NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tertunda

Cinta Yang Tertunda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: winsmoon

Di sebuah taman kecil di sudut kota, Sierra dan Arka pertama kali bertemu. Dari obrolan sederhana, tumbuhlah persahabatan yang hangat. Setiap momen di taman itu menjadi kenangan, mempererat hubungan mereka seiring waktu berjalan. Namun, saat mereka beranjak remaja, Sierra mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Perasaan cemburu tak terduga muncul setiap kali Arka terlihat akrab dengan gadis lain. Akankah persahabatan mereka tetap utuh, ataukah perasaan yang tumbuh diam-diam akan mengubah segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon winsmoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Seperti biasanya, kegiatan Arka selalu padat di kantor. Hari-harinya dipenuhi rapat, laporan, dan tanggung jawab yang menguras energi. Namun, pikirannya kerap melayang ke satu tempat, Creative Hub & Cafe milik Siera. Tempat itu seperti magnet yang selalu menarik perhatiannya, meskipun ia belum lagi berani menginjakkan kaki di sana.

Sejak dia tidak sengaja bertatapan dengan Siera waktu itu, Arka memilih untuk menjaga jarak. Bukannya dia tidak ingin bertemu, tetapi keraguannya lebih besar dari keberaniannya. Dia tahu, ada sesuatu yang akan berubah jika dia kembali. Dan perubahan itu... entah kenapa terasa menakutkan.

Namun, Arka tidak benar-benar lepas dari Siera. Diam-diam, dia sering memantau perkembangan Craft & Chill Hub melalui media sosial. Melihat foto-foto terbaru, kegiatan yang diadakan, dan bahkan sesekali membaca komentar pengunjung. Tanpa sadar, jemarinya selalu berhenti di foto-foto yang menampilkan Siera. Senyum hangatnya, cara dia berbicara dengan para pengunjung, dan aura percaya dirinya selalu membuat Arka termenung.

"Siang, Pak,” ucap Atalia, karyawan yang selalu rapi dan penuh semangat, sambil masuk ke ruangan setelah mengetuk pintu dengan sopan.

Sapaan itu membuyarkan Arka dari lamunan sesaatnya. Ia mendongak, menyadari bahwa sekretarisnya sudah berdiri di ambang pintu, menunggu dengan sedikit ragu.

"Maaf, Pak, saya sudah mengetuk beberapa kali," ujar sekretarisnya, setengah tersenyum. Ia membawa beberapa dokumen di tangannya.

Arka menghela napas pelan, mencoba mengembalikan fokusnya. "Tidak apa-apa, masuk saja," jawabnya singkat, mengisyaratkan agar sekretarisnya mendekat.

Atalia melangkah maju dan meletakkan dokumen di atas meja. "Ini dokumen yang Bapak minta tadi.”

"Terima kasih, Ata," balas Arka singkat, pandangannya kembali fokus pada layar laptopnya.

"Sama-sama, Pak. Kalau begitu saya permisi," ujar Atalia, membalikkan badan dan hendak meninggalkan ruangan.

Namun, sebelum langkahnya mencapai pintu, Arka memanggilnya kembali. "Ata, tolong panggilkan Jevian, ya," pintanya dengan nada tegas namun tetap tenang.

"Baik, Pak. Akan saya panggilkan," jawab Atalia tanpa ragu, lalu melangkah keluar ruangan dengan cekatan.

Tak butuh waktu lama, Jevian mengetuk pintu ruangan Arka dan masuk dengan percaya diri. “Ada apa, Pak? Memanggil saya. Ada yang bisa saya bantu?” tanyanya dengan senyum kecil, mencoba mencairkan suasana yang terlihat serius.

Arka, yang semula memandangi layar ponselnya, hanya melirik sekilas sebelum mengirimkan sebuah pesan gambar ke ponsel Jevian. Tanpa banyak bicara, ia memberikan isyarat agar Jevian segera melihatnya.

“Craft & Chill Hub?” gumam Jevian membaca teks pada gambar tersebut, bingung dengan maksudnya.

“Iya, jam makan siang lo cukup ke sana. Pesen apapun yang bisa buat makan siang,” jawab Arka santai, meski ekspresinya tetap serius.

“Pak, lo yang bener aja. Mau makan sambil melukis gue di sana?” tanya Jevian, jelas-jelas bingung dengan perintah tak biasa dari atasannya ini.

“Kan lo bisa take away aja. Cukup pantau keadaan di sana,” balas Arka dengan nada datar, seolah instruksinya itu hal biasa.

“Pak, lo sebenarnya kenapa sih? Tiba-tiba banget nyuruh gue mantau kafe orang. Mau buka kafe lo?” cecar Jevian, semakin tak mengerti tingkah sahabat sekaligus atasannya itu.

“Nggak usah banyak tanya, Jev. Lo cukup ke sana, pesen makanan, terus balik ke kantor,” ujar Arka tegas, mengakhiri perdebatan.

Namun, sebelum Jevian sempat protes lagi, Arka melanjutkan ucapannya. “Sekalian liatin cewek yang biasanya di kasir. Senyumnya manis, matanya berbinar setiap melayani pelanggan. Tapi jangan lo godain.”

