dia menjadi seorang yatim piatu setelah ayahnya tiada.
dan meninggalkan dirinya yang sakit sakitan bersama sang ibu tiri.
perhatian orang baru dalam kegersangan dan kesendiriannya membuatnya sedikit terlena dan lupa.
setitik bahagia coba ia rajut bersamanya.
namun...
dia adalah kakak tirinya.
mampukah ia menata kembali hidupnya saat ia tahu siapa sebenarnya laki laki yang di perkenalkan sang ibu tiri sebagai kakak tirinya itu ?!
sementara sesuatu yang berharga miliknya telah di renggut oleh seseorang itu.
simak cerita baru aku ya....
cinta dalam bara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34 mengembalikan dan memutuskan
Raha tersenyum lembut kepada Anthony yang sontak berdiri begitu melihatnya.
" hai...apa kabar... ?! " sapa Raha kepada Anthony.
" Raha...aku....." Anthony tergagap.
Ada rasa bersalah dan entah apa lagi yang kini tengah berkecamuk di dalam dadanya.
Melihat reaksi Raha yang seperti itupun,
Diam diam Anthony sedikit merasa takut.
Raha masih menatapnya,
Lagi lagi gadis itu pun masih menyunggingkan senyum pada kepadanya.
Andai Anthony,
Apa yang sebenarnya kini tengah di rasakan gadis yang nampak tenang dan baik baik saja di hadapannya itu.
sungguh saat ini hati Raha sangatlah hancur.
Hatinya terasa begitu sakit tak terperih, hingga dadanya terasa sesak.
Laki laki itu telah menyemai benih benih cinta di hatinya.
Dan ketika benih itu telah tumbuh, Anthony justru mengabaikannya.
Namun mati matian ia mencoba untuk sadar diri,
Ia tak berhak menyalahkan Anthony.
Apapun yang di lakukan dan menjadi pilihan Anthony.
Itu adalah hak laki laki itu.
" Maaf mengganggu, aku hanya ingin mengembalikan ini padamu..." kata Raha sembari menarik jemari Anthony dan meletakkan cincin berlian pemberian pemuda itu pada telapak tangan pria muda itu.
Anthony menunduk dan menatap cincin di telapak tangannya itu.
Kemudian ia mendongak dan menatap Raha kembali.
" Raha...
Ini...
Tapi ini...." Anthony semakin tergagap karenanya.
" maaf, aku... merasa tak pantas menerimanya, berikan cincin itu kepada seseorang yang lebih berhak " jawab Raha kemudian masih dengan senyum yang masih tersungging di bibirnya.
" sudah...
Silahkan lanjutkan... " lanjut Raha kepada Anthony yang berdiri termangu menatapnya dengan kebingungan.
" Maaf kakak...aku sedikit mengganggu waktumu " kata Raha lagi, kali ini ia menoleh dan menatap wanita cantik yang duduk bersama Anthony tadi sembari menangkup kedua telapak tangannya di depan dada.
Tak lupa senyum hangat juga ia berikan kepada gadis itu.
Setelahnya,
Tanpa menunggu jawaban, Raha memutar tubuhnya dan melangkah berlalu dari tempat itu.
Sementara Anthony,
Laki laki itu termangu dalam berdirinya. Sungguh ia tak menyangka Raha akan melihat ia bersama Wendy.
Sebenarnya tujuannya mendekati Wendy hanya ingin meyakinkan perasaannya terhadap Raha.
Ia butuh waktu untuk meyakinkan diri,
Apakah ia memang bisa menerima gadis itu berikut dengan masa lalunya atau tidak.
" Raha...!! "
Anthony kembali menyebut nama Raha, ia bersiap mengejar Raha dan ingin menjelaskan semua pada gadis itu.
Tapi langkahnya tiba tiba terhenti.
" Anthony....
Kau mau kemana ?! Kau tidak berniat meninggalkan aku begitu saja di sini kan ?! " sebuah suara seolah menyadarkan Anthony dan menghentikan niat laki laki itu untuk mengejar Raha.
Anthony menatap wajah cantik yang duduk di hadapannya itu.
Keraguan tiba tiba kembali menguasai jiwanya.
Akhirnya ia pun kembali duduk,
( aku butuh waktu untuk meyakinkan diriku sendiri Raha....
aku harap kau akan mengerti itu )
Kata Anthony kemudian di dalam hati.
Matahari telah tenggelam keperaduannya beberapa jam yang lalu.
Raha terlihat duduk di sisi pembaringan sendirian sejak tadi.
Mukena masih ia kenakan,
Saat ini gadis itu nampak menoleh dan menatap kearah luar jendela kamarnya.
Tatapan matanya nampak kosong dan penuh dengan kesedihan.
Beban berat seolah terpikul di pundaknya.
Kerlap kerlip lampu gedung gedung bertingkat di hadapannya menghiasi pemandangan di hadapannya.
Akan tetapi,
Pemandangan indah itu sama sekali tak terlihat di matanya.
Entah apa yang sebenarnya kini tengah ia lihat dan tengah ia rasakan.
Namun yang pasti,
Saat ini Raha benar benar merasa terpuruk,
untuk yang kesekian kalinya ia merasa dunia kembali mencampakkan dan memperlakukan dirinya dengan tak adil.
Hatinya hancur berkeping keping untuk kedua kalinya setelah ia mengetahui kebenaran Leon dan Calista waktu itu.
Kini rasa sakit itu seolah terulang dan kembali ia rasakan.
Lagi lagi ia kembali di campakkan bagai sampah yang tak berharga
Setelah Leon yang menghilang begitu saja tanpa kabar setelah merenggut kehormatannya.
