MENANTU HINA MENJADI DOKTER HEBAT
Di sebuah bangsal di Rumah Sakit Renville, seorang wanita paru baya sedang terbaring lemah di tempat tidur Rumah sakit.
Tiba-tiba sebuah suara terdengar, "Apakah di sini ada keluarga pasien tempat tidur nomor empat?"
Seru seorang Dokter.
Mendengar itu, seorang pemuda berusia sekitar dua puluhan buru-buru menjawab, "Iya ..." Pemuda itu pun bangkit berdiri dan berjalan menghampiri sang Dokter. Pemuda itu adalah Revan Santiago.
Revan adalah pemuda yang tampan, berwajah tegas dengan tinggi badan seratus delapan puluh sentimeter.
Saat tiba di hadapan dokter tersebut, Revan pun bertanya, "Dokter bagimana keadaan ibu saya?"
Mendengar pertanyaan Revan, sang Dokter terdiam sesaat lalu berkata, "Ikut aku, aku akan menjelaskan secara detail mengenai kondisi ibumu!" jawab Dokter tersebut.
Revan pun mengangguk dan pergi mengikuti Dokter itu dari belakang.
Saat tiba di ruangannya, Dokter Itu mempersilahkan Revan masuk, kemudian menutup pintu lalu menatap Revan, lalu menarik nafas dalam-dalam sebelum berkata, "Revan, aku harus menjelaskan ini padamu. Ibumu dalam kondisi kritis, dia menderita Arteri Koroner yang parah. Saat ini, pembuluh darahnya benar-benar tersumbat. Jadi dia harus di operasi secepat mungkin."
Mendengar penjelasan sang Dokter, Revan sangat terkejut, jantungnya berdebar kencang dan wajahnya pucat pasi. Kemudian dia bertanya dengan suara berat, "Dokter, apa saya boleh tahu berapa biaya operasinya?"
Dokter Tony ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Perkiraan biaya awalnya sekitar Dua ratus ribu Dollar. jika kita menambahkan biaya untuk pengobatan paska operasi, totalnya mencapai dua ratus delapan puluh ribu hingga tiga ratus ribu Dollar."
Mendengar biayanya, Revan membeku sesaat, ekspresi di wajahnya sulit untuk di tebak. Antara sedih, bingung dan berbagai emosi bercampur aduk.
Dua hingga tiga ratus ribu Dollar, di mana dia mendapatkan uang sebanyak itu?
Setelah memikirkan matang-matang, Revan pun menatap Dokter Tony dan berkata dengan wajah yang tegas, "Dokter, bisakah anda melakukan operasinya terlebih dahulu? Aku akan membayarnya nanti."
"Revan, aku tahu kamu berada dalam situasi yang sulit. Namun, rumah sakit memiliki aturan yang tegas. Aku harus mematuhi aturan yang telah di tetapkan Rumah Sakit. Aku benar-benar tidak bisa membantumu. Kamu harus segera mengumpulkan uangnya. Aku harap, kamu segera mengumpulkan semuanya. Karena kita tidak dapat menunda operasi ibumu lebih lama lagi."
Mendengar itu, Revan tidak tahu, bagaimana dia bisa keluar dari kantor itu. Dia tidak bisa menahan air matanya. Bagaimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu dekat. Bahkan jika dia bekerja sekalipun, butuh belasan tahun untuk bisa mendapatkannya.
Namun, tidak ada pilihan lain, jadi dia bertekad untuk mendapatkan uang sebesar tiga ratus ribu Dollar itu, "Ibu, aku akan segera mendapatkan uangnya!" gumam Revan sambil bangkit berdiri meninggalkan ruangan Dokter Tony.
Setelah keluar dari ruangan Dokter Tony, Dia pun segera meninggalkan rumah sakit dan pulang kerumah. Saat dia tiba di rumah, dia melihat mertuanya Nadine, yang sedang menikmati buah anggur sambil menonton televisi.
Revan kemudian mendekati sang mertua sambil berlutut.
Buk!
