Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.
Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Saat ini Ayu, Steven dan juga Edward tengah berada di rumah sakit untuk melihat kondisi Hanum. Mereka bertiga tampak berlari ke ruangan UGD dengan tergesa-gesa.
"Sus, bagaimana keadaan teman saya?" tanya Ayu bertanya kepada Suster yang menjadi di ruang UGD tersebut.
"Siapa nama teman kamu?"
"Hanum, nama dia Hanum," jawab Ayu.
"Ada beberapa korban yang meninggal dunia dan beberapa korban lagi mengalami luka-luka. Sebaiknya kamu cari teman kamu di ruangan tersebut dan jika kamu tidak menemukan nya, coba kamu cari di kamar mayat mungkin barang-barang atau pakaian korban bisa kamu kenali," kata sang perawat meminta mereka bertiga untuk mencari langsung keberadaan Hanum karena banyak korban yang masih belum teridentifikasi.
Tanpa berfikir panjang lagi, mereka bertiga pun langsung mencari ke ruangan rawat pasien yang mengalami kecelakaan mobil tersebut. Steven tampak sangat berharap bahwa Hanum ada di ruangan ini tapi sejak tadi mereka mencari keberadaan Hanum, mereka tidak menemukan nya.
"Dimana Hanum? Kenapa dia tidak ada di sini?" kata Steven dengan wajah paniknya saat mereka tidak menemukan keberadaan Hanum.
Kini mereka bertiga pun saling bertatapan bahwa mungkin Hanum menjadi salah satu korban yang tidak selamat.
"Tidak mungkin, tidak mungkin Hanum meninggal," ucap Steven dengan tatapan tidak percaya dan tidak ingin pergi ke kamar jenazah.
"Stev, coba kita cari di kamar jenazah," ajak Edward kepada Steven.
"Tidak! Tidak mungkin Hanum berada di kamar Jenazah, aku tidak mau pergi ke sana," jawab Steven menolak Edward yang mengajak dirinya untuk pergi ke kamar jenazah.
Tanpa berfikir panjang lagi Ayu pun langsung berjalan menuju ke kamar jenazah untuk memastikan apakah Hanum benar-benar ada di sana atau tidak. Saat berada di dalam kamar jenazah, seorang perawat yang menjaga kamar jenazah tersebut tampak menunjukkan kepada Ayu korban kecelakaan mobil tersebut. Hingga Ayu membuka salah satu korban kecelakaan itu dan mengenal jaket yang di kenakan oleh Hanum terakhir kali.
"Hanum?" tubuh Ayu langsung luruh saat dia melihat jaket yang di pakai oleh Hanum terakhir kalinya.
"Apakah ini keluarga kamu?" tanya perawat kepada Ayu.
"Aku mengenali jaketnya, itu jaket yang terakhir kali di pakai oleh teman saya, hiks hiks," tangis Ayu tidak menyangka bahwa Hanum akan pergi secepat ini.
"Dia adalah korban yang mengalami luka cukup parah dimana wajahnya hancur karena tertindih pohon," kata sang perawat menjelaskan tentang kondisi korban tersebut.
Steven yang saat ini menyusul Ayu menuju ke kamar jenazah cukup terkejut saat melihat Ayu yang sedang menangis.
"Ada apa?" tanya Steven melihat kearah jenazah tersebut.
"Dia adalah Hanum, jenazah itu adalah Hanum," jawab Ayu sambil menangis histeris.
"Semua ini gara-gara kamu! Jika saja kamu tidak datang menemui Hanum dan tidak membuat Hanum merasa ketakutan, Hanum pasti tidak akan meninggal, Hanum tidak akan terburu-buru untuk pergi dari sini dan semua ini adalah salah kamu! Aku benci padamu!" teriak Ayu sambil memukul dada Steven mengeluarkan amarah di dalam hatinya.
"Apa? Jadi dia pergi karena tidak mau bertemu dengan ku," gumam Steven dengan perasaan bersalah.
Hari ini adalah Hari dimana Hanum di makamkan, Rika tampak menangis histeris melihat bahwa semua keluarganya telah pergi meninggalkan dirinya.
