NovelToon NovelToon
Perjalanan Cinta Dokter Zonya

Perjalanan Cinta Dokter Zonya

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Paksaan Terbalik / Menikah Karena Anak
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.5
Nama Author: Ratu jagad 02

9

Pernikahan adalah cita-cita semua orang, termasuk Dokter Zonya. Namun apakah pernikahan masih akan menjadi cita-cita saat pernikahan itu sendiri terjadi karena sebuah permintaan. Ya, Dokter Zonya terpaksa menikah dengan laki-laki yang merupakan mantan Kakak Iparnya atas permintaan keluarganya, hanya agar keponakannya tidak kekurangan kasih sayang seorang Ibu. Alasan lain keluarganya memintanya untuk menggantikan posisi sang Kakak adalah karena tidak ingin cucu mereka diasuh oleh orang asing, selain keluarga.

Lalu bagaimana kehidupan Dokter Zonya selanjutnya. Ia yang sebelumnya belum pernah menikah dan memiliki anak, justru dituntut untuk mengurus seorang bayi yang merupakan keponakannya sendiri. Akankah Dokter Zonya sanggup mengasuh keponakannya tersebut dan hidup bersama mantan Kakak Iparnya yang kini malah berganti status menjadi suaminya? Ikuti kisahnya

Ig : Ratu_Jagad_02

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

"Tuan" Mbok Ijah mengangguk saat menyadari Sean berada didekat mereka

"Bagaimana keadaan Nai, Mbok?" tanya Sean, pandangannya tak teralihkan dari Naina yang berada dalam gendongan Zonya

"Non Nai sudah lebih baik Tuan"

"Syukurlah" Sean melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya yang sudah menunjukkan waktu yang cukup siang "Mataharinya sudah mulai meninggi. Nai pasti gerah kalau harus berjemur lebih lama" kali ini ucapan Sean tentu saja tertuju pada Zonya

Zonya melihat keatas. Benar saja, matahari benar-benar sudah mulai meninggi. Bahkan cuaca 'pun semakin terasa panas "Tolong bantu dorongkan ya Mbok" pinta Zonya

"Siap, Nya..." ucapan Mbok Ijah seakan melayang di udara saat Sean langsung gerak cepat mengambil alih kursi roda yang ditempati Zonya

"Biar aku saja. Mbok pasti capek"

Sean langsung mendorong kursi roda Zonya tanpa menghiraukan apapun lagi. Sedangkan Mbok Ijah terlihat tersenyum saat melihat Sean yang begitu peduli. Walaupun Mbok Ijah sendiri tidak tahu untuk siapa kepedulian Sean sebenarnya. Apakah kasihan yang Sean tunjukkan adalah untuknya karena merasa kasihan melihat ia yang sudah tidak lagi muda atau Sean kasihan melihat Naina kepanasan, dan memutuskan untuk mendorong kursi Zonya agar mereka bisa segera berteduh. Entahlah...

Selama diperjalanan menuju ruang perawatan Naina. Bayi gembul itu terlelap. Mungkin efek hangat karena habis berjemur, ditambah kehangatan dekapan Zonya membuatnya merasa hangat dan tertidur lelap. Zonya yang menyadari Naina tertidur 'pun tidak mempermasalahkan. Ia justru menepuk punggung bayi gembul itu agar semakin nyaman

"Mbok..." panggil Zonya saat mereka telah tiba di ruangan

"Ya Nya?"

"Tolong bantu baringkan Nai di ranjang ya"

"Baik Nya"

Mbok Ijah langsung mengambil alih Naina dari pangkuan Zonya. Ia langsung merebahkan bayi gembul itu di ranjang dan menyelimutinya. Sedangkan Sean, tanpa banyak kata, ia kembali mendorong kursi roda Zonya untuk kembali keluar

"Kita akan ke mana, Mas?" tanya Zonya

Sean tidak berucap apapun. Ia justru mempercepat dorongannya pada kursi roda Zonya dan membawanya menuju taman belakang rumah sakit, dimana hanya ada mereka berdua di sana

"Kenapa kita ke sini?" tanya Zonya

"Mari kita berdamai demi Naina" ucap Sean

"Berdamai demi Naina?" Zonya tersenyum sinis "Mas tidak sedang bermimpi 'kan?"

