Alvaro dan Liona telah menikah selama 4 tahun,Alvaro mempunyai kekurangan yaitu mengalami sperma encer.Liona selalu mencoba bertahan hidup bersama Alvaro karena suaminya itu memperlakukannya bagaikan ratu,Liona juga mempunyai toko butik yang telah dia buka selama 2 tahun,dan Liona adalah seorang perancang busana,Liona juga mempunyai sahabat bernama Sara,dan Alvaro suami Liona mempunyai seorang adik perempuan yang sangat cantik namanya Elvira dan telah menikah dengan seorang pria bernama candra.hubungan Elvira dan Liona sangat baik,bagaikan saudara kandung. suatu ketika Liona bertemu dengan teman masa lalunya yang bernama Cakra,dan Cakra ini adalah teman dekat Liona semasa kuliah dulu yang menyukai Liona,namun Cakra tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Liona sampai mereka lulus kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Terakhir Kali
Hari berganti hari,tak terasa kepulangan Alvaro telah dekat. Hampir tiga bulan Alvaro berada di Australia. Liona semakin gelisah akan kedatangan Alvaro. Usia kandungannya memasuki tujuh minggu. Di toko butiknya,Liona sedang memikirkan cara menyampaikan kabar kehamilannya kepada Alvaro,dan siap apabila Alvaro menceraikannya. Liona merasa sangat berdosa kepada Alvaro,segala resiko akan Liona tanggung. Dari jendela kaca tokonya Liona melihat Cakra datang. Liona menghela nafas panjang,saat melihat Cakra tersenyum lebar padanya.
"Kau kenapa? Wajahmu kelihatan pucat," tanya Cakra sambil memegang wajah Liona yang kelihatan pucat.
"Kau jangan sering ke tokoku," ucap Liona yang memberi peringatan kepada Cakra.
"Kenapa sayang?," tanya Cakra.
"Minggu depan Alvaro akan pulang," jawab Liona dengan nada datar. Mendengar Alvaro akan pulang,Cakra mengajak Liona ke hotel lagi untuk bercinta dengan alasan untuk yang terakhir kalinya. Awalnya,Liona menolak namun seorang Cakra selalu bisa membuat hati Liona luluh. Liona juga merasa birahinya meningkat sejak dirinya mengandung.
"Baiklah aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu," ucap Liona.
"Tentang apa sayang?," tanya Cakra menatap wajah Liona dengan penasaran. Liona terdiam sejenak,melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 4.55. Sudah waktunya Liona menutup tokonya. Tekadnya tetap bulat untuk mengatakan rahasia kehamilannya di hotel nanti. Cakra yang melihat Liona hanya diam,terpaksa mengalah dan menyetujui untuk mendengar tentang apa yang akan dikatakan Liona saat di hotel nanti.
"Baiklah aku akan menunggumu di hotel malam ini," ucap Cakra sambil mencium bibir Liona. Setelah mereka sepakat bertemu di hotel,Cakra meninggalkan toko Liona dengan penasaran tentang apa yang akan dikatakan Liona nanti. Sebenarnya,Liona tidak ingin bercinta dulu dengan Cakra. Namun,Liona bukanlah wanita munafik yang selalu berpura pura. Liona membutuhkan pria seperti Cakra yang mampu membuatnya merasakan kenikmatan. Setelah menutup tokonya, Liona bergegas pulang ke rumahnya untuk mandi. Sedangkan,Cakra yang sudah berada di rumahnya,sangat penasaran dan terus memikirkan tentang apa yang akan dikatakan Liona padanya.
"Sebenarnya,apa yang akan Liona katakan padaku ya?" pikir Cakra. "Aku jadi kepikiran dan penasaran. Apakah Liona ingin menjauh dariku? Karena minggu depan suaminya akan pulang". Guman Cakra. Malam pun tiba,dan suasana hening mulai menyelimuti kota. Cakra dan Liona sama sama mempersiapkan diri dengan hati yang berdebar,karena mereka akan bertemu di hotel untuk membicarakan sesuatu yang penting. Cakra tiba lebih dulu,seperti biasa Cakra mulai memesan kamar. Setelah memesan kamar,Cakra menelpon Liona untuk memberitahu nomor kamar yang akan mereka tempati. Beberapa menit kemudian,pintu hotel terbuka dan Liona muncul dengan langkah yang percaya diri. Dia langsung menuju lift dan menekan tombol lantai yang sesuai,kemudian berjalan ke kamar yang telah Cakra beritahu sebelumnya. Liona telah sampai di depan pintu kamar Cakra. Dia mengetuk pintu kamar itu dan Cakra langsung membukanya.
