Revan Santiago adalah seorang pemuda biasa yang telah menjadi menantu mitralokal di keluarga Barnes. saat ini, dia sedang berjuang untuk mencari biaya untuk pengobatan ibunya dirumah sakit. ketika dia meminta bantuan kepada temannya, Revan bukan hanya tidak mendapatkan pinjaman namun, dia malah di pukuli hingga sekarat. dalam kondisi sekarat dia tiba-tiba mendapat warisan, "Selamat datang pewaris Dewa semesta!" tiba-tiba Revan mendengar suara seorang pria tua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolak Tawaran Dari Rumah Sakit
Sejak kecelakaan ayahnya dan keluarganya bangkrut, ibunya selalu sakit-sakitan dan terbaring di rumah sakit. Bahkan setelah di operasi pun, kondisinya masih belum membaik. Dia hanya bisa terbaring di tempat tidur dan tersiksa oleh penyakitnya.
"Ibu, aku di sini untuk menjemputmu pulang." kata Revan sambil berlinang air mata.
Sesaat kemudian, dia memfokuskan pikirannya lalu cahaya hijau dipancarkan dari telapak tangannya dan di alirkan kedalam Tubuh ibunya melalui telapak tangannya itu.
Energi spiritual yang terkandung dalam Liontin Giok di lehernya dapat menyembuhkan bahkan menyelamatkan nyawa seseorang.
Revan telah mengkonfirmasi energi yang terkandung dalam Liontin lewat Nadya Egbert. Selain itu dia juga telah mendapat warisan ilahi dari dewa semesta yang di peroleh nya saat dirinya tidak sadarkan diri karena di pukul oleh Lukas dan kawan-kawannya. Bahkan Dokter Leon sang pembuat keajaiban, sangat mengangumi teknik pengobatan yang di praktekkan Revan. dengan pertimbangan itu, dia yakin bisa menyembuhkan ibunya.
Alasan mengapa dia baru datang mengunjungi ibunya sekarang adalah, dia ingin memastikan kebenaran kekuatan yang di wariskan oleh Dewa semesta itu di luar. Saat semuanya terkonfirmasi berhasil, maka dia pun datang untuk mengobati ibunya.
Saat energi spiritual terserap kedalam tubuh wanita paru baya itu, wajahnya yang pucat perlahan-lahan menjadi kemerahan. Revan merasakan dengan jelas, kedutan di jari ibunya.
Sesaat kemudian, wanita paru baya itu perlahan-lahan membuka matanya.
"Ibu ... Kamu sudah bangun!" Revan sangat senang dan hampir menangis karena bahagia.
Selang yang ada di mulut ibunya itu membuat wanita itu kesakitan. Jadi Revan pun mencabutnya.
Namun tiba-tiba dari belakang terdengar teriakan, "Apa yang kamu lakukan?" teriakan histeris itu mengejutkan Revan. Dia pun berbalik melihat seorang perawat sedang memelototinya.
"Aku tidak percaya!" perawat itu berteriak marah. "Kamu berencana mencabut selang oksigen ibumu? apakah kamu ini seorang monster?"
"Aku ..." Revan tidak bisa berkata apa-apa.
"Apa yang ingin kamu katakan? Kamu terlihat seperti manusia, tapi kamu bertingkah seperti binatang!" perawat itu sangat marah.
Mendengar teriakan sang perawat, seorang dokter jaga menghampiri mereka dan bertanya, "Ada apa? Apa yang terjadi?"
"Dia ingin melepas selang oksigen ibunya. Dokter Ricky, apakah dia masih manusia? mengapa dia tega sekali melakukan itu pada ibunya!" seru perawat itu sambil menunjuk kearah Revan.
"Benarkah?" wajah Dokter Ricky menjadi muram. Dia pun berjalan kearah Revan dan bertanya dengan suara dingin, "Mengapa kamu melakukannya?"
"Ibu ... Ibuku sudah bangun. Dia merasa tidak nyaman dengan selang di mulutnya. jadi aku ingin melepasnya." jelas Revan.
"Dia sudah bangun?" Dokter Ricky bergegas menghampiri wanita paru baya itu dan memeriksanya dengan cermat. "Dia ... Dia sudah sadar. Ini benar-benar sebuah keajaiban!"
