiku, aku belum pernah melakukan ini," ucap Karina jujur dan apa adanya.
Pacar aja belum pernah, lha ini main disuruh hak e hak e. Mana ada pengalaman sih Bang 🙈
"Kau pikir aku pernah!" eldric sontak mendudukkan dirinya, kini ia duduk bersila sambil menatap geram pada sang istri yang berdiri sambil menundukkan kepalanya. tangan mungilnya terus saja mengucek kaos over size yang di pakainya.
"Terus gimana? Suamiku juga belum membelikan aku mansion. Jadi ya tunda dulu itu," ujar Karina dengan bibirnya yang di manyunkan lima centi.
Jujur saja ia sebenarnya masih belum siap untuk melepaskan keperawanannya. Ia masih takut untuk melakukan hal seperti itu.
"Ambilkan ponselku," titahnya pada sang istri. Karina mengangguk kecil.
Ia melangkah mendekati nakas dan mengambil benda pipih berwarna hitam kemudian ia menyerahkannya kepada eldric.
"Ini Suamiku."
"Duduk, sini." Eldric menepuk sisi ranjang kosong yang ada di sampingnya.
Perlahan Karina naik ke atas ranjang, ia duduk bertumpu pada kedua lututnya. Menjaga jaraknya agar tidak terlalu dekat dengan Eldric. Bagaimanapun suaminya itu dalam keadaan polos saja, hanya penutup pada intinya saja. Setelah beberapa saat eldric mengutik ponselnya, ia menoleh pada sang istri yang duduk di sampingnya. Eldric berdecak kesal karena Karina yang duduk jauh darinya.
Eldric menarik lengan Karina hingga gadis itu menabrak tubuhnya, dengan satu tangannya eldric mengapit leher Karina.
"Pilih yang kau mau." Eldric mendekatkan layar ponselnya pada wajah Karina.
Beberapa gambar mansion mewah terpampang di layar pipih itu. Karina menelan salivanya, eldric benar-benar memenuhi keinginannya. Karina menyeringai kecil, ia tidak ingin rugi dengan pernikahan ini.
"Aku pilih yang ini, kolam renangnya lucu," ucapnya yakin.
"Ini di Miami Florida, apa kau yakin?" eldric mengerutkan keningnya sambil menatap istrinya.
"Dimana saja tidak masalahkan, apa suamiku ini tidak akan kekurangan uang untuk membelinya?"
"Kau meremehkanku," geram eldric.
Laki-laki itu segera menghubungi pihak mega mansion. Dalam sekejap mansion itu pun sudah menjadi miliknya, hanya tinggal menunggu pengalihan atas nama saja. Eldric melempar ponselnya begitu saja.
"Selesai, sekarang giliranmu. Apa yang akan kau lakukan untuk melayaniku." Eldric mendorong tubuh Karina hingga gadis itu terjerembah di atas ranjang.
Eldric mengungkungnya, memerangkap tubuh mungil Karina dengan tubuh kekarnya. Karina merasa takut dengan tatapan eldric yang seolah ingin mencabik-cabik tubuhnya.
"Sepertinya kau suka sekali memakai barang-barang milikku?" eldric tersenyum miring melihat tubuh mungil istrinya yang terbalut kaos yang jelas bukan ukurannya.
"Emh ... itu karena gaun tidur yang ada di lemari bolong semua," kilahnya pada sang suami.
Eldric mengerutkan keningnya.
"Suamiku mau gaya apa?" tanya Karina tiba-tiba.
"Gaya?"
"Iya. Bukankah sangat banyak gaya yang bisa di lakukan, bagaimana kalau kita cari dulu gaya yang bisa kita coba untuk malam pertama," ujar Karina gugup.
"Menarik."
Eldric turun dari atas tubuh Karina, ia mengambil ponselnya kemudian mulai mencari gaya di mbah gogo. Karina bernafas lega, ia pun bangkit lalu duduk di sebelah eldric.
"Kau juga cari!" titahnya pada sang istri.
"I-iya." Karina mengangguk kecil.
Ia mengambil ponsel yang ada di meja, dan mulai ikut mencari ide gila yang ia cetuskan untuk mengulur waktu.
Kenapa aku harus ikutan cari, sih!
Karina memanyunkan bibirnya. Ia meruntuki ide gilanya itu.
"Bagaimana mana kalau kita melakukan gaya ini, seperti mudah tapi cukup menantang."
Eldric mengarahkan layar ponselnya kepada Karina, gadis itu enggan menoleh kearah ponsel suaminya. Ia takut melihat sesuatu yang belum pernah di lihatnya.
"Buka matamu, ini hanya tulisan!" hardik Eldric.
Karina perlahan mulai membuka matanya yang ia pejamkan dengan erat. Karina mengerutkan keningnya saat membaca sebuah judul artikel yang ada di hadapannya.
"The bridge?" ia menatap suaminya dan heran.
"Ya, sepertinya menarik bukan. Aku hanya harus duduk dengan satu kaki lurus dan satunya lagi di tekuk di bagaian lutut untuk menjaga keseimbangan. Lalu kau duduk di pangkuanku, kau yang akan mengendalikan permainan tapi aku juga bisa mengontrol gerakan dengan mengerakkan pinggulmu. Dengan posisi ini aku bisa menghisap dan mengecup put*ng milikmu, sempurna! tapi apa menghisap put*ng itu menyenangkan, aneh?!"
Telinga Karina memerah mendengar eldric yang membaca artikel itu dengan lugasnya, tanpa merasa canggung sama sekali.
"Bagaimana kalau ini, The eagle. Kau berbaring terlentang dengan kaki yang di buka lebar di angkat ke atas dengan lutut sedikit menekuk. Tapi mungkin kau akan membutuhkan bantal kecil untuk menyangga bokong agar lebih nyaman. Lalu aku berlutut di antara kedua kakimu. Kenapa aku harus berlutut?"
Eldric menjeda sejenak, sebelum kemudian melanjutkan membacanya lagi.
"Suami berlutut di antara kedua kaki istrinya sambil memegangi pergelangan kakinya saat mr.p di masukkan," gumamnya.
Eldric manggut-manggut saat membacanya sendiri. Sementara istri kecilnya sudah menutup kepalanya dengan bantal, ia sudah benar-benar tidak tahan dengan artikel yang di baca Eldric.
"Hey ... kenapa kau bersembunyi di sana." Eldric mengangkat bantal yang menutupi kepala Karina.
Karina meringkuk dengan pinggul yang diangkat tinggi, agar dia bisa menyusup kebawah bantal. Namun, di mata eldric karina sedang memposisikan dirinya dalam satu posisi yang baru saja ia baca. Eldric menyeringai.
"Jadi kau ingin posisi ini, baiklah kita akan mencobanya." Eldric memposisikan dirinya di belakang Karina.
"Apa!? posisi apa?" pekik Karina saat Eldric meraba punggungnya. Satu tangannya menekan pinggul Karina agar tetap di posisi itu.
"***** *****, Baby. You want it."
"No!" jawab Karina panik.
"Yes. let's try it."
"Aaaaaaa ....!" Karina menjerit keras.
.
.
.
.
.Dua bab di jam 4 nanti sore 🥲
Tolong kopi Mak butuh kehangatan 🤣🤣🤣🤣