NovelToon NovelToon
Perjalanan Hidup Pahlawan Kota

Perjalanan Hidup Pahlawan Kota

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Light Novel
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

karya ini murni imajinasi author jika ada kesamaan nama itu hal yang tidak di sengaja

Galang Bhaskara adalah anak yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri waktu masih bayi. Setelah Galang tepat berumur tujuh belas tahun, Galang bermimpi bertemu kakek tua bungkuk yang mengaku sebagai leluhurnya.

Bagaimana perjalanan Galang untuk menjadi pahlawan kota? Dan, akankah Galang menemukan keluarga kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertemuan ibu dan anak.

"Ngapel," jawab Galang singkat.

"Heh, kamu udah punya pacar?" ucap Bu Sari sambil menjewer Galang.

"Ga, ga, ko. Cuma kerumah temen aja."

"Ya, udah. Sana! Tapi nanti pulangnya agak maleman dikit, Bu. Ibu tidur aja, ga usah nungguin Galang."

"Hmmm."

Galang melajukan motornya ke rumah Tanty. Beberapa jam perjalanan, Galang sampai di rumah Tanty. Nampak Tanty sudah menunggu di depan gerbang dengan pakaian rapih dan terlihat sangat cantik.

Melihat Galang berhenti di depannya, Tanty langsung naik ke motor Galang.

"Buset, belum nyapa udah naik aja," ucap Galang.

"Udah, ayo! Aku ga sabar kesana."

Galang menggas motornya menuju Ketaman Asmara.

"Kita ga jadi, Lang, ke angkringan. Ketaman Asmara aja."

"Dih, ngapain kesana? Banyak orang pacaran di sana. Mending di angkringan aja, ngopi."

"Udah, kesana aja."

"Iya, deh."

Galang melajukan motornya ke Ketaman Asmara. Beberapa menit perjalanan, Galang sampai di Ketaman Asmara. Banyak pemuda-pemudi yang sedang memadu asmara di sini. Bintang bertaburan indah di mana-mana.

"Sini, Lang," ucap Tanty sambil menarik Galang.

Galang dan Tanty duduk bersampingan.

"Nty, aku mah ngomong, boleh ga?" tanya Galang.

Tanty jantung berdebar dengan kencang, menduga Galang akan menembaknya.

"Ngomong ngomong apa?" ucap Tanty terbata-bata.

"Aku mau ke toilet, udah kebelet."

Tanty reflek menabok Galang. "Ya, udah, sana! Sama ini, titip beli jajan yang banyak."

"Oke," jawab Galang tanpa dosa.

Galang berjalan mencari toilet umum. Tidak butuh waktu lama, Galang menemukannya. Galang selesai dengan panggilan alamnya, memilih ke warung membeli minuman dan makanan untuknya dan Tanty.

Selesai membeli makanan, Galang kembali ke Tanty.

"Ibu, kenapa liatin saya terus?" ucap Galang pada wanita cantik yang duduk tidak jauh darinya.

"Eh, ga papa, kamu ganteng aja, jadi enak di liatin," ucap ibu-ibu tersebut.

"Hehe, bisa aja, Bu," ucap Galang sambil berjalan pergi.

"Aku ngelihat anak itu kaya punya perasaan tersendiri," ucap ibu-ibu tersebut.

Hay, na, udah lama nunggu. Baru sebentar," ucap Ratna.

"Gimana, anak kamu udah kamu culik?" tanya Ratna.

"Halah, kemarin aja aku babak belur gara-gara pacar anaku sendiri. Apalagi nyulik dia dari Alex, bisa-bisa aku mateng dibakar idup-idup," jawab Melinda.

"Hahaha, siapa pacar anak kamu, ko bisa bikin kamu babak belur? Kamu kan punya kalung siluman itu?"

"Ga tau yang pasti, dia sangat kuat. Bahkan dia yang udah ngebunuh Groban, dia juga udah ngambil kalung miliku," ucap Melinda.

"Oh, ya udah, kita nikmati aja di sini, ga usah sedih. Ayo kesana, ngelihat bintang.

"Ayo."

Sementara itu, Galang makan jajan bersama Tanty. Tanty juga bersender di bahu Galang sambil melihat bintang-bintang.

Detak jantung Tanty sangat cepat, dan mukanya memerah karena baru pertama kali bersenderan dengan Galang.

Berbeda dengan Tanty, Galang justru biasa saja, malah hanya menikmati jajannya dan melihat bintang-bintang.

"Eh, lihat itu, Mel. Bukanya itu anakmu itu, kan anak yang tadi?" ucap Ratna pada Melinda.

"Eh, iya, itu kan Tanty. Ayo samperin."

"Ga usah, na. Aku takut ganggu dia lagi, seneng-seneng sama pacarnya. Lihat aja, dia ketawa terus, beda banget kalau sama aku," ucap Melinda.

"Udahlah, ini kesempatan kamu," ucap Ratna sambil menarik Melinda.

Hay, Tanty," ucap Ratna.

