NovelToon NovelToon
MENIKAHI KAKEK TUA

MENIKAHI KAKEK TUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Savana Alifa

Tidak pernah Jingga bayangkan bahwa masa mudanya akan berakhir dengan sebuah perjodohan yang di atur keluarganya. Perjodohan karena sebuah hutang, entah hutang Budi atau hutang materi, Jingga sendiri tak mengerti.

Jingga harus menggantikan sang kakak dalam perjodohan ini. Kakaknya menolak di jodohkan dengan alasan ingin mengejar karier dan cita-citanya sebagai pengusaha.

Sialnya lagi, yang menjadi calon suaminya adalah pria tua berjenggot tebal. Bahkan sebagian rambutnya sudah tampak memutih.

Jingga yang tak ingin melihat sang ayah terkena serangan jantung karena gagalnya pernikahan itu, terpaksa harus menerimanya.

Bagaimana kehidupan Jingga selanjutnya? Mengurus suami tua yang pantas menjadi kakeknya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENGANTAR MAKAN SIANG

Jingga terkejut saat ternyata Langit benar-benar menunggunya. Makanan di piring pria itu masih utuh belum tersentuh, pria itu duduk menatapnya dengan kedua tangan tersimpan di atas meja di sisi kanan dan kiri piring.

“Silahkan duduk, Nyonya. Tuan sudah menunggu..” ucap bu Rika seraya menggeser kursi untuk Jingga duduki.

Jingga mengangguk, kemudian membalik piring untuk ia isi makanan. Tapi Rika menghentikannya, “Biar saya saja, Nyonya..” ucap bu Rika.

“Tidak bu, tidak usah. Aku saja,” tolak Jingga.

“Nyonya, tolong jangan menolak. Jangan menyulitkan posisi saya di depan tuan Langit,” bisik bu Rika.

Mendengar kalimat itu, Jingga beralih menatap suaminya. Ternyata priua itu tengah memperhatikan mereka dengan tatapan tajamnya. Mungkin ini salah satu perintah Langit, Jingga lupa, bahwa Langit memerintahkan semua pelayannya untuk memperlakukannya seperti ratu karena Jingga nyonya di rumah ini.

Tapi Jingga yang tak terbiasa justru merasa sedikit risi. Namun apa yang bu Rika katakana ada benarnya, ia tak mau menyulitkan para pelayan dengan penolakannya.

“Baiklah, silahkan bu. Maaf aku merepotkan,” ucap Jingga akhirnya.

Bu rika mengangguk, senyum tulus terukir di bibirnya. Jingga juga bisa melihat Langit mulai menyentuh makanannya. Entah mengapa suasana di meja makan itu terasa horror, tak ada percakapan hangat seperti yang kerap Jingga dan keluarganya lakukan ketika mereka makan bersama. Di meja makan panjang itu, hanya ada keheningan dan sesekali terdengar denting sendok garpu yang beradu dengan piring.

Jingga sedikit tersentak saat Langit beranjak, pria itu meninggalkan meja makan tanpa mengatakan apapun. Namun baru saja kakinya melangkah, Langit kembali diam, pria itu menoleh, menatap Jingga yang masih menatapnya.

“Siang nanti datanglah ke kantor. Bawakan saya makan siang, minta pak Lim untuk mengantarkanmu!”

Setelah mengatakan kalimat itu, Langit pergi begitu saja. Meninggalkan Jingga yang masih terkejut dan terlihat linglung. Gadis itu menoleh ke sisi kanan dan kirinya, ada beberapa pelayan yang sedari tadi berjejer menunggu Langit makan, mereka tampak menunduk, tidak mungkin Langit bicara pada mereka. “Apa tuan Langit bicara denganku?” batinnya.

Melihat Jingga seperti orang bodoh, Rika pun bicara, “Tuan bicara pada anda, nyonya.”

“Hah?”

Rika tersenyum geli, ekspresi Jingga benar-benar terlihat lucu. “Iya, Nyonya. Tuan meminta anda membawakan makan siang, saya akan memberi tahu anda makanan apa saya yang tuan suaki dan yang tidak tuan sukai. Lalu makanan yang boleh tuan makan dan tidak, cepatlah selesaikan sarapan anda,” ucap Rika lagi.

Jingga mengangguk, raut wajahnya masih tampak seperti orang bodoh. Mungkin tak menyangka pria tua itu akan memintanya membawakan makan siang, bukankah itu aneh? Hubungan mereka tak sedekat itu, lalu kenapa Langit ingin makan siang yang dia bawakan? Entahlah, terlalu banyak misteri dari pria tua yang menjadi suaminya itu, Jingga tak dapat menyelami hatinya.

Selepas sarapan, bu Rika benar-benar mengajari Jingga. Tentang makanan apa yang Langit suaki dan tidak, tentang makanan apa yang boleh pria itu makan atau tidak, tentang apa saja yang Langit sukai atau tidak, baik itu dari warna favorit, pakaian favorit, dan semua yang pria itu sukai atau tidak.

Jingga pun tampak memperhatikan dengan seksama, ia tak mau membuat kesalahan nanti yang akan membuat suaminya marah. Bagaimanapun juga, Langit adalah suaminya, tentu ia harus menghormati, melayaninya dengan baik dan mengurusnya dengan baik pula. Itu adalah pesan kedua orang tuanya.

***

Sesuai perintah Langit, siang ini Jingga menyiapkan makanan untuk suaminya. Ia bahkan memasaknya sendiri, siapa tahu Langit menyukainya, begitu fikirnya. Para pelayan pun tak berani membantah, meski mereka memaksa untuk membantu Jingga memasak, tapi Jingga menolak, membuat pelayan rumah itu hanya bisa diam menemani saja.

