Usia yang sudah memasuki 33 tahun, membuat tuan muda Anderson merasa frustasi karena tekanan orang tuanya untuk segera menikah. Ditambah dengan semua adiknya sudah berumah tangga, hal itu membuatnya semakin tertekan.
Namun, pertemuan tidak sengaja dengan seorang perempuan muda yang ceria dan menarik, membuat Tuan muda terpesona.
Apakah akhirnya dia akan segera menemukan pendamping hidup dan terhindar dari tekanan kedua orangtuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Satu minggu berada di pulau Dewata benar-benar mereka manfaatkan dengan begitu baik. Banyak kegiatan yang mereka lakukan bedua, mulai dari jalan-jalan, kulineran, shoping untuk membeli oleh-oleh yang akan di bagikan pada keluarga dan orang terdekat dan masih banyak lagi.
"Sudah semua?" tanya Axel.
Sofia melihat sekeliling barulah dia menganggukkan kepalanya.
Koper yang mereka bawa berangkat hanya berjumlah dua itupun dengan isi yang tak penuh kini sudah bertambah menjadi empat. Dengan pakaian Axel dan Sofia yang di bawa dari rumah di jadikan satu di koper yang sama.
Sofia masih terdiam di tempat dengan pandangan mata terus tertuju kearah dalam yang membuat Axel menghentikan langkahnya karena merasa tak mendapati sang istri di sampingnya.
"Kenapa?" tanya Axel yang sudah menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Sofia.
"Ah tidak apa-apa." jawab Sofia dan langsung berjalan menghampiri Axel.
"Kita bisa kesini kapan pun kalau kamu mau." kata Axel yang menerka jika Sofia masih enggan untuk pulang dari sana.
"He'em." sahut Sofia.
Bukannya enggan untuk pulang hanya saja Sofia seolah kembali teringat dengan gak menyenangkan apa saja yang telah terjadi antara dirinya dan Axel di tempat tersebut.
Begitu sampai di kota mereka, Axel dan Sofia pun langsung pulang ke rumah. Keluarga Anderson pun tak ada satu pun yang menjemput di bandara. Bukannya tak mengetahui atau tak perhatian, tapi mereka melakukan semua itu semata-mata untuk memberikan ruang bagi keduanya agar beristirahat.
Mereka sudah merencanakan akan datang ke rumah Axel dan menemui pasangan baru itu keesokan harinya.
❤️
"Bik Yuli." panggil Sofia pada kepala art di rumah tesebut.
"Iya nyonya muda." sahut bik Yuli dengan sopan. Panggilan nona yang di sematkan pada Sofia di awak kini sudah berubah menjadi nyonya begitu Sofia resmi menikah dengan Axel.
"Bik, ini ada oleh-oleh untuk bibi dan yang lainnya ... jadi tolong di bagikan." perintah Sofia dengan menyerahkan dua kantong besar berisi oleh-oleh yang sudah di persiapkan untuk para pekerja di rumah.
"Terimakasih nyonya, terimakasih banyak." ucap bik Yuli.
Wanita paruh baya itu meresahkan begitu sangat bersyukur karena majikannya mempunyai istri sebaik ini.
"Sayang." terdengar suara teriakan Axel dari lantai dimana kamar mereka berada. sepertinya suaminya ini berteriak di ujung tangga jadi suaranya terdengar begitu nyaring.
"Saya ke atas dulu ya bi, sebelum tuh singa mengamuk." ujar Sofia yang di sertai candaan yang membuat Sofia sendiri dan bi Yuli tersenyum.
"Ada-ada saja nyonya ini." gumam bi Yuli dengan menggelengkan kepalanya sambil menatap kepergian sang nyonya.
Di lantai atas Sofia langsung menghampiri suaminya begitu keluar dari lift. Di ruang Axel memang di lengkapi dengan peralatan canggih itu untuk memudahkan akses yang punya rumah.
"Ada apa sih Ax, kok pakek teriak-teriak ... sudah kaya di hutan saja." kata Sofia dengan memberikan sedikit teguran.
"Dari mana?" tanya Axel dengan tangan yang sudah memegang pinggang ramping Sofia.
"Dari bawah, ngasih oleh-oleh sama bik Yuli dan yang lainnya." jawab Sofia. "Terus kenapa kamu teriak-teriak? Ada yang kamu butuhin?" tanyanya.
"Enggak, cuma ngerasa kehilangan aja karena begitu bangun kamu sudah gak ada." jawab Axel dengan wajahnya yang terlihat begitu menggemaskan.