"Aku serius Zoe"

Mendengar jawaban Sean, Zonya menatap wajah laki-laki itu dengan begitu lekat "Dengar Mas, sejak awal aku tidak pernah memusuhimu, justru kau 'lah yang menunjukkan ketidak sukaanmu padaku dengan begitu nyata. Jadi wajar bukan kalau aku merasa apa yang kau ucapkan ini adalah hal yang lucu"

Sean mengangguk, karena memang apa yang Zonya katakan sepenuhnya adalah benar. Sejak awal, dirinya 'lah menunjukkan permusuhan pada Zonya. Bahkan ia sendiri pula yang mengatakan tidak peduli pada apapun yang terjadi pada Zonya maupun Naina. Namun kini, ia harus menurunkan egonya demi bisa melindungi Naina, putrinya. demi menjaga harga dirinya didepan Nasila saat mereka bertemu di sana nanti

"Aku mengaku bahwa itu semua adalah kesalahanku. Oleh karena itu juga aku minta maaf padamu" Sean menatap zonya dengan lekat "Jadi, maukah kau bekerja sama denganku demi Naina?" tanya Sean

"Tanpa kau minta 'pun, aku pasti akan menjaga dan menyayangi Naina. Karena dia adalah keponakanku"

"Ya, dia adalah keponakanmu" angguk Sean

*

Setelah apa yang mereka bicarakan di taman rumah sakit pagi tadi. Kini Zonya dan Sean sedang berada di ruangan Dokter Kenan untuk mendengarkan lebih lanjut mengenai penanganan penyakit Naina

"Itu artinya, Naina sudah boleh kami bawa pulang, Dok?" tanya Zonya pada Dokter Kenan

"Benar, gagal ginjal yang akut yang Naina alami masih tergolong ringan, sehingga kita tidak perlu melakukan cuci darah atau pengobatan berat. Saya hanya akan menyarankan untuk Dokter dan suami agar menjaga pola makan Naina dan mengatur konsumsi air putih untuk Naina. Setiap satu minggu sekali, saya juga akan memeriksa keadaan Naina untuk mengontrol kadar elektrolit dalam tubuhnya" jelas Dokter Kenan lebih lanjut

"Baik Dok, kalau begitu kami akan membawa Naina pulang siang ini"

"Silahkan"

Zonya bangkit dan menjabat tangan Dokter muda dihadapannya itu, diikuti oleh Sean. Setelah itu keduanya langsung kembali menuju ruang rawat Naina. Begitu tiba di sana, terlihat Mbok Ijah dan Naina yang tengah tertawa. Hal itu tentu membuat Zonya merasa senang, sebab selama tiga hari di rumah sakit, keadaan Naina benar-benar menunjukkan perubahan

"Mbok..." panggil Zonya

Mbok Ijah berbalik saat merasa terpanggil "Tuan... Nyonya..."

"Kita pulang pagi ini ya"

"Non Nai sudah diizinkan pulang, Nya?"

"Iya Mbok, Nai akan dirawat jalan. Kita hanya akan ke rumah sakit seminggu sekali untuk check up"

"Syukurlah kalau begitu, Mbok senang mendengarnya" Mbok Ijah mengusap pipi gembul Naina dengan haru, karena bagaimana 'pun ia sudah menganggap Naina seperti cucunya sendiri

Zonya langsung mengambil tas pakaiannya dan membereskan semua perlengkapan mereka. Sean yang melihat tentu saja ikut membantu berberes. Karena bagaimanapun, ia sudah berjanji untuk bersama-sama mengurus Naina, dan perlengkapan yang sedang Zonya bereskan adalah milik Naina, maka dari itu ia merasa harus membantu

"Ehh Tuan, Nyonya... Kenapa tidak meminta Mbok yang bereskan?" tanya Mbok Ijah sungkan

"Tidak apa-apa Mbok. Mbok 'kan sedang menggendong Nai. Kalau aku ambil, takut Nai malah menangis" Zonya masih fokus pada kegiatannya. Begitu selesai, ia lekas membawa tas berukuran besar itu untuk keluar