Terdengar suara benturan lutut dengan lantai. "Ibu, Dokter di Rumah Sakit memberitahu saya bahwa ibuku dalam kondisi kritis, jadi sekarang saya sangat membutuhkan uang untuk biaya operasinya. bisakah ibu meminjamkan saya tiga ratus ribu Dollar?"
"Tiga ratus ribu Dollar?"
Mendengar angka sebesar itu, sontak saja Nadine langsung berdiri dari kursinya dengan ekspresi suram sambil berkata, "Apa kamu sudah gila? Beraninya kamu meminjam Tiga Ratus Ribu Dollar padaku? semenjak kamu menikah dan masuk keluarga Barnes, kamu telah menghabiskan uang dan makanan kami. Dan sekarang kamu masih berani meminjam uang sebanyak itu padaku?"
"Revan, dasar sampah! Kamu benar-benar tidak berguna. apakah kamu masih memiliki sedikit harga diri? Aku tidak akan mungkin meminjamkan uang sebanyak itu padamu!" bentak Nadine.
"Ibu, kali ini aku tidak tahu harus mencari uang kemana, aku meminjam uang itu untuk membiayai operasi ibuku. aku pasti akan mengembalikannya!"
Mendengar itu, emosi Nadine tak terkendali. "Enyahlah dari hadapanku. Dasar pria tidak berguna!" sambil mengumpat, Nadine menendang Revan lalu meludahinya dan mencaci-maki kemudian berkata, "Ya Tuhan, bagaimana mungkin Tuan besar Barnes mengizinkanmu menikahi putriku?"
"Bu, Tolong aku ... Aku mohon padamu!" pinta Revan sambil meneteskan air matanya. Hanya ini yang bisa dia lakukan untuk saat ini.
"Keluar!"
Mendengar itu, dengan langkah yang berat, Revan pun pergi meninggalkan rumah itu dengan putus asah. Dulu, pada saat ibunya sedang sakit parah, dia menyetujui permintaan Tuan besar Barnes untuk menikah dan masuk ke keluarganya agar bisa mengumpulkan uang untuk mengobati penyakit ibunya. Namun, dia telah menghabiskan uang yang di berikan oleh Tuan Besar Barnes padanya. Dan penyakit ibunya masih tidak kunjung membaik.
Sekarang, ibunya membutuhkan sejumlah besar uang untuk biaya operasi. Baginya, uang yang di butuhkan untuk biaya operasi ibunya sangat besar.
Setelah meninggalkan rumah mertuanya, Revan pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sebuah nomor. segera, panggilan pun tersambung dan terdengar suara yang sangat akrab, "Hai Revan, ada apa? Tumben menghubungiku!"
"Ronny ..." sapa Revan dengan suara pelan.
"Apa kamu sedang ada masalah?" tanya Ronny.
"Bisakah ... Bisakah kamu meminjamkan uang sebanyak Tiga Ratus Ribu Dollar!" Revan ragu sejenak akhirnya dia mengumpulkan keberanian untuk berbicara.
"Tiga ratus ribu Dollar?" Ronny tertegun sejenak, sebelum melanjutkan, "Baiklah. datanglah kerumahku, aku akan memberikan uangnya padamu."
Mendengar jawaban sang sahabat, Revan terdiam sesaat lalu berkata, "Apa kamu tidak ingin tahu, kenapa aku ingin meminjam uang sebanyak itu?"
"Kenapa kamu mengatakan itu, dan kenapa pula aku harus bertanya tentang itu? Aku tahu kepribadianmu Karena kamu benar-benar meminta bantuan padaku, aku cukup yakin bahwa kamu dalam kondisi darurat." kata Ronny.
"Terimakasih Ron!" ada sedikit kegembiraan dalam suaranya, "Jangan khawatir, aku pasti akan mengembalikan uang itu!"
"Jangan pedulikan hal itu dulu. Bukankah kita ini teman, prioritaskan dulu masalah yang kamu hadapi saat ini, dan lebih baik, kamu segera kerumah."
"Baiklah! Aku akan segera kesana." dengan uang yang tersisa di kantongnya, Revan pun menaiki taksi dan pergi ke rumah Ronny.
