Akan Kutemukan Peggantimu

Akan Kutemukan Peggantimu

Rencana Kejutan

Aroma kopi yang menguar dari dapur membangunkan pagi di rumah bеrukuran sedang itu. Wilda Sugandi yang berdiri di dekat kompor, tangannya cekatan menyiapkan sarapan. Hari ini adalah hari Senin, yang berarti suaminya, Arya Dwipangga, harus berangkat kerja.

"Sayang, kopinya sudah siap," panggil Wilda dari dapur. Arya, yang baru saja selesai mandi, segera menghampiri.

"Wah, аromanya enak sekali. Kamu memang istri yang baik," pujinya sambil mengecup singkat kening Wilda.

"Ah, bisa saja," jawab Wilda sambil tersenyum malu.

"Ini sarapannya sudah siap juga. Kamu mau makan nasi goreng atau roti bakar?"

"Nasi goreng saja deh. Sudah lama aku tidak makan nasi goreng buatanmu," kata Arya sambil duduk di kursi meja makan.

Wilda menuangkan nasi goreng ke piring Arya, tak lupa menambahkan telur mata sapi dan kerupuk sebagai pelengkap.

"Ini dia, nasi goreng spesial ala Wilda," ujarnya sambil menyodorkan piring tersebut.

Arya menerima piring itu dengan senang hati. "Terima kasih, sayang. Kamu memang yang terbaik," katanya sambil mulai menyantap sarapannya.

"Makan yang banyak ya, Sayang. Hari ini kamu ada meeting penting kan?" tanya Wilda sambil menuangkan teh hangat ke cangkir Arya.

"Iya, nih. Ada pertemuan untuk launching produk baru nanti siang," jawab Arya.

"Semoga saja semuanya berjalan lancar."

"Pasti lancar kok. Kamu kan hebat," kata Wilda menyemangati.

"Oh ya, nanti malam kita makan malam di luar yuk? Aku ingin mencoba restoran baru di dekat kantor kamu."

"Boleh saja. Aku juga sudah lama tidak mengajak kamu makan malam di luar," kata Arya.

"Nanti aku реsankan tempatnya."

"Asyik!" Wilda berseru senang.

"Kalau begitu, aku mau siap-siap dulu ya. Nanti kita berangkat kerja sama-sama."

"Oke," jawab Arya.

"Aku juga mau siap-siap lagi."

Keduanya kemudian makan sarapan dengan tenang, sambil sesekali bertukar cerita ringan. Setelah selesai, Arya berangkat kerja, Wilda mengantar Arya hingga depan pintu rumah, lalu mencium tangannya sebelum akhirnya Arya pergi dengan mobilnya.

Wilda melambaikan tangan hingga mobil Arya menghilang dari pandangan. Ia kemudian masuk kembali ke dalam rumah, bersiap untuk menjalani hari yang menyenangkan.

****

Ruang rapat kantor pemasaran itu penuh sesak. Para direksi dan staf pemasaran tampak antusias mendengarkan presentasi yang disampaikan oleh Arya Dwipangga. Hari ini adalah hari yang penting bagi perusahaan mereka. Mereka akan segera meluncurkan produk baru yang telah lama dinanti-nantikan. Arya, sebagai ketua tim pemasaran, berdiri di depan layar proyektor. Dengan penuh percaya diri, ia memaparkan fitur-fitur unggulan dari produk baru tersebut. Sesekali ia melemparkan pertanyaan kepada peserta rapat untuk memastikan bahwa mereka memahami apa yang ia sampaikan.

"Bapak dan Ibu sekalian, produk yang akan kita luncurkan ini adalah jawaban atas kebutuhan pasar saat ini," ujar Arya dengan suara lantang.

"Produk ini memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh produk lain yang standar saja. Saya yakin, produk ini akan menjadi pemimpin pasar dalam waktu singkat."

Arya kemudian menjelaskan lebih lanjut mengenai strategi pemasaran yang akan mereka lakukan. Ia juga memaparkan hasil riset pasar yang menunjukkan bahwa produk mereka memiliki potensi yang sangat besar untuk sukses. Para peserta rapat tampak sangat tertarik dengan apa yang disampaikan oleh Arya. Beberapa di antara mereka mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas. Arya dengan sabar menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Setelah rapat selesai, para peserta memberikan tepuk tangan yang meriah. Mereka merasa kagum mereka atas penjelasan yang telah disampaikan oleh Arya.

"Saya sangat tertarik dengan presentasi yang Anda sampaikan, Pak Arya," ujar salah satu peserta.

"Saya yakin, produk ini akan sukses besar di pasaran."

