Wilda Sugandi adalah seorang istri yang baik hati dan menurut pada sang suami, Arya Dwipangga. Mereka sudah menikah selama 5 tahun namun sayang sampai saat ini Wilda dan Arya belum dikaruniai keturunan. Hal mengejutkan sekaligus menyakitkan adalah saat Wilda mengetahui bahwa Arya dan sahabat baiknya, Agustine Wulandari memiliki hubungan spesial di belakangnya selama ini. Agustine membuat Arya menceraikan Wilda dan membuat Wilda hancur berkeping-keping, saat ia pikir dunianya sudah hancur, ia bertemu dengan Mikael Parovisk, seorang CEO dari negara Serbia yang jatuh cinta padanya. Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Itu Tiba
Meskipun Agustine dan Juwita telah bersekongkol untuk menggagalkan pernikahan Wilda dan Mikael, takdir berkata lain. Pernikahan itu tetap berlangsung hari ini, sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh Wilda dan Mikael.
Pernikahan mereka diadakan di sebuah masjid yang sederhana namun penuh khidmat. Prosesi akad nikah berjalan dengan lancar. Wilda, yang tampak anggun dalam balutan gaun pengantin berwarna putih, diwakili oleh wali nikah karena ayahnya telah meninggal dunia. Air mata haru dan bahagia tak henti-hentinya membasahi pipi Wilda.
Nurjannah, yang duduk di samping Wilda, juga tak kuasa menahan air matanya. Hatinya dipenuhi rasa haru dan bahagia melihat putrinya menikah untuk kali kedua. Ia berdoa dalam hati, semoga pernikahan Wilda kali ini akan langgeng dan bahagia.
Mikael, yang tampak gagah dan tampan dalam balutan jas berwarna hitam, dengan lantang mengucapkan ijab kabul di hadapan penghulu dan para saksi. Senyum bahagia terpancar dari wajahnya setelah dinyatakan sah menjadi suami Wilda.
Setelah prosesi akad nikah selesai, Wilda dan Mikael saling bertukar cincin dan berpelukan erat. Keduanya memancarkan kebahagiaan yang tak terhingga.
"Alhamdulillah," ucap Wilda dengan nada terharu. "Akhirnya kita bisa bersatu dalam ikatan pernikahan yang sah."
"Iya, Sayang," timpal Mikael. "Semoga pernikahan kita selalu dalam lindungan Allah SWT."
Keduanya kemudian menyalami para tamu undangan yang hadir, mengucapkan terima kasih atas doa dan restu yang mereka berikan.
Di antara tamu undangan, terlihat Juwita yang hadir dengan wajah masam. Ia masih tidak terima dengan pernikahan Wilda dan Mikael. Hatinya dipenuhi rasa iri dan dengki.
"Lihat saja, kalian tidak akan bahagia," gumam Juwita dalam hati. "Aku akan membuat hidup kalian menderita."
Namun, Juwita tidak bisa berbuat apa-apa. Pernikahan Wilda dan Mikael sudah terjadi. Ia hanya bisa menahan amarah dan kekecewaannya.
Sementara itu, Agustine yang tidak hadir di acara pernikahan Wilda, hanya bisa memantau dari jauh. Ia juga merasa kesal dan marah karena rencananya untuk menggagalkan pernikahan Wilda gagal total.
"Sial!" umpat Agustine dengan nada geram. "Aku tidak akan menyerah. Aku akan tetap membalas dendam kepada mereka."
Agustine kemudian merencanakan sesuatu yang lebih jahat untuk menghancurkan kebahagiaan Wilda dan Mikael. Ia tidak akan membiarkan mereka hidup tenang dan bahagia.
"Kalian akan merasakan akibatnya," kata Agustine dengan nada penuh dendam. "Aku akan membuat hidup kalian hancur sehancur-hancurnya."
Agustine sudah tidak sabar ingin melaksanakan rencana jahatnya. Ia ingin melihat Wilda dan Mikael menderita dan menyesali perbuatan mereka.
"Tunggu saja pembalasan dariku," kata Agustine sambil menyeringai sinis. "Aku akan membuat kalian menyesal telah berurusan denganku."
****
Dengan langkah berat dan hati yang terluka, Arya memaksakan dirinya untuk menghadiri pernikahan mantan istrinya, Wilda, dengan Mikael. Meskipun hatinya hancur dan cemburu, ia tidak ingin terlihat lemah di depan Wilda. Ia ingin menunjukkan bahwa ia bahagia untuknya.
Arya datang ke masjid tempat pernikahan itu dilangsungkan dengan senyum yang dipaksakan. Ia melihat Wilda yang tampak anggun dan cantik dalam balutan gaun pengantin putih. Di sampingnya, berdiri Mikael, pria bule yang kini menjadi suaminya. Arya merasakan hatinya seperti ditusuk ribuan duri.
Selama acara pernikahan berlangsung, Arya hanya bisa terdiam dan menahan air matanya. Ia tidak sanggup melihat Wilda bersanding dengan pria lain. Ia masih mencintai Wilda, namun ia sudah tidak bisa lagi memilikinya.
Setelah acara selesai, Arya menghampiri Wilda dan Mikael untuk mengucapkan selamat. Ia berusaha untuk terlihat tegar dan bahagia.
"Selamat atas pernikahan kalian," kata Arya dengan senyum yang dipaksakan. "Semoga kalian bahagia selalu."
