Bagaimana jadinya saat tiba - tiba ibumu menanyakan saat ini berapa umurmu dan menawari hadiah ulang tahunmu yang ke 21 dengan hadiah jodoh?.
"Nis, Nisa sekarang umurmu berapa?." Tanya Dewi tiba-tiba saat masuk kamar putrinya. Nisa yang ditanya sang ibu pun langsung menjawab tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun karena memang sang ibu terkadang sangat random. " Dua puluh tahun sebelas bulan ".
" Berarti sudah boleh menikah, hadiah ulang tahunnya jodoh mau? "Jawab sang ibu yang membuat Nisa kaget dan langsung tertawa.
Nisa yang sudah hafal betul tentang kerandoman ibunya pun berniat meladeni pembicaraan ini yang dia kira adalah candaan seperti yang sudah sudah.
" Boleh... Asal syarat dan ketentuan berlaku, yang pertama seiman, yang kedu-".Belum selesai Nisa bicara dia mendengar ibunya sudah tertawa lepas yang membuat Nisa juga ikut tertawa dan langsung pergi dari kamar putrinya.
Tanpa Nisa ketahui bahwa yang ia anggap candaan itu adalah sesuatu yang serius.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PERMATABERLIAN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9.Interogasi
Setelah melihat Kak Bagas benar-benar meninggalkan rumahnya hingga tidak terlihat lagi dari pandangannya barulah Nisa memutuskan untuk masuk kedalam rumah.
Menurut Nisa hari ini harinya seperti ia sedang menaiki wahana rollercoaster, banyak yang bikin jantungan.
Sesampainya didalam kamar Nisa bergegas membersihkan diri terlebih dahulu, tapi baru juga ia akan duduk didepan meja rias untuk menyisir rambutnya terdengar handphonenya yang terus berdering.
Nisa mengurungkan niatnya untuk duduk dan mengambil handphonenya yang terletak diatas meja samping tempat tidur untuk melihat siapa yang terus menghubunginya.
Sesuai dugaan Nisa bahwa yang menghubunginya adalah dua pulu-pulu yang tadi meninggalkannya.
"Pasti Dimas udah ngomong ke mereka tentang kabar pernikahan gue ni, terus mereka heboh cari gue buat mastiin sendiri. " batin Nisa setelah melihat siapa yang terus menghubunginya.
Tapi bukannya segera menganggap telepon yang masuk secara silih berganti itu, Nisa lebih memilih untuk meneruskan acara menyisir rambutnya yang tertunda tadi.
Nisa berpikir untuk mengabaikan terlebih dahulu kedua sahabatnya itu karena hitung-hitung untuk membalaskan rasa jengkelnya tadi.
Barulah saat Nisa selesai dengan semua ritualnya dimeja rias dan karena sudah sangat terganggu atas semua teror kedua sahabatnya itu yang terus menelepon dan mengiriminya pesan menanyakan posisinya, Nisa akhirnya memutuskan untuk mengangkat telpon sahabatnya itu.
"Ya hallo" sapa Nisa yang dibuat sok cuek seolah sedang marah.
"Hallo Nisa lo dimana sekarang?. " tanya Ita setelah panggilannya diangkat oleh Nisa.
"Dirumah" jawab Nisa singkat yang masih bertahan dengan akting marahnya.
Sebenarnya Nisa tidak marah kepada kedua sahabatnya itu hanya agak jengkel saja karena merasa seperti dijebak. Oleh sebab itu Nisa rasa perlu memberi sedikit pelajaran kepada sahabatnya itu.
Setelah Nisa menjawab bahwa dirinya berada dirumah Ita mengganti panggilan telfonnya menjadi video call dan menambahkan Ami didalamnya.
" Nisa emang bener apa kata Dimas minggu depan lo nikah?. "tanya Ita lagi.
Sebenarnya Nisa hampir tidak tahan menahan tawanya saat melihat kedua wajah sahabatnya yang terlihat sangat kepo itu sampai menggebu-gebu saat bertanya kepadanya. Tetapi karena ingat sedang akting marah jadi Nisa berupaya konsisten memasang wajah cueknya.
" Iya bener, dan sebenarnya gue tadi mau kasih undangannya sekalian ke kalian, tapi karena tadi tiba-tiba banget gue ditinggal cuma berdua ya sama DIMAS jadi gak jadi deh. "jawab Nisa sambil memperlihatkan undangan yang tadi dibawanya.
Tidak lupa Nisa memberi penekanan saat menyebut nama Dimas supaya kedua sahabatnya tahu bahwa ia masih jengkel.
Melihat kekesalan di wajah sahabatnya itu Ita dan Ami hanya bisa meringis lalu mengakui kesalahannya. Mereka berdua jujur kalo tadi memang sengaja meninggalkan Nisa karena dimintai tolong oleh Dimas.
"Jadi Dimas itu minta tolong ke kita katanya pengen ketemu sama lo terus bilang kalo dia mau ngungkapin perasaannya ke elo. " jawab Ita menjelaskan.
" Iya Nis, dan karena kita tahu elo gak akan mau kalo keluar hanya berdua sama cowok jadi deh kita bertiga sekongkol. " jawab Ami yang juga ikut memberi penjelasan.
" Maaf ya Nis, janji deh kami gak akan gitu lagi. " terdengar Ita meminta maaf kepadaku dengan memasang wajah yang terlihat sangat menyesal.
"Maafin ya Nis please"kata Ami yang juga ikut meminta maaf, yang tidak lupa dengan wajah yang dibuat sangat memelas itu.
Karena tidak sanggup melihat muka kedua sahabatnya itu yang memasang wajah memelas akhirnya pun Nisa mengakhiri akting marahnya dan mengatakan kalo ia telah memaafkan.
" Iya gue maafin, tapi dengan syarat. "
" Pakek acara ada syarat segala buk, apa syaratnya?. " desak Ami kepada Nisa untuk segera mengatakan syaratnya.
" Syaratnya adalah kalian berdua wajib nemenin gue dari H-1 sampe hari H pernikahan gue. "jawab Nisa menyebutkan syaratnya.
" Yaelah Maimunah kita kira apa, kalo itumah hal yang pasti kita lakuin. Apa lagi sebentar lagi lo udah bakal sibuk sama kehidupan baru lo. " jawab Ita setelah mendengar syarat yang ku sebutkan.
" Ngomong-ngomong tentang pernikahan lo ketemu jodoh lo dimana dah Nis, kayanya gak pernah deket sama cowok eh tiba-tiba aja nyebar undangan. "tanya Ami kepadaku yang sepertinya kepo akan calon pasanganku.
" Oh kak Bagas mah calon yang dipilihin sama ibu. " jawabku atas pertanyaan Ami.
"Oh namanya Bagas" jawab keduanya kompak yang baru tahu akan nama calon pasanganku.
Akhirnya malam itu dihabiskan Nisa dengan sesi tanya jawab karena kedua sahabatnya itu terus menginterogasinya.
Bersambung
Jangan lupa like dan komen