Dinda,Arin,Dimas,Dani dan Wiira berencana mengisi liburan setelah ujian akhir sekolah,mereka berencana pergi ke naik ke gunung ciremai.
Fadilah dan Farhan teman teman Dani yang mendengarnya ikut bergabung,mereka adalah seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi dikota Jakarta sedang liburan ditempatnya Dani.
Mereka tak menyangka liburan mereka jadi bencada dan mengakibatkan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kakeknya Dinda mendapatkan rintangan
Pak Santoso terkejut melihat penyambutan yang diberikan oleh penghuni hutan,tapi karena tekatnya sudah bulat untuk bisa membawa Dinda kembali,ia menatap sosok hitam didepannya tanpa bergeming,tak ada rasa takut sedikit pun dalam hatinya.
"Pergilah jangan halangi langkahku,atau kamu akan menyesal,"ujar pak Santoso sambil meraba keris dipingangnya.
"Geurrrr......."
Mahluk itu mengeram marah,"aku hanya melaksanakan tugasku,siapapun yang masuk kehutan ini,harus aku halangi,"jawab mahluk itu sambil mendengus marah.
"Siapa tuanmu,apakah manusia,atau mahluk sejenismu?"
"Kamu tidak perlu tahu,Geurrr.....,"mahluk hitam itu melesat menyerang pak Santoso,tubuhnya dipenuhi api menyala.
"Bismillah....,ya Allah tolong hambamu,permudah jalan hamba untuk mencari cucuku,"kemudian pak Santoso melesat menangkis serangan mahluk itu,benturan sinar merah dan putih membuat tempat disekitar mereka bergetar.
"Akhhhhh....."
"Geurrrrrr....."
Tubuh mahluk itu terpental,mengepulkan asap,sedangkan tubuh pak Santoso terpental kebelakang,ia memengangi dadanya yang berdenyut sakit.
"Sialan mahluk itu kuat juga,"pak Santoso mengeluarkan keris dari pingangnya,ia mengacungkan keris tersebut sambil membaca mantra,tak berapa lama terlihat sinar biru dan merah keluar dari dalam keris,sinar itu mengahantam lalu melilit tubuh mahluk didepannya.
"Geurrr......"
Mahluk itu terjengkang kebelakang dan tubuhnya terlilit sinar tadi,sinar tadi mengulung dan membakar sosok hitam didepannya.
"Geurrrrr...."
"Ampun,panas,panas,lepaskan,"
tubuh mahluk itu mengeliat,asap mengepul keluar dari tubuhnya.
"Groukkkk....."
"Groukkkk....."
Suara mahluk itu terdengar mengerang kesakitan,kemudian perlahan-lahan tubuhnya musnah menjadi kepulan asap hitam.
Pak Santoso menghela nafas lega,ia kemudian duduk mengatur nafasnya,setelah merasa tubuhnya sudah pulih kembali,ia lalu melanjutkan perjalanan,ia terus berjalan mengarahkan senternya menyusuri gelapnya hutan.
Setelah beberapa saat berjalan,ia berhenti,ia terdiam lalu duduk bersemedi dibawah sebuah pohon berusaha menerawang keberadaan Dinda,ia berusaha memangil sukma Dinda untuk mengetahui keberadaannya.
"Dinda,Dinda datanglah,"mulut pak Santoso komat-kamit membaca mantra,berusaha menembus alam gaib menarik sukma Dinda,keringat sebesar jangung memenuhi tubuhnya,ia merasakan semuanya gelap,kemudian dari kejauhan dia melihat sosok Dinda,tubuhnya terlihat terkurung,kemudian sukma Dinda melesat keluar menghampiri pak Santoso.
"Dinda datanglah,ini kakekmu memanggilmu,"pak Santoso terus merapalkan mantra,sosok Dinda mendatangi kakek,ia menatap kakeknya.
"Kakek tolong aku,kakek,"sosok Dinda berusaha mendatangi kakeknya.
"Dinda kamu dimana sekarang,biar kakek bisa menjemputmu,"ujar pak Santoso sambil mengulurkan tangannya berusaha mengapai menariknya lebih dekat.
