Seorang istri yang merasa lelah dengan tingkah suami serta keluarganya. Hatinya begitu sakit melihat sang suami lebih menyayangi keponakannya di banding anaknya sendiri. Arumi layaknya seorang pembantu di dalam rumah mertuanya sendiri.
Suatu hari tanpa sengaja iya melihat putri kecilnya terjatuh karena didorong oleh keponakannya ingin meminta pertolongan, namun siapa sangka malah suaminya memilih membantu dan mengendong keponakannya tersebut. Puncak dari semua, ketika suami Arumi datang. kerumah membawa Siska pulang kerumah dan mengenalkannya sebagai calon istri Nico.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvazkha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 19
Arumi segera mengajak suster Neni dan Michelle pergi ke rumah Jonathan. untuk memberikan bukti tentang perselingkuhan dan pemerasan yang tengah di rencanakan oleh Nicholas.
"mama, kita akan kemana?" tanya Michelle yang duduk anteng di sebelah suster Neni.
"kita akan pergi ke rumah kak Daniel dan kak Dania." jawabnya dengan senyum yang tak pernah luntur di depan putrinya.
"oke, Michelle juga akan kenalkan sustel Neni sama meleka. Bial meleka tahu kalau sekalang Michelle ada yang jagain kalau mama pelgi bekelja" ucapnya dengan penuh nada riang. "sustel seneng tidak mau Michelle kenalin sama kakak Michelle?" lanjutnya menatap suster Neni.
"senang dong. pasti kakaknya cantik seperti nona Michelle." ujar suster Neni.
"sus, nanti minta tolong. selama saya masih ada perlu sama kak Jonathan dan kak Mika. Kamu tolong bantu jaga si kembar juga ya!" pinta Arumi meminta tolong pada suster Neni.
"nona tenang saja. saya bakal bantu jaga mereka kok. Yang terpenting semua urusan nona selesai dengan cepat. Saya sendiri jika berada di posisi nona belum tentu akan sekuat dan setegar nona. Dan nona jangan khawatir, saya akan selalu mendukung nona." ujar suster Neni pada Arumi.
"makasih ya sus"
"sama sama nona"
Tak berselang lama. akhirnya mereka sampai di rumah Jonathan dan Mikaila. terlihat jika si kembar Daniel dan Dania sudah menunggu mereka di depan rumah mereka. Keduanya selalu antusias saat mendengar jika adik kecil mereka akan datang ke rumah.
"adik kecil" panggil Daniel dan Dania bersama.
"kakak" jawab Michelle saat di bantu turun oleh suster Neni.
"pelan pelan nona kecil" ujar suster Neni saat melihat anak bosnya sedikit berlari. Dan segera mengikuti langkah Michelle yah sedikit membuat orang khawatir.
"suster Neni ke sini juga?" tanya Dania pada suster Neni.
"iya nona Dania. suster Neni sekarang jaga nona kecil!" ujarnya sambil tersenyum di belakang Michell.
"wah, syukurlah jika mulai sekarang adik kecil punya suster. Jadi nanti kalau Tante Arumi kerja. Adik kecil ada yang jagain di rumah. Biar kalau di rumah mainan dan baju baru milik adik kecil tidak di rampas lagi sama si Bella Bella itu" ujar Daniel merasa senang.
"eh, sudah sampai ternyata. Daniel, Dania, sana ajak adik kecil dan suster Neni ke dalam. Ke ruang bermain saja ya" pinta Mikaila saat melihat jika adik iparnya udah sampai.
"sus, nanti minta tolong sama si mbok saja di belakang untuk buat minum untuk anak anak. sekalian untuk suster juga.
Gimana? Enak kan kerja sama adik saya!" ujar mikaila.
"enak kok nyonya. walaupun baru beberapa jam saya bersama dengan nona Arumi. Tapi, nona Arumi memperlakukan saya dengan baik. Dia sama sekali tidak memandang rendah pekerjaan saya. tidak seperti kebanyakan orang kaya pada umumnya" jawabnya dengan tenang.
"kalau begitu minta tolong kamu jaga anak anak dulu ya. Saya dan Arumi ada sedikit masalah yang harus segera di selesaikan. Kasihan jika masalah ini berlarut larut sampai lama" ucapnya Mikaila pada suster Neni. suster Neni mengangguk mengerti dan lansung menyusul anak anak. Tapi sebelumya dia meminta tolong pada si mbok seperti apa yang di katakan oleh Mikaila tadi.