"Sini, biar aku saja yang bawa" Sean langsung mengambil tas ditangan Zonya. Membuat Mbok Ijah yang belum mengerti apa yang terjadi pada Tuan dan Nyonya-nya di taman tadi pagi menjadi terkejut. Pasalnya, Sean dan Zonya terlihat cukup bersahabat saat ini

Sama hal-nya dengan Mbok Ijah, Zonya 'pun juga merasa terkejut dengan perubahan Sean yang ternyata secepat itu. Namun itu hanya berlaku sesaat. Karena didetik berikutnya, ia langsung mendekati Mbok Ijah dan meminta Naina untuk beralih ke gendongannya

"Shut... Sini sama Aunty ya" Zonya menepuk pelan punggung anak itu agar nyaman saat berpindah ke pelukannya

"Sudah 'kan? Ayo kita jalan" ajak Sean

Sean berjalan lebih dulu keluar rumah sakit, diikuti oleh Zonya dan Mbok Ijah. Begitu tiba di parkiran, Sean langsung membuka pintu mobil milik Zonya dan langsung masuk kedalamnya

"Bukannya tadi pagi Mas datang dengan mobil sendiri?" tanya Zonya

"Aku sudah minta Mang Cecep memulangkan" Sean langsung menghidupkan mesin mobil "Tidak ada lagi yang tertinggal 'kan?"

"Tidak, Tuan" jawab Mbok Ijah

Sean mengangguk dan langsung melajukan kendaraannya untuk pulang ke rumah mereka. Sepanjang jalan, ada saja celotehan Naina. Bayi gembul itu seakan ingin bercerita panjang lebar pada orang-orang terdekatnya. Namun karena halangan bahasa planet yang ia kuasai, jadilah Zonya, Mbok Ijah, maupun Sean hanya diam tanpa menanggapi

1
ayu eka2169
Luar biasa
aca
katanya dokter tp kek gk punya ilmu
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
di novel liat bayangan orang mati apalagi orang terdekat biasanya b aja cenderung seneng klu di dunia nyata jangankan seneng menetap ditempat aja blm tentu kerna udh pasti lari duluan😭😭
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀: kan😭😭😭🤣
Cinnn: Iya ya kak.
Kalo di dunia nyata mah ngga bakal bisa bergerak dari satu tempat, bahkan buat napas aja susah😀
total 2 replies
Aini 1997
tinggal anggep seperti ank kandung knapa lo zoy biarpun blum pnya ank jg
Ati Rohayati
Luar biasa
Yukeu Nadhira
wah wah ada yang kongkalikong nih
Yukeu Nadhira
kurang lebih mirip
abcdefg
Lumayan
Blurr
suasana romantis hilang seketika 😭😭
Cinnn: wkwk/Chuckle/
total 1 replies
Blurr
zonya kan dokter yaa. tapi kanapa dalam cerita ini tidak menunjukkan karakter seorang dokter yg tenang dan tau apa yg harus dilakukan saat keadaan darurat.
Yayi Maryati: iya bingung diktor kovawam ma orang sakit ,spa cmn gelar aja yah
Blurr: cemangat 💪
total 4 replies
tuti sriyono
Luar biasa
Mamak QiaLea
Buruk
Mamak QiaLea
Biasa
Cinnn
Hai semuanya, aku udah update karya baru yang berjudul Kisah Manis Seorang Penulis. Jangan lupa baca dan tinggalkan dukungannya ya. Terima kasih.
Khotinah Busro
ini crita ga nyambung banget katanya zonya dr tpi ga tau spa"katanya yang punya rumah sakit tpi di tanya keluarganya aneh deh
Cinnn: Simpelnya, orang yang teman saya kenal, belum tentu saya juga kenal.
Cinnn: Kan dokter yang naganin Zonya ngga krnal sama Amir. Amir 'kan pengusaha, bukan dokter seperti mereka. Lagian wajar dokter itu nanya apakah ada hubungan kekerabatan antara Zoe dan Amir, karena dokter itu tidak mengetahui semua anggota keluarga Zoe. Mohon dipahami lagi deh kak.
total 2 replies
Sastri Dalila
👍👍👍
Win Non
kereeeen🥰🥰
andi hastutty
bagus ceritanya bahagia dan tidak banyak dramanya hehehhe
andi hastutty
bahagia slalu
andi hastutty
Alhamdulillah lahir laki2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!