Sosok Dinda sudah tepat berada didepan kakeknya,ia menatap kakeknya dengan sedih,"Kek,aku ditahan disebuah Gu.....,"belum sempat sosok Dinda menyelesaikan ucapannya,satu kekuatan yang tak terlihat menariknya.
"Akhhhhhh....."
"Kakek tolong aku,kakekkk....,"sosok Dinda tertarik kebelakang menjauh dan semakin menjauh.
"Dindaaa....."
Pak Santoso berusaha menarik sukma Dinda kembali,tapi ketika kakeknya hampir bisa menariknya kembali dan hampir menggapainya,sukma itu kembali tersedot kebelakang,seperti ada sesuatu yang kuat menariknya menjauhi kakeknya.
"Kakek tolong aku,kekekkkk.....,"sukma Dinda kembali tertarik kebelakang dan menghilang.
"Dinda....,"Kakeknya berusaha mengejarnya,ketika ia berlari berusaha menangkap sukma Dinda,ada satu kekuatan yang menghantamnya.
"Akhhhhhh....."
Pak Santoso seperti terhempas kembali kealam bawah sadarnya,ia membuka matanya,nafasnya tersengal-sengal,ia merasakan sakit dan panas didadanya,dadanya terasa begitu sesak.
"Kurang ajar,apa yang sebenarnya terjadi?Seperti ada kekuataan besar dan ini bukan dari penghuni hutan,"batin kakeknya Dinda sambil berusaha memulihkan tenaganya,"Dinda,sebenarnya apa yang terjadi nak,kakek berjanji apapun yang terjadi,kakek akan membawamu pulang,"ujar pak Santoso.
Sementara didalam Gua,Dinda terhenyak terbangun,sepeti ada yang menghentakannya,ia menatap kesekelilingnya,"kenapa aku bisa berada disini lagi,apa yang terjadi bukankah aku tadi berada dihutan,tapi ini aneh apa yang terjadi,dan apakah tadi itu nyata,benarkah tadi kakek datang mencariku atau aku hanya bermimpi,"batin Dinda sambil memperhatikan sekelilingnya masih bingung dengan kejadian yang ia alami,ia berusaha mengingat-ingat terakhir apa yang dilakukannya,tapi ia seperti tak bisa mengingat apapun.
Dinda mendekati kunci gembok kerangkeng,berusaha mengoyang-goyangkan gembok tapi gembok itu begitu kuat,"aku harus bisa keluar dari tempat terkutuk ini,harus,ya Allah tolong aku ya Allah,"batin Dinda sambil terus berdoa.
Ia melihat kesekelilingnya, berusaha mencari benda untuk membuka gembok,tapi tak satupun benda yang bisa ditemukan,ia mulai menangis kesal dan putus asa,ia mulai berteriak-teriak mengoyangkan kerangkeng dari kayu,marah kesal,lelah dan lapar jadi satu membuat pikirannya kalut.
"Heh!! Lepaskan aku,kalian semua sudah gila,lepaskan aku,"Dinda terus berteriak memaki-maki,suaranya mengema sampai keluar Gua.
Tak berapa lama muncullah satu orang perempuan memakai topeng,"diam,atau aku akan menghajarmu,"ujar perempuan itu.
"Apa yang kalian mau dariku sebenarnya,kalian sudah gila?"Dinda mulai kalap,ia kembali mengoyang-goyangkan kerangkeng sambil terus berteriak dan memaki.
"Diam!!"Orang tersebut memukul kerangkeng dengan keras,perempuan tersebut kesal mendengar teriakan dan makian Dinda.
"Brukhhhh...."
Perempuan itu memukul kerangkeng,ia kemudian mengambil pisau belati dipinggangnya.