Tanty melirik kedua wanita tersebut, seketika senyumnya luntur ketika melihat ibunya.

"Itukan ibunya Tanty," gumam Galang dalam hati.

"Ngapain sih, ibu, kesini? Sana pergi!" bentak Tanty.

Orang-orang langsung melihat ke arah Tanty.

"Kamu ga boleh gitu, Nty. Dia ibu kamu, kamu harus hargain dia," ucap Galang pada Tanty.

"Astaga, anak ini ko dilihat-lihat mirip banget sama Mas Patra," ucap Ratna dalam hati.

Tanty diam mendengar ucapan Galang.

"Maafin, ibu, Nty. Ibu tau, ibu salah, udah buat kamu trauma dan beberapa kali ingin nyulik kamu. Ibu cuma pengin sama-sama kamu, Nty," ucap Melinda.

"Halah, mana ada ibu yang tega nyakitin anaknya?" ucap Tanty berjalan pergi.

"Tanty..!!" teriak Galang, tetapi tidak dihiraukan. Galang iba melihat Melinda menangis, nampak dia sangat tulus.

"Ibu, minta maaf sama kamu, Mas, karena waktu itu nyerang kamu. Ibu minta tolong, bujukin Tanty buat maafin ibu," ucap Melinda.

"Aku sudah maafin, ibu. Dan aku sebisa mungkin bakal bujuk Tanty buat maafin ibu. Cakra," ucap Ratna.

"Kamu Cakra, kan? Kamu sangat mirip dengan Mas Patra," ucap Ratna sambil menangis.

"Lah, ini apa lagi?" ucap Galang dalam hati.

"Kamu Cakra, anak saya dan Mas Patra, yang waktu itu hilang," ucap Ratna.

"Maaf, Bu, aku tidak kenal dengan Ibu maupun suami Ibu. Namaku juga bukan Cakra, namaku Galang Bhaskara," ucap Galang sambil menyusul Tanty.

Ratna terkejut mendengar jawaban Galang, dan dia langsung menangis.

Berikut teks dengan tanda baca yang telah ditambahkan:

"Cakra!" teriak Ratna, dan ingin menyusul Galang.

"Udahlah, na. Dia itu cuma sedikit mirip aja sama suami kamu. Ga, aku yakin banget dia itu Cakra, anakku yang waktu itu diculik."

"Udahlah, mending kita ikutin aja."

Ratna mengangguk.

Sementara itu, Galang menyusul Tanty. Galang melihat Tanty menangis di pinggir sungai.

"Nty," panggil Galang, dan duduk di samping Tanty.

Galang melihat Tanty menangis. "Apa kamu ga bisa maafin ibu kamu, Nty? Aku lihat tadi dia tulus banget minta maaf sama kamu."

"Ga, dia itu jahat, Lang. Waktu kecil, aku sering dipukuli."

"Tapi kasihan ibu kamu, Nty. Mau bagaimanapun, dia tetep ibu kamu. Dia udah mempertaruhkan nyawa buat ngelahirin kamu."

Tanty tidak menjawab, tetapi menatap wajah Galang. Galang yang ditatap hanya tersenyum sambil iseng-iseng merentangkan tangan. Tanpa diduga, Galang, Tanty langsung memeluk Galang.

"Waduh, tadi kan cuman iseng," ucap Galang dalam hati.

"Aku takut, Lang. Aku takut kalau sampai ayah berantem lagi sama ibu," ucap Tanty dalam hati.

"Kamu ga usah takut, yang penting kamu maafin aja ibu kamu. Kalau dia ngapa-ngapain kamu, aku bakalan ngelindungi kamu. Tenang aja," ucap Galang sambil membalas pelukan Tanty.

Galang yang tadinya biasa saja, sekarang jantungnya berdebar sangat kencang. Tanty bisa merasakan detak jantung Galang. Tersenyum tipis, dan makin erat memeluk Galang.

Sementara itu, dari kejauhan, "Ahhhhhh, so sweet!" ucap Melinda yang melihat Galang dan Tanty berpelukan.

"Jadi keinget waktu masih sama Alex," tambah Melinda.

Sementara Ratna diam saja, memperhatikan wajah Galang terus-menerus. "Aku yakin sekali, dia Cakra Cengkarwangsa," ucap Ratna dalam hati.

Kembali pada Galang. "Udahlah, Nty, lepasin. Ga bisa nafas, aku," ucap Galang dalam hati.

Tanty melepas pelukan Galang. "Apa kamu udah bisa maafin ibu kamu?" ucap Galang.

"Aku bakalan coba maafin," balas Tanty.

"Nah, gitu dong."

"Jantung kamu, ko, detakannya kenceng banget, Lang," ucap Tanty.

"Ga tau, kenapa bisa kaya gitu."

"Apa mau pulang sekarang?" tanya Galang.

"Ga, aku mau disini dulu," ucap Tanty, dan kembali menyenderkan kepala di bahu Galang.

Galang dan Tanty sama-sama melihat aliran sungai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!