NovelToon NovelToon
Gadis Peter Pan Milik Ceo Kaivan

Gadis Peter Pan Milik Ceo Kaivan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: skyl

Ini tentang sebuah perselisihan dua puluh Tahun lalu antara Atmaja dan Biantara

Mereka berperang pertumpuhan darah pada saat itu. Atmaja kalah dengan Biantara, sehingga buat Atmaja tak terima dengan kekalahannya dan berjanji akan kembali membuat mereka hancur, sehancur-hancurnya

Hingga sampai pada waktunya, Atmaja berhasil meraih impiannya, berhasil membawa pergi cucu pertama Biantara yang mampu membuat mereka berantakan.

Lalu, bagaimana nasib bayi malang yang baru lahir dan tak bersalah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 23 ~Koma

Kaivan duduk di depan ruang ICU, tangannya bergetar tanpa henti.

Kedua orang tuanya datang, mereka khawatir saat mendapatkan telpon dari putranya bahwa Aruna masuk rumah sakit.

Pharita langsung mendekati putranya lalu memeluknya, ini yang Kaivan tunggu dari tadi. Pelukan, dan kekuatan orang terdekat.

"Mah, Aruna." Kaivan merasa tenggorakannya ditimpa batu besar, berat dan i merasa sakit.

Dia melihat istrinya kejang, sesak napas. Dan hampir saja kehilangan nyawanya, itu semua ulahnya. Andai saja ia tidak menyebut nama Atmaja, Aruna tidak akan seperti ini. Iya! Ini semua salahnya.

"Kita berdoa semoga Aruna baik-baik saja."

Pharita mengenggam tangan putranya yang masih bergetar.

"Minum dulu, nak." Deri memberi putranya sebotol air putih.

Pharita membantu putranya meminum air putih tersebut, karena tangan Kaivan memegang benda pun tidak bisa.

Sambil menenangkan Kaivan, mereka juga menunggu pemberitahuan tentang kondisi Aruna yang sedang kritis saat ini.

Kaivan memeluk erat mamanya. Ada rasa bersalah dan khawatir, dia menyalahkan sepenuhnya kepadanya. Dia yang membuat Aruna seperti ini, jika Aruna sampai kenapa-napa, dia tidak akan pernah memaafkan dirinya.

"Mah ini salah Kai, Kai yang membuat Aruna mengingat traumanya, Kai..."

"Semuanya sudah terjadi Kaivan, tidak ada gunanya menyalahkan dirimu. Kita hanya perlu berdoa supaya istrimu baik-baik saja."

Kaivan drop setelah mendengar Aruna kembali kejang, kini lelaki itu berada di UGD.

Pharita dan Deri berbagi tugas, Pharita menemani sang putra sedangkan Deri menjaga di depan ICU, menunggu kabar dari menantu mereka.

"Aku mau tau kondisi Aruna, mah. Kai harus mastiin keadaan istri Kai," ucap Kaivan ingin melepaskan infusnya.

Pharita berusaha menahan putranya, memeluknya agar tak melepas infus tersebut. Ia memegang kedua pipi Kaivan.

"Tatap mama dan dengerin perkataan mama. Kamu fokus dengan kesembuhan kamu, Aruna butuh kekuataanmu. Jika kamu juga lemah, gimana kamu memberi kekuatan pada istrimu? Isi energimu dulu, Kai. Aruna juga tidak suka kamu kenapa-napa karenanya."

Akhirnya Kaivan merebahkan tubuhnya ke belakang, memejamkan matanya. Berusaha mengalihkan rasa khawatirnya dengan tidur.

Deri yang siap siaga berdiri saat ruang ICU terbuka.

"Bagaimana keadaan menantu saya, dok?" tanya Deri.

"Kondisi pasien sangat lemah. Untuk sementara pasien mengalami koma, tapi kemungkinan akan sadar dua atau tiga hari. Namun, Kalian tenang, semuanya akan baik-baik saja. Memang sering terjadi kejang saat seseorang mengingat kejadian yang membuatnya merasa sedih, terpuruk atau masa dia mengalami trauma besar."

Setelah menjelaskan, dokter itu pergi dari sana. Beliau akan mengurus pindahan Aruna ke ruang rawat VIP.

Deri menghela napas panjang. Ia tidak tau masalalu menantunya seperti apa, tapi ia pastikan sangat malang.

Setelah merasa kondisinya baik-baik saja. Kaivan memaksa untuk menjenguk istrinya, ia ingin melihat Aruna dan merawatnya.