"Sayang,wajahmu kok pucat?," tanya Cakra yang memperhatikan wajah Liona dengan seksama. Liona terdiam dan hanya menatap Cakra. Mereka duduk di atas ranjang dengan hati yang berdebar. Cakra merasa,Liona bersikap dingin dan tidak seperti biasanya yang selalu hangat dan bergairah.
"Ada apa Liona?," tanya Cakra lagi.
"Aku hamil," jawab Liona dengan spontan,suaranya terdengar lantang dan penuh kebenaran,membuat Cakra terkejut dan tidak percaya. Namun raut wajah Cakra berubah,dia terlihat bahagia saat mendengar kabar kehamilan Liona.
"Benarkah sayang?," tanya Cakra sambil memegang kedua pundak Liona dengan wajah tersenyum. Liona hanya mengangguk,dan menatap kedua mata Cakra yang berbinar.
"Aku sangat bahagia,kau mengandung anakku," ucap Cakra sambil memeluk Liona dengan erat. Wajahnya bersinar dengan kebahagiaan dan cinta. Perlahan,Cakra mencium dan melumat bibir Liona yang mungil. Liona,selalu tidak bisa menolak dengan kenikmatan yang Cakra berikan. Cakra dengan lembut mulai membuka baju Liona,menampilkan keindahan tubuhnya yang mempesona. Kedua insan itu mulai larut dalam gairah cinta yang memuncak. Suasana dingin dan hening di dalam kamar hotel itu, membuat Cakra dan Liona kembali melakukan aksi mereka lagi. Liona yang sedang hamil muda,sangat bergairah dengan permainan Cakra. Beberapa kali tubuh Liona bergetar sebagai tanda kepuasan batinnya terpenuhi.
Melihat Liona terpuaskan dengan aksinya. Cakra tersenyum bahagia,karena berhasil memuaskan wanita yang di cintainya itu hingga beberapa kali. Setelah sama sama terpuaskan,Cakra memeluk tubuh Liona dan Cakra juga mulai membahas tentang hubungan Liona dan Alvaro.
"Apa Alvaro tahu tentang kehamilanmu?," tanya Cakra.
"Aku belum memberitahunya," jawab Liona. "Aku akan menunggu kepulangannya," ucap Liona lagi.
"Bagaimana,jika Alvaro tidak terima?," tanya Cakra dengan penuh keraguan.
"Aku akan menanggung apapun resikonya,karena bagiku aku sudah jujur padanya,dan itu yang paling penting." sahut Liona.
"Aku kagum padamu sayang,kau siap bertanggung jawab dengan tindakanmu." ucap Cakra. "Jika Alvaro menceraikanmu,aku siap menikahimu". Ucap Cakra lagi dengan penuh keyakinan. Cinta Cakra pada Liona,memang tidak diragukan lagi. Liona lega,karena telah mengatakan tentang kehamilannya pada Cakra. Kini,Liona tinggal menunggu kepulangan Alvaro yang sudah dekat.
"Tidak usah kasihan padaku,tanpa pria aku sanggup membesarkan anakku," sahut Liona dengan penuh keyakinan.
"Iya,aku tahu,kau berasal dari keluarga terpandang", jawab Cakra. "Tapi,aku ingin hidup bersamamu", ucap Cakra lagi. Cakra tahu,jika Liona sangat mendambakan kehadiran seorang anak. Kini,harapannya telah terwujud.
"Aku telah mewujudkan harapanmu untuk mempunyai seorang anak". Ucap Cakra dengan bangga.
"Liona... Temani aku sampai pagi ya." pinta Cakra. "Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu,sebelum Alvaro pulang", ucap Cakra lagi. Liona menganggukkan kepalanya,menyetujui permintaan Cakra. Malam itu mereka tidur sambil berpelukan dengan erat,seolah malam itu hanya milik mereka berdua saja. Liona terbangun pukul 5.30 subuh. Dia hendak ke kamar mandi untuk membersihkan badannya,baru saja Liona menurunkan kedua kakinya dari tempat tidur,Cakra menarik tangannya membuat Liona kaget.
"Sayang,kita lakukan sekali lagi", pinta Cakra. "Ini masih subuh", ucap Cakra lagi. Sekali lagi,Liona tidak bisa menolak saat Cakra mulai mencumbunya. Mereka kembali bercinta dengan penuh gairah. Hingga pukul 7.00 mereka selesai,Liona melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Wajah Cakra terlihat bahagia dan bangga,karena bisa memiliki hati dan tubuh Liona. Beberapa menit Liona keluar dari dalam kamar mandi,dengan rambut yang masih basah. Cakra semakin terpesona dengan rambut panjang Liona yang basah.
"Apa kau akan langsung ke tokomu?", tanya Cakra.
"Iya,Cakra", jawab Liona sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Pagi itu, Liona langsung menuju ke tokonya.
***