Sofia hanya bisa pasrah saat Axel menariknya kembali ke dalam kamar.
"Temani aku tidur sebentar lagi, aku masih ngantuk." pinta Axel.
Sofia menurut saja karena memang suaminya itu baru tidur beberapa menit yang lalu. Tadi begitu sampai rumah hanya bersih-bersih sebentar dan langsung menuju ke ruang kerjanya untuk melihat pekerjaan. Karena besok Axel sudah harus kembali berangkat ke perusahaan, begitu pula Sofia.
Sofia yang awalnya hanya menemani Axel lama kelamaan matanya merasa begitu berat dan akhirnya ikut tertidur.
Ditengah mereka berdua yang masih tertidur lelap, pintu kamar mereka di ketuk beberapa kali oleh seseorang dari luar sehingga mengusik tidur Sofia.
"Ya." sahut Sofia.
Dengan pelan Sofia memindahkan tangan Axel yang melingkar di perutnya supaya pria itu tak ikut terbangun.
Cklek
"Ada apa bi?" tanya Sofia saat membuka mata langsung terlihat sosok bik Yuli di depannya.
"Itu nyonya, di bawah ada nyonya serta tuan besar dan adik-adik tuan Axel." jawab bi Yuli.
"Ah iya, tolong minta untuk menunggu sebentar ya bi ... saya bangunkan tuan dan bersih-bersih sebentar." kata Sofia.
"Iya nyonya." jawab bi Yuli.
"Eh bi." panggil Sofia kambali saat wanita itu sudah berbalik dan hendak melangkahkan kakinya untuk pergi. "Tolong siapkan makanan untuk makan malam dengan keluarga tuan." pintanya.
"Baik nyonya, permisi." pamit bik Yuli.
Sofia menutup kembali pintu kamarnya dan menghampiri Axel yang masih tidur di ranjang.
"Ax." panggil Sofia dengan suara lirih.
"Hem." sahut Axel yang seperti sebuah gumaman.
"Ax, bangun ... ayo buka matanya." pinta Sofia.
"Ada apa?" tanyanya yang masih begitu enggan untuk membuka mata.
"Bangun Ax, itu ada bunda dan yang lainnya di bawah." kata Sofia memberi tahu dan jangan lupakan tangannya yang juga sedikit mengguncang tubuh suaminya agar segera bangun.
Bukannya bangun, Axel justru menarik tubuh Sofia sehingga membuat tubuh wanita itu jatuh terjerembab di atas tubuh atletis milik Axel.
"Ax." kata Sofia dengan suara agak tinggi karena sangking kagetnya.
"Panggil yang benar dulu baru aku lepaskan." kata Axel yang malah memberikan sebuah penawaran.
"Axel." panggil Sofia yang membuat Axel menggelengkan kepalanya.
"No." kata Axel." panggil yang benar." kata Axel lagi.
"Tuan muda Axelo Anderson." ulang Sofia dengan menyebut nama lengkap Axel mengunakan embel-embel taun muda di depannya.
"Aku bukan atasan ataupun majikanmu." sahut Axel.
Apa-apaan istrinya ini, manggil suami sendiri kok kayak gitu.
"Khem ... Ax ... eh bukan, suamiku ... ayo bangun ada ayah serta yang lainnya di bawah sedang menunggu kita berdua." kata Sofia dengan suara yang di buat selembut mungkin.
"Suamiku ... hem." gumam Axel.
Pria itu melepaskan tubuh Sofia sehingga wanita itu bisa menarik dirinya dari atas tubuh sang suami.
Saat Sofia berjalan ke arah kamar mandi, Axel yang melihatnya pun langsung menarik tangan wanita itu untuk masuk kedalam kamar mandi bersamanya.
"Mau apa?" tanya Sofia. "Di luar ada keluarga kamu Ax." katanya lagi.
"Mau mandilah, memangnya kamu pikir kita mau apa?" sahut Axel. "Hem pasti kamu sudah berpikir yang iya-iya nih." godanya yang membuat Sofia jadi salah tingkah.
"Eh enggak kok, mana mungkin aku berpikir kayak gitu." kata Sofia membela dirinya.
Mereka sudah sama-sama dewasa apalagi dalam ikatan yang resmi dan sah menurut negara dan agama ... ya wajar saja kalau Sofia jadi berpikirnya yang macam-macam.
cerita bagus ..