"Terima kasih atas dukungannya," jawab Arya sambil tersenyum. "Saya berharap kita semua dapat bekerja sama untuk mencapai kesuksesan produk ini."

Arya kemudian berjalan menuju tempat duduknya dengan perasaan lega. Ia tahu bahwa presentasi yang ia sampaikan hari ini berjalan dengan lancar. Ia berharap, peluncuran produk ini akan menjadi langkah awal yang baik bagi kesuksesan produk baru mereka.

****

Di tengah rapat yang sedang berlangsung, handphone Arya bergetar. Ia melirik layar handphonenya dan melihat nama Agustine tertera di sana. Ia nampak mengernyitkan dahi, namun kemudian mengangkat telepon tersebut.

"Halo, Gus?" sapa Arya agak berbisik agar tidak mengganggu rapat yang masih berjalan.

"Arya, ini aku, Agustine," jawab suara di seberang telepon. "Kamu lagi sibuk ya? Maaf mengganggu."

"Tidak apa-apa, Gus. Aku sedang sibuk sedikit," jawab Arya. "Ada apa ya?"

"Aku cuma mau mengajak kamu bertemu nanti siang di cafe dekat kantor kamu," kata Agustine.

"Aku ada hal yang ingin disampaikan sama kamu."

Arya nampak terdiam. Ia nampak bingung dengan ajakan Agustine ini. Pasalnya, mereka sudah lama tidak bertemu.

"Boleh saja," jawab Arya kemudian. "Nanti aku kabari lagi kalau sudah selesai rapatnya."

"Oke deh. Ditunggu ya," kata Agustine. "Oh ya, Arya. Ini hal penting lho."

"Iya, Gus. Ada apa?" tanya Arya penasaran.

"Nanti saja ya aku cerita di cafe," jawab Agustine.

"Sudah dulu ya, Arya. Aku harus pergi dulu."

"Oke, Gus," jawab Arya. "Sampai nanti."

Agustine kemudian mematikan teleponnya. Arya menghela napas sedikit. Ia sedikit penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan oleh Agustine. Namun, ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya terlebih dahulu. Ia harus fokus dengan rapat yang sedang berlangsung.

Setelah rapat selesai, Arya segera menghubungi Agustine untuk memastikan pertemuan mereka nanti siang. Ia sudah tidak sabar ingin mengetahui apa yang ingin dibicarakan oleh teman baik istrinya itu.

****

Arya tiba di cafe yang telah disepakati. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, mencari sosok Agustine. Tak lama kemudian, ia melihat seorang wanita yang duduk di salah satu sudut cafe. Wanita itu mengenakan pakaian yang agak terbuka, sesuatu yang tidak pernah Arya lihat sebelumnya dari Agustine. Ia terkejut, namun tetap menghampiri wanita tersebut.

"Gus?" sapa Arya ragu.

Wanita itu menoleh dan tersenyum. "Arya! Sini, aku udah pesan minum untukmu," katanya.

Arya menghampiri dan duduk di depan Agustine. Ia masih terkejut dengan penampilan Agustine yang berbeda dari terakhir kali ia bertemu dengannya.

"Kamu berbeda ya, Gus," kata Arya.

Agustine tertawa. "Ah, masa? Aku cuma ingin mencoba gaya baru saja," jawabnya.

"Kamu sendiri bagaimana kabarnya? Sudah lama kita tidak bertemu."

"Baik, Gus. Aku baik," jawab Arya. "Kamu sendiri bagaimana kabarnya? Aku dengar kamu tinggal di Prancis cukup lama."

"Iya, aku baru saja kembali ke Indonesia," kata Agustine. "Aku ingin membuat kejutan untuk Wilda, sahabatku."

"Oh ya? Kapan kamu mau menemuinya?" tanya Arya.

"Aku belum tahu," jawab Agustine. "Aku ingin membuat kejutan yang benar-benar menyenangkan untuknya. Aku butuh bantuanmu, Arya."

"Tentu saja aku akan membantu," kata Arya. "Ada ide?"

Agustine berpikir. "Aku ingin membuat pesta kecil untuknya," katanya. "Kamu tahu kan, Wilda sangat suka dengan pesta."

"Ide bagus," kata Arya. "Tapi, bagaimana caranya kita membuat pesta tanpa sepengetahuan Wilda?"

"Itu dia masalahnya," kata Agustine. "Aku butuh bantuanmu untuk merahasiakan ini darinya."

"Tenang saja, aku akan membantumu," kata Arya. "Aku akan mencari cara untuk membuat pesta ini berhasil."

Agustine tersenyum lega. "Terima kasih banyak, Arya," katanya. "Kamu memang yang terbaik."

"Sama-sama, Gus," jawab Arya. "Aku juga senang bisa membantu."