Dinda mundur,ia mulai ketakutan melihat perempuan itu mengeluarkan pisau dan membuka gembok,tubuhnya mengigil melihat perempuan itu mendekatinya dan mencengkeram bajunya,ditempelkannya pisau dileher Dinda,darah mengucur terkena sayatan pisau
"Jangan menguji kesabaranku,kalau tuan tidak membutuhkanmu hidup-hidup,kamu sudah aku kuliti dari kemarin,"perempuan itu menekan pisau belati lebih dalam.
"Akhhhhh......"
Dinda kesakitan,darah merembes dari lehernya,ketika perempuan itu hampir hilang kendali,tiba-tiba ada seseorang yang menariknya.
"Gila apa yang kamu lakukan,"seorang lelaki datang,menatap tajam kearah perempuan itu dan memarahinya.
"Aku tidak tahan dengan ocehannya yang membuatku gila,kenapa kita tidak habisi saja dia?"perempuan itu bangun,ia mengambil pisau belati dan keluar dari kerangkeng itu sambil mendengus marah.
Dinda sendiri duduk dipojok ketakutan sambil memegangi lehernya yang terasa perih.
Lelaki yang baru datang menghampirinya,menarik tangan Dinda yang memengangi leher,Dinda memberontak.
"Apa yang kamu lakukan,"Dinda memukuli lelaki itu.
"Diam!!"
"Plak.."
Satu tamparan keras mendarat dipipi Dinda,sehingga membuatnya meringis kesakitan,lelaki itu menempelkan tangannya dileher Dinda,sesaat kemudian luka dilehernya rapat tak berbekas.
Kemudian lelaki itu berdiri dan menatap Dinda dengan tajam,"ingat jangan banyak tingkah,atau dia akan melakukan sesuatu yang tidak bisa kamu bayangkan,"ujar lelaki itu sambil menunjuk pada perempuan yang sedan duduk disebuah kursi sambil mengangkat kakinya dimeja kecil didepannya.
Dinda tidak menjawab,ia hanya diam meraba lehernya,ia heran luka tadi sudah rapat bahkan tidak berbekas,hanya ada bekat darah yang tadi merembes dari lehernya.
Sementara kakeknya Dinda kembali melanjutkan perjalanan,ia mencari arah kearah air terjun,ada sedikit petunjuk yang ia dapat tadi,hari sudah beranjak pagi,sinar matahari mulai menyeruak dari balik rimbunnya pepohonan hutan,kakeknya Dinda mencari jalan kesungai,ia ingat bagaimana ia dan rombongan tim SAR bisa sampai ke air terjun.
Kakeknya Dinda terus menyusuri jalan,dan akhirnya ia sampai disungai dan menyusuri hulu sungai tersebut,tanpa ia sadari sedari tadi sepasang mata terus memperhatikannya dan mengikuti langkahnya.
Ketika kakeknya Dinda sampai disungai,orang yang mengikutinya terlihat sedang komat kamit membaca mantra,dan tak berapa lama terdengar suara desisan dari balik semak-semak dan pepohonan,munculah ular-ular yang sangat banyak menuju ke arah pak Santoso kakeknya Dinda.
"Apa itu!!"kakeknya Dinda terkejut,ia melangkah mundur melihat banyak ular mendatanginya dari arah depan,tapi ketika ia menoleh kesamping dan kebelakang,disana pun sudah banyak ular seperti menanti dan akan menyerangnya.
kembali jadi ke aslinya kakek peot
dr awal aku juga udah curiga sama Dimas...
tengah malam puncak ritual
Dinda di buat telanjang
di depan pemuja setan ?
kabur ketangkep mulu
banyak jiwa Gentayangan
biarpun minim bekal nya
kakek dan Dinda butuh pertolongan secepatnya.
good luck Dani
mudah-mudahan dukunnya hebat aja ini ya ... kekuatan hitam dilawan kekuatan hitam juga... takutnya Dani nih malah meninggoy gimana....
perempuan itu
pemuja setann , sulit sekali di lawan
hutan mnjd angker karna banyak penganut iblis yang bebas melakukan ritual disana
bersekutu dgn ibliss
gaya nya sombong pula ,
tapi ngga tegas ,
pulang saja ,
ibu sama kakeknya juga blm kasih ijin ,