Kaivan memukul dadanya sendiri yang sangat sakit ketikan melihat Aruna. Apalagi melihat Aruna Terbaring di brankar dengan kondisi koma.

"Aruna..." Kaivan mengenggam tangan mungil istrinya. "Istriku, orang yang kuat. Dia masih bisa bertahan sampai sekarang, kamu hebat sayang. Saya sangat bangga pada istriku, tolong bertahan lagi yaa. Sekarang ada saya yang akan menemanimu, kita hilangkan segala trauma kamu, kita hapus semuanya. Kita sembuhkan sama-sama diri kamu, ya sayang? Bertahan ya demi Ipanmu ini." Kaivan mengecup berulang kali punggung tangan istrinya yang begitu dingin dan tak berdaya.

Ia berusaha kuat, tetapi tak bisa. Air matanya jatuh. Benar, kata orang. Orang akan terlihat lebay dan dramatis jika sudah merasakan cinta. Dulu Kaivan tidak percaya akan kata-kata itu. Namun, sekarang dia merasakannya langsung.

Pintu ruang rawat terbuka. Terlihat Denis yang membawa buket bunga matahari. Setelah mendengar bahwa istri Tuannya masuk rumah sakit, Denis yang baru saja mendarat di bali harus mengatur penerbangan lagi kembali ke Jakarta untuk menjenguk istri Tuannya.

Sepertinya rencana travelingnya harus ia tunda dulu. Tidak mungkin dia bersenang-senang saat bosnya lagi bersedih.

"Tuan." Dengan pelan, Denis memegang pundak Tuannya.

Kaivan menatap sekilas Denis lalu kembali menunduk, memainkan jemari istrinya.

"Sepertinya saya akan menjalankan rencana ini sekarang, Tuan."

"Bukannya kau ingin berlibur dulu ke bali?" tanya Kaivan. Ia tidak ingin liburan Denis tertunda hanya karenanya, tidak semua tentangnya harus Denis handle, dia mengerti makanya ia tidak mendesak.

"Dengan melihat kondisi Nyonya seperti ini, saya tidak bisa menunda-nundanya hanya karena kesenanganku Tuan. Ini tugasku, kita akan membalaskan perbuatan Atmaja."

"Makasih Denis."

"Sama-sama Tuan, semoga Nyonya secepatnya sadar."

Kaivan mengangguk, tersenyum simpul kepada asistennya.

Setelah berbincang tentang rencana mereka. Denis memutuskan untuk pamit pergi.

Kini tinggal dirinya sendiri yang menjaga Aruna. Kedua orang tuanya juga pulang untuk mengambilkan pakaian untuk dirinya.

Kaivan ingin merawat istrinya 24 jam, hanya dirinya.

Ia memeras handuk yang sudah ia basahi. Ia melap tubuh istrinya, agar nyaman dalam istirahatnya.

"Cepat sadar, rasanya sangat hampa jika tidak mendengar kecerewetanmu, Aruna," gumam Kaivan.

Mendengar kecerewetan Aruna sudah seperti mendengar lagu favoritnya mulai sekarang.

"Saya benar-benar takut kehilanganmu, setelah ini sudahi ya membuat Ipan khawatir?" Sambil membersihkan tubuh Aruna, Kaivan terus berbicara, walaupun Aruna tidak meresponnya.

Setelah membersihkan tubuh istrinya, Kaivan mengecup kening Aruna, sangat lama. Bahkan air matanya menetes membasahi ubun-ubun Aruna.

"Aku mencintaimu, Aruna. Terlepas semua kekuranganmu, aku mencintaimu."

1
Pujiastuti
😅😅😅Aruna,,,,,,, Aruna sok sokan suruh Ipan jauh² bobonya ternyata ngak bisa bobo juga ya Runa kalau ngak dipeluk sama Ipan 😁🤭
Pujiastuti
😅😅😅kalau sampai berani bilang langsung kalau bos nya bodoh bakalan dipecat kalian 😁😁😁
Pujiastuti
walah ini emak sama anak malah gelut rebutan Aruna 😁😁🤭
Pujiastuti
aduh senengnya kalau punya mertua kayak mamanya Kavian
Pujiastuti
ayo lo Kaivan bisa tahan godaan ngak nih jangan macam² sama Aruna ya Ipan nanti dilaporkan ke mama ipan yang malu nanti 😁😁
Pujiastuti
Aruna ketemu ayah kandungnya ni,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!