Apa jadinya jika dalam suatu pernikahan hadir orang ketiga?
Begitulah nasib Mayang yang harus menghadapi kehidupan pernikahannya yang penuh dengan lika-liku.
Mertua, dan ipar menganggapnya sebagai benalu.
Ditambah dengan lima tahun pernikahannya dengan Adam, mereka belum juga dikaruniai buah hati.
Sanggupkah Mayang menghadapi semua kemelut kehidupan?
Akan kah Mayang memilih untuk meninggalkan suaminya atau tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marina Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Sehabis aku masak bersama mbok jum. Aku langsung menyajikan nya ke meja makan. Dan mbok jum langsung membersihkan semua perkakas yang telah kami gunakan. Tak lupa pula aku menyuruh untuk memisahkan makanan yang tadi kami buat. Untuk dimakan mbok dan satpam di rumah. Serta tukang kebun yang merangkap jadi apa saja. Hanya ada 3 pekerja di rumah kami. Mbok jum, mang kasep tukang kebun dan pak udin satpam di rumah kami.
Setelah siap semua aku langsung memanggil mereka untuk menyantap hidangan yang telah aku sediakan.
Ternyata mas adam sudah tiba. Padahal waktu masih sore. Bukan kah jam kerja mas ada sampai jam 17.00 ini kenapa sekarang jam 15.00 mas adam sudah di rumah.
"Tumben mas jam segini udah di rumah" tanya ku dengan penuh tanda tanya.
"Iya may,mas kebetulan ijin pulang cepat tadi ibu nelpon mas dan bilang kalau ibu sudah tiba di rumah. Jadi mas bergegas pulang." Dengan senyum merekah nya.
"Oh ya udah. Mas mau mandi dulu atau makan. Ibu sudah di ruang makan." Ucap ku
"Mas mandi dulu may, sudah gerah. Kamu siapkan saja kopi kesukaan mas". Jawab mas adam sambil melangkah ke dalam kamar kami.
"Adam sudah pulang may?"tanya ibu kepadaku
"Sudah bu, mas adam sedang membersihkan diri." Jawab ku dan aku pun duduk di tempat yang tidak biasa aku duduki. Kursi yang dulu aku duduki sudah di tempati oleh wanita itu. Mau marah aku malas lebih baik aku mendiamkan dan mengikuti alur permainan mereka.
"Yuk makan" saat mas adam duduk di kursi kebesaran nya. Tak lupa wanita itu langsung bertindak selayaknya istri yang melayani suami nya. Aku hanya memandang mereka satu persatu. Di wajah mereka terpancar senyum yang menganggap bahwa wanita itu lah istri mas adam. Tidak ada rasa bersalah sedikit pun di wajah mereka.
"Huuuft.. " hanya nafas panjang yang aku keluarkan dari mulut. Biar lah pikirku.
Seusai makan aku langsung menuju kamar dan mulai mempromosikan produk jualan ku. Dan melanjutkan hobi menulis ku. Banyak ide yang aku tuangkan ke dalam tulisan. Mengeluarkan uneg-uneg ku untuk melepaskan beban di hati.
Cklek.
"May?" Panggil mas adam
"Hmmmm... kenapa mas?"
"Kamu tidak masalah kan kalau ibu, putri dan novi tinggal di rumah kita". Tanya mas adam hati-hati
"Kalau pun aku larang mas juga pasti memaksakan. Jadi percuma saja aku membantah." Sahut ku tenang.
"Tapi aku mau mas memberikan 50% gaji mas kepadaku. Mas lihat kan. Ada berapa orang yang tinggal di rumah ini. Ibu pun tinggal di sini. Aku mau menyewa ART untuk membantu mbok jum mengurus semua rumah. Kasihan mbok jum sendirian membersihkan rumah. Kalau mas tidak mau. Terpaksa aku pulangkan mbok jum ke kampung. Biar nanti putri dan novi membantu ku membereskan rumah. Kalau aku sendiri yang melakukan nya, maaf saja mas. Aku M E N O L A K nya." Lanjut ku masa bodo.
"Tapi may?"