Kemudian dokter Zani,
Dokter muda tiba tiba menghilang begitu saja setelah memberinya perhatian yang begitu luar biasa.
Dan terakhir....
Anthony,
Raha memejamkan mata kala ingatannya kembali pada Anthony.
Gambaran Anthony tersenyum cerah kepada sosok gadis di hadapannya membuat hatinya sakit dan perih bagai di remas remas.
" apa salahku ?! Kenapa rasa sakit ini harus selalu aku rasakan...." desisnya pelan dengan tatapan mata masih setia ke arah luar jendela.
" papa....
Kumohon, bawa aku bersamamu...." bisiknya pelan tak bertenaga.
Sementara tangannya meremas dengan kuat kain seprai tempat tidurnya.
Tangannya semakin kuat meremas kain seprai ketika memorynya kembali pada malam kelamnya bersama Leon.
" Leon...
Aku membencimu.....
Aku sangat membencimu, jika ada seseorang yang ingin aku bunuh.
Itu adalah kamu Leon....
Semoga kita tak akan lagi pernah bertemu " desis Raha dengan suara pelan dan bergetar penuh kemarahan dan kebencian juga dendam.
Giginya bergemerutuk menahan amarah.
Tok tok tok....
Suara ketukan pada pintu kamarnya membuyarkan Raha pada lamunannya dan membawanya kembali tersadar.
gadis itu menoleh pada pintu kamarnya.
cklek...
Pintu kamar Raha terbuka dan menampilkan sosok bibik Mira yang masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan berisi makanan.
" nona,
Makan dulu, mumpung masih hangat " kata bibik Mira.
" iya bik terimakasih,
Maaf merepotkan bibi..." jawab Raha sambil tersenyum.
" tidak nona,
bibik senang sekali bisa masak lagi untukmu.
rasanya sudah sangat lama bibik tidak masak untukmu.
Bibik sangat rindu memasak untukmu.
Selama di sini, bibik hampir tidak pernah memasak untukmu karena nona selalu mendapatkan kiriman makanan pagi siang dan malam hari setiap hari " jawab bibik Mira.
Raha memang meminta bibik Mira memasak untuknya, tadi ia sempat mengajak wanita baya itu kepasar tradisional yang mereka lewati saat mereka kembali dari rumah sakit tadi.
Dan Raha juga meminta bibik Mira agar mengembalikan makanan yang di kirimkan Anthony kepadanya.
Raha sudah memutuskan,
Ia tak ingin lagi berhungan dengan Anthony.
" bibik...
Aku akan pergi dari sini.
Apakah bibik ingin tetap bersamaku ?! ataukan bibik akan kembali saja ke desa ?!
Jangan khawatir, aku akan menyiapkan pesangon untuk bibik " kata Raha di sela sela makannya.
Bibik Mira menatap sedih sosok gadis berwajah pucat dan nampak semakin kurus di hadapannya itu.
Perlahan wanita baya itu menggelengkan kepalanya.
" bibik akan tetap ikut kemanapun nona akan pergi, jangan pikirkan akan pesangon atau apalah itu " jawab Bibik Mira.
Raha menghentikan suapannya dan menatap wanita baya itu.
" aku tidak akan sanggup membayar gaji bibik nanti "
" sudah aku bilang nona...
Jangan khawatirkan itu,
Bibik hanya ingin menemanimu nona " jawab bibik Mira lagi yang membuat Raha terharu.
" kau tahu bibik hanya tinggal sendiri sekarang...
Anak anak bibik sudah berumah tangga semua.
Biarkan bibik merawatmu " lanjut bibik Mira.
" aku ingin pergi sejauh mungkin dari tempat ini bibik. Aku ingin hidup dengan tempat dan suasana yang baru.
Aku akan menjual apartemen ini untuk biaya hidupku ke depannya nanti " kata Raha.
" bibik akan membantu nona menghasilkan uang, bagaimana jika bibik berjualan di tempat baru kita nanti...nona setuju ?! " tawar bibik Mira.
Raha tertawa mendengar ucapan ibu asuhnya itu.
" bibik lucu...
Aku tidak akan kekurangan jika hanya untuk memberi makan bibik.
Bibik tidak usah bekerja atau apalah itu yang tadi bibik katakan padaku.
Cukup rawat saja aku yang penyakitan ini bibik..." jawab Raha.
Kata kata Raha itu membuat bibik Mira menatap sendu gadis cantik yang semakin hari terlihat semakin kurus dan pucat itu.
Ia tahu,
Raha sangat membutuhkan pengobatan dan perawatan saat ini.
Tapi itu terbentur biaya kini.
Raha tak kuasa mencairkan harta yang di tinggalkan papanya untuknya karena usianya yang di anggap masih terlalu kecil.
Andai sang papa masih ada,
Pasti nonanya itu akan mendapatkan pengobatan dan perawatan maksimal seperti dulu.
Bibik Mira tak henti merutuki Calista.
( dasar wanita ular, semoga Tuhan menghukummu dengan setimpal )
Raha bunuh diri?.
waahhh..
Lron harus selalu waspada..
jangan ada benda tajam dekat Raha..
saat ia ingin bersama Raha.
❤❤❤❤❤❤❤
jika diteruskan membuat kakak kurang nyaman..
bisa di end.
tapi mohon ada penyelesaian di tiap konflik antar tokoh..
biar gak penasaran ..
😀😀😀😀😀
mkasi banyak kak udah kadih cerita bagussss...
❤❤❤❤❤❤