"Mbak, kenapa Mbak juga pergi meninggalkan Rika? Bagaimana Rika menjalani kehidupan ini seorang diri, Rika masih membutuhkan Mbak, hiks hiks," tangis Rika sambil memeluk batu nisan Hanum.
"Rika, ada Mbak Ayu di sini. Mbak yang akan menjaga kamu, Mbak akan bersama dengan kamu Rika," kata Ayu sambil menenangkan Rika yang saat ini tengah menangis histeris.
Steven kini merasa benar-benar sedih karena tidak menyangka bahwa Hanum akan pergi meninggalkan dirinya. Steven datang ke sini untuk menemani Hanum, ingin memeluk Hanum di saat dia dalam keadaan terpuruk tapi tanpa di duga bahwa Hanum ingin menghindari dirinya hingga membuatnya mengalami kecelakaan dan akhirnya meninggal.
Steven tidak menyangka bahwa semua ini akan terjadi, jika saja Steven tidak datang dan membuat Hanum ketakutan pasti sekarang Hanum masih hidup dan tidak akan pernah mengalami kecelakaan tersebut.
"Ed, penuhi semua kebutuhan adik Hanum dan tunjang semua keperluan dia selama dia kuliah," ucap Steven kepada Edward lalu tanpa sadar air mata Steven jatuh.
Dan saat itu juga Steven pun berjalan pergi meninggalkan pemakaman Hanum di ikuti oleh Edward di belakangnya.
Hari demi hari berlalu begitu cepat, pagi berganti malam, musim panas berganti musim hujan. Kini sudah 1 tahun lama nya setelah kematian Hanum membuat Steven tidak bisa melupakan Hanum, bahkan untuk melupakan Hanum Steven selalu pergi ke club malam hanya untuk minum alkohol karena dengan begitu Steven bisa melupakan Hanum meskipun hanya sejenak.
"Stev! Hentikan Stev, kau sudah minum sangat banyak. Jangan menyiksa tubuh mu dengan cara seperti ini, kau tidak sayang dengan kesehatan tubuh mu, hah?" Edward tampak merebut minuman alkohol yang di pegang oleh Steven.
"Kesehatan tubuh ku? Aku tidak peduli Ed dengan kesehatan tubuh ku, mungkin dengan cara seperti ini aku bisa segera menemui Hanum. Aku ingin menebus semua kesalahan yang telah aku lakukan kepada Hanum," jawab Steven dengan suara khas orang mabuk.
"Kau benar-benar sudah gila, Stev. Apakah kau pikir dengan cara mu seperti ini bisa membuat kau bisa menembus semua kesalahan mu kepada Hanum? Tidak! Kau hanya merugikan diri mu sendiri dan mungkin di atas sana Hanum sangat kecewa melihat kamu seperti ini," kata Edward berusaha untuk menyadarkan Steven agar dia berhenti menyiksa dirinya.
"Lalu apa yang harus aku lakukan Ed, agar aku bisa menebus semua kesalahan ku kepada Hanum?"
"Jadilah lelaki yang lebih baik, jangan seperti ini. Sudahlah, sebaiknya kita pulang saja." Edward tampak menarik tangan Steven dan membantunya untuk keluar dari club tersebut.
Sedangkan di tempat lain, saat ini wanita cantik dengan penampilan barunya baru saja selesai membuat kue.
"Hanum? Kamu sedang apa?" tanya seorang wanita paruh baya yang saat ini berada di samping Hanum sambil melihat kue buatan Hanum.
"Bi, lihat kue buatan aku. Aku sengaja membuat kue dengan rasa yang berbeda dan penampilan yang menarik. Aku harap dengan seperti ini bisa menarik pelanggan lebih banyak ke toko Bibi," kata Hanum tersenyum bahagia saat dia menjelaskan tentang kuenya.
"Boleh Bibi cicipi,"
"Tentu saja," jawab Hanum dengan sangat antusias.
Bibi Lani pun mengambil sendok dan mencicipi kue buatan Hanum dan ya, rasanya benar-benar sangat enak.
"Enak Hanum, sangat enak. Kamu tidak pernah gagal dalam membuat kue yang lezat," jawab Bibi Lani memuji kue buatan Hanum.
"Terima kasih banyak, Bi."