"Tidak ada tapi-tapi ya mas. Ini keputusan aku final." Ucapku tanpa minta di bantah.
"Baik lah may, kamu yang atur."dengan suara lirih nya.
"Ok mas, aku harap ibu tidak menganggu semua keputusan ku di rumah ini mas. Kalau sampai ibu menganggu keputusan aku dan rumah tangga kita. Lebih baik kita berpisah." Jawab ku dengan muka datar dan tenang.
"Bbbaaaiikk may. Nanti mas bilang ibu. Tapi kamu jangan bilang pisah ya may. Mas tidak mau kehilangan kamu."jawab mas adam dengan muka pias putih.
"Semua tergantung kamu mas. Sekali kamu melakukan kesalahan. Jangan salahkan aku yang meninggalkan mu. Kamu tahukan hal yang paling aku benci?? P E R S E L I N G K U H A N dan P E N G K H I A N A T A N." Dengan penekanan di setiap kata-kata.
"I...yaaaa may. Hmmmm... may, mas boleh kan minta jatah." Rayu nya dengan genit.
"Baik mas."jawabku.
Walaupun hati ini menolak tapi aku berusaha menerima setiap sentuhan-sentuhan yang mas adam berikan. Selesai pergulatan kami. Mas adam langsung tertidur dengan lelap nya. Aku bangun dengan hati-hati agar tidak menganggu tidur mas adam. Menuju kamar mandi. Aku membersihkan diri dengan berlinangan air mata. Aku harus kuat dan tegar. Aku harus tegas terhadap mas adam dan semua keluarga nya terutama wanita ular itu. Tekad ku sudah bulat.
Hari berganti hari telah terlewatkan tak terasa sudah dua bulan kondisi rumah penuh dengan hawa dingin. Walaupun banyak orang di rumah. Bukan berarti suasana rumah nyaman. Sudah ada 2 ART baru yang bekerja di rumah. Semua bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.
Wanita ular itu masih memerankan peran nya sebagai nyonya di rumah. Berusaha untuk menganti tugas ku sebagai istri sah dari mas adam. Untung saja semua masih berada dalam kendali ku.
Selama dua bulan ini aku sudah mulai merintis usaha kecil-kecilan bersama sahabat baik ku waktu kuliah dulu, anita. Kami berdua membuka usaha butik. Bekerja sama dengan sofi. Dan alhamdulillah usaha yang kami mulai jalan dengan baik. Walaupun keuntungan yang kami dapat belum besar tapi kami cukup memperkejakan beberapa karyawan untuk membantu usaha kami.
Saat ini aku sedang mengandung anak mas ada. Awal nya aku sedikit pun tidak curiga. Tamu bulanan yang biasa tepat waktu datang. Tiba-tiba telat. Sehingga membuat ku meminta mbok untuk membelikan beberapa alat tes kehamilan dengan beberapa merek. Dan hasil nya dua garis merah muncul. Aku berucap syukur kepada Sang Pencipta. Dengan kondisi rumah tangga seperti ini tidak berpengaruh dengan kehamilan ku.
Aku mengajak mbok jum untuk menemaninya ke dokter kandungan. Syukur alhamdulillah kondisi kehamilan ku dalam kondisi sehat. Dokter memberikan vitamin untuk ku minum. Tak lupa memberikan nasehat apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan sewaktu hamil.
Aku sengaja tidak memberi tahukan kepada mas adam. Karena wanita ular itu pun sedang mengandung anak mas adam. Usia kehamilan yang sudah berjalan 4 bulan. Padahal mereka baru menikah beberapa bulan yang lalu. Berarti mas adam dan wanita ular itu sudah lama berhubungan tanpa sepengetahuan ku.
Ada keinginan ku untuk memutuskan ikatan pernikahan aku dan mas adam. Tapi aku berfikir ulang. Jika aku memilih mundur berarti kemenangan untuk wanita ular tersebut.
Jika ditanya perasaan ku kepada mas adam bisa langsung ku jawab. Rasa cinta yang dulu pernah ada. Sudah hilang tak tersisa. Rasa luka yang mas adam berikan sudah bernanah. Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memilih.