Namun tentu saja ada niatan terselubung Agustine untuk mendapatkan sesuatu yang akan menghancurkan Wilda.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Mampir 👍♥️

2025-02-15

1

lihat semua
Episodes
1 Rencana Kejutan
2 Soal Hamil
3 Kejutan Sahabat dan Godaan Pada Suami
4 Ibu Minta Datang
5 Jebakan Sang Sahabat
6 Foto Pembuat Curiga
7 Bercerai Jalan Terbaik
8 Pergi Dari Rumah dan Hinaan (Mantan) Mertua
9 Pulang Ke Rumah Ibu
10 Masih Saja Berusaha
11 Pria Asing Baik Hati
12 Menjadi Bahan Gosip
13 Kita Berteman
14 Amarah yang Meluap
15 Usaha Rujuk yang Gagal
16 Petaka Ketika Mertua Datang
17 Membalas Hinaan Karena Tidak Terima
18 Cerai
19 Kehidupan Setelah Berpisah
20 Malam Pertama Gagal
21 Sombongnya Mantan Mertua
22 Nasib Baik Selalu Berpihak
23 Biang Gosip Kena Mental
24 Dendam Bu Emi
25 Hasutan Pembawa Bencana
26 Sang Mantan Mertua Menyimpan Dendam
27 Ketika Dua Wanita Penuh Dendam Bersatu
28 Rumah yang Sudah Rata Dengan Tanah
29 Saya Suka Dia
30 Hasutan yang Seperti Bom Meledak
31 Kembali Tak Tahu Arah
32 Semakin Menjadi
33 Menerima Pinangan Pria Bule
34 Pernikahan Itu Tiba
35 Fakta yang Baru Arya Tahu
36 Bahagia Setelah Menikah
37 Akhirnya Ketahuan dan Adanya Ambisi Jahat
38 Penangkapan Agustine
39 Salat Subuh Berjamaah
40 Talak yang Jatuh
41 Membawa Istri Bersama
42 Tudingan Jahat
43 Siasat Licik Dari Ibu Tiri
44 Wali Kota Turun Tangan
45 Bantuan Untuk Elizabeth
46 Kekuatan Doa
47 Rencana Wilda
48 Ramadhan yang Terasa Berbeda
49 Kuasa Bulan Suci
50 Hukuman Lain Sudah Menanti
51 Bahagia Itu Datang Akhirnya
52 Akhir Kebahagiaan Mereka
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Rencana Kejutan
2
Soal Hamil
3
Kejutan Sahabat dan Godaan Pada Suami
4
Ibu Minta Datang
5
Jebakan Sang Sahabat
6
Foto Pembuat Curiga
7
Bercerai Jalan Terbaik
8
Pergi Dari Rumah dan Hinaan (Mantan) Mertua
9
Pulang Ke Rumah Ibu
10
Masih Saja Berusaha
11
Pria Asing Baik Hati
12
Menjadi Bahan Gosip
13
Kita Berteman
14
Amarah yang Meluap
15
Usaha Rujuk yang Gagal
16
Petaka Ketika Mertua Datang
17
Membalas Hinaan Karena Tidak Terima
18
Cerai
19
Kehidupan Setelah Berpisah
20
Malam Pertama Gagal
21
Sombongnya Mantan Mertua
22
Nasib Baik Selalu Berpihak
23
Biang Gosip Kena Mental
24
Dendam Bu Emi
25
Hasutan Pembawa Bencana
26
Sang Mantan Mertua Menyimpan Dendam
27
Ketika Dua Wanita Penuh Dendam Bersatu
28
Rumah yang Sudah Rata Dengan Tanah
29
Saya Suka Dia
30
Hasutan yang Seperti Bom Meledak
31
Kembali Tak Tahu Arah
32
Semakin Menjadi
33
Menerima Pinangan Pria Bule
34
Pernikahan Itu Tiba
35
Fakta yang Baru Arya Tahu
36
Bahagia Setelah Menikah
37
Akhirnya Ketahuan dan Adanya Ambisi Jahat
38
Penangkapan Agustine
39
Salat Subuh Berjamaah
40
Talak yang Jatuh
41
Membawa Istri Bersama
42
Tudingan Jahat
43
Siasat Licik Dari Ibu Tiri
44
Wali Kota Turun Tangan
45
Bantuan Untuk Elizabeth
46
Kekuatan Doa
47
Rencana Wilda
48
Ramadhan yang Terasa Berbeda
49
Kuasa Bulan Suci
50
Hukuman Lain Sudah Menanti
51
Bahagia Itu Datang Akhirnya
52
Akhir Kebahagiaan Mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!