Saat tiba, Ronny memperhatikan wajah Revan yang tampak pucat, dia pun segera berkata, "masuklah, kita bicara di dalam!"
Setelah duduk dan mengembalikan suasana hatinya yang gundah, Revan pun mengutarakan niatnya namun, di sela oleh Rommy, dan tanpa basa basi, Rommy langsung menyerahkan kartu bank kepada Revan. "Didalam kartu ini ada tiga ratus ribu Dollar. Gunakan untuk menyelesaikan masalahmu. Jika kamu membutuhkan bantuan, hubungi saja aku!"
"Terimakasih banyak!" Revan mengangguk berkali-kali. Dia kemudian menatap Ronny dan berkata, "Ron, pasti saya akan mengembalikan uangnya!"
Ronny melambaikan tangannya, "Itulah gunanya sahabat. Jadi pergunakan uang itu untuk menyelesaikan masalahmu dan jangan pikirkan tentang pengembalian uangnya. Aku tahu karaktermu!"
Namun, saat Revan hendak mengatakan sesuatu kepada Ronny sebelum pergi, tiba-tiba saja, pintu rumah terbuka. Seorang wanita dengan riasan tebal melangkah masih dan langsung menampar Ronny dengan keras.
"Beraninya kamu meminjamkan uang kepada orang lain saat aku tidak ada? Apakah sekarang, kamu menganggap dirimu adalah tuan rumah disini?"
Ronny menutup wajahnya yang perih akibat tamparan keras wanita itu sambil berkata, "Sayang, dia adalah sahabat baikku. bagaimana mungkin aku tidak membantunya saat dia dalam kesulitan?"
"Langkahi dulu mayatku!" kata wanita itu, "Semua orang di Kota Renville tahu sampah tidak berguna yang kamu sebut sahabatmu ini bahkan tidak memiliki pekerjaan. Bagaimana dia bisa mengembalikan uangnya jika dia saja tidak memiliki pekerjaan?"
"Sayang ..." Bisik Ronny pelan dengan raut wajah memohon.
"Pergilah ke neraka ..." hardik wanita itu. "Aku bekerja keras untuk mendapatkan uang ini. Namun, kamu dengan mudahnya meminjamkan uang kepada orang lain tanpa sepengetahuanku." wanita itu sangat marah, dan kembali mendaratkan beberapa tamparan keras di wajah Ronny.
"Dan kamu, bukankah waktunya kamu sadar?" Dia kemudian berbalik dan menatap Revan dengan tatapan tajam lalu melanjutkan, "Apa kamu tidak sadar diri? Ini Tiga Ratus Ribu Dollar, bagaimana kamu akan mengembalikannya? Kurasa, buah jatuh tak jauh dari pohonnya."
"Jangan berani-beraninya kamu berkata seperti itu tentang ibuku." seru Revan sambil menatap marah ke arah wanita itu.
"Beraninya kau meneriakiku seperti itu?" wanita itu pun merebut kartu bank itu dari tangan Revan dan menamparnya. "Enyah kau! Aku akan menamparmu setiap kali aku melihatmu mengusik Ronny lagi."
"Pecundang sepertimu, berani meminjam uang sebanyak Tiga Ratus Ribu Dollar? Apakah kamu sadar, orang menyedihkan sepertimu bermimpi untuk mendapatkan uang sebanyak ini. Kamu tidak akan mampu membayarnya bahkan jika kamu bekerja belasan tahun."
"Kamu ..." Revan sangat marah sambil menatap tajam kearah wanita itu.
Melihat tatapan Amarah Revan, wanita itu segera mendorong keluar dari rumah dan langsung membanting pintu.
"Sialan! betapa sialnya aku akhir-akhir ini. berbagai jenis orang datang ke rumahku ..." umpat wanita itu.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Was pray
aku berharap MC nya gak disetir sama istri dan mertuanya. karena menjadi menantu mitra lokal yg jadi budak istri dan mertuanya tapi bisa melepaskan diri dari neraka keluarga istrinya dan bisa membuktikan bahwa MC bisa jadi sukses melebihi keluarga besar istrinya
2025-03-08
0
Cahaya Sidrap
up lanjut thor
2025-03-08
0