"Terima kasih, Arya," kata Wilda dengan nada lembut. "Kamu sudah datang ke acara pernikahan kami."
Saya senang bisa hadir di sini," kata Arya. "Saya ingin melihat kalian bahagia."
Mikael kemudian menjabat tangan Arya. "Terima kasih atas kehadirannya, Arya," kata Mikael. "Saya harap kita bisa menjadi teman baik."
"Tentu saja," kata Arya. "Saya akan selalu ada untuk kalian."
Setelah itu, Arya berpamitan kepada Wilda dan Mikael. Ia tidak ingin berlama-lama di sana. Ia tidak sanggup melihat kebahagiaan mereka.
"Saya permisi dulu," kata Arya. "Sekali lagi, selamat atas pernikahan kalian."
"Terima kasih, Arya," kata Wilda.
Arya kemudian meninggalkan masjid dengan hati yang hancur. Ia tidak tahu harus pergi ke mana. Ia hanya ingin menjauh dari tempat itu.
Di dalam mobilnya, Arya menangis. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Wilda sudah menjadi milik orang lain. Ia masih mencintai Wilda, namun ia sudah tidak bisa lagi bersamanya.
"Kenapa jadi seperti ini?" kata Arya dalam hati. "Kenapa aku harus kehilangan Wilda?"
Arya kemudian memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang tenang. Ia ingin sendiri dan merenungkan apa yang telah terjadi.
"Aku harus menerima kenyataan ini," kata Arya dalam hati. "Wilda sudah bahagia dengan Mikael. Aku harus merelakannya."
Arya kemudian berdoa kepada Allah SWT. Ia memohon agar diberikan kekuatan untuk menerima kenyataan ini.
"Ya Allah, berikanlah hamba kekuatan untuk menerima semua ini," doa Arya dalam hati. "Hamba ikhlas jika Wilda bahagia dengan orang lain."
Setelah berdoa, Arya merasa lebih tenang. Ia sudah bisa menerima kenyataan bahwa Wilda sudah menjadi milik orang lain. Ia sudah merelakan Wilda untuk bahagia dengan Mikael.
"Aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu, Wilda," kata Arya dalam hati. "Semoga kamu bahagia selalu dengan Mikael."
Arya kemudian pulang ke rumah dengan hati yang lebih tenang. Ia sudah menerima kenyataan bahwa Wilda sudah menjadi milik orang lain. Ia sudah merelakan Wilda untuk bahagia dengan Mikael.
****
Dengan langkah berat dan hati yang penuh kekhawatiran, Nurjannah mendatangi rumah Juwita. Sebagai seorang ibu, ia sangat sedih melihat kedua anaknya berseteru. Ia ingin Wilda dan Juwita kembali berbaikan seperti dulu.
"Juwita," sapa Nurjannah dengan nada lembut. "Ibu ingin bicara sama kamu."
Juwita yang sedang duduk di ruang tamu, menoleh ke arah ibunya dengan wajah masam. Ia masih marah dan kecewa pada Wilda.
"Ibu mau bicara apa?" tanya Juwita dengan nada ketus.
"Ibu mau kita semua berbaikan," kata Nurjannah. "Ibu tahu, kamu masih marah sama Wilda. Tapi, Ibu yakin, Wilda tidak mungkin melakukan apa yang kamu tuduhkan."
"Tidak mungkin bagaimana, Bu?" tanya Juwita dengan nada sinis. "Semua orang juga sudah tahu kalau dia itu perebut suami orang!"
"Itu tidak benar, Juwita," kata Nurjannah dengan nada tegas. "Wilda bukan orang seperti itu. Ibu kenal betul sama dia."
"Tapi, Bu ...." Juwita masih tidak percaya dengan perkataan ibunya. Ia sudah terlanjur percaya dengan hasutan Agustine.
"Juwita, dengarkan Ibu," kata Nurjannah dengan nada memohon. "Wilda itu kakak kamu. Dia tidak mungkin menyakiti kamu."
"Tapi dia sudah menyakiti Mas Aldo, Bu!" kata Juwita dengan nada yang semakin tinggi. "Gara-gara dia, Mas Aldo dipecat dari pekerjaannya!"
"Itu bukan salah Wilda," kata Nurjannah. "Ibu yakin, ada orang yang sengaja ingin memecah belah keluarga kita."
Juwita terdiam. Ia mulai ragu dengan perkataan Agustine.
"Juwita, Ibu mohon, jangan marah lagi sama Wilda," kata Nurjannah dengan nada memohon. "Dia adik kamu. Kalian harus saling menyayangi."
Juwita masih terdiam. Ia masih belum bisa memaafkan Wilda.
"Juwita, Ibu janji, Ibu akan mencari tahu siapa yang sudah memfitnah Wilda," kata Nurjannah. "Ibu akan membuktikan bahwa Wilda tidak bersalah."
Juwita akhirnya mengangguk. Ia percaya dengan perkataan ibunya.
Memang gak ada tindakan campur tangan RT yg menengahi nya dulu yaa???
dan.. kenapa yg memihak kebenaran gak langsung turun tangan saat kejadian tsb???
dan kenapa tuba ada orang jahat macam bgtt juga secara tiba-tiba 🤨🤨
sama... kenapa ditampakkan rambut panjang Wilda saat menyapu teras rumah nya?? bukannya dia di Cerita kan memakai Hijab yaa???