"bagaimana rum?" tanya Mikaila saat melihat Arumi turun dari mobil sambil membawa tas kecil milik Michelle.
"aman kak. Aku baru saja dapat bukti baru tadi saat di mall. Niat hati mau refreshing eh, malah gak sengaja ketemu sama ulat bulu cap gatal." ujar Arumi dengan santai.
"kalau begitu masuk dulu yuuk. Itu kakak kamu sudah nunggui dari tadi di dalam. Dia juga sudah hubungi tema pengacaranya. Mungkin sebentar lagi dia juga datang" ajak Mikaila masuk ke dalam. Nampak sekali jika saat ini Arumi terlihat begitu lelah. entah lelah secara fisik atau batin. Hanya Arumi lah yang tahu dan yang merasakannya.
"gimana?" tanya Jonathan sesaat setelah Arumi duduk di depannya.
"mas, Arumi baru saja duduk loh. Biarin dia minum dulu atau biarin dia tenang sedikit. Man tanya gimana gimana saja!" omel Mikaila pada suaminya.
Jonathan ini tidak tau timing saja. Lihat adik nya baru duduk sudah di sodori pernyataan.
"ya, aku gemes banget sih dengan anak satu ini. sudah siap beneran nih mau pisah.?" tanya Jonathan lagi.
"sudah, lagian tidak ada gunanya juga bertahan dengan orang yang sama sekali tidak bisa menghargai keberadaan kita di dekatnya. apalagi kelurganya juga mendukung perbuatannya yang seperti itu.
Toh, Nicholas juga tidak berat dengan putrinya sendiri. Jadi, lebih baik aku pisah saja. dari pada semua harta yang aku punya di ambil olehnya secara diam diam. Ini saja dia merencanakan hal buruk bersama dengan selingkuhannya dan berniat menikah setelah mendapatkan sesuatu hal yang besar dari ku kok!" jawab Arumi dengan santai.
"lalu, apa kamu mau menggugatnya sekarang. Atau masih menunggu lagi?"
"entahlah kak. yah aku pikirkan sekarang adalah Michelle. Bagaimana nanti jika dia mencari papanya. terus Runi juga belum bisa cerita semua ini sama mami dan papi" jawabnya sedikit sendu.
"kamu tenang saja Arumi. Mami dan papi sudah tahu kok. kakak kamu sudah menceritakan semua kamu tidak usah khawatir lagi jika kami marah sama kamu!" ucap seseorang dari belakang Arumi.
Arumi langsung menoleh ke belakang. Dia sangat kenal sekali dengan suara yang di dengarnya tersebut. Ya, itu adalah Pak Yudha dan Bu Yohana. orang tua Jonathan dan juga Arumi.
"mami, papi!" ucap Arumi lansung menghambur ke arah keduanya. sedangkan Pak Yudha dan Bu Yohana lansung merangkul putri mereka.
"maaf, maaf karena Arumi masih belum bisa cerita semuanya sama kalian. Seharusnya Arumi langsung kasih tahu mami dan papi. tapi Arumi nggak sanggup" ucap Arumi di sela tangisnya.
"tidak apa apa sayang. Kaka ipar kamu sudah menjelaskan semuanya. Dan kami akan mendukung apapun keputusan kamu. kamu juga tidak perlu merasa khawatir akan bagaimana Michelle kedepannya. Jika memang Nicholas menyayangi putrinya bagaimana pun keadaanya. Dia pasti akan mencarinya" ujar Bu Yohana. Pada Arumi. sedangkan pak yudhaa masih diam melihat keadaan putrinya.
tubuh Arumi semakin hari memang semakin kurus. Bukan karena dia tidak makan atau apa. tapi karena banyaknya masalah yang silih berganti menyapa dirinya. Pak Yudha merasa prihatin dengan keadaan putrinya saat ini. padahal dulu Nicholas sangat gencar sekali dan terlihat begitu mencintai putrinya. tapi, entah bagaimana. Setelah memiliki seorang putri sikap dan sifat Nicholas menjadi berbeda. Bahkan dia menduakan putrinya saat ini.
"ceraikan saja Nicholas sekarang Arumi. Untuk bagaimana Michelle kedepannya. Kamu tidak usah khawatir. kami akan selalu bersama dengan kamu nak. Papi tidak rela sungguh tidak rela jika kamu terus terusan di buat seperti ini!"ujar pak yudha menatap sendu putri bungsunya.