"Sebuah keajaiban?" Revan terkejut dan bertanya, "Bukankah operasi ibuku berjalan lancar? Aku pikir, itu masalah waktu sebelum dia sadar!"
"Kamu tidak mengerti. Selama operasi berlangsung, ada kecelakaan yang menyebabkan kurangnya aliran darah ke otak yang mengakibatkan hipoksia otak untuk waktu yang tidak di tentukan. Kami khawatir, jika ibumu tidak akan bangun lagi. tapi hari ini, dia bisa bangun. Seru Dokter Ricky dengan penuh semangat.
"Kami ... Kami berencana memberitahumu setelah beberapa saat!" kata dokter Ricky ragu-ragu.
"Bagus! Bagus sekali. Aku tidak pernah menyangka, rumah sakit sehebat ini akan menyembunyikan kondisi pasien dark keluarganya." seru Revan marah. Dia pun segera membantu ibunya dan berkata, "Ibu, ayo pulang!"
Wanita paru baya itu hampir pulih sepenuhnya setelah mendapat bantuan energi spiritual yang menyerap kedalam tubuhnya.
"Hei, apa yang kamu lakukan? ibumu masih dalam kondisi yang tidak stabil." kata dokter Ricky cemas.
"Maaf Dokter, tapi aku yang akan mengobati penyakit ibuku dirumah." ujar Revan lantang.
"Kamu yang akan mengobatinya? Kamu?" perawat itu tertawa terbahak-bahak. "Apa yang kamu ketahui tentang kedokteran? bagaimana kamu akan mengobatinya?"
"Berhenti bertengkar!" teriak Dokter Ricky. "Sekarang kondisinya tidak stabil. Dia akan berada dalam bahaya setiap waktu!"
"Kenapa kamu menyembunyikan kecelakaan itu dariku?" tanya Revan marah.
Revan menjadi emosional setiap kali ibunya yang jadi korban.
"Ini salah kami, kami sudah mencoba yang terbaik untuk menyelamatkannya. Ibumu sudah bangun dan ini adalah hal yang baik. Anak muda, tenanglah!" Dokter Ricky tahu bahwa Rumah Sakit memang salah dalam hal ini jadi, dia pun memelankan suaranya.
"Jika aku tidak datang hari ini, ibuku mungkin masih akan tersiksa akibat penyakitnya." ujar Revan kesal.
"Kenapa disini ribut sekali?" seorang Dokter berjas putih, berkacamata bingkai emas berusia sekitar lima sampai enam puluh tahun tiba-tiba berseru. Setelah melihat sekeliling, dia pun melanjutkan, "Apa yang terjadi?"
"Dokter Roy ..." ketika Dokter Ricky dan perawat itu melihat kedatangannya mereka langsung bersikap hormat.
"Begini ... Kami sedang menjelaskan sebuah kecelakaan saat operasi pada keluarga pasien." kata Dokter Ricky.
"Kecelakaan apa itu?" tanya Direktur Roy sambil menatap Dokter Ricky. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya kepada Revan. seketika wajahnya berbinar. Dia pun bergegas menghampirinya dan berkata dengan gembira, "Anak muda, senang bisa bertemu denganmu lagi!"
Dokter Ricky dan perawat itu sama-sama terkejut. Dokter Roy kenal dengan pemuda ini?
Revan merasa pria tua ini agak familiar. Tapi dia tidak ingat di mana dia pernah melihatnya. karena itu, dia pun bertanya, "Anda adalah?"
"Sayangnya kamu lupa padaku. Kita bertemu di lantai satu unit gawat darurat hari itu. saat itu, kamu menyelamatkan seorang gadis kecil!" Direktur Roy menjelaskan dengan singkat.
Revan berpikir sejenak sebelum berkata, "Oh iya, aku ingat. Kamu adalah Direktur Rumah Sakit ini?"
"Aku sudah mencarimu kemana-mana dalam beberapa hari terakhir." kata Direktur Roy.
"Mencariku? Ada keperluan apa Direktur Roy mencariku?" tanya Revan bingung.