Dan disinilah Jingga sekarang, duduk di dalam mobil mewah milik Langit yang di kemudikan pak Lim. Cuaca panas tak mempengaruhinya, di dalam mobil itu terasa sejuk, berbeda dengan angkutan umum yang kerap ia naiki saat hendak pergi ke kampusnya. Panas dan berasap, tapi meski begitu, entah mengapa ia lebih menyukai angkutan umum, angin alami dari luar terasa lebih nikmat di banding dengan sejuknya AC di dalam mobil mewah itu.

Setelah menempuh perjalanan sekitar Lima belas menit saja, mobil itu berbelok, memasuki kawasan gedung elit bertingkat di tengah kota. Jingga mengerutkan dahinya, dulu, ia sangat memimpikan bisa bekerja di tempat ini. Bukan hanya dulu, mungkin sampai sekarang pun Jingga masih menginginkannya. Karena itulah ia ingin menyelesaikan kuliahnya, agar ia bisa bekerja di gedung mewah itu dengan gaji yang katanya besar. Dengan begitu, Jingga bisa membantu perekonomian keluarganya.

“Pak Lim, apa tuan Langit bekerja disini?” Tanya Jingga.

Pak Lim mengangguk, “Iya, Nyonya,” jawabnya.

“Waah, jika begitu, bisakah Tuan Langit merekomendasikan aku untuk ikut bekerja disini? Apa Tuan Langit mengenal pimpinan perusahaan disini?” Tanya Jingga lagi.

Pak Lim terkekeh, “Tentu Tuan Langit mengenalnya, anda bisa meminta Tuan untuk mengajak anda bekerja disini dan memperkenalkan anda pada pemilik perusahaan.”

“Benarkah? Itu ide yang bagus pak Lim. Baiklah, aku akan bicara pada Tuan,” ucap Jingga dengan girang. Menurutnya, ini adalah peluang besar, siapa tahu melalui Langit ia bisa benar-benar bekerja disini. Karena menurut yang ia dengar, untuk masuk ke pusahaan itu membutuhkan kemampuan yang sangat mumpuni, IQ tinggi dan tingkat pendidikan tinggi pula. Membutuhkan seleksi yang sangat ketat dan persaingan yang ketat juga, semoga saja dengan jalur orang dalam Jingga bisa masuk kesana dengan mudah.

Pak Lim menggelengkan kepalanya, ia menghentikan mobil tepat di depan pintu masuk. Dua penjaga menghampiri mereka, menunduk memberi hormat. Pak Lim balas mengangguk, lalu membukakan pintu untuk Jingga, membuat Jingga tak enak dan risih.

“Pak Lim, tidak usah seperti ini. Aku bisa buka pintu sendiri,” ucap Jingga.

“Sudah tugas saya Nyonya, mari saya antar ke ruangan tuan,” ucap pak Lim.

Jingga mengangguk sebagai jawaban.

“Selamat siang, Nyonya..”

Sapa dua penjaga yang tadi menghampiri mereka. Mereka membungkuk saat Jingga mendekat untuk melewatinya. Jingga juga tampak tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban sapaan mereka. Lagi-lagi Jingga merasa tak nyaman dengan segala penghormatan dan sambutan yang ia dapatkan ini. Namun ia tak ingin banyak memprotes, ia terus berjalan mengikuti pak Lim, membawa sebuah paperbag berisi box makanan yang tadi ia masak untuk suaminya.

Tak hanya sambutan dari dua penjaga itu, semua karyawan yang berpapasan dengannya tampak mengangguk hormat. Jingga tak mengerti mengapa ia mendapat perlakuan seistimewa itu, ia berpikir mungkin mereka menyapa hormat pak Lim, bukan padanya. Karena tak mungkin semua orang disana menghormatinya, ia bahwa baru pertama kalinya menginjakan kaki di gedung mewah itu.

seperti perkiraannya, gedung itu tak hanya tampak megah dan mewah dari luar saja, ternyata di dalam lebih mewah lagi. Kemegahan gedung itu membuat Jingga ternganga. Pantas saja katanya gaji disana sangat besar, dari kemegahan dan kemewahan gedungnya saja memang sudah terlihat.

1
enjel_buble🌸☘🌷
apapun alasanmu yang namanya bawa perempuan lain bahkan didalam kamar yang dianggap sebagai tempat privasi suami istri..mega akan marah..sama sepertimu yang marah pd mega..bodoh!
enjel_buble🌸☘🌷
kalimat ini tdk bisa dijadikan alasan dia tdk bener" mengacuhkan jingga bahkan tdk masuk akal karena pertengkarannya dengan jingga adalah jawaban bahwa langit mmng tidak peduli sama sekali.
Widaandriani27@gmail.com Gmail.com
Luar biasa
Nila Kirana Hasibuann
Kecewa
Nila Kirana Hasibuann
Buruk
Ria Widarty
Luar biasa
Noerlina Akbar
Biasa
Noerlina Akbar
Kecewa
Shakri Aziz
Luar biasa
Kadek Yuni
Lumayan
Eva Nietha✌🏻
Benerkan
Eva Nietha✌🏻
Lanjut ga enak klo nanggung thor 😜
Eva Nietha✌🏻
Luarrrrrr biasa
Eva Nietha✌🏻
Seru thor seru
Nul Khotimah
Luar biasa
Anonymous
ok
Wati Mega
Luar biasa
YAR NELIS
ceritanya bagus tdk berbelit"
Dyah Ayu
jadi terhibur , sampai tertawa , lanjut Thor
Herlina Djafar
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!