Hidup di jalan sebenarnya bukanlah pilihannya , tapi nyatanya kekayaan tak membuatnya cukup nyaman . Dan inilah sebuah kisah tentang seorang pria bernama Bramatyo Yudo Sadewo , pria muda dengan segala ambisinya ! Yang tanpa dia tahu jika suatu saat seorang wanita biasa bisa membuatnya bertekuk lutut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
" Sini sayang , ibu mau bicara sebentar sama kamu ! " seru Lena menepuk sofa disampingnya .
Dari kantor pengacara ia segera ke kantor Wijaya untuk bicara dengan putrinya . Sudah saatnya ia membuka semua kebenarannya .
Gista menurut dengan beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah atasannya . Sikap Gista masih menggambarkan sikap karyawan yang tunduk hormat pada bosnya , dan itu sedikit membuat Lena tidak nyaman . Sikap seperti itu membuat hubungannya dengan menjadi berjarak .
" Hei aku hanya ingin bicara padamu sayang , kenapa wajahmu menjadi tegang begitu !? " ujar Lena mengelus lembut bahu putrinya .
" A-apa saya melakukan kesalahan ?? Maaf kemarin memang saya kurang teliti, " kata Gista dengan kepala tertunduk . Kemarin konsentrasinya sedikit terganggu hara gara pertengkarannya dengan Bram saat akan berangkat kerja . Masih terngiang di otaknya jika pria muda itu mengatakan dirinya adalah wanita murahan . Wanita yang menjual tubuh untuk pria kaya demi mendapat kemewahan.
Gista tidak tahu bagaimana bisa Bram menyimpulkan bahwa dirinya seperti apa yang pria muda itu sebut . Dia merasa tidak pernah menjalin hubungan dengan pria manapun setelah perpisahannya dengan Gibran .
Tapi Gista tahu mungkin inilah resikonya ketika menyandang status barunya sebagai janda . Apapun yang dilakukannya akan menjadi sorotan orang orang disekitarnya . Mungkin saja ia pernah melakukan kecerobohan yang tanpa ia sengaja hingga Bram berpikir buruk tentangnya .
" Baru beberapa hari kau duduk ditempatnya sekarang , sangat wajar jika sekali dia kali masih melakukan kesalahan . Lagipula kau sudah vakum total lima tahun untuk mengabdikan dirimu pada keluarga suamimu . Sangat tidak mudah hidup di tengah tengah orang yang tidak menyukai keberadaan kita . Ibu paham sayang ... "
Gista terperanjat kaget , ternyata wanita di depannya tahu tentang kehidupannya . Padahal ia tak pernah bercerita pada siapapun tentang masalah pribadinya , lnem dan Jarwo juga bukan tipe orang yang akan mengumbar masalah orang lain . Gista malah sudah menganggap mantan pembantu dan suaminya itu sebagai saudaranya . Kepada mereka Gista sering berkeluh kesah .
" Bu Lena tahu soal itu ?? " cicit Gista .
" Aku tahu semua tentang putriku ! Sekarang aku ingin bicara , dengarkan lbu baik baik dan jangan menyela sebelum aku selesai. "
Gista mengangguk pelan , dia masih berpikir jika atasannya ingin menjelaskan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan dan perusahaan . Kemarin Pak Alif harus kembali mengoreksi laporannya karena ditemukan satu kesalahan angka . Hanya satu angka tapi akan berakibat ruginya perusahaan sebesar puluhan juta .
" Aku pernah bercerita padamu soal putriku yang hilang kurang lebih dua puluh tahun yang silam . Aku menemukannya ... Allah berkenan untuk mempertemukan aku dengan putriku setelah sekian lama, " Lena menjeda kata katanya karena tiba tiba ada sedikit sesak yang ia rasakan di hatinya dan air mata sudah memenuhi kedua sudut matanya .
" Alhamdulilah, Gista ikut senang Bu, "
" Tempo hari kami tidak sengaja bertemu di depan salah satu restoran milik Wijaya . Pertama melihatnya aku sangat kaget karena aku seperti sedang berkaca . Aku melihat diriku sendiri ketika masih muda ! Tapi aku masih mencoba menahan diri karena jika aku memperlihatkan antusias maka dia akan kaget .... mungkin juga marah ! Tak semudah itu menerima seorang ibu yang lalai hingga menyebabkan dia harus hidup menderita selama dua.ouluh lima tahun di luar sana . Tapi sungguh , aku sangat mencintainya ! Putriku adalah nyawaku ... "
Gista meraih satu tangan Lena yang sudah tak bisa membendung lagi air matanya . Dan hal itu malah membuat Lena semakin tersedu sedu .
" Dan kini dia ada di depanku , putriku sudah ada bersamaku, " ujar Lena mengeratkan genggaman tangannya karena melihat Gista kebingungan mencari wanita yang ia maksud .
" Maksud Ibu !? "
" Kau adalah putriku sayang , dari pertama bertemu aku sudah punya firasat kuat jika kau adalah putriku yang hilang . Maaf jika ibu membiarkanmu harus mengalami masa kecil di panti asuhan , maaf jika hal ini membuatmu tak bisa lagi bertemu dengan ayahmu . Ayahmu meninggal sepuluh tahun yang lalu . Maaf ..... "
" Tapi tidak mungkin ... " Gista masih tak percaya dengan apa yang didengarnya . Bahkan ia sudah tak berani lagi bermimpi untuk kembali bertemu dengan orang tua kandungnya , dia takut kecewa . Tapi kini ada wanita baik hati yang mengaku sebagai ibu kandungnya .
" Saya bawa buktinya Nona .... "
Suara Pak Alif membuat kedua wanita cantik itu menoleh , pria parubaya itu membawa sebuah amplop besar berwarna coklat ditangannya .
" lni adalah hasil tes DNA anda Nona Muda , kami memang baru menerimanya hari ini . Tapi kami yakin seribu persen bahwa anda adalah Nona Cahaya Cinta Wijaya ... putri satu satunya Nyonya Besar ! " kata Pak Alif sambil menyerahkan amplop itu pada atasannya .
" Walau aku sudah yakin , kita tetap akan tetap melihat hasilnya . Bismillahirrahmanirrahim, "
Perlahan Lena membuka kertas yang ada di dalam amplop itu , setelah membacanya ia menyerahkan kertas itu pada Gista agar juga bisa melihat hasilnya .
" Ibu ..... "
Lena menangis ketika pertamakali mendengar putri kandungnya memanggilnya sebagai seorang ibu , dua wanita itu berpelukan saling menyalurkan rasa hari dan bahagianya .
Setelah sekian tahun mereka bisa berkumpul menjadi satu keluarga . Pak Alif mengusap dua matanya dengan saputangan miliknya , tak ia pungkiri ia juga merasa terharu dengan pertemuan dua majikannya itu .