"Saat itu, aku melihat jarimu mengunakan teknik gerakan jari Yin-Yang, teknik yang legendaris itu. Sejak saat itu, aku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Sayang sekali aku tidak bisa menemukanmu."
"Untungnya, aku bisa melihatmu disini. Aku berencana untuk mempekerjakan kamu menjadi direktur TCM Rumah Sakit kami. bagaimana menurutmu?" ujar Direktur Roy langsung keintinya.
"Di ... Direktur!" bahkan Revan pun merasa takjub dengan keputusan pria tua itu.
Dokter Ricky dan perawat itu menganga mendengar keputusan Direktur Roy. Mereka berpikir, "Apakah Direktur Roy pikun? Ataukah dia ..."
"Uh ... Direktur Roy, sistem promosinya rumit. Gelar profesional dan senioritas harus di nilai. Ini tidak sesederhana yang di pikirkan!" ujar Revan.
"Persyaratan itu hanya untuk orang lain!" Direktur Roy tersenyum dan berkata, "
"Kamu menguasai teknik gerakan Jari Yin-Yang, kamu bukan orang biasa. Aku yakin keterampilan Medismu luar biasa."
"Direktur Roy, ini keputusan yang gegabah, bukan?" Revan melambaikan tangannya.
"Tidak, sama sekali tidak gegabah. Kamu bisa menjabat perhari ini!" kata Direktur Roy serius. Dia sangat senang karena bisa menemukan Revan.
"Tidak! Tidak ..." Revan berkali-kali melambaikan tangannya.
"Tunjukan rasa hormatmu padaku!" ucap Direktur Roy dengan wajah tegas.
"Aku memang menghormatimu. tetapi, mempekerjakan seorang dokter seharusnya lebih serius. lagi pula, aku tidak memiliki lisensi kedokteran. Aku tidak memenuhi syarat untuk bekerja di sini!"
"Um ... Baiklah!" Direktur Roy sedikit kecewa. dia kemudian menatap Revan lalu berkata, "Bisakah kamu mengajariku Teknik Gerakan jari Yin-Yang?" Direktur Roy sangat pintar. Inilah alasan mengapa dia sangat ingin bertemu Revan.
"Aku bersedia menjadi muridmu!" ujar Direktur Roy serius. Dia khawatir Revan akan menolak mengajari teknik itu.
"Murid?"
Dokter Ricky dan perawat itu tercengang.
Seorang Dokter berpengalaman dari Rumah Sakit bergengsi meminta untuk menjadi murid seorang pemuda biasa?
"Direktur Roy ... Apa kamu sedang bercanda? Jadi muridku?" Revan merasa geli mendengarnya. Seorang Direktur Rumah Sakit kenamaan di kota Renville meminta untuk menjadi muridnya? "Direktur Roy, aku ini hanya orang miskin yang tidak kompeten. Aku bahkan tinggal di keluarga istriku dan makan makanan yang mereka berikan. Aku tidak memiliki keahlian apapun!"
"Kamu terlalu rendah hati. Terakhir kali aku melihatmu mengunakan Teknik Gerakan jari Yin-Yang, aku tahu kamu adalah seorang yang luar biasa. Mohon, terimalah aku menjadi muridmu." kata Direktur Roy. Dia tidak menyerah.
"Direktur Roy, ini tidak pantas. Kamu adalah senior, bagaimana kamu bisa menjadi muridku?" Revan tidak bisa berkata-kata.
"Dalam hal belajar dari orang lain, itu sama sekali tidak masalah." kata Direktur Roy. "Bagaimana kalau aku berlutut padamu sekarang? setelah melakukan penghormatan dan bersujud tiga kali, aku secara resmi menjadi muridmu!"
"Direktur Roy, tolong jangan lakukan itu. Aku tidak pantas menerimanya!" seru Revan.
"Revan ..." tiba-tiba suara ibunya memanggil.
"Direktur Roy, ibuku memanggilku. Aku akan memeriksanya!" kata Revan sambil berbalik pergi.
"Tuan Revan, ibumu ada disini? Sungguh tidak sopan kalau aku tidak mengunjunginya!" gumam Direktur Roy.
...****************...