Jevian langsung mendongak, terkejut. “Yaelah, Pak. Belum juga gue lihat, gimana mau gue godain. Tapi, kok tiba-tiba banget lo nyuruh gue kayak gini?” tanyanya, kini penuh rasa ingin tahu.

Arka hanya menghela napas panjang, tapi tidak menjawab langsung. Melihat sahabatnya tetap diam, Jevian mencoba menebak-nebak. “Jangan bilang ini misi yang selama ini lo lakuin, Ka. Gila, lo mantau anak orang ya?” serunya, tak percaya.

“Bisa diem nggak lo!” tukas Arka dengan nada rendah namun penuh peringatan. “Nggak usah teriak-teriak gitu.”

Jevian terkekeh pelan sambil menggeleng. “Lo bener-bener, Ka. Udah, gue pergi deh ke sana. Tapi jangan nyesel kalau gue nemu fakta menarik soal ini cewek.”

Arka hanya menatapnya datar. “Jev, inget. Pantau aja, bukan investigasi.”

Dengan langkah santai namun penuh rasa penasaran, Jevian meninggalkan ruangan Arka, siap menjalankan "misi rahasia" yang entah kenapa membuatnya semakin ingin tahu hubungan Arka dengan kafe itu.

Sesuai perintah, saat jam makan siang, Jevian sudah tiba di depan Craft & Chill Hub. Ini adalah pertama kalinya dia mengunjungi tempat ini, namun begitu melangkah masuk, dia langsung merasa nyaman dengan suasananya yang hangat dan penuh energi.

“Oh, jadi ini Craft & Chill Hub yang selalu dipantau Arka,” gumam Jevian, terkesima dengan tempat yang tampaknya begitu hidup.

Saat Jevian melangkah masuk, ia langsung terpesona dengan suasana Craft & Chill Hub. Café di sisi kiri menyuguhkan desain yang didominasi oleh warna putih bersih, memberi kesan luas dan terang. Dinding putih cerah berpadu dengan elemen kayunya yang estetik, seperti meja dan kursi kayu alami yang ditempatkan rapi di seluruh ruangan. Pencahayaan yang baik dengan desain minimalis memberikan sentuhan hangat, menciptakan atmosfer yang santai dan nyaman.

Di seberangnya, area studio kreatif dipenuhi oleh meja-meja panjang yang tertata rapi, di mana pengunjung bisa duduk dan berkarya. Peralatan kerajinan tangan, seperti benang rajut, cat air, kertas kraft, dan alat pembuatan perhiasan tersusun di berbagai tempat. Tanaman hijau menggantung dari langit-langit, memberi kesan hidup dan segar.

“Halo, selamat datang di Craft & Chill Hub. Ada yang bisa kami bantu, kak?” sapa pelayan yang ramah saat Jevian memasuki kafe.

“Iya, saya mau pesen makanan buat makan siang, bisa?” jawab Jevian, sedikit ragu.

“Bisa kak, untuk take away bisa langsung ke kasir. Kalau makan di sini, biar saya carikan meja yang kosong,” jawab pelayan itu dengan senyum hangat.

“Take away aja kok,” jawab Jevian.

“Baik kak,” ucap pelayan itu sambil mengarahkan Jevian ke kasir.

Sesampainya di kasir, Jevian disambut dengan senyum manis dari seorang wanita cantik yang berdiri di belakang meja kasir.

“Halo, selamat datang di Craft & Chill Hub. Mau pesan apa?” tanya wanita itu dengan suara lembut.

Jevian terdiam sesaat, mata langsung tertuju pada wajah perempuan yang sedang tersenyum padanya. Inilah dia, pikir Jevian. Wanita cantik dengan senyum yang memikat dan mata yang berbinar, seperti yang pernah diceritakan Arka.

“Untuk lunch, menu apa ya?” tanya Jevian, mencoba memecah keheningan.

“Untuk lunch, menunya ini, Mas,” jawab Siera dengan sopan, sambil menyerahkan daftar menu.

Jevian melirik sebentar dan memutuskan. “Kalau gitu, pesen 2 Salmon Fried Rice dan 2 Ice Americano untuk minumnya,” jawabnya.

“Baik, Mas. Ini totalan pesanannya. Mohon menunggu sebentar, segera kami siapkan ya,” kata Siera, sambil memasukkan pesanan Jevian ke dalam sistem.

Jevian hanya mengangguk dan menyelesaikan pembayaran, sementara matanya tidak bisa lepas dari senyum Siera yang membuatnya merasa sedikit canggung. Ada hubungan apa, Arka dan wanita ini? tanya Jevian dalam hati

1
Nasriah
up
jenny ayu
kereen̈n👍👍👍
Nasriah
ceritanya kereeeen... up.. up... up
Mưa buồn
Gemesin!
Sol Ronconi
Gak bisa dijelaskan dengan kata-kata betapa keren penulisan cerita ini, continue the good work!
winsmoon: Terima kasih dukungannya✨
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!